Share

5. Telpon Dari Ibu

Author: HAtiKiSa
last update Last Updated: 2023-06-21 19:46:04

Retha pulang ke rumahnya jam lima sore dengan menaiki sepeda yang dipinjamkan oleh bu Dian. Dia benar-benar merasa bersyukur atas apa yang dia dapatkan hari ini. Seorang majikan dan teman-teman yang baik. Dia tidak pernah berfikir sebelumnya kalau semua ini akan terjadi padanya. Sedikit berontaknya dia kepada keluarga suaminya, seolah melepaskan sedikit ikatan yang menjerat lehernya.

Setelah menjalankan sholat maghrib, Retha sedang mengajari Aksa mengaji. Hingga deru suara motor milik Danil berhenti di depan rumah. Danil masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam, membuat Retha dan Aksa saling berpandangan dan menghembuskan nafas secara bersamaan.

"Sudah pulang mas? " Retha menyapa Danil yang dari tadi hanya diam saja.

"Kamu lihat sendiri kan aku sudah dirumah sekarang. " jawab Danil dengan ketus.

Retha tidak menghiraukannya, dia langsung ke dapur dan membuatkan teh untuk Danil. Lalu menghidangkannya di meja.

"Tumben pulang cepet, kemarin bilang dua hari. " Retha mencoba berbasa basi dengan suaminya itu.

"Ini semua karena kamu, karena kamu tidak ke rumah ibu. Ibu menerorku selama kerja tadi. " ujar Danil dengan geramnya.

"Hah... aku harus bagaimana? Kamu sama ibu sudah sering menyuruhku kerja, sekarang aku sudah cari kerja salah lagi. Bahkan aku mengajak Aksa kerja lho ,mas. Terus aku harus bagaimana mas? " kata Retha yang sudah merasa kesal dengan pembicaraan ini.

"Entahlah, Sekarang bersiaplah. Kita ke rumah ibu."

Tanpa banyak bicara lagi Retha beranjak dari duduknya dan bersiap kerumah ibu mertuanya, walau sebenarnya dia enggan. Tapi karena suaminya yang meminta akhirnya dia menuruti.

Retha, Danil dan Aksa sudah sampai di rumah bu Ayu, rumah mertua Retha. Mereka duduk di ruang keluarga bersama dengan semua orang yang ada di rumah itu.

"Tumben, ada apa kalian kemari. Biasanya juga kalian kemari sendiri-sendiri. Retha pagi, Danil malamnya. " sapa Bagus kakak Danil.

"Ga ada mas, cuma pengen main aja. " Danil yang menjawab.

Retha hanya diam saja seperti biasa, dia tidak akan menjawab kalau tidak di tanya. Bu Ayu dan Dila juga diam saja sejak tadi, seolah acuh dna tidak peduli dengan kedatangan mereka. Mereka berdua masih merasa kesal, karena Retha tidak datang ke rumah tadi akhirnya mereka berdua yang harus bersih-bersih rumah. Sedangkan Maya entah kemana.

"Ibu kenapa? kok cuek gitu aku datang. " Danil menyapa ibunya yang dari tadi berpaling darinya dan tidak mau melihat wajahnya.

"Males." jawab bu Ayu ketus.

Danil yang tidak bisa melihat ibunya marahpun akhirnya mengeluVanon jurus terakhirnya, agar ibunya itu tidak marah dan cuek lagi padanya.

"Nih bu, Danil ada sedikit rejeki buat ibu. " kata Danil sambil membuka dompetnya.

Benar saja Bu Ayu langsung menoleh ke arah Danil yang sedang menghitung uang di dompetnya. Matanya langsung berbinar melihat lembaran uang merah yang ada ditangan Danil.

"Nih, bu, sejuta buat jajan Tadi Danil dapat bonus dari kantor. " Danil memberikan sepuluh uang ratusan ribu kepada ibunya. Membuat semua orang yang ada di sana menelan ludahnya, tapi tidak dengan Retha dia masih diam dan memasang wajah datar.

Retha menatap datar ke arah suaminya yang memberikan uang secara cuma-cuma kepada ibunya. Tanpa memikirkan perasaannya sedikitpun. Keadaan seperti ini sering Retha lihat, karena rasa sayangnya kepada sang ibu, Danil tidak segan-segan memberikan apapun dan berapapun yang ibunya minta dengan dalih bakti kepada sang ibu.

