Share

Tamu Istimewa

Penulis: Otty A
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-19 18:14:11

"Masuk ke kamar. Lupakan yang kau lihat barusan. Papa menyayangimu!" Rayhan memeluk Levin.

Meskipun begitu, jantung Levin masih berdegup kencang. Bocah kecil itu masih ketakutan melihat kondisi Ibunya yang tak baik.

Levin masuk ke dalam kamar. Lalu menarik selimut dan bersembunyi di dalamnya. Rayhan juga masuk ke kamar. Ia melirik Sandra yang sudah memejamkan mata.

*****

Keesokan paginya, anak anak bangun lebih dulu. Mereka berlarian mengelilingi ruang tamu. Sandra keluar dari kamar. Wanita itu tersenyum melihat tingkah kedua anaknya.

"Mama baru bangun ya?" tanya Ana.

"Ya sayang. Mama akan mandi sebentar lalu membuat sarapan untuk kalian." Sandra kembali masuk ke dalam kamar.

Saat ia menoleh ke arah tempat tidur, ternyata suaminya juga sudah bangun.

"Apa kah kau masih sakit?" Rayhan bertanya.

Sandra menatap kosong ke arah jendela kamar, tanpa menjawab sepatah katapun.

"Kau tahu sifatku. Tapi kau tetap melakukan kesalahan. Ini semua salahmu sendiri. Bukan salahku." Seperti biasanya, Rayhan membela dirinya sendiri.

"Kring...! Kring...!" Suara handphone Rayhan berbunyi.

"Ya! Halo! Tinggal 20 meter lagi. Benar. Di sekeliling Villa ada pohon Pinus. Apa kau sudah sampai?"

"Aku sudah sampai di depan," jawab seorang lelaki dari sebrang telepon sembari mematikan sambungan telepon.

"Cepatlah pergi mandi. Dandan dengan cantik. Wajahmu terlihat kumal. Cepat sana!" Rayhan meminta sang istri untuk membersihkan diri.

Rayhan beranjak dari tempat tidurnya , ia keluar dari kamar. Langkah kakinya begitu cepat menuju ke arah pintu utama villa.

"Ceklek!" Rayhan membuka pintu.

"Kau sudah di sini! Ayo masuk."

"Aku harap kau tak marah kepadaku karena hal kemarin."

"Hal kemarin apa? Aku sudah melupakan semuanya!" seru Rayhan.

"Baguslah kalau begitu."

"Kau duduk di sini. Aku akan mandi sebentar! Jangan sungkan. Anggap saja rumah sendiri!" Rayhan masuk ke dalam kamar lain untuk mandi.

Begitulah percakapan kedua sahabat, yang sudah berkawan semenjak duduk di bangku perkuliahan.

*****

Usai mandi, Rayhan langsung meminta Sandra untuk membuatkan kopi.

"Sayang! Tolong buatkan kopi 2 cangkir. Atau kalau kamu malas suruh Mbok Sukra yang buatkan." Rayhan berteriak kepada istrinya dari ruang tamu.

"Ray, nggak perlu repot. Aku buat sendiri juga bisa."

"Halah repot apaan?! Gunanya istri kalau bukan untuk disuruh begitu lalu untuk apa?" Rayhan menjawab dengan ketus.

"Ray, mana anak anak? Aku belikan cemilan dan es krim kesukaan mereka."

"Mereka main di dalam kamar. Sini biar aku simpan di freezer."

Rayhan berjalan ke arah dapur sembari membawa bungkusan berisi cemilan dari kawannya. Ia berpapasan dengan istrinya yang sedang membawa nampan.

"Ada makanan apa di meja?" tanya Rayhan.

"Sudah siap semuanya mas, nasi ataupun lauknya," jawab Sandra pelan.

Sandra melanjutkan langkahnya menuju tempat dimana teman suaminya sedang duduk. Alangkah kagetnya Sandra, saat melihat ternyata yang datang ke Villa itu adalah Arya.

Tangannya gemetar memegang nampan. Wajahnya merona. Ketika mereka berdua saling memandang, keduanya menjadi salah tingkah.

