Gairah Terlarang Sahabat Suamiku

Gairah Terlarang Sahabat Suamiku

last updateLast Updated : 2025-04-23
By:  Otty AUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
115Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sandra adalah wanita berusia 29 tahun. Dia sudah menikah dengan Rayhan dan memiliki dua orang anak. Namun suaminya yang tempramental, membuat Sandra sering merasa depresi. "Luka yang tertoreh pada tubuh akan segera sembuh. Namun luka yang ada di dalam hati, bahkan waktu pun belum tentu dapat menyembuhkannya." Hingga suatu ketika, Sandra bertemu dengan Arya, partner bisnis suaminya. Arya diam diam memberikan perhatian lebih kepada Sandra. Pertemuan pertama mereka sudah membuat Sandra terkesan pada Arya. Apakah Sandra akan jatuh ke dalam pelukan Arya? Apakah rumah tangga Sandra dan Rayhan mampu bertahan dari kemelut orang ketiga?

View More

Chapter 1

Pandangan Pertama

"Dandan yang cantik. Kamu harus tampil sempurna hari ini. Aku ingin mengenalkanmu kepada temanku," ucap Rayhan sambil menoleh ke arah istrinya.

"Bukankah kita akan pergi ke danau, untuk bersantai bersama anak - anak?" tanya Sandra keheranan.

Rayhan menggelengkan kepala. 

"Tidak, kita akan mampir sebentar ke rumah temanku. Setelah dari sana, baru kita bisa pergi ke danau."

"Tapi Mas, aku malu. Untuk apa aku berkenalan dengan temanmu?" bantah perempuan berparas cantik tersebut.

"Kamu selalu mengajak aku berdebat! Dan membuatku marah! Aku hanya ingin mengenalkanmu saja, kepada temanku! Biar dia tahu, kalau aku memiliki istri yang cantik di rumah!" Rayhan bicara dengan nada meninggi.

"Memamerkan istrimu sendiri?" gerutu Sandra.

"Aku ini istrimu Mas, tapi kamu memperlakukan aku seperti barang yang dapat dibayar dengan selembar uang." Sandra bicara dalam hatinya.

Sandra menghela nafas panjang. Ia melanjutkan berdandan dan mewarnai bibirnya.

Selesai bersiap, mereka sekeluarga berangkat ke rumah Arya. Sepanjang perjalanan Sandra dan Rayhan tidak saling bicara. Hanya sesekali terdengar suara kedua anak mereka, sedang bersenda gurau.

Di rumah Arya, ia sendiri yang menyiapkan beberapa macam makanan untuk menjamu Rayhan dan keluarganya.

Arya adalah seorang duda, tampan, mapan dan terkenal royal. Umurnya 37 tahun, 3 tahun lebih tua dari Rayhan.

Di rumah, ia hanya tinggal sendirian saja. Jadi semua kegiatan membersihkan rumah, ataupun memasak ia lakukan sendiri.

"Ting! Tong!"

Suara bel pintu berbunyi. Arya bergegas membukakan pintu.

"Hai apa kabar? Ayo silahkan masuk."

"Aku menunggu di mobil saja ya." Sandra enggan turun dari mobil.

Rayhan tak menjawab, ia hanya melotot kepada istrinya. Sandra yang paham, kalau Rayhan tidak sependapat dengannya, hanya mampu mengikutinya dari belakang.

"Ayo mari silahkan duduk. Maaf rumah saya, masih kurang rapi. Maklum duda merana jadi ya beginilah," gurau Arya, disambut gelak tawa bebarengan oleh kedua sahabat itu.

"Ya makanya, ayo segera menikah! Enak ada yang menemani di rumah. Ada yang ngurus rumah juga," ujar Rayhan sambil melirik ke arah Sandra.

"Oh iya, kenalin ini istri aku!" Rayhan memperkenalkan Sandra kepada sahabatnya.

"Sandra!"

