Share

Bab 17

“Yang pasti Abang akan berpura-pura lagi. Abang pura-pura acuh dengan kejadian ini, Sayang,” ucapnya.

“Loh, kenapa begitu, Bang?” tanyaku penasaran.

“Nanti ketika waktunya sudah benar-benar pas, Abang akan masukkan dia ke penjara. Hal itu mudah sekali.”

Aku hanya mengangguk, tak tahu pasti apa yang akan suamiku itu lakukan.

Keesokan harinya, kami seperti biasa melakukan aktivitas. Bang Yuda kembali lagi bekerja ke kantor. Sedangkan aku, menunggunya di rumah.

“Sayang, kalau ada apa-apa hubungi Abang, ya. Abang berangkat dulu!”

“Iya, Bang. Hati-hati di jalan,” ucapku seraya mencium tangannya.

“Siap, Sayang.” Bang Yuda pun, membalas dengan mencium keningku.

Setelah mengantarnya menuju gerbang, aku kembali lagi masuk ke rumah. Namun, saat melihat tanaman-tanaman indah ini rasanya aku ingin menyiraminya.

Kubuka kran air yang terhubung dengan selang panjang. Lalu kusirami, pohon-pohon akasia, dan tanaman bunga lainnya. Asri sekali.

“Nyonya! Biar saya saja yang menyirami!” Mb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status