Share

Part 16

“Bu—bukan siapa-siapa!”

Mas Mirza masuk dan mendekatiku. Sinar cahaya lampu dari luar pintu yang terbuka lebar menyilaukan mata Kiana sehingga mengganggu tidurnya.

“Ayah….!” Lirih Kiana dengan mata yang masih terpejam.

Perhatian Mas teralihkan oleh panggilan Kiana, dan ia menghampiri putrinya. Sementara itu aku menghapus riwayat teleponku dan mematikannya. Aku tahu suamiku tidak akan lupa begitu saja dengan apa yang belum ia dapatkan jawabannya.

“Ia sayang, maaf ya buat Kiana jadi bangun, tidur lagi ya, Nak!”

Ayah biologis dari anakku itu membelai kepalanya dengan lembut. Tak lama Kiana pun tertidur pulas kemabali.

“Tadi teleponan dengan siapa kamu malam-malam begini?” rupanya ia masih penasaran.

“Nggak. Itu Sissy ,teman kuliahku dulu cuma mau ngabarin kalau besok dia mau jenguk aku sama teman-teman yang lain, begitu!” sahutku, mengarang alasan. Ia menyipitkan mata.

“Bohong! Kamu pasti bohong, kan!” ia mendekatiku.

“Nggak, aku nggak bohong!”

“Aku nggak percaya! Berikan handphone k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status