"Arya!"

Mereka berdua bersalaman. Dan saling memandang cukup lama.

"Mau aku buatkan teh hangat atau apa?" Arya bertanya kepada Sandra.

"Terserah saja Mas," jawab Sandra sembari tersenyum manis.

"Semua wanita itu istimewa dengan kata terserahnya. Karena terserah bisa berarti banyak hal berbeda."

Kata - kata Arya, membuat Sandra tersipu-sipu.

"Aku akan buatkan teh manis dengan sedikit es dan sentuhan Bungan mawar di atasnya, ya? Dan untuk anak anak, aku sudah siapkan ice cream coklat." Arya melanjutkan kalimatnya.

Sandra hanya mengangguk seraya tersenyum.

Wajah Sandra yang penuh senyuman, membuat Rayhan kesal.

"Kamu kenapa sih? Senyum senyum terus. Kamu salah tingkah ya?"

"Apa sih Mas? Salah tingkah seperti apa? Teman kamu menawarkan aku minum. Apa aku harus cemberut, saat ia bertanya padaku?" Sandra mengelak.

Tak butuh waktu lama, Arya kembali dengan membawa banyak makanan dan minuman.

"Wah banyak sekali yang dibawa ke sini?" tanya Rayhan.

"Banyak? Ah nggak lah, ini hanya sedikit. Cemilan untuk anak anak. Dan untuk kita bertiga."

"Saat ada sesuatu yang istimewa menghampiri, jangan abaikan ataupun di sia - siakan. Sebab kesempatan kedua, mungkin saja tidak akan ada lagi," ucap Arya sembari menyodorkan segelas teh mawar kepada Sandra.

"Terima kasih," ucap Sandra.

Jari jemari mereka yang tak sengaja bersentuhan, membuat kedua orang tersebut seperti merasa tersengat listrik. Keduanya menundukkan wajah dengan pipi yang memerah.

"Pa, lihat itu! Ana menumpahkan es nya. Bajunya kotor!" Levin memegang tangan Sang Ayah.

Rayhan mengambil tissue dan langsung membersihkan baju putrinya yang kotor.

"Arya, aku pinjam toilet sebentar," ucap Rayhan.

"Tentu saja. Letak toilet ada di ujung kamar pertama sebelah kanan. Sebentar aku siapkan handuk," jawab Arya penuh perhatian.

"Ma, Levin lapar Ma, Om Arya nggak ada mie goreng atau nasi goreng gitu?" Si kecil berbisik.

"Nanti saja kita makan di luar. Om Arya sibuk. Jangan membuatnya bertambah sibuk," jawab Sandra kepada anak sulungnya.

Arya yang mendengar ini, langsung menawarkan mereka untuk makan siang.

"Sebentar ya Levin. Om Arya sudah siapkan makan siang, untuk kita semua."

Sandra melirik tajam ke arah putra sulungnya.

"Levin jangan minta macam - macam."

Arya dan Sandra sering mencuri pandang. Saat mereka saling menatap, keduanya tersipu malu. Di mata Arya, Sandra adalah wanita yang sangat cantik.

"Kecantikan tidak hanya bicara tentang penampilan fisik tapi juga tentang hati dan perilaku. Kesederhanaan Sandra sungguh mempesona." Arya bicara dalam hati.

"Akhirnya selesai. Tapi tertinggal warna coklat di baju Ana." Rayhan menggendong Ana berjalan menuju tempat Arya dan Sandra duduk.

"Tidak masalah Mas, besok biar aku cuci menggunakan pemutih," jawab Sandra.

"Ah iya benar. Besok cuci baju itu dengan pemutih pasti nodanya menghilang." Arya ikut bicara.

"Kecuali luka di dalam hati, meninggalkan bekas yang entah kapan akan menghilang," gumam Sandra dalam hati.

"Ya sudah.. Ayo kita makan siang bersama."