"Sandra! Hai apa kabarmu?"

"Aku baik," jawab Sandra dengan wajah penuh senyuman.

Mereka berdua saling menatap dan tersenyum.

"Aku belikan coklat untukmu, terimalah...."

"Eh... Tapi..."

Belum sempat Sandra menyelesaikan kata - katanya, Rayhan datang ke ruang tamu.

"Ambil saja! Sudah capek-capek Arya bawa, mau kamu tolak?!" Rayhan menyela pembicaraan.

Sandra menerima coklat dan langsung pergi menuju ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Sandra melihat coklat pemberian Arya.

"Dia memperhatikan aku terlalu berlebih-lebihan, ataukah aku yang terlalu mendalam memikirkan Arya?"

"Perasaan apakah ini? Cinta? Kagum? Atau hanya pelampiasan diriku saja yang kurang kehangatan seorang pria?"

"Hentikan pikiran yang tidak sepantasnya ini. Lebih baik aku ke ruang makan, menyiapkan makan siang." Sandra beranjak dari tempat tidurnya menuju ke dapur.

Sandra menyiapkan sebakul nasi putih hangat, sepiring penuh ikan goreng dan semangkuk sayur sup, dibantu oleh Mbok Sukra.

Mbok Sukra adalah asisten rumah tangga yang ada di villa. Ia juga lah yang membantu tamu villa, untuk berbelanja.

Semua bahan makanan dibeli dari warga sekitar. Ikan yang merupakan hasil tangkapan warga dari Danau Blue Bell dan sayuran dibeli dari salah satu kebun milik warga.

Semua orang sudah siap di meja makan, Arya diam - diam memandangi Sandra.

"Wanita itu adalah makhluk yang sangat indah. Ia bagaikan malaikat pelindung untuk keluarganya." Arya bicara dalam hati.

"Jika pertemuan ini tak memiliki arti, seharusnya tidak akan tumbuh rasa menggelitik di dalam dada."

"Apa - apaan ini? Kenapa aku terus memikirkan istri dari sahabatku?"

"Bro! Eh! Kok bengong? Apa yang kamu pikirkan?" ucap Rayhan seraya menggoncang bahu temannya.

"Cantik," jawab Arya lirih.

"Apa?" Rayhan bertanya karena suara Arya tak begitu terdengar olehnya.

"Makanannya tampak lezat." Arya mengelak mencoba menutupi jawaban spontannya tadi.

Mereka semua menghabiskan waktu siang, bersama. Sesekali kedua sahabat itu bernostalgia semasa duduk di bangku kuliah.

"Pa... Ayo naik perahu!" rengek Levin.

"Sore saja ya."

"Tapi Pa... Langit sudah mendung. Kalau sore hujan lagi, pasti batal naik perahu." Levin mulai merajuk, bibirnya meruncing maju ke depan.

"Ya ya ayo berangkat sekarang! "

"Hore!" Anak anak berteriak.

"Ayo Ma. Ayo Om. Kita berangkat."

Levin menarik tangan Sang Ibu seraya menoleh kearah Arya.

Mereka berjalan bersama. Seperti biasa, Ana meminta digendong oleh Ayahnya.

"Bip...! Bip...!" Handphone Rayhan bergetar. Ada sebuah pesan singkat masuk.

"Selamat siang. Ray, ini Doni. Ampun...! Sulit sekali menemukan nomor handphonemu! Aku ada ikan Zebra Pleco, sesuai pesananmu kemarin."

Rayhan senang sekali, ikan hias pesanannya sudah siap dibeli. Ia langsung menelepon balik.

"Tut! Tut!"

"Hallo! Don... Serius sudah ada ikan pesananku?"

"Iya serius."

"Kamu dimana sekarang? Susah sekali mencari nomormu. Giliran dapat nomormu, malah susah dihubungi."

"Iya sorry... Bro! Saya lagi di luar kota. Family time. Ngomong - ngomong berapa harga ikan itu?"

"Murah 7 juta saja."

"Apa 7 juta? Pasaran harga hanya 3 jutaan kok yang ini mahal! Kamu jualan motor apa jualan ikan?" Rayhan berteriak kaget sembari menurunkan Ana dari gendongan.

