Share

Part 10

“Mas, kamu rupanya!”

Mendadak darahku naik, emosi di dada ini bergejolak. Selain Hana, tangaku yang masih gemetar ini ingin sekali menampar dan memukul pria yang masih menjadi suamiku itu. Tapi, keadaan dan situasi memaksa aku menahannya.

“Dari mana?” tanyaku berlagak tak tahu apa-apa.

“Aku dari toilet, mules banget. Lama, ya? Maaf ya, sayang!” jawabnya sambil menggenggam tanganku.

Bersegera kulepas. Entah kenapa aku jadi merasa jijik padanya. Mas Mirza sama sekali tak merasa aku mengetahui sesuatu.

“Bisakah kita pulang sekarang?” tanyaku sedikit memaksa.

“Loh, kenapa?” tanya Mas Mirza balik.

Ingin sekali mulutku menjawab bahwa aku ingin pulang karena muak melihat dia ‘bermain panas’ dengan Hana di mobil tadi. Tapi, itu tak kulakukan. Aku masih memandang acara kebahagiaan ini milik Yasha.

“Aku sakit!” jawabku singkat.

Ya, sakit hati tepatnya. Kupalingkan pandangan, tak ingin menatap suamiku sendiri. Aku masih menjaga hatiku agar tidak terlihat hancur di depannya. Terlebih di depan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status