Aku Terjebak di Keluarga Toxic

Aku Terjebak di Keluarga Toxic

last updateLast Updated : 2023-08-31
By:  HAtiKiSa Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
77Chapters
5.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Perjalanan hidup seorang wanita bernama retha yang ingin mendapatkan kebahagiaan dari keluarga sang suami yang penuh dengan toxic. Berbagai hinaan dan cacian dari keluarga suami sudah menjadi makanan sehari-hari. Meski begitu, tak sedikitpun suaminya mau membelanya karena takut dicap sebagai anak durhaka. Bahkan dia berani bermain hati dengan wanita idaman lain. Akankah retha, bertahan dalam keluarga toxic suaminya? Atau menyerah, dan mencari kebahagiaannya sendiri? Ikuti terus cerita ini ya, Dan jangan lupa dukungannya.

View More

Chapter 1

1. Tajamnya Lidah Mertua

"Nih, jatah uangmu sebulan. Cukup-cukupin jangan boros. " Ibu mertua melemparkan uang ratusan ribu sebanyak lima lembar kepada Rheta yang sedang menyetrika baju para penghuni rumah.

Rheta menaruh setrikaan dan memunguti uang yang di lempar ibu mertuanya, dan memasukkannya ke kantong dasternya.

"Makanya, cari kerja sana. Jangan bisanya cuma menengadahkan tangan meminta gaji suami. Kau pikir suamimu itu mesin pencetak uang apa. "

Rheta hanya diam mendengarkan ocehan ibu mertuanya, yang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Rheta, dan melanjutkan menyetrika.

"Tapi kalau di pikir-pikir kamu bisa kerja apa ya? Lha wong cuma lulusan SMA. Harusnya kamu itu tau diri, kamu itu ga sepadan dengan Danil. Anakku lulusan universitas dan menyandang gelar sarjana. Kamu ga mikir apa, dulu waktu di lamar Danil kenapa kamu mau sih. " Ibu Ayu bersungut-sungut dengan berkacak pinggang.

"Dan lihat lah sekarang, kau cuma jadi benalu di keluarga kami. Bisanya cuma makan tidur dan menengadahkan tangan meminta gaji suami. Dasar menantu tidak tau diri. " Ibu Ayu akhirnya pergi setelah puas menghina dan mencaci Rheta.

Setelah kepergian ibu merutanya Rheta menghembuskan napasnya kasar. Mencoba tetap kuat tiap kali mendapatkan cacian dan hinaan dari mertuanya. Rheta selalu berusaha menahan air mata nya agar tidak keluar di depan ibu mertua, karena tidak ingin terlihat menyedihkan. Jika hati terlalu sakit, menangis pun rasanya sulit. Selama tujuh tahun pernikahannya dengan Danil, Rheta tidak pernah sekalipun mendapatkan perlakuan yang baik dari ibu mertua dan keluarganya.

Walaupun sudah tidak tinggal satu atap sejak dua tahun lalu, tapi tetap saja ibu mertua selalu memVano dan memintanya untuk datang kerumah mertua dan melakukan pekerjaan rumah jika Danil sedang pergi bekerja. Setelah menikah dengan Rheta pekerjaan Danil pun merangkak naik, yang awalnya hanya sales marketing sekarang sudah naik menjadi manager. Membuat Danil sering keluar kota untuk mengurus kantor cabang dan jarang pulang ke rumah. Itu membuat keluarga Danil semakin semena-mena kepada Rheta.

"Ini seperti gaji selama sebulan. Padahal gaji pembantu di luar sana lebih besar dari ini. Aku seperti menantu sekaligus pembantu di rumah keluarga suamiku sendiri. " gumam Rheta meratapi nasibnya.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Rheta berpamitan kepada ibu mertuanya untuk menjemput anaknya pulang sekolah. Saat ini anak Rheta yang bernama Vano sudah duduk di kelas TK B. Rheta selalu berfikir, apakah cukup uang segini untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan mungkin sebentar lagi Vano sudah mau masuk SD dan itu membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk membeli keperluan sekolahnya dan biaya lainnya.

