Share

Kesempatan Terakhir

“Sayang, tolong jangan gini dong.”

“Cepat jalan, Mas. Nanti telat.” Dia malah mengalihkan pembicaraan.

“Tapi janji ya, jangan bahas apapun lagi. Aku murni cuman mau bantu Tania doang, kasihan dia.”

“Terserah.” Dia memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela.

Kalau terus berdebat maka tidak akan ada habisnya, lebih baik langsung berangkat saja.

Meluluhkan hati Alin ternyata tidak semudah yang ada dalam bayangan. Apalagi ada Tania di rumah, Alin bisa saja semakin menjauh meski di depan Tania dia bersikap begitu manis. Dia memang baik karena tidak mau memperlihatkan masalah rumah tangga pada orang lain.

“Inget, jangan terlalu deket sama cowok.” Aku memperingatinya sebelum dia turun dari mobil.

“Nanti nggak usah jemput.”

“Nggak bis-”

Brak. Pintu mobil lebih dulu ditutup olehnya cukup keras. Kenapa juga dia tidak mau dijemput? Jangan bilang mau pergi jalan dengan orang lain lagi.

“Sabar, Langit. Ini masih masa percobaan, kalau dia lewatin batas ya nggak ada pilihan lain.” Kutarik napas da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status