Share

Part 5

Author: Yuni Fediani
last update Last Updated: 2024-07-06 13:56:43

“Jadi, kamu janjiin dia buat menceraikanku?!” tanya Qila dengan tatapan berapi melihatku, setelah ia melirik isi pesan yang terpampang di layar handphone.

Kemudian ia membuang muka dan membisu seribu bahasa.

“Emm—akan kuselesaikan urusanku dengan Hana!” gagapku menjadi salah tingkah.

Gegas aku mengambil handpone di dekatnya, yang menjadi awal mula masalah baru.

Duh, Hana! Kenapa ngirim pesan seperti itu. Qila kan, jadi marah lagi. Repot jadinya kalau udah begini!

“Ya! Kamu memang harus selesaikan urusan kamu dengan perempuan itu, Mas! Kalau kamu tetap mau melihat kebahagiaan Kiana memiliki keluarga yang utuh!” ucapnya dengan dada yang naik turun, pertanda ia menahan emosinya yang hampir meledak lagi.

“Iya, Sayang. Kamu nggak perlu khawatir. Aku janji akan segera selesaikan hubungan aku dengan dia,” jawabku sembari menggenggam tangannya.

Meski, setelah itu dia hempaskan dan pergi ke kamar.

Sorenya kami kembali pulang ke rumah. Suasana hubunganku dengan Qila masih terasa dingin. Dia memaafkanku tapi, mungkin hatinya belum menerima.

“Malam ini aku mau tidur sama Kiana,” ujarnya berhenti di depanku beberapa detik, lalu kembali melangkah sambil menarik koper berisi baju yang separuhnya belum dipakai, karena mungkin sebelumnya ia pikir akan lama jauh dariku.

“Ya,” jawabku singkat, kemudian terpaksa menarik kedua ujung bibirku ke atas.

Aku memaklumi jika ia masih ingin berjarak denganku. Yang terpenting saat ini ia tak meminta cerai lagi.

“Huufft! Sampai kapan Qila begini?" gumamku sembari merebahkan diri di atas ranjang.

Nada dering panggilan di handphone-ku berbunyi lagi. Tertera nomor kontak berinisial MH di sana. Aku berlari kecil ke arah pintu dan mengeluarkan kepalaku, menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan tak ada siapa-siapa di sekitar kamar, terutama Qila. Lalu jariku menyentuh layar benda pipih tersebut agar panggilan tersebut bisa terhubung dengan Hana.

“Hallo?” sapaku sambil menutup mulut dan handphone-ku dengan tangan.

“Hallo, Mas. Ketemu yuk! Aku kangen sama kamu,” suaranya sangat khas didengar.

Hana, wanita ini selalu bisa membuatku tersenyum dengan ucapan dan tingkahnya yang kadang manja. Buatku tak sadar bibir ini misem-misem sendiri.

“Kemarin kan udah ketemu, masa udah kangen lagi aja ...!”

“Iya, dong! ‘Pertempuran’ kita di hotel kemarin juga kan gagal, gara-gara istrimu datang. Lagian, memang kenapa, nggak boleh aku kangen sama calon suami aku sendiri?” Nada bicaranya semakin manja, dan membuat diri ini jadi bergairah.

Berbeda dengan Qila. Selepas pulang kerja, ia selalu sibuk mengurus Kiana. Kadang ia tertidur pulas karena kelelahan. Rutinitas kami yang berbeda waktu, kadang membuat kebersaman dengannya merenggang.

“Hehehe, kamu tuh, ya…! Aku masih suami orang, loh! Dan Yasha masih suami sah kamu.”

“Sebentar lagi juga aku akan gugat cerai dia, terus nikah sama kamu. Kamu, juga janji loh Mas, mau ceraikan istrimu buat aku!”

“Hemm … gimana, ya?”

“Ih Mas, kok gitu jawabnya? Pokoknya aku pengen ketemu sekarang juga!”