Berbanding terbalik ketika dirinya yang meminta uang, yang dia dapatkan adalah cacian dan makian terlebih dahulu sebelum mendapat lemparan uang suaminya. Sungguh ini tidak adil bagi Retha yang adalah istrinya sendiri.

"Dik, besok-besok aku pinjam uang dua juta dong buat acara rekreasinya si Harum keponakanmu dua minggu lagi. " kata Bagus yang sudah sadar setelah melihat gepokan uang di dompet adiknya.

"Ya nanti aku transfer aja mas, ini buat pegangan aku soalnya. "

"Oke deh, makasih ya. Bukannya Aksa juga mau rekreasi juga ya, bareng Harum? rekreasi perpisahan sekolah, mereka kan satu sekolah. " kata bagus lagi.

Danil menoleh kearah anak dan istrinya yang dari tadi diam. "Beneran Ret? " tanyanya kemudian.

Retha hanya mengangguk tanpa bersuara sedikitpun.

"Alah, ga usah ikut mending di rumah aja. Kan si Retha baru dapat kerja. Mana mungkin bisa minta libur dia, masa pegawai baru mau langsung minta libur. " Celetuk bu Ayu yang tidak ingin menantunya itu menghabiskan uang anaknya.

"Bener tu, mending ga usah ikut. buang-buang duit aja." sahut Dila yang masih sakit hati dengan Retha.

Retha tak menjawab sepatah katapun apa yang dibicarakan mereka. Toh jawaban nya pasti sama, karena Danil lebih mendengVanon ibunya daripada istrinya. Jadi dia lebih baik diam. Retha juga merasa lebih baik bekerja dari pada bepergian, tapi dia juga memikirkan anaknya. Bagaimana perasaan anaknya, saat yang lain bersenang-senang tapi dirinya malah ikut ibunya kerja. Nanti akan Retha tanyakan apa yang Aksa inginkan.

Mereka masih ngobrol santai di sana tanpa menghiraukan adanya Retha dam anaknya. Terkadang Retha di ajak bicara, tapi itupun kata-kata pedas yang keluar dari mulut mereka. Danil yang mendengar tak sedikitpun ada niatan untuk membelanya atau melarang keluarganya untuk menghinanya. Itu sudah biasa bagi Retha, tapi tidak dengan Aksa. Anak sekecil itu sudah harus mendengVanon ibunya dihina habis-habisan tanpa memikirkan mentalnya.

"Kami pulang dulu, bu, mas. Udah malem. " pamit Danil kepada keluarganya.

"Ya sudah, hati-hati Dik. " kata Bagus sambil menepuk punggung adiknya itu.

"Jangan lupa transferannya ya. " bisiknya di telinga Danil.

"Beres, mas. "

Mereka bertiga akhirnya pulang ke rumah, Danil sudah merasa lega karena ibunya sudah tidak marah lagi. Sore tadi ibunya menelpon lagi, dan mengadu karena kecapean mengurus rumah sendiri. Dan marah pada Danil, karena tidak bisa membujuk Retha untuk membantu di rumahnya. Karena itu malam ini Danil mengajak Retha datang ke rumah ibunya, agar ibunya itu tidak marah lagi padanya.

Sesampainya dirumah, Retha langsung menyuruh Aksa ke kamarnya, agar segera tidur. Karena besok harus sekolah dan tidak kesiangan. Aksa pun menurut perintah ibunya.

Retha juga sudah bersiap dengan baju tidurnya tanpa menghiraukan Danil, dia sudah sangat capek hari ini. Moodnya yang sehari sudah bagus berubah buruk dalam hitungan menit karena hinaan dari keluarga suaminya. Retha kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, tak lama Danil menyusuk.

"Kamu kenapa diam aja dari tadi? " tanya Danil yang akhirnya mau bicara dengannya.

"Ga papa, aku capek. Lagi pula kalau aku bicara memangnya akan ada yang berubah? " jawabnya dengan ketus.

Danil terdiam, dia tau sikap keluarganya sudah keterlaluan kepada Retha. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena takut ibunya akan marah padanya dan mengecap nya sebagai anak durhaka jika membela istrinya. Dan dia tidak mau itu terjadi, dia ingin selalu di cap sebagai anak yang berbakti walau harus mengorbankan perasaan istrinya.

"Retha, aku pengen nih. Udah berapa hari ga di manjain sama kamu. " Danil mencoba membujuk Retha.