Untungnya Vano adalah anak yang penurut, dia selalu membawa bekal sendiri dari rumah dan sebotol air minum. Jadi sedikit membantu meringankan beban pengeluaran Rheta. Sesampainya di sekolah Vano, Rheta langsung memanggil Vano yang sedang menunggunya di balik pagar sekolah. Vano langsung lari menuju ibunya dan langsung mendapat sambutan pelukan dari Rheta.

"Bu, Vano pengen beli es krim. Tapi jangan yang mahal-mahal deh bu, beli yang dua ribuan aja di abang-abang yang lewat keliling. " kata Vano dalam perjalanan pulangnya.

Mendengar permintaan Vano hati Rheta mencelos, dia sadar selama ini dia jarang sekali membelikan jajanan kepada anaknya itu. Dan mungkin Vano mengerti keadaan Ibunya, jadi dia tidak banyak meminta.

"Vano pengen es krim? " tanya Rheta memastikan.

Vano mengangguk.

"Baiklah, ayo kita beli es krim. " Rheta akhirnya mengajak Vano ke penjual es krim yang mangkal di dekat sekolahan Vano.

Vano terlihat antusias dan sangat bahagia, karena pada akhirnya bisa merasakan es krim.

"Ini enak sekali lho bu. " kata Vano sambil menjilati es krim nya.

Rheta tersenyum menanggapi ucapan anaknya itu.

Sesampainya di rumah Rheta segera membersihkan diri, dan melakukan sholat duhur. Setelah sholat, dilihatnya Vano sedang makan siang dengan lahap. Walau hanya dengan nasi dan tempe, Vano selalu bersyukur hari ini masih bisa makan.

Setelah acara makan siang mereka selesai, Rheta mengajak anaknya untuk tidur siang. Tapi Rheta sendiri tidak dapat memejamkan matanya. Rheta masih terngiang-ngiang ucapan menyakitkan dari ibu mertuanya.

"Aku harus mulai memikirkan diriku sendiri, Aku tidak bisa seperti ini terus. Apalagi uang yang diberikan ibu, semakin hari semakin sedikit. Padahal kalau dipikir-pikir semakin tinggi jabatan mas Danil, gajinya pasti semakin besar. Tapi uang yang diberikan padaku semakin sedikit." Pikir Rheta.

"Aku harus bekerja, dan menghasilkan uang sendiri. Demi masa depan Vano. Nanti sore aku akan pergi ke rumah bu Dian. Mungkin bu Dian bisa memberiku pekerjaan. "

Bu Dian adalah salah satu orang kaya di kampung tempat Rheta mengontrak rumah. Dia adalah seorang janda dengan satu orang anak yang sudah menikah. Dan memiliki beberapa toko pakaian serta butik milik anaknya.

Setelah memikirkan hal itu, akhirnya Rheta bisa memejamkan matanya.

**************

Setelah sore tadi Rheta menemui bu Dian, dan menceritakan keluh kesahnya akhirnya bu Dian mau membantu Rheta untuk bekerja di salah satu toko baju miliknya. Membuat Rheta sangat senang, dan dia memiliki harapan untuk menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

Malam hari, seperti biasa Rheta sedang termenung di ruang tamu di temani Vano yang sedang belajar. Hingga Rheta tidak menyadari kalau suaminya sudah datang.

"Kamu ngapain aja sih, suami pulang bukannya di sambut malah ngelamun ga jelas kayak gitu. " tegur Danil yang tidak suka dengan tingkah istrinya.

"Eh, mas sudah pulang. " Rheta terkejut namun dengan sigap dia langsung mencium punggung tangan suaminya.

"Iya, kenapa kamu melamun? " tanya Danil dengan ketus.

"Enggak apa-apa mas, mas sudah makan? "

"Sudah, tadi aku mampir ke rumah ibu sebentar lalu ditawari makan. Ya, udah sekalian aja makan."

"Oh, ya sudah kalau begitu. "

Rheta terdiam sejenak, dia menimbang-nimbang apakah akan mengatakan sesuatu.

"Mas... " ucapnya ragu.

"Apa... " ketus Danil.

"Mas Danil punya uang lebih ga? Aku tadi cuma diberi ibu uang lima ratus ribu. Aku takut ga cukup untuk kebutuhan satu bulan mas. " ukar Rheta ragu-ragu.

Danil yang mendengar ucapan Rheta langsung menegakkan punggungnya yang sejak tadi bersandar, dan menatap Rheta dengan nyalang.