Sebenarnya aku tak ingin buat Hana kecewa jika dia tahu keputusanku gagal bercerai dengan Qila. Tapi, apa dia mau hidup denganku seandainya aku tak memiliki harta dan masa depan secerah sekarang bersama istriku?

“Hallo, Mas? Ya udah, aku nekat mau ke rumah kamu sekarang!” ancamnya setelah aku berhenti sejenak berbicara.

Duh! Bahaya juga kalau Hana ke sini.

“Oke! Besok kita ketemu. Nanti aku share lokasinya.”

“Nah, gitu dong, Sayang! See you ... muuachh!”

Percakapan kami berakhir, sampai detik ini pun aku belum bisa mengucap kata pisah pada Hana.

***

“Ibu berangkat duluan ya, Sayang!” Qila mengecup kening Kiana. Kemudian, punggung tanganku. Semarah apa pun dia, tetap selalu menjaga hormatnya padaku. Itulah, salah satu kelebihannya.

“Sayang, pulangnya mau aku jemput?” tanyaku sebelum ia menancapkan gas mobilnya.

“Nggak usah, Mas. Kayaknya aku pulang malam, ada meeting dengan klien dulu.”

“Ohh, ya udah. Hati-hati, Sayang!”

Aku membiarkan istriku pergi terlebih dahulu. Kemudian, aku siap mengantar Kiana ke sekolah, karena kebetulan jalan arah sekolahnya searah dengan kantorku.

“Ayo, sayang kita berangkat!”

Dengan girang Kiana naik dan duduk manis. Putriku itu persis seperti aku waktu kecil, energic, dan selalu ingin tahu. Sepanjang perjalanan pun ia bernyanyi dengan riang. Sejenak berpikir, aku tak bisa banyangkan jika hatinya hancur karena perpisahan kedua orang tuanya.

“Nah, udah sampai!” Aku turun dari mobil dan mengantar Kiana sampai depan pagar sekolah. Di sana beberapa guru sudah menyambutnya.

“Dadah, Ayah! Aku sayang ayah!” teriak putri kecilku seraya melambaikan tangan dengan wajah semringah. Aku pun membalas lambaian tangannya.

Sesampai di dalam mobil, lantas aku tak langsung melanjutkan perjalanan. Kurogoh handphone yang ada di dalam saku celana dan mengirim lokasi di mana aku bisa bertemu dengan Hana. Hotel biasa tempat aku bertemu, itu bukan jadi tempat favorit aku dan Hana lagi, karena kejadian waktu itu.

Qila pasti bisa tahu seandainya dia mencari lagi aku dengan Hana. Maka, kuputuskan ke tempat yang berbeda.

Kemudian kulanjutkan perjalanan.

Sampailah pada suatu hotel bernuansa alam yang estetik. Udara di sini pun lebih dingin, karena sudah masuk dataran tinggi. Tapi ternyata, Hana belum sampai. Lalu, aku menunggunya di lobby hotel karena aku ingin dia yang memilih kamarnya.

“Coba tebak siapa?” Seseorang menutup mataku dari belakang. Tanpa dijawab pun aku sudah yakin kalau itu Hana.

“Hahaha. Pake tebak-tebakkan! Siapa lagi yang aku tunggu kalau bukan kamu, Sayang!” aku mencubit ujung hidungnya saat Hana melepaskan tangan yang menutup mataku.

“Bisa aja, kamu!”

“Yuk kita booking, kamu mau kamar yang mana. Pilih aja!” Aku bangkit dari duduk, lalu merangkulnya menuju meja reseptionis.

Hana memilih kamar VVIP yang memiliki view keindahan luar biasa dan sangat exotic. Letaknya berada hampir di lantai paling atas. Tak masalah untukku, asal bersamanya dan buat dia bahagia.

“Ya ampun, di sini indah banget pemandangannya. Udaranya juga seger!” Hana mendekat ke jendela setelah masuk kamar.

