Share

Bab 20

“Sayang, mau minum?”

“Boleh, Bang. Tenggorokanku rasanya kering sekali,” ucap Hanza sembari mengambil gelas berisi air putih yang disodorkan oleh Yuda.

“Oh, iya. Kamu mau resepsi di gedung yang mana, Sayang?”

“Gedung? Tidak di rumah saja, Bang?”

Yuda tersenyum sekilas. “Di gedung, Sayang. Nih, kamu lihat-lihat dulu gambarnya.”

Wanita bermata bulat itu mengambil ponsel milik suaminya, lalu menggeser-geser layar pipih itu dengan serius. Sesekali memperbesar gambar-gambar gedung mewah tersebut yang berada di Jakarta.

“Abang saja yang pilih. Hanza tidak tahu, Bang. Semuanya juga bagus,” ujarnya sembari meletakkan ponsel Yuda.

“Ya sudah, kalau begitu Abang akan pilih gedung termewah di sini.”

“Pasti mahal, ya?”

“Jangan pikirkan itu, Abang tidak akan memakai uang belanja kamu, kok, Sayang.” Yuda mencubit pipi Hanza gemas.

“Bukan begitu-“

“Sayang uangnya, Bang. Pasti akan bicara seperti itu?” potong Yuda cepat sembari meledek Hanza.

“Ih, Abang mah. Iya, lah. Sayang uangnya tahu!”

“Gak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status