Share

Bab 127

Iman ikut tertawa sedang Hasby yang baru keluar dari ruangan itu menahan senyumnya.

Baru kali ini Mumu mencemburui istrinya. Sudah puluhan tahun sejak mereka menikah. Selama ini Iman yang terkenal dengan kecemburuannya. Mumu selalu cuek pada istrinya. Tapi sekarang?

Setelah menghentikan tawanya Edi berujar,

"Habis ini Aku akan bertemu dengan Ratnaku. Aku sudah rindu berat."

Ratnaku?

Yang lain sontak menepuk jidatnya masing - masing.

Gusti, bagaimana menyadarkbuan manusia satu ini?

"Emang Kita mau ke sana lagi? Makanannya 'kan kurang enak?" berengut Yanah.

"Iya." timpal Iman setuju.

Edi menatap Hasby. Ia mulai cemas.

Hasby mengerti kecemasan Edi. Bagaimanapun Ia tidak ingin mengecewakan adiknya yang satu ini.

"Ya. Nanti Kita ke sana." Edi kembali ceria dan bersemangat.

"Yes!"

Nisa menggelengkan kepalanya. Prihatin.

'Kasihan Bang Edi. Dia kesepian.'

Yanti menarik lengan Nisa.

"Ayok nanti Kita kerjain ondel - ondel itu, Nisa." bisiknya.

"Bagaimana?" Yanti membisikkan sesu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status