"Makan siang? Siapa yang memasak?" tanya Rayhan dengan nada mengejek.

"Aku membelinya di warung depan rumah. Rasanya mantap kok."

"Tapi jika dibandingkan dengan masakan rumahmu mungkin rasanya sedikit berbeda." Arya meneruskan kata katanya.

"Ah tentu saja. Istriku pandai memasak. Dia membuat menu yang berbeda setiap harinya. Kami tak pernah makan di luar. Karena itu boros," ucap Rayhan dengan bangganya.

"Jika istrimu sakit? Apakah ia akan tetap memasak untuk kalian?" Arya penasaran.

 "Ya itu kan sudah kewajibannya. Awas saja jika dia berani membantah." Rayhan menjawab dengan wajah serius.

"Kewajiban wanita itu mendidik anak anaknya untuk memastikan akhlak dan perilaku setiap anaknya baik dimata dunia dan Sang Pencipta," celetuk Arya.

"Kalau hanya soal makan, beli juga bisa." Arya bicara lagi.

Jawaban Arya membuat Rayhan geram.

"Ya terserah akulah. Sandra itu kan istriku."

Sandra yang merasa tidak enak hati, mencoba mencairkan suasana yang tampak memanas.

"Sudah - sudah jadi makan atau mau berdebat? Itu lihat lalatnya mulai makan lebih dulu." 

Mereka bertiga menuju ke ruang makan diikuti oleh Levin dan Ana

Levin mengambil ayam goreng kesukaannya. Sedangkan Rayhan makan sambil menyuapi putrinya.

"Biar aku saja yang menyuapi Ana," ucap Sandra.

"Tidak! Kamu makan saja. Biar aku yang menyuapi putriku."

Meskipun tempramental dan suka memukuli istrinya, Rayhan adalah sosok Ayah yang penyayang bagi kedua anaknya. Wajahnya tampan namun garang, ia angkuh dan senang memerintah. Itulah watak Rayhan yang membuat Sandra tidak nyaman menyandang status sebagai 'Nyonya Sandra Rayhan Wijaya'.

Rayhan menyodorkan tissue kepada istrinya.

"Untuk apa Mas?" 

"Pipimu kotor. Makan dengan hati hati."

Sandra mengambil tissue yang diberikan oleh suaminya dan segera membersihkan pipinya yang kotor.

Namun apa yang dilakukan oleh Sandra, malah membuat noda makanan makin melebar ke mana mana.

Secara reflek, Arya mengambil tissue bersih lain dan langsung membantu Sandra membersihkan wajahnya.

Rayhan melotot hingga kedua bola matanya hampir keluar dari tempatnya melihat apa yang dilakukan Arya pada istrinya.