Retha bergeming tak menghiraukan ucapan suaminya.

"Dosa lho, kalau nolak suami. " ancam Danil.

Ysha yang mendengar itu, menghembus nafasnya kasar. Lalu dia berbalik dan menatap ke arah Danil. Dia sadar, bagaimanapun pria di sampingnya ini masih suaminya dan dia harus melayaninya sebagsi seorang istri. Akhirnya malam ini Retha melayani Danil walau hanya dengan setengah hati.

Pagi harinya, Retha dan Aksa sudah siap. Mereka akan melakukan kegiatan hari ini seperti biasa. Danil yang melihat senyuman Rethapun ikut tersenyum, karena tidak biasanya Retha tersenyum seperti itu. Mungkin bekerja bisa membuatnya bahagia. pikir Danil.

"Sepeda siapa itu Ret. " tanya Danil yang tidak menyadari kalau ada sepeda di rumahnya.

"Oh, itu sepeda majikanku. Beliau meminjamkannya kepadaku, untuk menjemput Aksa pulang sekolah untuk mempersingkat waktu." kata Retha dengan nada sindiran.

Danil manggut-manggut. "Ya sudah, aku kerja dulu. Ga tau nanti pulang apa enggak. Nunggu perintah dari bos, nanti aku kabari kamu kalau aku ga pulang. "

"Iya, " Retha lalu menyalami punggung tangan Danil.

Setelah Danil pergi, kini giliran Retha dan Aksa yang akan pergi kesekolah dan bekerja.

Di tempat kerja, Retha mendapat telpon dari orangtuanya di kampung.

"Assalamualaikum bu. "

"Waalaikum salam, piye kabarmu nduk? " (gimana kabarmu nak? )

"Alhamdulillah apik bu. ono opo kok tumben eram telpon " (Alhamdulillah baik bu, ada apa tumben

telpon)

Ibu Retha terkekeh mendengar ucapan putrinya itu.

"kowe opo ora muleh to nduk, bapak karo ibu wes kangen iki. " (kamu apa ga pulang, nak. bapak sama ibu sudah kangen. )

"InsyaAllah bu, saiki aku iseh kerjo. Mengko lek wes oleh prei aku tak muleh karo Aksa." (InsyaAllah bu, sekarang aku masih kerja. Nanti kalau sudah bolej libur, aku akan pulang dengan Aksa.)

Ibu Retha mengernyit saat mendengar anaknya sekarang kerja. Ada sedikit kecurigaan di hati ibunya mendengar ucapan Retha tadi.

"Oohh, saiki kowe kerjo to. Ya wes, lek ngunu. Tapi ibu njaluk tulong, lek iso rong minggu engkas usahano kowe iso mulih yo. Bapak onok perlu karo kowe. " (Ooh, sekarang kamu kerja. Ya udah kalau begitu. Tapi ibu minta tolong, dua minggu lagi kamu usahakan untuk pulang. Bapak ada perlu sama kamu. )"

"Ono perlu opo to, bu. Kok koyoke penting eram." (ada perlu apa sebenarnya bu, kok sepertinya penting banget.)

"Iki lho, bapakmu oleh warisan teko mbahmu. Bagi-bagi sawah karo pak lek mu. Trus sawahe pak mu iku kenek proyek perumahan, kate di tuku pemborong. Wes to, mrinio. Mengko lak ngerti dewe, kowe. " (Ini lho, bapakmu dapat warisan dari kakekmu. Bagi-bagi sawah sama pamanmu. Terus sawahnya bapakmu itu kena proyek perumahan, mau dibeli pemborong. Sudahlah, kamu segera kesini. Nanti kamu juga akan mengerti)

"Ya wes bu, aku mengko tak coba ngomong nang juraganku. Tak njaluk prei. " (Ya udah bu, nanti aku akan coba bicara sama majikanku. Aku akan minta cuti.)

"Ya wes lek ngunu, Assalamu'alaikum. " ( ya udah kalau begitu, assalamu'alaikum)

"Wa'alaikum salam. "

Panggilan terputus. Retha mengehela napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Kini dia berpikir, haruskah dia pulang bersama dengan Danil? kalau dia pulang dengan Danil, maka Danil akan tahu kalau selama ini orang tuanya bukanlah orang miskin. orang tuanya memiliki beberapa hektar sawah yang apabila di jual, menghasilkan uang milyaran belum lagi warisan dari kakeknya.