Rayhan meneruskan bercakap dengan temannya melalui handphone. Sementara Ana merengek minta digendong.

Melihat Ana yang merengek, Arya tidak tega. Ia langsung menggendong tubuh mungil yang berdiri di hadapannya.

"Sudah sama Om saja ya. Papa sedang sibuk." Arya menenangkan Abel.

Levin meraih tangan Arya dan Sandra secara bersamaan.

"Ayo Ma. Kalau nunggu Papa pasti lama."

"Tunggu dulu. Nanti Papa marah." Sandra tak serta Merta menuruti permintaan Levin.

"Mama, kok nunggu sih? Papa suka lama kalau angkat telepon. Mumpung belum hujan."

Mendengar anak anaknya yang terus merengek, Rayhan menyuruh mereka berempat berangkat lebih dulu.

"Jangan ribut. Malu dilihat banyak orang! Kalian berangkatlah berempat. Arya aku titip anak anak ya. Selesai kesepakatan harga ikan, aku akan menyusul," ucap Rayhan.

Arya berjalan di depan bersama Ana dan juga Levin. Sandra mengikuti dari belakang dengan ragu.

"Om, ada yang jual layangan. Lihat!" Levin menunjuk ke arah layangan yang sedang diterbangkan oleh penjualnya.

"Levin mau? Ayo beli!"

Levin mengangguk dan berteriak. "Asik!" Anak kecil itu tersenyum sambil bertepuk tangan.

"Jangan merepotkan Om Arya," ujar Sandra kepada putranya.

"Apa yang merepotkan? Mereka bahagia, begitu juga denganku." Arya menyahut dengan senyuman.

"Ana sini ikut Mama. Biar Mama yang menggendongmu. "

Namun Ana tak menjawab. Karena tengah asyik mengamati sekeliling. Banyak penjual makanan. Ada yang menawarkan buah, sayur mayur, ikan dan juga bunga.

"Sudahlah Sandra. Ana merasa nyaman dalam gendonganku. Ayo kita segera menyewa kapal, anak anak sudah tak sabar ingin mengelilingi danau," ucap Arya.

"Situasi apakah ini ? Kenapa perasaan di dalam hati menggoda diriku? Apa aku jatuh hati kepada teman suamiku?"

"Kelak waktu yang akan menjawab semua pertanyaan penuh keraguan ini. Setiap pertemuan pasti memiliki makna di dalamnya." Sandra bicara kepada dirinya sendiri.

Mereka kemudian menyewa sebuah kapal. Melihat pemandangan danau penuh kabut dari dekat. Cuaca berubah dingin, sesekali petir menyambar. Terdapat keramba ikan milik warga di kanan kiri danau. Banyak pohon Cemara dan Pinus di tepiannya.

Saat asik mereka melihat pemandangan, terlihat Rayhan dari kejauhan melambaikan tangan.

" Papa! Kami jalan jalan dulu." Levin berteriak.

"Papa! Tunggu sebentar ya." Ana ikut berbicara.

Sandra menoleh ke arah Rayhan. Sementara Rayhan menatap Sandra dengan tajam.

"Gawat! Mas Rayhan pasti akan memarahiku karena tidak menunggunya naik perahu." Sandra ketakutan. Pikirannya jadi tidak tenang.

Bab terkait

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Bulan Madu Kelabu

    Rayhan duduk di dalam kamarnya. Mukanya pucat pasi, degup jantungnya terasa makin kencang ketika teringat istri dan anak anaknya menaiki perahu bersama pria lain.Kepalan tangan Rayhan meninju lemari kaca."Prang!"Suaranya kencang sekali hingga membuat tangannya terluka dan berdarah. Ia kembali memukul meja di dekatnya. Melemparkan seluruh barang yang ada di kamar. Kertakan giginya terdengar, urat urat tipis yang ada di dahinya keluar."Apa - apaan ini! Aaarrrrrggghhh!" pekik Rayhan."Awas kau Sandra. Malam nanti aku akan membuatmu menyesal," ucap Rayhan pelan, ia menyeringai dengan tatapan penuh amarah.****Di atas perahu, Sandra yang mulai resah menatap kosong ke arah Danau. Ia hafal betul dengan sikap Rayhan yang pemarah."Rayhan pasti marah denganku," ucap Sandra.Arya menoleh ke arahnya. "Kenapa dia harus marah? Dia kan yang menyuruh kita berangkat duluan.""Dia teman yang baik sekaligus ayah yang baik. Aku melihatnya begitu mencintai anak anaknya." Arya mencoba menenangkan."P