“Pilihan siapa dulu …!” Aku melingkarkan tangan di pinggang kecilnya dari belakang.

“Bentar, Mas! Kamu liat itu, deh! Itu kayak mobil istri kamu.” Hana menunjuk ke bawah.

Sorot mataku mengikuti jarinya. Dugaan Hana sangat tipis, Qila tak mungkin tahu aku di sini.

“Yang punya mobil seperti Qila kan banyak. Udahlah, nggak mungkin dia ke sini!” kataku sembari menggendongnya ke ranjang.

“Aaa! Hahah!” Pekik Hana sambil berguling di tempat tidur.

“Kamu mau kan lanjutin ‘pertempuran’ kita yang tertunda kemarin, Mas?” Jari-jari lentiknya dimainkan di dadaku, merambat membuka kancing paling atas kemeja yang aku kenakan. Posisi dia sudah di atas tubuhku.

Sedang asik-asiknya, bel berbunyi. Seketika kami terkejut.

Siapa yang datang? Apakah itu Qila lagi?

Bersambung…

Related chapters

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 6

    “Kamu yakin Qila nggak tahu kita di sini, Mas?” Hana bersicepat menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya. Jantungku dan dia mungkin berdegup kencang secara bersamaan setelah mendengar ketukan pintu yang mendadak berbunyi tersebut. Aku dan Hana saling menatap panik. Sesaat aku berfikir, kejadian kemarin jangan sampai keulang lagi, sekalipun itu Qila, dia nggak boleh tahu Hana di sini.Kemudian, aku meraih baju dan celanaku yang berserakan di lantai dalam satu ayunan tangan.“Biar aku yang buka pintu! Sayang, cepat kamu sembunyi di kamar mandi!” “I—iya, Mas!” Hana berdiri lalu ke ruangan berair itu dengan tergesa-gesa. Aku menganggukan kepalaku.“Ya, tunggu sebentar!” Suara ketukan itu berhenti seusai aku menyahutnya. Perlahan kubuka handle pintu, dan ternyata…“Maaf, Pak. Apa ini milik Bapak? Tadi tertinggal di lobbi bawah,” ujar seorang waiter sambil memperlihatkan sebuah kunci mobil di tangannya.Aku melepas helaan napas yang tertahan. Dada ini serasa meluas lagi setelah h

    Last Updated : 2024-07-31
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 7

    Pria di depanku itu menatap lekat, membuat aku sedikit gugup dan kikuk. “Kenapa, lo? Kayak liat hantu.” Baru saja kulepas napas yang tertahan. Aku kira dia akan menghajar atau menghabisiku setelah apa yang baru saja aku lakukan pada istrinya. Tapi, dari ekspresinya dia terlihat biasa saja. Tak ada curiga atau apa pun. Itu artinya dia tak mengetahui apa-apa. “Emm, nggak! Kok, lo ada di sini?” tanyaku keceplosan. Terkesan konyol, padahal dari dulu juga tahu Yasha tinggal gak jauh dari daerah ini. “Maksudnya?” ia menatap bingung. “Mak—maksud gue, sore-sore gini lo mau ngapain di sini?” Menutupi gugupku, dengan merubah pertanyaan. “Ohh, ini gue ada pertemuan dengan klien di gedung sebelah,” jawabnya, sembari menoleh pada gedung sebelah hotel dimana aku dan Hana tadi bercinta. Aku menganggukan kepala. “O, ya, mumpung ketemu sekalian gue mau ngundang lo sama Qila ke acara anniversary gue dengan Hana, akhir pekan nanti. Ya, suprize kecil-kecilan aja, sih,” sambungnya. Ann

    Last Updated : 2024-07-31
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 8