Orang kampung memang terlihat miskin dari luar karena kehidupan mereka yang sederhana. Membangun rumah pun sederhana tidak harus mewah yang penting nyaman untuk berteduh dari teriknya matahari dan derasnya hujan. Tapi dibalik kesederhanaan itu, ada kekayaan yang terbentang luas.

"Dont judge a book by its cover. "

Comments (3)
goodnovel comment avatar
panggabean Monalis
anaknya Vano atau Aksa? bingung bacanya
goodnovel comment avatar
Dhivia Rifki
typo nya banyak banget ampe binun maksude apa....trus koinnya banyak banget
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
typo Thor.. Vano kok jadi Aksa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   6. Pulang Kampung

    Dua minggu telah berlalu setelah telpon dari ibu Retha di kampung. Retha sudah meminta ijin dari bu Dian untuk cuti kerja selama waktu yang belum di tentukan. Bu Dian pun mengerti, dan mengijinkannya untuk cuti. Bu Dian tidak memecat Retha, karena sejak awal niatnya memperkerjakan Retha adalah untuk membantunya keluar dari masalah keluarganya. Beliau juga tidak akan menambah pegawai di tokonya, karena untuk saat ini cukup dua orang saja yang jaga. Ditambah nanti Retha jika dia sudah datang.Retha telah melakukan perubahan besar di toko selama dua minggu ini, dia memperbaiki pakaian yang sedikit sobek atau ada cacat nya, karena Retha bisa menjahit dan menyulam. Hasil jahitannya pun rapi. Sehingga pakaian-pakaian itu, bisa dijual kembali walau dengan harga murah. Karena itu bu Dian tidak akan menggantikan Retha dengan orang lain. Retha memiliki ketrampilan menjahit di sekolahnya dulu waktu SMK dia mengambil kursus menjahit, sehingga sedikit banyak dia bisa menjahit.Retha juga meminta p

    Last Updated : 2023-06-21
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   7. Warisan

    "Utiiii.... " Vano berlari kearah neneknya saat mereka sudah sampai di halaman rumah orangtua Retha. "Eh, cucu uti sudah datang... " bu Hasna menyambut cucunya dengan sangat bahagia, dan langsung memeluk cucu satu-satunya itu. "Kamu sudah datang, nduk? " sapa ibu Hasna ketika melihat anaknya berjalan mendekat. "Iya bu, " Retha langsung mencium tangan renta ibunya. "Ayo masuk. " Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi seperti biasa. Bu Hasna langsung masuk ke dalam dapur untuk mengambilkan anak dan cucunya minum namun dilarang Retha. "Ga usah repot-repot, bu. Nanti kalau haus, aku bisa ambil sendiri. " "Ya wes lek, ngunu. " (Ya udah kalau begitu) "Suamimu mana kok ga ikut? " Bu Hasna yang sejak tadi sudah gatal ingin menanyakan kenapa Danil tidak ikut. "Mas Danil repot bu, jadi ga bisa ambil cuti. kalau hari ini ngantar aku, nanti malem mas Danil harus pulang. Aku kasihan nanti mas Danilnya capek, belum besok harus kerja. " ujar Retha memberi alas

    Last Updated : 2023-06-22
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   8. Langkah Pertama

    Retha kembali ke rumah kontrakannya saat waktu menunjukkan pukul tiga sore. Keadaan rumah tampak sepi, padahal ini akhir pekan. Biasanya Dika ada di rumah, walau hanya untuk tidur seharian. Tapi sekarang, kenapa rumah terlihat sepi banget. Retha membuka pintu dengan kunci cadangan yang dibawanya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. Di dalam rumah tampak berantakan, debu di mana-mana dan banyak bungkus makanan yang tidak dibuang di tempatnya. Mungkin bekas makan Dika, yang beli makanan online atau membawa makanan dari luar. Retha menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras. "Apa rumah ini tidak pernah di sapu atau dibersihkan selama kepergianku? " gumam Retha. "Vano... sebaiknya Vano mandi dulu ya? Ibu mau bersih-bersih rumah dulu. " Vano nurut dan langsung melakukan perintah ibunya. Retha mulai membersihkan rumah, mulai dari menyapu dan mengepel lantai. Mengelap meja dan mengumpulkan sampah yang berserakan lalu membuangnya. Setelah berkut