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Berpaling

    Suara berisik membuat Sandra berlari masuk ke dalam kamarnya. Untungnya saat ia masuk ke dalam kamar, Rayhan sudah tertidur.Keesokan paginya, Sandra menyiapkan sarapan di atas meja. Menata makanan dengan apik agar saat semua anggota keluarga bangun, makanan sudah siap santap. Mbok Sukra juga membantu sejak pagi.Diam - diam, Arya mengamati Sandra dari kejauhan. Irama jantungnya berdegup kencang."Kenapa selalu seperti ini, saat menatap istri sahabatku? Gelora rasa yang tak biasa. Ia seperti permata, kilauannya saja mampu menggetarkan dada. Apa jadinya jika permata seperti dirinya, menjadi bagian dari hidupku?""Apa - apaan pikiranku! Pagi ini setelah sarapan, aku harus mengirimkan laporan instalasi menara." Arya bicara sambil menepuk dahinya sendiri.Arya berjalan mendekati Sandra dan menyapanya."Hai selamat pagi! Bagaimana tidurmu semalam?" Arya tersenyum menatap wanita pujaannya.Sandra tidak menjawab. Ia menatap nanar kearah Arya."Ada apa?"Belum sempat Arya melanjutkan pertanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Pria Lain Yang Romantis

    Sandra yang refleks memeluk Arya, segera melepaskan pelukannya. Pipinya memerah, ia jadi salah tingkah."Maaf, aku tidak seharusnya melakukan ini."Jari telunjuk Arya menyentuh bibir Sandra dengan lembut."Ssstt! Jangan katakan apapun. Aku mencintaimu. Aku mencoba berkali kali menepis perasaan ini. Tapi aku tidak bisa."Austin berlutut di depan Sandra. Ia mengulurkan tangannya, mirip seperti seseorang yang akan melamar kekasihnya."Aku ingin ada dalam hidupmu. Biarkan aku menjadi bagian dari hatimu. Apa kau mengizinkannya?"Sandra jadi membeku. Ia tak menyangka, jika Arya akan meminta hal seperti ini."Kenapa diam? Jangan palingkan wajahmu. Aku di sini menunggu jawabanmu."Sandra masih saja diam. Ia merasa dilema. Namun, ia tak bisa menyangkal, jika dirinya merasa nyaman di dekat lelaki itu."Kenapa kau ciptakan sekat di antara kita?Seakan kau tahu, jika sekat itu dilepas, air bukan hanya akan mengalir deras tapi mampu merobohkan dinding bendungan yang ada." Arya melanjutkan ucapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Kamar Panas Teman Suami

    Rayhan melepaskan tangan Sandra. Ia membuang wajahnya. Terlihat raut wajahnya yang kesal tapi ia berusaha untuk menahan emosi."Begitu banyak bunga 1 gerobak penuh. Untuk apa bunga bunga itu dibawa ke sini?" Rayhan bertanya sembari menatap sinis ke arah bunga bunga itu."Yang pasti, untuk ditanam. Tidak mungkin untuk kita makan. Karena kita bukan kambing." Arya mencoba untuk mencairkan suasana yang sempat memanas.Rayhan yang mendengar jawaban tersebut, tersenyum kecil."Konyol sekali jawabanmu itu!" Mereka menata bunga di seluruh penjuru taman yang ada di Villa. Kakek penjual bunga juga sudah berpamitan pulang. Hanya ada mereka bertiga di taman.Rayhan mendekati Sandra, mencoba menyentuh lengan istrinya. Tapi sebelum berhasil disentuh, Sandra pergi menghindari suaminya."Maaf aku permisi dulu. Aku ingin mandi. Badanku terasa kotor." Sandra bicara kepada dua lelaki di depannya."Tentu." Arya dan Rayhan, menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Surga Dunia