"Kamu tuh, harusnya bersyukur, ibu masih mau memberimu uang sisa gajiku. Cukup-cukupinlah, toh cuma buat makan kamu dan anakmu itu. aku juga jarang pulang ke rumah kan. " Kata Danil dengan berapi-api.

"Tapi mas, itu belum buat bayar air, listrik dan biaya sekolah Vano.

"Halah, emang dasarnya kamu aja yang ga becus mengatur keuangan. Udah ga kerja Bisanya cuma minta... minta... dan minta. Kalian berdua itu cuma benalu tau ga. " sebuah kalimat pedas dilontarkan Danil.

"Makanya, coba dulu kamu ga minta ngontrak rumah sendiri, kamu pasti ga usah mikirin besok makan apa. Karena semua sudah di handle ibu. " lanjutnya merogoh kantong celana dan mengambil beberapa lembar uang lalu melemparkannya di hadapan Rheta.

Rheta tertegun mendengar tiap kalimat yang dilontarkan Danil dan perlakuannya malam ini pada Rheta. Seperti bukan Danil biasanya.

"Apakah otak mas Danil sudah dicuci dan diracuni ucapan ibu mertua? " pikirnya.

Vano yang melihat ayah dan ibunya bersitegang langsung memeluk ibunya. Dia merasa takut.

"Maafkan ibu, nak. Seharusnya kamu ga melihat hal seperti ini. " ucap Nisa sambil balas memeluk anaknya.

Kemudian dia terdian, menahan segala rasa sesak di dadanya. Dia tidak boleh menangis di hadapan Vano.

"Ya Allah, kalau seperti ini. Aku merindukan kedua orangtuaku di kampung. " batinnya.

"Kenapa diam, mau nangis? Udah di kasih uang juga. Yaaa... memang hanya itu yang bisa kau lakukan, menangis seolah-olah kaulah yang paling tersakiti. Tangisanmu kini tidak akan mempan untuk meluluhkan hatiku, karena aku sudah muak." kata Danil mencemooh.

"Dan sekarang aku tau, kenapa kau mengajakku keluar dari rumah. Itu karena kau tidak mau membantu-bantu di rumah ibu kan. Jadi kamu bisa bermalas-malasan dengan anakmu itu. " Kata Danil semakin menjadi.

" Astaghfirullah hal adzim, fitnah apa lagi yang kau lontarkan padaku mas. Darimana kau dapat pemikiran seperti itu? Asal kau tau mas, tiap hari ibumu selalu memintaku datang ke rumahnya untuk membersihkan rumahnya, menyiapkan makanan, menyetrika semua pakaian bahkan mencucinya juga. Padahal di sana ada mbk Maya dan Dila, dan sekarang kau berkata begitu padaku? " kata Rheta tak percaya.

"Halah, omong kosong. Ibu sendiri yang bilang pada ku, kalau kau kerjanya cuma malas-malasan di rumah ini. Kamu kira aku percaya padamu? big No. "

Danil masih keras kepala dengan semua pendapatnya tentang Rheta. Bahkan dia sudah tidak percaya lagi pada Rheta.

"Okey, akan aku buktikan kalau aku hanya bermalas-malasan. Mulai besok aku tidak akan datang ke rumah ibu lagi, walau ibu menyeret ku. Aku akan diam di rumah dan bermalas-malasan dengan Vano. Saat ini tetaplah pada pendirianmu, hingga kau menyesal suatu hari nanti. " tantang Rheta.

"Ternyata ibu benar, kau adalah wanita tidak tau diri, dan tidak tau di untung." kata Danil masih mencemooh Rheta.

Rheta yang sudah tidak tahan, dia merasa sangat sakit hati dengan tuduhan-tuduhan Danil. Akhirnya mengajak Vano masuk ke dalam kamar dan menidurkannya. Karena tak baik bagi mental anak yang melihat orang tuanya bertengkar di hadapannya.

"Ibu ga papa? " tanya Vano saat mereka sudah berada di atas ranjang.

"Ibu tak apa-apa sayang, sebaiknya Vano segera tidur karena besok Vano harus pergi sekolah. "

"Ibu harus kuat dan bertahan, dan tunggu Vano tumbuh besar. Vano akan melindungi ibu dari orang-orang jahat. " kata Vano mengeratkan pelukannya pada sang Ibu.

