Share

BAB 191

"Bunda…apakah kakak nakal?"

Ziyan, anak lelakiku yang amat perasa itu bertanya saat berada dalam mobil. Sebelum kami berangkat, mereka sudah terlebih dahulu kuberitahu perihal rencana pertemuan kali ini.

Zayn yang cenderung cuek hanya mengangguk tanpa bertanya apapun. Berkebalikan dengan Ziyan yang terlihat berpikir keras dengan apa yang kukatakan.

Anak itu pasti berpikir tidak-tidak. Kini keajaibanku menjelaskan hal ini padanya.

"Kak, apakah bertemu dengan ayah Galih hanya saat kalian nakal?" tanyaku balik padanya. Ziyan menggeleng perlahan. Namun matanya tak berbohong. Dia berpikir keras memecahkan alasan yang mendasari ibunya datang menemui ayah mereka.

"Ziyan…."

"Ayah Galih rindu dengan kalian. Dia ingin melihat segendut apa kau sekarang. Bukankah kau ingin bercerita bagaimana kisahmu juara lomba melukis kemarin?" Mas Rafli mengambil alih posisiku berbicara. Kurasa mempan, Ziyan bergerak menganggukkan kepala.

Zayn jangan ditanya. Anak itu bahkan tertidur bersama Zoya sambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status