    "Siapa yang mengetuk pintu?" Sandra bicara pelan. Arya hanya menggelengkan kepalanya. Pria itu merapikan rambutnya dan juga pakaiannya. Ia meminta Sandra untuk melakukan hal yang sama."Kenakan pakaianmu dan bersembunyilah di dalam kamar mandi!" Sandra dengan gugup meraih pakaiannya dan bersembunyi ke dalam kamar mandi. Sementara itu, Arya membuka pintu kamar dengan perlahan.Ia menghembuskan nafas lega ketika melihat Mbok Sukra yang berdiri di depan kamar."Mbok Sukra? Ada apa ke sini, malam malam?" "Saya ke sini mau antar makanan. Saya tadi nggak sengaja lihat waktu makan malam, kok Pak Arya nggak ikut makan. Jadi saya siapkan makanan." "Oh begitu. Terima kasih. Saya terima makanannya." Arya mengambil nampan yang dibawa oleh Mbok Sukra.Perempuan tua itu secara sekilas menangkap pemandangan yang ada di dalam kamar. Ia melihat ada nampan yang berisi banyak makanan di meja dekat tempat tidur Arya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Ketahuan Saat Berciuman

    "Ta tadi di luar hujan. Aku bermain air hujan sebentar." Sandra berbohong."Hujan?" Rayhan mengerutkan keningnya. Sementara Sandra bergegas menuju ke kamar mandi, sebelum suaminya memberikan pertanyaan lebih banyak lagi.Sesampainya di dalam kamar mandi, Sandra merendam dan membasuh tubuhnya. Ia mengingat moment dimana dirinya dan Arya bercumbu untuk pertama kali."Hal gila apa yang sudah aku lakukan tadi? Kenapa rasanya begitu tak terlupakan. Biasanya aku akan kesakitan setelah olahraga malam. Tapi kali ini, aku malah menikmati." Sandra bicara sendirian.Saat sedang asyik mandi, pintu kamar mandi dibuka oleh sang suami. Rayhan menatap aneh ke arah tubuh istrinya yang tanpa busana."Kau bermain air hujan di tengah malam seperti ini? Kenapa?" Rayhan memberikan pertanyaan lagi."A aku merasa gerah mas. Dan beberapa artikel mengatakan, bermain air hujan dapat menghilangkan stress." Sandra beralasan."Kau merasa stres? Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Dilema Berat

    "Mbok Sukra, ada apa Mbok?" tanya Arya dengan suara terbata."Nggak Pak. Saya cuma mau bilang, kalau Pak Rayhan melupakan jam tangannya. Tadi saat sarapan, ia melepaskan jam tangannya di atas meja makan." Mbok Sukra menyerahkan jam tangan milik Rayhan kepada Sandra.Sandra menerima jam tangan itu. Tapi ia masih memegangi tangan Mbok Sukra."Mbok, tolong ikut saya sebentar." Sandra meminta Mbok Sukra masuk ke dalam kamar. Ia akan mengobrol empat mata dengan wanita tua itu. Arya segera pergi dari sana. "Ada apa Non?" Mbok Sukra bertanya dengan nada gemetar namun sorot matanya menatap tajam."Mbok tadi lihat apa yang saya lakukan dengan Arya kan?"Mbok Sukra terdiam. Ia tak berani menjawab ya ataupun tidak."Mbok! Saya mohon, jangan katakan apapun pada Rayhan." Sandra mengatupkan kedua tangannya."Saya tidak berani mengadu Non. Saya sadar betul kalau saya hanya orang miskin. Mana berani saya mencampuri kehidupan o