Mendengar itu membuat dada Rheta terasa sesak. Rheta sudah bertekad, besok dia akan melakukan apapun untuk bertahan hidup demi dirinya sendiri dan anaknya. Rheta sudah tak peduli lagi dengan ocehan suami dan mertuanya. Hatinya sudah merasa sangat lelah.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Khafidlotun Ni'mah
kak novel yg dijebak suamiku tiba2 kog ga ada
2023-07-18 19:30:55
0
77 Chapters
1. Tajamnya Lidah Mertua
"Nih, jatah uangmu sebulan. Cukup-cukupin jangan boros. " Ibu mertua melemparkan uang ratusan ribu sebanyak lima lembar kepada Rheta yang sedang menyetrika baju para penghuni rumah.Rheta menaruh setrikaan dan memunguti uang yang di lempar ibu mertuanya, dan memasukkannya ke kantong dasternya."Makanya, cari kerja sana. Jangan bisanya cuma menengadahkan tangan meminta gaji suami. Kau pikir suamimu itu mesin pencetak uang apa. "Rheta hanya diam mendengarkan ocehan ibu mertuanya, yang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Rheta, dan melanjutkan menyetrika."Tapi kalau di pikir-pikir kamu bisa kerja apa ya? Lha wong cuma lulusan SMA. Harusnya kamu itu tau diri, kamu itu ga sepadan dengan Danil. Anakku lulusan universitas dan menyandang gelar sarjana. Kamu ga mikir apa, dulu waktu di lamar Danil kenapa kamu mau sih. " Ibu Ayu bersungut-sungut dengan berkacak pinggang."Dan lihat lah sekarang, kau cuma jadi benalu di keluarga kami. Bisanya cuma makan tidur dan menengadahkan tangan memint
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
2. Mencoba Melawan
Pagi harinya Rheta bangun seperti biasa, dia melakukan kegiatan paginya sebagai ibu rumah tangga. Diawali dengan mencuci pakaian, namun ada yang janggal saat mencuci pakaian suaminya. Dia mencium bau asing di pakaian suaminya."Bukan bau parfum mas Danil." gumamnya dan terus mencuci pakaian Danil."Astaghfirullah... apa lagi ini. " Rheta terpekik saat melihat noda lipstik di kerah baju Danil.Namun, Rheta sudah tidak perduli lagi. Dia terus saja mencuci pakaiannya, sekuat tenaga Rheta mencoba untuk tidak peduli namun sekuat apapun dia mencoba namun tetap gagal, dan air matanya mulai turun membasahi pipinya."Sebenarnya apa yang kau lakukan di luar sana mas? " Rheta sudah tidak tahan lagi.Begitu banyak cobaan yang harus dia lalui selama ini, Rheta masih mencoba untuk bertahan. Tapi tidak untuk sebuah penghianatan. Setelah selesai mencuci baju dengan berbagai drama di pikirannya, Rheta mulai memasak untuk suami dan anaknya. Dia masih tidak lupa, walau terluka tapi selama Danil masih me
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
3. Alasan Bekerja
"Noda lipstik di baju Mas Danil itu milik siapa ya? " Rheta tak kuasa menahan gejolak hatinya. Tadi pagi, ia menemukan keganjilan saat mencuci baju-baju Mas Danil.Beberapa hari yang lalu juga, ia sempat menemukan struk pembayaran hotel. Awalnya ia merasa, mungkin saja itu merupakan fasilitas kantor. Namun, lipstik wanita di bajunya? Rheta hanya bisa memendam pertanyaannya dengan perasaan tak menentu."ibu, kita mau kemana?" tanya Vano yang melilhat ibunya berjalan terus melewati rumah mereka."Oh, kita akan ke rumah ibu Dian, Nak? Yang kemarin sore kita kesana?""Oh, Vano pikir ibu lupa jalan pulang, karena ibu terus saja berjalan." Vano terkekeh.Rheta tersenyum mendengarkan anaknya berceloteh. Sekarang hanya Vano harapan Rheta, karena hanya dia yang Rheta miliki saat ini. Rheta hanya akan bertahan untuk anak semata wayangnya ini.Setelah berjalan cukup lama Rheta dan Vano akhirnya sampai di rumah bu Dian. Kedatangan mereka di sambut ibu Dian dengan ramah. Walau tergolong orang kaya
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
4. Hari Pertama Bekerja
