Share

Sebuah Harapan

Tawaku pecah mendengar itu. “Halu kamu ketinggian, Mbak Tania.”

Mas Langit memang lelaki tidak berperasaan tapi dia masih punya moral, tidak akan mungkin meniduri wanita bersuami.

Sampai di sini aku semakin yakin kalau memang Tania begitu terobsesi untuk mendapatkan Mas Langit. Bahkan sempat terlintas dalam benak kalau dia sama sekali tidak merasa kehilangan suaminya. Lihat saja sekarang, dia baik-baik saja.

Bisa jadi menangisnya itu hanya untuk mengambil perhatian Mas Langit.

“Nggak percaya?”

“Nggak ada untungnya aku percaya ke kamu.”

“Aku kasih buktinya nanti.” Dia tampak geram.

Sebelah alisku terangkat. “Kok nanti, nggak sekarang aja?”

“Sekarang siapkan aja hati kamu buat nerima kekecewaan,” katanya lalu melangkah kembali masuk ke dalam kamar.

Kutarik napas dalam-dalam. Bisa-bisanya aku diberi cobaan bertemu dengan makhluk seperti itu.

Sekarang aku hanya tinggal menunggu janji Mas Langit, dia mengatakan akan menyuruh Tania keluar dari rumah ini.

Orang yang dianggap baik belum tentu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
semoga tidak terjadi apa-apa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status