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Berusaha Mengambil Hati

    Arya menyodorkan selembar tissue kepada Sandra."Kenapa hal sederhana seperti ini saja sampai membuatmu menitikkan air mata? Kita akan ke rumah Ibumu. Jika Rayhan marah, aku yang akan menghadapinya!" seru Arya dengan nada tegas.Akhirnya mereka semua menuju ke Desa Sawahan. Letaknya di balik Bukit Duri yang mengelilingi Danau Blue Bell. Jarak tempuh yang diperlukan hanya sekitar satu jam saja.Tak perlu waktu lama, mereka pun tiba di Desa Sawahan. Di kanan dan kiri jalan, banyak terdapat kebun warga setempat, yang ditanami jagung dan juga bawang.Sungai kecil di pinggir sawah, banyak ditumbuhi bunga Marigold. Terlihat cantik dan asri khas suasana alam pedesaan.Mobil berhenti tepat di depan rumah berbentuk joglo. Mereka sampai di rumah Ibu. Mobil Arya terparkir tepat di halaman rumah yang penuh dengan gabah. Gabah gabah itu sedang melalui tahap pengeringan, menggunakan sinar matahari. Terhampar lepas di halaman rumah beralaskan kain mota

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05

Bab terbaru

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Pengakuan Cinta

    Arya berjalan ke ruang monitoring, seorang karyawan mengantarnya hingga masuk ke dalam ruangan."Tolong perlihatkan rekaman CCTV yang ada di depan ruangan saya!" ucap Arya kepada seorang karyawan."Baik Pak!" "Pak Amri, tolong perlihatkan rekaman sepuluh menit sebelum saya ke sini," titah Arya lagi sembari melihat ID Card yang menempel pada seragam karyawannya tersebut."Siap Pak. Ini Pak," ucap Amri."Mundurkan lima menit lagi." "Siap Pak!" Amri langsung memainkan ketrampilan nya dalam hal monitoring."Cukup Pak Amri!" seru Arya."Ada wanita di depan ruanganku. Sedang membungkuk di depan pintu. Apa yang ia lakukan? Siapa dia?" Arya memicingkan kedua matanya."Ini Pak, wajah wanita itu. Sudah saya perbesar," ucap Amri."Wulan?" Arya kaget. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat."Gani, tolong pergi ke resepsionis tanyakan apa ada tamu untukku bernama Wulan?!" titah Arya kepada sala

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Ketahuan Lagi Enak Enak

    Aryo dan Ayahnya saling memandang kemudian masuk bersamaan ke dalam rumah. Ternyata Rayhan sedang marah kepada office boy tersebut."Dasar kau bodoh sekali! Siapa yang kemarin menerimamu bekerja di kantor?!" Rayhan berteriak dengan mata melotot, wajahnya juga tampak menegang."PLaaK!"Rayhan menampar wajah office boy tersebut dengan sangat kencang, hingga yang menyaksikan ikut merasa takut."Ono opo toh?!" tanya Pak Karso, pelan.Rayhan tidak menjawab, dia hanya menatap tajam ke arah office boy."Siapa namamu?" tanya Rayhan."Rudi, Pak. Maaf Pak, saya tidak bermaksud apa - apa." "Cukup! Saya tidak mau mendengar ucapan atau penjelasan apapun darimu! Bereskan itu dan segera pergi dari sini! Atau kamu mau saya pecat mulai besok pagi?!" teriak Rayhan lagi.Suasana menjadi canggung. Rayhan terlihat marah, ia melihat sepintas seluruh rumah Aryo kemudian berpamitan."Pak Karso dan Aryo, saya ke kanto

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Ingatan Masa Lalu Aryo

    "Wes lah Pak, sudah jangan di sesali. Saya sudah menikah dengan Wulan. Lagipula Pak Dani sudah banyak membantu keluarga kita," ucap Aryo.Pak Karso membantu Aryo membereskan pakaian dan barang barang pribadi Aryo yang digunakan selama ia dirawat di rumah sakit. Setelah selesai mengemas barang, Aryo dan Pak Karso pergi ke ruang administrasi."Suster, saya Aryo Wasesa yang rawat inap di ruang Anggrek, tolong di chek berapa total yang harus saya bayar ya Sus."Staf administrasi mengangguk singkat. "Maaf Pak, setelah saya chek ternyata semua biaya perawatan sudah terbayar lunas. Jadi bapak, bisa langsung pulang meninggalkan rumah sakit tanpa perlu membayar apapun lagi.""Tapi siapa yang membayar biaya rumah sakit sebanyak itu Sus?""Saya kurang tahu Pak. Sepertinya salah seorang kerabat Bapak." "Pasti Rayhan yang membayar semuanya. Jika nanti Wulan tahu bahwa kakaknya membayar lunas seluruh biaya rumah sakit, aku pasti akan jadi bahan cemoohannya lagi." Aryo bicara dalam hati.Pak Karso