Keesokan harinya, Retha bangun pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya agar tidak terlambat untuk datang bekerja. Dilihatnya Vano yang baru bangun tidur dan langsung masuk ke kamar mandi. Retha yang melihat itu tersenyum bangga, anaknya tumbuh menjadi anak yang tidak manja. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Vano dan Retha kini berada di meja makan untuk sarapan dengan menu andalan mereka, yaitu tempe goreng dan telur dadar."Yuk, kita berangkat. Setelah mengantar Vano, ibu akan pergi bekerja. "Vano tersenyum mendengar ibunya yang bersemangat pagi ini."Ibu kerja yang rajin ya, nanti kalau sudah dapat uang beliin Vano mainan. ""Vano mau mainan apa? ""Vano mau mobil-mobilan, bu. ""Ya sudah tunggu ibu dapat uang ya. Nanti ibu belikan mobil-mobilan. "Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah Vano. Setelah menitipkan Vano kepada gurunya, Retha langsung menuju toko yang akan menjadi tempatnya bekerja. Toko masih tutup, mungkin Retha datang terlalu pagi. Jadi dia menun
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
5. Telpon Dari Ibu
Retha pulang ke rumahnya jam lima sore dengan menaiki sepeda yang dipinjamkan oleh bu Dian. Dia benar-benar merasa bersyukur atas apa yang dia dapatkan hari ini. Seorang majikan dan teman-teman yang baik. Dia tidak pernah berfikir sebelumnya kalau semua ini akan terjadi padanya. Sedikit berontaknya dia kepada keluarga suaminya, seolah melepaskan sedikit ikatan yang menjerat lehernya.Setelah menjalankan sholat maghrib, Retha sedang mengajari Aksa mengaji. Hingga deru suara motor milik Danil berhenti di depan rumah. Danil masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam, membuat Retha dan Aksa saling berpandangan dan menghembuskan nafas secara bersamaan."Sudah pulang mas? " Retha menyapa Danil yang dari tadi hanya diam saja."Kamu lihat sendiri kan aku sudah dirumah sekarang. " jawab Danil dengan ketus.Retha tidak menghiraukannya, dia langsung ke dapur dan membuatkan teh untuk Danil. Lalu menghidangkannya di meja."Tumben pulang cepet, kemarin bilang dua hari. " Retha mencoba berbasa bas
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
6. Pulang Kampung
Dua minggu telah berlalu setelah telpon dari ibu Retha di kampung. Retha sudah meminta ijin dari bu Dian untuk cuti kerja selama waktu yang belum di tentukan. Bu Dian pun mengerti, dan mengijinkannya untuk cuti. Bu Dian tidak memecat Retha, karena sejak awal niatnya memperkerjakan Retha adalah untuk membantunya keluar dari masalah keluarganya. Beliau juga tidak akan menambah pegawai di tokonya, karena untuk saat ini cukup dua orang saja yang jaga. Ditambah nanti Retha jika dia sudah datang.Retha telah melakukan perubahan besar di toko selama dua minggu ini, dia memperbaiki pakaian yang sedikit sobek atau ada cacat nya, karena Retha bisa menjahit dan menyulam. Hasil jahitannya pun rapi. Sehingga pakaian-pakaian itu, bisa dijual kembali walau dengan harga murah. Karena itu bu Dian tidak akan menggantikan Retha dengan orang lain. Retha memiliki ketrampilan menjahit di sekolahnya dulu waktu SMK dia mengambil kursus menjahit, sehingga sedikit banyak dia bisa menjahit.Retha juga meminta p
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
7. Warisan
"Utiiii.... " Vano berlari kearah neneknya saat mereka sudah sampai di halaman rumah orangtua Retha. "Eh, cucu uti sudah datang... " bu Hasna menyambut cucunya dengan sangat bahagia, dan langsung memeluk cucu satu-satunya itu. "Kamu sudah datang, nduk? " sapa ibu Hasna ketika melihat anaknya berjalan mendekat. "Iya bu, " Retha langsung mencium tangan renta ibunya. "Ayo masuk. " Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi seperti biasa. Bu Hasna langsung masuk ke dalam dapur untuk mengambilkan anak dan cucunya minum namun dilarang Retha. "Ga usah repot-repot, bu. Nanti kalau haus, aku bisa ambil sendiri. " "Ya wes lek, ngunu. " (Ya udah kalau begitu) "Suamimu mana kok ga ikut? " Bu Hasna yang sejak tadi sudah gatal ingin menanyakan kenapa Danil tidak ikut. "Mas Danil repot bu, jadi ga bisa ambil cuti. kalau hari ini ngantar aku, nanti malem mas Danil harus pulang. Aku kasihan nanti mas Danilnya capek, belum besok harus kerja. " ujar Retha memberi alas
