Share

BAB 192

Aku tercekat saat melihat mantan suamiku duduk berjongkok tengah menyuapi seorang anak yang duduk di kursi roda. Tatapan mata anak itu beda, tak seperti anak kebanyakan.

Kulitnya dipenuhi bekas luka berwarna hitam dengan ukuran yang cukup lebar. Bentuk kepalanya agak besar. Berkali-kali Mas Galih terlihat membujuk anak tersebut untuk membuka mulutnya.

"Ayo, Gio. Buka mulutnya. Kamu harus makan. Bukannya Gio ingin bermain dengan teman-teman yang lain?"

Sepertinya Mas Galih belum menyadari keberadaan kami yang berada di belakang lelaki itu. Lelaki yang mengenakan hem berwarna biru seolah tak patah semangat. Dibujuknya anak laki-laki yang usianya kurasa belum genap sepuluh tahun.

"Ayah…." panggil Zayn setelah beberapa saat kami berdiri tanpa tindakan.Mas Rafli sendiri memilih membawa Zafran berkeliling melihat anak-anak yang lain.

Mas Galih tak mampu menutup rasa kagetnya. Laki-laki itu bahkan tak mampu berucap saat melihat kami berempat.

"Vin-da?" panggilnya dengan suara bergetar.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status