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Ciuman Panas Di Kantor

    Sandra berhasil melepaskan tangannya dari genggaman security. Sandra memundurkan langkahnya dan berjalan dengan menunduk ke arah pintu keluar. Ia tak melihat ada seorang lelaki yang berdiri di depannya, hingga ia menabrak lelaki tersebut, tanpa disengaja."Maaf," ucap Sandra dengan wajah yang masih menunduk.Lelaki yang ada di hadapannya tidak menjawab permintaan maaf Sandra, ia malah langsung memegang tangan Sandra dan menariknya ke arah lain."Eh siapa kau! Kenapa menarik ku seperti ini? Lepaskan aku! Aku tahu dimana pintu keluarnya!" Sandra berteriak.Semua karyawan yang ada di sana, terlihat menunduk dan memberikan salam kepada lelaki yang menggandeng tangan Sandra.Sandra melepaskan tangannya dari genggaman lelaki tersebut. Lelaki itu membalikkan badannya dan bertanya, " Kenapa sayang? Bukankah kau ingin menemuiku?""Arya!" Sandra melongo."Ayo ke ruanganku.""Tidak. Aku mau pulang," ucap Sandra."Kenapa begitu?" tanya Arya."Kata resepsionismu, penampilanku yang seperti ini tid

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Kejutan

    Sandra memilih keluar dari kamar dan menghentikan semua perdebatan yang terjadi. Meski sebenarnya, masih banyak hal yang ingin ia lontarkan pada sang suami.Setelah pertengkaran hebat yang terjadi, Sandra dan Rayhan menjadi diam tak saling menyapa. Bahkan saat makan malam, mereka hanya makan lalu pergi tidur.Sandra pun memilih tidur di dalam kamar Ana dibandingkan dengan kamarnya sendiri.Keesokan paginya, Sandra bangun lebih pagi. Untuk mengusir rasa kesalnya terhadap sang suami, Sandra memasak di dapur, membantu Bi Inah."Ddrrrttt!" Suara pesan teks singkat dari ponsel pribadi milik Sandra, berbunyi.Sandra buru buru membuka dan membacanya."I love You. Pagi ini aku mulai memikirkanmu lagi. Apakah ini cinta? Atau rasa rinduku yang sedang menggebu untukmu?" Sebuah pesan teks berisi kalimat romantis dari Arya, seakan menjadi obat mujarab bagi Sandra yang sampai saat ini masih merasa dongkol terhadap Rayhan."Arya! Romantis sekali dia. Aku akan mengantar Ana pagi ini ke sekolah lalu m

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Teriakan

    Sandra memindahkan lingrie itu ke dalam kotak kecil. Ia kemudian melanjutkan acara mencuci bajunya. Setelah semuanya selesai dicuci, ia datang ke kamar membawa kotak kecil berisi lingrie tersebut."Mas! Bukalah!" ucap Sandra sembari menyodorkan kotak tersebut."Apa ini?" tanya Rayhan bingung."Coba bukalah. Lalu jelaskan, siapa pemilik aslinya," jawab Sandra.Rayhan membuka kotak tersebut dan melihat lingrie yang dikenakan Novi semalam, ada di dalam sana."Aku bingung bagaimana menjelaskan ini. Apakah penjelasanku nanti akan dipercaya olehmu atau tidak?" ucap Rayhan."Jawab saja. Kenapa harus bingung? Dengan siapa kau semalam di hotel? Apa perlu, aku juga bertanya hal ini kepada anak - anak kita?" tanya Sandra, tegas."A...a...aku tidak bisa menjelaskan. Intinya percayalah kepadaku. Aku tidak melakukan seperti apa yang sedang kau pikirkan," jawab Rayhan dengan suara terbata - bata.Sandra menatap dalam ke arah netra Rayhan. Meski ada perasaan curiga ia mencoba menepisnya."Mengenai pe