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more
8. Langkah Pertama
Retha kembali ke rumah kontrakannya saat waktu menunjukkan pukul tiga sore. Keadaan rumah tampak sepi, padahal ini akhir pekan. Biasanya Dika ada di rumah, walau hanya untuk tidur seharian. Tapi sekarang, kenapa rumah terlihat sepi banget. Retha membuka pintu dengan kunci cadangan yang dibawanya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Di dalam rumah tampak berantakan, debu di mana-mana dan banyak bungkus makanan yang tidak dibuang di tempatnya. Mungkin bekas makan Dika, yang beli makanan online atau membawa makanan dari luar. Retha menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras. "Apa rumah ini tidak pernah di sapu atau dibersihkan selama kepergianku? " gumam Retha. "Vano... sebaiknya Vano mandi dulu ya? Ibu mau bersih-bersih rumah dulu. " Vano nurut dan langsung melakukan perintah ibunya. Retha mulai membersihkan rumah, mulai dari menyapu dan mengepel lantai. Mengelap meja dan mengumpulkan sampah yang berserakan lalu membuangnya. Setelah berkut
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
9. Mulai Terkuak Bagian 1
Tiga bulan telah berlalu setelah Retha membeli rumah, sekarang Retha sudah tidak bekerja di toko bu Dian. Tapi Retha membuka usaha sendiri di rumah barunya. Tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih nya kepada Bu Dian orang yang sudah membantunya selama ini.Dia mengisi stok tokonya dari toko bu Dian, karena dari sana Retha bisa mendapatkan barang dengan harga grosir, selain mengambil stok di toko lain. Bu Dian sekali lagi dengan senang hati membantu Retha untuk mengembangkan usahanya itu. Dirumah baru Retha itu tidak hanya membuka toko pakaian, tapi juga menjual sembako untuk kebutuhan sehari-hari. Toko pakaian Retha kebanyakan dijual secara online melalui media sosial, sehingga banyak peminatnya. Dirumah baru itu, Retha juga memperkerjakan seseorang untuk membersihkan rumahnya dan membantu pekerjaan Retha. Dan seorang pegawai untuk membantunya menjaga toko atau mengepak barang. Sehingga dia tidak telalu lelah saat bekerja. Masalah rumah tangganya pun tetap sama tidak ada perubah
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more
10. Mulai Terkuak Bagian 2
Di rumah mertua Retha mereka sedang kedatangan seorang tamu, seorang wanita cantik dengan mobil sportnya dan penampilan yang elegan, khas wanita kantoran. "Maaf sebelumnya, apa ini rumah mas Dika? " tanya wanita cantik itu. "Iya benar, kamu siapa ya?" tanya bu Ayu dengan mata berbinar melihat penampilan wanita cantik di depannya. "Kenalkan bu, saya Violet, teman dekatnya mas Dika. " kata Vio mengulurkan tangannya. Uluran tangan Vio disambut bu Ayo dengan senang hati. "Oh, temannya Dika, ayo masuk. Saya ibunya Dika. " akhirnya bu Ayu mengajak wanita bernama Vio itu masuk ke dalam rumah, dan mempersilahkan nya duduk. Violet atau yang biasa di sapa Vio, menyapu pandangan ke seluruh isi rumah. Meneliti setiap sudut rumah itu. 'Lumayan, tapi lebih besar rumah ku' katanya dalam hati. "Ada apa ya? kok tiba-tiba temannya Dika datang kemari? " tanya Bu Ayu ketika mereka sudah duduk. "Ah, tidak ada apa-apa bu, saya cuma main aja. Dan ingin mengenal keluarga mas Dika dari dekat." kata Vi
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status