    POV QILA (SYAQILA)“Tidur ya, sayang. Mimpi indah!” Kukecup kening Kiana yang sudah tertidur pulas setelah aku mendongengan sebuah cerita kesukaannya.Lalu, kulanjutkan untuk meyiapkan pakaian Mas Mirza sebelum tidur, kebetulan koper baju belum kubongkar. Koper itu masih ada di dekat pintu utama, dan aku harus mengambilnya.Namun, sebuah percakapan membuat langkahku berhenti.“Bu, ada yang mau Mirza bicarakan.”Suara itu sangat akrab di telingaku, membuat penasaran. Menaruh posisi di belakang tembok, aku memasang telingaku lebih dekat.“Aku ingin menceraikan Qila, Bu!” Serasa darah dalam tubuh ini berhenti dan membeku, apa yang baru saja kudengar dari Mas Mirza? Dia mau bercerai denganku? Dadaku seakan ditimpa benda berat, sakit dan sesak. Kenapa dia meminta maaf kemarin, jika sekarang dia justru ingin meminta ijin bercerai denganku. Apa maafku tak berarti untuknya? Apa dia melakukan ini hanya untuk Hana? Tega sekali.“Apa?! Mirza, apa Ibu nggak salah dengar?” tanya Ibu dengan nada

    Last Updated : 2024-08-02
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 9

    Menyapu pandanganku ke seluruh sudut ruangan di dalam, saat acara berlangsung. Tadinya aku hanya mengira kalau suamiku pergi sebentar ke toilet. Tapi, hampir dua jam aku tunggu dan dia tak kembali. Khawatir terjadi sesuatu dengannya, aku merogoh handphone di dalam tas kecilku, dengan lincah jari-jari ini mencari nama bertuliskan ‘Suamiku’ dan menekan tanda sambungan telepon ke pria yang tadi memintaku untuk bersikap ramah pada rivalku sendiri. Tak ada jawaban. Tak mungkin dia hanya ke toilet berjam-jam. Aku memutuskan untuk mempercepat jalanku, meninggalkan hall. Lalu, berjalan lagi menelusuri sekeliling gedung, kemana suamiku sebenarnya? Apa dia pulang duluan? Tak terasa pejalananku sampai di sebuah parkiran mobil. Di ujung sana masih terlihat mobil suamiku. Menghela nafas, dugaanku salah. Suamiku masih di sini. Mencoba menghampiri karna penasaran, apa mungkin dia ada di mobil? Sebelum sampai, aku melewati beberapa mobil, dan fokusku terampas sebuah mobil hitam yang cukup

    Last Updated : 2024-08-03
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 10

    “Mas, kamu rupanya!”Mendadak darahku naik, emosi di dada ini bergejolak. Selain Hana, tangaku yang masih gemetar ini ingin sekali menampar dan memukul pria yang masih menjadi suamiku itu. Tapi, keadaan dan situasi memaksa aku menahannya. “Dari mana?” tanyaku berlagak tak tahu apa-apa.“Aku dari toilet, mules banget. Lama, ya? Maaf ya, sayang!” jawabnya sambil menggenggam tanganku. Bersegera kulepas. Entah kenapa aku jadi merasa jijik padanya. Mas Mirza sama sekali tak merasa aku mengetahui sesuatu.“Bisakah kita pulang sekarang?” tanyaku sedikit memaksa.“Loh, kenapa?” tanya Mas Mirza balik.Ingin sekali mulutku menjawab bahwa aku ingin pulang karena muak melihat dia ‘bermain panas’ dengan Hana di mobil tadi. Tapi, itu tak kulakukan. Aku masih memandang acara kebahagiaan ini milik Yasha.“Aku sakit!” jawabku singkat.Ya, sakit hati tepatnya. Kupalingkan pandangan, tak ingin menatap suamiku sendiri. Aku masih menjaga hatiku agar tidak terlihat hancur di depannya. Terlebih di depan

    Last Updated : 2024-08-05
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 11