    Last Updated : 2023-06-23
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   9. Mulai Terkuak Bagian 1

    Tiga bulan telah berlalu setelah Retha membeli rumah, sekarang Retha sudah tidak bekerja di toko bu Dian. Tapi Retha membuka usaha sendiri di rumah barunya. Tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih nya kepada Bu Dian orang yang sudah membantunya selama ini.Dia mengisi stok tokonya dari toko bu Dian, karena dari sana Retha bisa mendapatkan barang dengan harga grosir, selain mengambil stok di toko lain. Bu Dian sekali lagi dengan senang hati membantu Retha untuk mengembangkan usahanya itu. Dirumah baru Retha itu tidak hanya membuka toko pakaian, tapi juga menjual sembako untuk kebutuhan sehari-hari. Toko pakaian Retha kebanyakan dijual secara online melalui media sosial, sehingga banyak peminatnya. Dirumah baru itu, Retha juga memperkerjakan seseorang untuk membersihkan rumahnya dan membantu pekerjaan Retha. Dan seorang pegawai untuk membantunya menjaga toko atau mengepak barang. Sehingga dia tidak telalu lelah saat bekerja. Masalah rumah tangganya pun tetap sama tidak ada perubah

    Last Updated : 2023-06-24
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   10. Mulai Terkuak Bagian 2

    Di rumah mertua Retha mereka sedang kedatangan seorang tamu, seorang wanita cantik dengan mobil sportnya dan penampilan yang elegan, khas wanita kantoran. "Maaf sebelumnya, apa ini rumah mas Dika? " tanya wanita cantik itu. "Iya benar, kamu siapa ya?" tanya bu Ayu dengan mata berbinar melihat penampilan wanita cantik di depannya. "Kenalkan bu, saya Violet, teman dekatnya mas Dika. " kata Vio mengulurkan tangannya. Uluran tangan Vio disambut bu Ayo dengan senang hati. "Oh, temannya Dika, ayo masuk. Saya ibunya Dika. " akhirnya bu Ayu mengajak wanita bernama Vio itu masuk ke dalam rumah, dan mempersilahkan nya duduk. Violet atau yang biasa di sapa Vio, menyapu pandangan ke seluruh isi rumah. Meneliti setiap sudut rumah itu. 'Lumayan, tapi lebih besar rumah ku' katanya dalam hati. "Ada apa ya? kok tiba-tiba temannya Dika datang kemari? " tanya Bu Ayu ketika mereka sudah duduk. "Ah, tidak ada apa-apa bu, saya cuma main aja. Dan ingin mengenal keluarga mas Dika dari dekat." kata Vi

    Last Updated : 2023-06-25
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   11. Alasan Menikahi Retha

    "Apakah dia selingkuhanmu mas? " tanya Retha to the point, tanpa basa-basi lagi. Danil gelagapan mendapat pertanyaan tak terduga dari Retha, dia tidak menyangka kalau Retha akan bertanya seperti itu. "Apa maksudmu, Retha. Kau menuduhku berselingkuh? " ucapan Danil meninggi untuk menutupi kegugupan nya. "Aku tidak menuduh, tapi aku bisa melihat gelagat kalian berdua. Lagipula, tadi Dila bilang. Kalau wanita itu lebih pantas menjadi istrimu dari pada aku. " kata Retha tak kalah meninggi. Danil terdiam, tak bisa menjawab lagi. Retha benar-benar sudah berubah, dan bisa membantah semua ucapannya. "Kenapa, benVanon ucapanku? kalau wanita itu selingkuhanmu. " tanya Retha lagi karena tidak mendapat jawaban dari Danil. "Pantas kau jarang pulang ke rumah. Ternyata kau punya simpanan lain di luar sana. " "Tutup mulutmu Retha. " Danil sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi, dia hampir saja menampar Retha. "Kenapa tidak kau teruskan, ayo pukul aku. Agar aku bisa melakukan visum, dan men

    Last Updated : 2023-06-26
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   12. Talak

