Share

Bab 123

Iman mengangguk seraya menepuk kantong celananya.

"Ada. Tadi Bang Hasby sebelum berangkat ngasih Papah uang. Katanya biar Papah semangat nyetirnya." memang Hasby itu sangat murah hati.

"Buat belanja besok aja, Pah." Nisa mulai berhitung.

"Cukup, kok." berapa yang harus dihabiskan, sih? Hanya makan bakso berdua. Mereka semua makan juga masih ada lebihnya.

"Buat bekal Doni?" Nisa ini benar - benar, ya?

"Aman." rungut Iman. Tapi Nisa berpikir lagi.

"Tapi Mamah benaran kenyang, lho." Nisa melihat kekecewaan di mata Iman. Ia ingin jalan berdua dengan istrinya. Makan bakso hanya alasan.

"Gini aja. Mamah temenin Papah makan, ya?"

Iman menjadi tidak bersemangat.

"Mana enak makan sendiri."

Nisa tersenyum. Tangannya mengelus pipi Iman. Ketiga anak mereka menatap dengan hati senang.

"Mamah lagi romantis." bisik Doni.

"Kita bikin romantis," Deni malah bersenandung dengan mulut penuh nasi. Ada yang tersembur keluar.

"Jorok, ih!" Nino menoyor kepala adiknya. Deni dan Doni tertawa.

"Yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status