    “Hana! Itu kan alasan kamu nggak pernah bisa mencintaiku selama ini, Mas!Selama ini aku fikir kamu memang tulus menikah denganku, menyayangi aku dan Kiana, putri kita. Tapi, inilah kenyataannya kamu nggak pernah bisa melepas Hana! Apa kamu sadar dia siapa, Hah!Hana itu istri Yasha, sahabat kamu yang sudah hampir seperti saudara kamu sendiri. Bahkan mungkin dia menganggap kamu lebih dari itu. Tapi, kamu justru tega menghancurkan bahtera pernikahan mereka dengan merusak istrinya!”Aku meluapkan emosi yang terpendam selama ini. Beban hati yang sedari lama menyesakkan dadaku akhirnya lepas juga. Tak ada alasan lagi buat mempertahankan rumah tangga ini. Meski berat dan sakit, aku harus belajar merelakan suamiku yang ternyata tak pernah tulus cinta padaku.“Omong kosong apa ini, Qila? ” Mas Mirza membalikkan badan. Ia seakan menepis kenyataan yang baru saja aku lontarkan.“Ini bukan omong kosong. Ini adalah kenyataannya kan, Mas! Kamu masih berhubungan dengan Hana, bahkan sampai detik

    Last Updated : 2024-08-12
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 12

    “Ka-- kamu Yasha. Maaf, aku fikir…!”Aku gugup, saat membuka pintu ternyata Yashalah yang mengetuknya. Emosiku terjun seratus delapan puluh derajat. Tak ingin terlihat kacau di depannya. Biar bagaiman pun, dia tak bersalah dalam urusan istrinya yang berselingkuh dengan suamiku.“Mirza? Dia sudah berangkat beberapa menit yang lalu,” ujarnya.“O iya, lantas, kamu mau cari siapa lagi?” tanyaku canggung.Setelah menikah, aku jarang sekali bicara dengan pria, sekali pun soal pekerjaan. Itu kulakukan demi menjaga martabat aku sebagai istri Mas Mirza. Namun, tak disangka suamiku sendiri yang merusaknya.Kedatangan Yasha membuatku bingung apa yang harus aku lakukan.“Tadinya aku mau berbincang sebentar dengannya sambil menjengukmu. Tapi, berhubung dia sangat terburu-buru, jadi dia hanya mengijinkanku menjengukmu saja. Bagaimana keadaanmu?”Mas Mirza mengijinkan Yasha menjenguku tanpa adanya dia di sini? Keterlaluan! Segitu tak berharganya aku, hingga pria lain pun dia ijinkan menemuiku.“Ini,

    Last Updated : 2024-08-14
  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 13

    “Bu, ayah lama banget pulangnya!” Kiana mengeluh setelah menunggu Mas Mirza tiga jam lamanya. Pasca sembuh dari sakitnya, dia begitu manja dan sering menanyakan ayahnya. “Iya, sayang sebentar lagi ayah sampai kok, sabar ya…!” ujarku menenangkannya sembari mengelus lembut rambut Kiana.Sekali lagi aku melihat jam ditanganku. Waktu memang tak bisa dihentikan, semakin lama malam semakin larut. Kasihan sekali Kiana, menunggu ayahnya sedari tadi hanya untuk sebuah belaian kasih sayang figure seorang ayah. Kemana suamiku itu? setelah perdebatan kemarin, ia lantas mengulur waktu seperti ini. Apa hanya karena enggan bertemu dan berdebat denganku lagi?[Mas, dimana?]Akhirnya aku mengirimkan pesan padahal, enggan sekali kulakukan. Tapi, demi Kiana, apapun akan kulakukan.[ Aku masih di kantor pekerjaan cukup banyak, kemungkinan malam ini aku bermalam di rumah mama karena pasti selesainya sampai malam dan lebih dekat dari sini. Sampaikan sayangku untuk Kiana.]Menghela kasar. Tak percaya. Ak