    Retha sudah sampai di rumahnya sendiri, setelah mengantar Aksa ke sekolah. Dia Bersiap-siap kerja untuk hari ini walau hatinya tidak baik-baik saja. Lagipula sudah ada bi sumi dan Lusi yang membantunya. Toko sembako sudah dibuka dan yang menjaga adalah bi sumi, Lusi di minta Retha untuk mengepak barang pesanan yang masuk. "Mbak, kelihatannya hari ini ga semangat. " tanya Lusi saat melihat keadaan Retha yang tidak baik-baik saja. "Iya nih, Lus. Agak ga enak badan aku. " jawab Retha sekenanya. padahal yang ga enak adalah hatinya. "Istirahat aja mbk, ini biar aku yang urus. " "Enggak deh lus, kalau dibuat diem malah ga enak. Mbak minta tolong kamu jemput Aksa aja nanti ya?" pinta Retha. "Oke deh mbak. " Mereka masih meneruskan acara mengepak barang pesanan karena nanti siang akan ada kurir yang akan datang untuk mengambil paket yang akan Danirim. "Assalamu'alaikum.... " Terdengar ucapan salam dari luar pagar rumah Retha. "Coba kamu lihat siapa yang datang Lus. " Lusi keluar untu

    Last Updated : 2023-06-27
  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   13. Pergi Dari Rumah

    Retha memeluk anaknya dengan sangat erat, sambil terus menggumamkan kata maaf kepadanya. "Maafin mama, nak. Maafin mama. " Mereka berdua saling berpelukan dan menangis pilu. Lalu kata-kata Aksa akhirnya membuyVanon tangisan Retha. "Bu, Aksa ngantuk. ayo tidur, " Mendengar itu Retha langsung melepaskan pelukannya, dan menuntun Aksa ke kamar. Dia sendiri pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, Lalu mulai menidurkan Aksa. Retha sendiri tidak bisa tidur malam ini. Pipinya masih terasa panas bekas tamparan dari Danil. Dia lalu mematut diri di depan cermin, dan melihat cap lima jari di pipinya. Segera dia mengambil ponsel dan memotret pipinya yang merah karena tamparan Danil. Retha lalu membereskan baju-baju miliknya dan milik Aksa. Dia tidak akan menunggu waktu lebih lama lagi untuk tinggal di sini, di rumah yang selalu menorehkan luka, dan sekarang perpisahan. Di rumah Bu Ayu. Keluarga Danil saat ini sedang berkumpul di ruang tamu, dan membicarakan kejadian yang baru saja ter

    Last Updated : 2023-06-28

Latest chapter

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   77. Hasil Tes DNA

    Satu minggu telah berlalu sejak kepergian Dila, Agus bahkan sudah mencarinya kemana-mana. Tapi tidak juga ketemu, menyesal, iya. Karena dia tidak bisa menjaga seseorang yang mungkin saja sedang mengandung anaknya. Agus bahkan sudah mencarinya ke rumah orang tua Dila tapi tidak juga ketemu. Ibunya sendiri tidak tau dimana anaknya itu berada.Panggilan telpon masuk membuyarkan lamunan Agus tentang Dila yang sudah menghilang selama beberapa hari. Dia melihat nomor siapa yang sudah menghubungi nya. Dan ternyata yang menghubunginya adalah pihak rumah sakit. Agus langsung mengangkat panggilan telpon itu."Hallo selamat siang. '" Siang Pak, kami dari pihak rumah sakit meminta anda untuk segera ke rumah sakit kami. Untuk mengetahui hasil tes yang anda minta. "Mendengar itu mata agus terbelalak, ia bahkan sudah melupakan tes DNA itu."Baik saya akan segera kesana. ' jawab Agus dengan wajah tegang dan segera menuju rumah sakit.Hari ini dia benar-be

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   76. Bertemu Danil 2

    "Dila... " lirih Danil.Dila yang berjalan menunduk tanpa melihat kedepan pun tidak tau kalau ada Danil di depannya.Hingga dia terus berjalan danBruk...Tubuh Dila menabrak tubuh seseorang didepannya."Maaf." ucap Dila, lalu dia mendongakkan kepala dan melihat sosok orang yang ditabraknya. Matanya membulat saat melihat siapa yang sudah dia tabrak."M... mas Danil. Kenapa ada disini? " Dila terkejut dengan adanya Danil di hadapannya."Dila... kamu juga kenapa disini?" tanya Danil pura-pura tidak tau."A.. A.. ku... "Pintu pagar terbuka, dan Abhi keluar."Ada apa Danil? " Abhi memulai sandiwaranya."Tuan Abhi, saya mau menyerahkan berkas ini kepada anda. " ujar Danil dengan menyerahkan sebuah map kepada Abhi."Oh, ya... Terima Danil. Apa kau mau masuk? ""Ti.. tidak usah tuan, saya harus bicara dengan adik saya. "Kening Abhi mengernyit melihat Dila yang tertunduk. "Jadi dia adikmu? "D

