Share

Bab 9

"Hanza, Yuda!" Tiba-tiba, suara keras terdengar dari pintu depan saat ibuku masuk ke rumah tanpa permisi.

"Ada apa, Bu? Pagi-pagi sudah ke sini?" tanyaku dengan heran, meski dalam hati aku sudah menduga maksud kedatangannya.

"Ah, anu... Ibu cuma mau main saja. Wah, kalian lagi sarapan ya? Kebetulan Ibu belum makan," katanya sambil langsung mendekat ke meja makan.

Astaga! Setelah tahu suamiku kaya, Ibu makin tidak tahu malu. Belum sarapan? Itu alasan yang sudah sering dia pakai.

"Sayang, Abang mau ke kantor dulu, ya?" Suamiku, Yuda, tiba-tiba memotong, tak sedikit pun memedulikan tingkah laku Ibu.

"Tapi, Bang..." Aku menahan tangannya, tidak nyaman ditinggal berdua dengan Ibu.

"Mau ikut?" tanyanya lembut, seolah paham dengan kegelisahanku.

"Emang boleh kalau Hanza ikut?"

"Tentu saja boleh, Sayang. Siapa yang melarang?" jawabnya santai.

"Bos."

"Kan Abang bosnya. Masak lupa?" candanya dengan senyum penuh keyakinan.

Ya ampun, kenapa aku sampai lupa? Rasanya aku masih menganggap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status