    Last Updated : 2024-08-18

Latest chapter

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 31

    “Sebenarnya apa?” tanya Mirza penasaran.“Sebenarnya Mas Yasha tidak sakit, dia normal dan baik-baik saja. Selama ini akulah yang mengelabuinya. Aku yang menukar hasil pemeriksaan dirinya dengan hasil yang palsu,” terang Hana tanpa rasa bersalah.Mirza terkejut, tak percaya dengan apa yang dilakukan istri sirinya itu.“Nggak mungkin! Kamu pasti bohong. Sudahlah Hana, aku nggak akan bisa kamu kelabui seperti Yasha!” Sangkal Mirza menatap tajam.“Aku berkata benar, kamu nggak ada hak atas anak ini, Mas. Lagi pula, aku hanya ingin anakku hidup bahagia dan mewarisi harta ayahnya, Yasha. Jadi, mulai sekarang, kita coba lupakan saja hubungan kita,” tegas Hana.Mirza mengatur nafasnya yang serasa sesak tiba-tiba. Gumpalan darah berkumpul diwajahnya, seolah gambaran amarah yang tertahan. Sesekali ia menelan ludah, seakan menelan kepahitan yang baru saja di dengarnya, dan Hana bisa melihat itu.Ia paham apa yang dimaksud istri sirinya itu, Hana hanya ketakutan, dia dan calon bayi mereka akan h

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 30

    “Siapkan mobil, kita akan ke rumah sakit!”Perintah Yasha pada Dito sesampai di rumah. Setelah assisten rumah mengabarkan yang terjadi pada Hana tadi, Yasha bergegas pulang.“Hana, Hana. Bagunlah!”Yasha menepuk-nepuk pipi Hana. Kemudian menempelkan dua jarinya di sekitar leher, alhasil dugaannya dia masih bernyawa. Namun, hanya saja wanita yang baru saja ditalaknya itu tak kunjung sadar.“Apa yang sebelumnya terjadi?”“E—Ibu tadi mendadak mual dan mengeluh sakit kepala, Pak! Terus nggak lama dia pingsan, itu saja yang saya tahu!” jawab Bi Harti, Assissten Rumah tangga Yasha. Tidak banyak berfikir lagi, Yasha langsung membawa Hana ke dalam mobil yang sudah Dito siapkan untuk meluncur ke rumah sakit.Pasca pulang makan malam, Yasha dan Hana bertengkar hebat. Hana bersikeras tak ingin berpisah dari Yasha, sementara suaminya itu sudah menjatuhkan talak beberapa kali.Hana yang kecewa, mengurung diri dalam kamar. Tak mau makan, minum, bahkan mungkin ia tak membersihkan diri setelah dari

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 29

    “Hentikan pembicaraan kalian!” Bentak Mirza pada Qila dan Yasha.“Kenapa, ada masalah dengan pembicaraan kita?” tanya Yasha tegas.“Gue muak dengan kemunafikan lo,Yash!”“Gue munafik?” Tertawa tajam, “Apa lo nggak pernah ngaca, siapa yang lebih munafik antara gue sama lo!” sambung Yasha.Suasana memanas, sepertinya Yasha mulai tersulut emosi. Entah apa yang membuat Mirza meradang amarah tiba-tiba.“Kurang aj*r!”Mirza keluar dari bangku dan berusaha menyerang Yasha, tapi itu tak berhasil lantaran spontan ditahan oleh Hana.Istri rivalnya itu justru yang mengendalikan emosinya.“Sabar, tolong kamu jangan seperti ini!” Hana menarik tangan Mirza mundur ke belakang. Sementara Qila masih dalam posisinya.“Apa-apaan kamu, Mas! Kenapa kamu bersikap memalukan seperti ini pada tamu kita!” Qila berusaha menenangkan.“Mulai sekarang dia bukan tamuku, apalagi sahabatku!Mulai detik ini juga dia adalah rivalku!” hardiknya sambil menunjuk muka Yasha dengan telunjuknya.Mereka saling menatap tajam.