"Mas, apa yang kamu lakukan?" Sandra gemetaran. Ia takut suaminya memukulnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Lee
Karyanya bagus bagus
2024-03-09 19:30:38
1
115 Chapters
Pandangan Pertama
"Dandan yang cantik. Kamu harus tampil sempurna hari ini. Aku ingin mengenalkanmu kepada temanku," ucap Rayhan sambil menoleh ke arah istrinya."Bukankah kita akan pergi ke danau, untuk bersantai bersama anak - anak?" tanya Sandra keheranan.Rayhan menggelengkan kepala. "Tidak, kita akan mampir sebentar ke rumah temanku. Setelah dari sana, baru kita bisa pergi ke danau.""Tapi Mas, aku malu. Untuk apa aku berkenalan dengan temanmu?" bantah perempuan berparas cantik tersebut."Kamu selalu mengajak aku berdebat! Dan membuatku marah! Aku hanya ingin mengenalkanmu saja, kepada temanku! Biar dia tahu, kalau aku memiliki istri yang cantik di rumah!" Rayhan bicara dengan nada meninggi."Memamerkan istrimu sendiri?" gerutu Sandra."Aku ini istrimu Mas, tapi kamu memperlakukan aku seperti barang yang dapat dibayar dengan selembar uang." Sandra bicara dalam hatinya.Sandra menghela nafas panjang. Ia melanjutkan berdandan dan mewarnai bibirnya.Selesai bersiap, mereka sekeluarga berangkat ke ru
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
Ulang Tahun Pernikahan Kelam
Rayhan memegangi tangan Arya. Ia mencengkeram tangan sahabatnya dengan erat sembari menatap dalam."Jauhkan tanganmu dari wajah istriku!" Rayhan memberikan peringatan tegas."Aku hanya membantunya saja. Kalau kau memang peduli, harusnya kau yang membantunya!" sahut Arya.Arya kembali duduk. Rayhan dan Arya sama sama terlihat mengatur nafas mereka agar tak tersulut emosi. Makan siang kembali dilanjutkan. Arya mencoba sebaik mungkin untuk mencairkan suasana yang sempat memanas.*****Setelah selesai berkunjung dan makan siang bersama di rumah Arya, Rayhan dan keluarganya melanjutkan perjalanan menuju ke Danau Blue Bell.Sandra duduk di samping Rayhan yang memegang kendali mobil. Netranya memandang jauh ke depan.Ia terhanyut dalam lamunannya sendiri, sepanjang perjalanan. Bayangan Arya mulai muncul dalam benaknya. Bagaimana mereka berkenalan dan cara Arya menawarkan minum, membuat wanita ini terkesan.Raut wajahnya yang cantik, mengembangkan senyum. Hal ini tak sengaja dilihat oleh Rayh
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
Tamu Istimewa
"Masuk ke kamar. Lupakan yang kau lihat barusan. Papa menyayangimu!" Rayhan memeluk Levin.Meskipun begitu, jantung Levin masih berdegup kencang. Bocah kecil itu masih ketakutan melihat kondisi Ibunya yang tak baik. Levin masuk ke dalam kamar. Lalu menarik selimut dan bersembunyi di dalamnya. Rayhan juga masuk ke kamar. Ia melirik Sandra yang sudah memejamkan mata. *****Keesokan paginya, anak anak bangun lebih dulu. Mereka berlarian mengelilingi ruang tamu. Sandra keluar dari kamar. Wanita itu tersenyum melihat tingkah kedua anaknya."Mama baru bangun ya?" tanya Ana."Ya sayang. Mama akan mandi sebentar lalu membuat sarapan untuk kalian." Sandra kembali masuk ke dalam kamar.Saat ia menoleh ke arah tempat tidur, ternyata suaminya juga sudah bangun."Apa kah kau masih sakit?" Rayhan bertanya.Sandra menatap kosong ke arah jendela kamar, tanpa menjawab sepatah katapun."Kau tahu sifatku. Tapi kau tetap melakukan kesalahan. Ini semua salahmu sendiri. Bukan salahku." Seperti biasanya,
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
Bulan Madu Kelabu