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   75. Bertemu Danil

    Hari ini, Dila kembali menemui Retha di rumahnya. Dia ingin membicarakan masalah tempat tinggalnya. Meski ragu, takut dan malu tapi dia harus melakukannya. Karena bagaimanapun dia membutuhkan tempat tinggal saat ini. Untuknya dan untuk anak didalam kandungnya.Setelah melihat mobil Abhi keluar dari pekarangan rumahnya, Dila segera memanggil Retha yang masih berada di depan rumahnya."Mbak."Retha yang merasa dipanggil pun segera menoleh, dan dilihatnya Dila yang berdiri di depan pagar. Ada rasa iba dihatinya saat melihat keadaan Dila. Andai saja dulu Dila tidak jahat padanya, mungkin saja Retha tidak akan bersikap tega seperti ini."Ada apa? masuklah. " Retha mengatakannya dengan nada dingin. Dia tidak ingin terlalu memberi hati kepada orang-orang yang sudah menyakitinya dulu.Dila masuk dengan wajah tertunduk malu. dan menghampiri Retha. lalu duduk berhadapan dengannya."Ada apa, ?" tanya Retha dengan nada datar."Tentang semalam, ap

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   74. Meminta Maaf

    "Dila... "Sebuah suara yang sangat Dila kenal itu menyapanya. Dila langsung menoleh ke asal suara."Mbak Maya? " ucap Dila dengan tergagap."Kamu lagi ngapain disini. " tanya Maya yang melihat wajah sendu mantan adik iparnya itu.Dila mencoba tersenyum dengan pVano. "Nggak apa-apa mbak, aku hanya sedang jalan-jalan. " ujar Dila berbohong."Mbak Maya sedang apa di sini? " tanya Dila balik."Aku sedang menemani Arum jalan-jalan dan bermain. " kata Maya sambil menunjuk Arum yang sedang bermain.Dila tersenyum melihat keponakannnya sedang berlarian mengejar gelembung sabun.Tiba-tiba perut Dila berbunyi, dan Tanpa sengaja Maya langsung melihat ke arah perut Dila. Matanya terbelalak saat melihat perut Dila yang membesar."Ya Ampun Dila. Ini Apa? " pekiknya dengan suara lirih."Kamu hamil? " tanya lagi.Dan dijawab Dila dengan anggukan."Apa kamu sudah menikah. " tanya Maya lagi degan berbisik.Dan

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   73. Dila Kabur

    Agus berlari mencari Dila, dimana dia di rawat dan mendapat tindakan medis. Hingga seseorang menunjukkan ruang operasi, dan dia segera bergegas kesana. Agus akan merasa bersalah jika sampai teejadi apa-apa pada bayi dalam kandungan Dila. Apalagi jika itu anaknya.Beberapa dokter akan masuk ke ruang operasi bersama dokter yang memeriksa kandungan Dila tadi. Dan dia tampak heran karena ada Agus disana."Dokter, tolong selamatkan Dila dan anaknya. " pinta Agus kepada para dokter."Kami akan berusaha yang terbaik tuan, permisi. " beberapa dokter dan perawat itu segera masuk keruangan operasi dan melakuakan tindakan kepada Dila."Kasihan keadaannya sampai seperti ini. " kata seorang dokter yang menatap kasihan kepada Dila."Dia baru saja periksa di tempatku, dokter. Dan dia tampak bahagia saat mendengar bayinya kembar .Tapi kita bertemu lagi dalam keadaan seperti ini. "Semua orang di sana menghembuskan nafas nya setelah mendengar penuturan salah