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Lingerie Seksi

    "Tolong!" Rayhan berteriak histeris karena panik. Kedua anaknya juga tampak cemas melihat kondisi Kakek mereka yang tergeletak tak berdaya di lantai."Kakek! Bangun Kek!" seru Ana dengan mata berkaca."Kalian tunggu di sini, Papa akan meminta bantuan." Rayhan bicara serius kepada kedua anaknya."Cepat Pa! Kasihan Kakek!" seru Levin.Tepat saat Rayhan hendak bangkit berdiri, sang Ayah perlahan lahan membuka matanya."Pa, Kakek bangun." Levin bersuara pelan.Rayhan berjongkok di depan Dani. Ia memegang erat tangan Dani."Bagaimana keadaan Papa. Aku sangat khawatir," ucap Rayhan."Papa baik Ray. Hanya sedikit sakit di bagian dada." Dani bicara sembari menarik nafas dalam dalam. Tarikan nafasnya juga terlihat menyakitkan."Kita ke Dokter terdekat lebih dulu sebelum pulang!" Rayhan menegaskan.Rayhan menelepon petugas hotel menggunakan telepon kamar. Tak perlu waktu lama, petugas hotel datang. Mereka membantu Rayhan untuk menurunkan barang bawaan dan menaruhnya ke dalam mobil.Sementara it

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Jebakan Novi

    "Apa yang baru saja kau lakukan Ray? Kenapa kamar ini tampak seperti kandang domba dibandingkan dengan kamar manusia?" Dani mengerutkan kening.Dani memicingkan mata ketika melihat pakaian dalam milik Novi tergeletak di pojokan tempat tidur. Dani menoleh ke arah Rayhan dan menatap tajam. Ia merasa geram dengan sikap amoral yang dilakukan oleh putra sulungnya tersebut."Kau dan adik perempuanmu ternyata sama saja. Kalian tidak bisa diandalkan." Dani mengkritik sikap Rayhan."Ini hanya soal kecil. Aku hanya bersenang senang sedikit." Rayhan berusaha menjelaskan. Tapi Dani nampak enggan mendengar penjelasan dari anaknya."Tadinya aku ingin membahas mengenai Wulan denganmu. Tapi aku rasa, kau juga tak bisa menyelesaikan apa apa. Kau juga bermasalah. Ingat Ray, jika sampai terjadi hal buruk pada Sandra, karena ulahmu, Papa tidak akan melepaskanmu!" Dani mengancam. Baginya, Sandra adalah menantu terbaik yang tak bisa ia dapatkan dimana pun.

  • Gairah Terlarang Sahabat Suamiku   Ranjang Basah

    Novi mulai melepas pengait dan melepaskan celana dari pemiliknya. Ia tanpa diminta berjongkok di lantai. Lalu memasukkan tongkat kebanggaan milik Rayhan ke dalam mulutnya. Gerakannya yang cepat membuat si pemilik tongkat tak mampu lagi menahan diri. Rayhan menarik Novi ke atas tempat tidur.Novi menyeringai puas. Tongkat kebanggaan menembus masuk ke dalam goa hangat. Novi mulai merintih. "Ouh!" Novi mencengkeram bahu Rayhan. Rayhan mempercepat durasi gerakan tongkatnya. Si pemilik goa hanya bisa menceracau sembari menikmati permainan tongkat sakti yang menggelitik sampai bagian terdalam goa."Apa kau benar benar menginginkan hal ini?" bisik Rayhan dengan nafas tersengal sengal."Kau menyukainya kan?" Novi menggoda.Rayhan tak menjawab. Ia sibuk memakan dua gundukan bulat empuk dengan ujung merah muda. Puas bermain dengan gundukan tersebut, tongkat sakti menyemburkan cairan. Mereka mencapai puncak kenikmatan bersama sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status