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 28

    Akhir pekan,“ Tumben masak banyak, biasanya istri pemalas kayak kamu cuma bisanya nyuruh-nyuruh si Yanti buat bikin makanan!” Celetuk Mirza sambil pandangannya berkeliaran di atas meja makan.Sajian makanan yang terpanjang lumayan banyak dan menggiurkan selera makan.Sikap Mirza makin lama makin susah ditebak, apalagi semenjak dia tahu Yasha mengalihkan kerjasama perusahaannya dengan perusahaan Qila, walau itu hanya tipuan belaka.“Iya dong, Mas, kan malam ini kita akan kedatangan tamu istimewa,” jawab Qila masih menyabarinya.“Tamu istimewa? siapa? “ tanya Mirza heran.“Nanti juga kamu tahu, lebih baik kamu bersiap-siap saja, karena sebentar lagi mereka akan datang! ” jawab Qila.Beberapa detik kemudian, bel pintu berbunyi. Qila beranjak meninggalkan Mirza yang masih berdiri di hadapannyahadapannya untuk membuka pintu. Sementara Mirza yang masih dengan penasarannya mengintip dibalik tembok.“Jadi tamu itu.. Ah! Sial! Mereka nggak boleh lihat aku seperti ini! Aku harus berpenampi

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 27

    “Maaf, Pak! Tolong jangan begini!” Dito menahan bahu Mirza hingga membuat jasnya berantakan dengan tangannya. Namun, ia berhasil masuk sampai di depan meja kerja Yasha.“Minggir!” kesal Mirza membentak pegawai pribadi Yasha itu.“Maaf Pak Yasha, orang ini memaksa masuk. Saya sudah mencegahnya tapi--!”“Biarkan dia!” ucap santai Yasha sembari memberi kode agar Dito keluar ruangan saja.Mirza merapihkan jasnya dengan kasar setelah lelaki bertubuh gempal itu keluar ruangan.“Yasha! Apa maksud lo membatalkan kerja sama perusahaan gue secara sepihak!” tanya lantang Mirza.Yasha berdiri sembari menghela nafas pendek. Kedatangan Mirza sudah diduganya sebelum memutuskan kerja sama sepihak itu.“Kenapa, ada masalah dengan keputusan gue? Perusahaan ini milik gue, ya terserah gue dong mau bagaimana!” jawabnya dengana tatapan tajam.“Tapi lo nggak bisa seenaknya gitu dong! Gue udah abis-abisan keluarin modal, buat tender yang udah lo setujuin dari awal ini!” Mirza meradang.“Gue bakal balikin mod

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 26

    Sesampai di rumah.“Qil! Qila!” teriakan Mas Mirza dari luar pintu rumah serentak dengan gedoran keras pada pintu.“Ya, sabar!” sahutku.Ingin sekali aku mengacuhkannya jika sikapnya tidak mengganggu Kiana tidur.“Lama banget sih buka pintunya!” hentaknya sembari melangkah masuk.Semenjak aku mengetahui pernikahan sirinya dengan Hana, saat itu pula aku mengetahui kalau suamiku telah berubah seratus delapan puluh derajat. Pria yang selama ini aku kenal penyayang, lembut, sekarang tak kulihat setitik pun sifat itu darinya.Mas Mirza yang sekarang sangat kasar, kejam, bahkan ia tak ragu untuk membuatku terluka, dan yang aku takutkan sewaktu-waktu adalah keselamatan Kiana. Putri kecilku yang tak berdosa tak tahu jika nahkoda kebanggaanya itu telah berubah menjadi seorang perompak.Kemudian ia langsung nyelonong ke kamar. Dulu, setelah capek pulang kerja sekali pun, ia pasti sempatkan menengok Kiana di kamarnya, namun kali ini tidak. Bahkan, koper besarnya itu ditinggal begitu saja, tanpa