Rayhan duduk di dalam kamarnya. Mukanya pucat pasi, degup jantungnya terasa makin kencang ketika teringat istri dan anak anaknya menaiki perahu bersama pria lain.Kepalan tangan Rayhan meninju lemari kaca."Prang!"Suaranya kencang sekali hingga membuat tangannya terluka dan berdarah. Ia kembali memukul meja di dekatnya. Melemparkan seluruh barang yang ada di kamar. Kertakan giginya terdengar, urat urat tipis yang ada di dahinya keluar."Apa - apaan ini! Aaarrrrrggghhh!" pekik Rayhan."Awas kau Sandra. Malam nanti aku akan membuatmu menyesal," ucap Rayhan pelan, ia menyeringai dengan tatapan penuh amarah.****Di atas perahu, Sandra yang mulai resah menatap kosong ke arah Danau. Ia hafal betul dengan sikap Rayhan yang pemarah."Rayhan pasti marah denganku," ucap Sandra.Arya menoleh ke arahnya. "Kenapa dia harus marah? Dia kan yang menyuruh kita berangkat duluan.""Dia teman yang baik sekaligus ayah yang baik. Aku melihatnya begitu mencintai anak anaknya." Arya mencoba menenangkan."P
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
Berpaling
Suara berisik membuat Sandra berlari masuk ke dalam kamarnya. Untungnya saat ia masuk ke dalam kamar, Rayhan sudah tertidur.Keesokan paginya, Sandra menyiapkan sarapan di atas meja. Menata makanan dengan apik agar saat semua anggota keluarga bangun, makanan sudah siap santap. Mbok Sukra juga membantu sejak pagi.Diam - diam, Arya mengamati Sandra dari kejauhan. Irama jantungnya berdegup kencang."Kenapa selalu seperti ini, saat menatap istri sahabatku? Gelora rasa yang tak biasa. Ia seperti permata, kilauannya saja mampu menggetarkan dada. Apa jadinya jika permata seperti dirinya, menjadi bagian dari hidupku?""Apa - apaan pikiranku! Pagi ini setelah sarapan, aku harus mengirimkan laporan instalasi menara." Arya bicara sambil menepuk dahinya sendiri.Arya berjalan mendekati Sandra dan menyapanya."Hai selamat pagi! Bagaimana tidurmu semalam?" Arya tersenyum menatap wanita pujaannya.Sandra tidak menjawab. Ia menatap nanar kearah Arya."Ada apa?"Belum sempat Arya melanjutkan pertanya
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
Pria Lain Yang Romantis
Sandra yang refleks memeluk Arya, segera melepaskan pelukannya. Pipinya memerah, ia jadi salah tingkah."Maaf, aku tidak seharusnya melakukan ini."Jari telunjuk Arya menyentuh bibir Sandra dengan lembut."Ssstt! Jangan katakan apapun. Aku mencintaimu. Aku mencoba berkali kali menepis perasaan ini. Tapi aku tidak bisa."Austin berlutut di depan Sandra. Ia mengulurkan tangannya, mirip seperti seseorang yang akan melamar kekasihnya."Aku ingin ada dalam hidupmu. Biarkan aku menjadi bagian dari hatimu. Apa kau mengizinkannya?"Sandra jadi membeku. Ia tak menyangka, jika Arya akan meminta hal seperti ini."Kenapa diam? Jangan palingkan wajahmu. Aku di sini menunggu jawabanmu."Sandra masih saja diam. Ia merasa dilema. Namun, ia tak bisa menyangkal, jika dirinya merasa nyaman di dekat lelaki itu."Kenapa kau ciptakan sekat di antara kita?Seakan kau tahu, jika sekat itu dilepas, air bukan hanya akan mengalir deras tapi mampu merobohkan dinding bendungan yang ada." Arya melanjutkan ucapannya.
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more
Kamar Panas Teman Suami