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   72. Ketahuan

    "Apa papa dan mama akan tetap sayang sama Vano kalau kalian punya adik bayi? " tanya Vano dengan wajah sendu kepada kedua orang tuanya."Tentu saja sayang, mama akan tetap sayang sama Vano. Vano kan juga anak mama, kenapa Vano tanya seperti itu? ""Nggak apa-apa ma, Vano hanya takut mama sama papa nggak sayang Vano lagi setelah punya adik bayi. "Abhi lalu mengangkat Vano dan mendudukkan dipangkuannya."Apa boleh papa jelasin porsi kasih sayang antara Vano dengan adik bayi? " tanya Abhi hati-hati sebelum bicara. Karena dia tau Vano memiliki sisi sensitif jika membicarakan masalah kasih sayang.Vano mengangguk."Vano... nanti jika perhatian mama kepada adik lebih banyak dibandingkan kepada Vano, Vano tidak boleh merasa kesal atau bilang kalau mama dan papa pilih kasih atau apapun yang Vano pikirkan. ""Kenapa pa? ""Karena adik bayi membutuhkan banyak perhatian dari mama. Adik bayi kan masih kecil, belum bisa apa-apa. Bisanya cu

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   71. Kabar Bahagia

    "Bagaimana keadaan istri saya dokter. " tanya Abhi saat melihat seorang dokter keluar dari ruang tindakan."Maaf tuan, saya tidak bisa memastikan. Tapi jika dilihat dari gejalanya sepertinya istri anda sedang hamil. Sebaiknya anda memeriksakannya langsung ke dokter kandungan untuk memastikan. " dokter memberitahu hasil pemeriksaannya."Apa? Hamil? " Abhi merasakan sangat terkejut mendengar apa yang di katakan dokter barusan.Dokter mengangguk untuk memastikan kabar yang ia sampaikan.Keterkejutan Abhi berubah menjadi senyum bahagia yang terpancar di bibirnya."Dokter apa boleh saya menemui istri saya? ""Silahkan, tuan. Setelah cairan infusnya habis anda bisa membawa istri anda memeriksakan diri ke dokter kandungan. " ujar dokter lali ia pergi meninggalkan Abhi yang akan menemui istrinya.Abhi masuk ke ruangan dengan senyuman penuh dibibirnya. Ia menatap Retha yang masih terbaring dengan penuh haru, Abhi langsung berhambur memeluk ist

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   70. Hamil

    Setelah kepergian ketiga orang tidak tau diri itu, Abhi dan semua orang kembali masuk ke dalam rumah. Setelah sebelumnya Danu mengunci pagar. Retha segera ke dapur dan mengambil kan air dingin untuk meredakan amarah suaminya."Minum dulu mas. " Retha menyodorkan minuman itu kepada suaminya."Terima kasih. " Abhi langsung menegak habis minuman yang diberikan istrinya itu."Maafkan aku, aku sangat marah tadi. " ujar Abhi kepada semua orang."Nggak apa-apa mas. Kami mengerti. ""Tentu saja, mas Abhi marah. Kalau rumahnya dibuat seenaknya sendiri sama orang lain, apalagi mereka hanya seorang pembantu yang di tugaskan membantu dan menjaga rumah ini. Eh, malah dibuat kayak rumah sendiri. Emang dasar pembantu nggak ada akhlak. " Jihan masih saja mengomel karena ulah pembantu kakaknya itu."Memangnya sudan berapa lama, mas Abhi nggak mengunjungi rumah ini? " tanya Retha."Ya terakhir kesini, sebelum kenal kamu. Setelah kenal dan deket sama ka

  • Aku Terjebak di Keluarga Toxic   69. Pembantu Ngelunjak

    Akhir pekan ini Abhi mengajak keluarga kecilnya untuk pergi ke rumah impianAbhi, termasuk Jihan dan Danu yang ikut serta. Urusan pekerjaan di rumah, Retha serahkan kepada Lusi orang kepercayaannya. Jadi Retha tidak akan di pusingkan dengan pekerjaan jika dia sedang pergi dengan keluarganya.Abhi ingin keluarga kecilnya tau, rumahnya yang dia bangun setahun terakhir ini dan akan menjadi rumah masa depan keluarga mereka kelak. Satu jam perjalanan mereka tempuh, untuk sampai ke rumah impian Abhi. Letaknya memang jauh dari perkotaan karena Abhi menginginkan suasana yang tenang dan nyaman."Nah, Kita sampai. " ucap Abhi saat mobilnya memasuki rumah yang besar dengan halaman yang luas."Waahhhh, gede banget rumahnya pa. " Vano terkagum-kagum melihat penampakan rumah papanya itu.Abhi hanya tersenyum mendengar celetukan Vano. Dia membantu Danu membawa barang bawaan yang mereka bawa. Rencananya mereka akan menginap dua hari disana."Siapa yang jaga rumah d

DMCA.com Protection Status