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 25

    “Iya,” jawabku dengan hanya melirik lalu mengalihkan pandanganku lagi.Ia mendekat, tertangkap bayangan dirinya oleh ekor mataku. Menarik nafas, tapi kenapa tiba-tiba udara nafas ini sulit dikeluarkan lagi. Dadaku berdebar kencang. Jari-jari ini tak sadar memainkan selimut di atas kasur dengan cubitan-cubitan kecil. Biar pun ini hanya sebuah pernikahan siri dan terkontrak, jika sedang berduan begini jadi serasa canggung.“Kamu nggak ganti baju?” tanyanya santaiSpontan mataku langsung menyorot wajahnya dengan mulut sedikit menganga.“Ya, maksud aku siapa tahu kamu gerah dengan baju pengantin kayak gitu,” sambungnya meralat maksud ekspresi wajahku.“Eng—enggak, a—aku memang suka pakai baju pengantin,” jawabku gugup diakhiri dengan cengiran garing dari deretan gigi putihku.Rasa kikuk yang lebih condong takut dijamah olehnya sedang menguasai hatiku dan pikiranku.“Sekali pun mau tidur?” tanyanya heran.“I—iya,” Sebenarnya aku asal jawab saja hanya untuk menutupi kegelisahanku.“Ohh, git

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 24

    POV QILA “Aku akan pergi ke luar pulau sepekan ini, nanti mama akan menjemput kamu pulang, atau pulang saja sendiri pakai taksi online. Bisa, kan?” Nada bicara Mas Mirza seakan mengolok-olokku. “Tega sekali kamu, Mas! Kenapa kamu bawa aku ke sini kalau kamu tidak peduli lagi denganku!” hardikku, emosiku memuncak. Mas Mirza mendekat, menyentuh pipiku lembut dengan tatapan tajam. “Aku membawamu ke sini karena kamu masih sangat berharga, Qila. Sangat berharga!” Bisiknya dekat sekali hingga wajah kami hanya berjarak beberapa sentimeter. Lalu dia berbalik dan pergi meninggalkanku begitu saja, saat aku masih terpasang beberapa alat medis. Aku tahu arti kata-katanya. Dia membutuhkanku bukan karena cinta, tapi karena warisan yang masih di bawah tanganku. Ini tidak bisa dibiarkan. “Bajingan! Setelah kamu membuatku sakit seperti ini, kamu tinggalkan aku begitu saja, Mas! Tunggu, Mas! Kembali kamu!” Teriakku, membuncah. Tapi Mas Mirza benar-benar pergi. Dengan nekad, kulepaskan alat-

  • Dinikahi karena Warisan, Berujung dapat Suami Baru yang Sultan   Part 23

    “Emm..”Duh, ngomong apa sih aku! Kenapa tiba-tiba mulut ini ngomong kayak gitu ya!Qila masih menunggu jawabanku, sementar tak ada alasan apa pun yang terlintas di pikiranku saat ini. Disaat yang bersamaan, handphoneku tiba-tiba berdering.“Maaf, Pak. Saya mau mengabarkan, Pak Mirza sedang menuju ke ruangan inap!” ucap Dito setelah nada sambung terhubung.Aku sengaja menugaskan Dito di lobby untuk siaga mengamati jikalau Mirza dan Ibunya datang.“Oke!” “Qila, sepertinya kita harus segera pergi. Mirza dan Bu Miranda menuju kemari!”“Baiklah.”“Mas,” Aku sempat terperanjat waktu suara Hana memanggilku. Tumben sekali dia sudah pulang. “Kamu sudah pulang,” ujaruku basa-basi.“Iya, sengaja. Aku pengen makan malam sama kamu, udah lama kita nggak makan malam berdua, kan?Boleh, kan?” Ajakan Hana sedikit memaksa. Sebenarnya aku sudah muak dengan sandiwara dia, tapi demi mendapatkan informasi tentang Mirza, terpaksa aku harus mengikuti kemauannya.“Boleh, kalau begitu aku mandi dulu, ya!”

DMCA.com Protection Status