Rayhan melepaskan tangan Sandra. Ia membuang wajahnya. Terlihat raut wajahnya yang kesal tapi ia berusaha untuk menahan emosi."Begitu banyak bunga 1 gerobak penuh. Untuk apa bunga bunga itu dibawa ke sini?" Rayhan bertanya sembari menatap sinis ke arah bunga bunga itu."Yang pasti, untuk ditanam. Tidak mungkin untuk kita makan. Karena kita bukan kambing." Arya mencoba untuk mencairkan suasana yang sempat memanas.Rayhan yang mendengar jawaban tersebut, tersenyum kecil."Konyol sekali jawabanmu itu!" Mereka menata bunga di seluruh penjuru taman yang ada di Villa. Kakek penjual bunga juga sudah berpamitan pulang. Hanya ada mereka bertiga di taman.Rayhan mendekati Sandra, mencoba menyentuh lengan istrinya. Tapi sebelum berhasil disentuh, Sandra pergi menghindari suaminya."Maaf aku permisi dulu. Aku ingin mandi. Badanku terasa kotor." Sandra bicara kepada dua lelaki di depannya."Tentu." Arya dan Rayhan, menjawa
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
Surga Dunia
"Siapa yang mengetuk pintu?" Sandra bicara pelan. Arya hanya menggelengkan kepalanya. Pria itu merapikan rambutnya dan juga pakaiannya. Ia meminta Sandra untuk melakukan hal yang sama."Kenakan pakaianmu dan bersembunyilah di dalam kamar mandi!" Sandra dengan gugup meraih pakaiannya dan bersembunyi ke dalam kamar mandi. Sementara itu, Arya membuka pintu kamar dengan perlahan.Ia menghembuskan nafas lega ketika melihat Mbok Sukra yang berdiri di depan kamar."Mbok Sukra? Ada apa ke sini, malam malam?" "Saya ke sini mau antar makanan. Saya tadi nggak sengaja lihat waktu makan malam, kok Pak Arya nggak ikut makan. Jadi saya siapkan makanan." "Oh begitu. Terima kasih. Saya terima makanannya." Arya mengambil nampan yang dibawa oleh Mbok Sukra.Perempuan tua itu secara sekilas menangkap pemandangan yang ada di dalam kamar. Ia melihat ada nampan yang berisi banyak makanan di meja dekat tempat tidur Arya."
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
Ketahuan Saat Berciuman
"Ta tadi di luar hujan. Aku bermain air hujan sebentar." Sandra berbohong."Hujan?" Rayhan mengerutkan keningnya. Sementara Sandra bergegas menuju ke kamar mandi, sebelum suaminya memberikan pertanyaan lebih banyak lagi.Sesampainya di dalam kamar mandi, Sandra merendam dan membasuh tubuhnya. Ia mengingat moment dimana dirinya dan Arya bercumbu untuk pertama kali."Hal gila apa yang sudah aku lakukan tadi? Kenapa rasanya begitu tak terlupakan. Biasanya aku akan kesakitan setelah olahraga malam. Tapi kali ini, aku malah menikmati." Sandra bicara sendirian.Saat sedang asyik mandi, pintu kamar mandi dibuka oleh sang suami. Rayhan menatap aneh ke arah tubuh istrinya yang tanpa busana."Kau bermain air hujan di tengah malam seperti ini? Kenapa?" Rayhan memberikan pertanyaan lagi."A aku merasa gerah mas. Dan beberapa artikel mengatakan, bermain air hujan dapat menghilangkan stress." Sandra beralasan."Kau merasa stres? Kenap
last updateLast Updated : 2024-03-04
Read more
Dilema Berat
"Mbok Sukra, ada apa Mbok?" tanya Arya dengan suara terbata."Nggak Pak. Saya cuma mau bilang, kalau Pak Rayhan melupakan jam tangannya. Tadi saat sarapan, ia melepaskan jam tangannya di atas meja makan." Mbok Sukra menyerahkan jam tangan milik Rayhan kepada Sandra.Sandra menerima jam tangan itu. Tapi ia masih memegangi tangan Mbok Sukra."Mbok, tolong ikut saya sebentar." Sandra meminta Mbok Sukra masuk ke dalam kamar. Ia akan mengobrol empat mata dengan wanita tua itu. Arya segera pergi dari sana. "Ada apa Non?" Mbok Sukra bertanya dengan nada gemetar namun sorot matanya menatap tajam."Mbok tadi lihat apa yang saya lakukan dengan Arya kan?"Mbok Sukra terdiam. Ia tak berani menjawab ya ataupun tidak."Mbok! Saya mohon, jangan katakan apapun pada Rayhan." Sandra mengatupkan kedua tangannya."Saya tidak berani mengadu Non. Saya sadar betul kalau saya hanya orang miskin. Mana berani saya mencampuri kehidupan o
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status