Crime Revenge

Crime Revenge

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-14
Oleh:  DM2112On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
55Bab
3.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Menjadi seorang wanita pendendam bukanlah keinginan seorang Nalla Aideen Hollie. Namun apa daya disaat usianya yang baru saja menginjak 8 tahun, ia mendapati kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah dibunuh oleh kelompok pembunuh bayaran. Dan setelah itu, 20 tahun waktu berlalu pun dendam yang sudah sepanjang usia Nalla miliki semakin terasa begitu besar. Bersama dengan sang suami yang sangat dicintai, Benjamin Preston, seorang pemimpin kelompok pembunuh bayaran juga yang sama memiliki keinginan untuk membalaskan dendamnya kepada sang rival, Jacob Xander. Namun sayangnya, selama pernikahan itu berlangsung rasa cinta yang Nalla miliki terhadap Benjamin justru hanya dibalaskan oleh kebohongan serta pengkhianatan saja. Lalu, bagaimana bisa Nalla hidup bersama dengan pria yang tidak pernah mencintai dirinya? Dan bagaimana jadinya jika rasa cinta tulus yang selama ini begitu diharapkan oleh Nalla, namun justru ada pada Jacob Xander? Rival sang suami, serta seorang pria yang dulu pernah membunuh kedua orang tuanya itu.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. The Beginning

Happy Reading . . .

~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. Xoxo~

***

Roma, Italia

~

Di sebuah ruangan yang berukuran cukup luas, dengan penerangan yang hanya berasal dari sebuah lampu lantai yang menyala di sudut ruangan dan sinar bulan yang tidak terlalu terang karena terhalang oleh hujan yang turun dengan sangat lebat di luar sana, masuk menembus kaca-kaca jendela ruangan tersebut.

“Jadi, kapan kita akan memulai puncaknya?” Tanya seorang wanita dengan begitu angkuhnya. Sambil membawa segelas whisky, wanita itu mendudukkan dirinya di atas pangkuan sang kekasih yang sedang menghisap ‘weed’ yang baru saja dinyalakan.

“Aku masih belum bisa banyak bertindak,” Balas sang pria yang tak kalah angkuh juga.

“Tetapi kau sudah diberikan kekuasaan.”

“Baru satu Minggu yang lalu.”

“Intinya kau sudah menjadi bos dan kau penguasanya. Dan yang memberikan kekuasaan itu adalah Daddy-mu sendiri.”

“Diamlah! Aku sedang tidak ingin membahasnya.”

“Lalu, kau tidak tertarik dengan semua harta yang aku beritahukan kepadamu. Ayolah, aku sudah sangat tidak tahan dengan Gio sialan itu. Dia selalu memerintahku layaknya aku ini bukanlah adiknya.”

“Apa yang bisa aku dapatkan? Karena aku menginginkan lebih dari yang pernah kau ucapkan,” ucap pria itu dengan begitu angkuhnya.

“Nalla. Dia memiliki sesuatu yang sangat langka dan begitu berharga. Jika kau memiliki benda itu, kau bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan. Karena hartamu tidak akan pernah habis. Tepat di usianya yang ke 28, warisan itu akan diberikan kepadanya.”

“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya pria itu yang mulai tertarik dengan suatu hal yang baru saja didengarnya.

“Aku punya banyak mata-mata di rumah itu.”

“Mengapa harus di saat usianya yang ke 28 tahun?”

“Gio dan Corrie sialan itu sudah mengaturnya bersama pengacara mereka. Nalla harus berusia 28 tahun, baru ia bisa memilikinya.”

“Lalu, bagaimana bisa sesuatu itu direbut jika Nalla harus berusia 28 tahun?”

“Tidak perlu sampai 28 tahun. Jika kau ingin, saat ini juga kita bisa memilikinya. Itu juga, jika kau ingin mendengarkan aku untuk bisa menghabisi keluarga sialan itu saat ini juga.”

“Kau dan kebodohanmu itu memang saling melengkapi,” Cibir pria itu dengan seringai tawa kecilnya.

“Apa maksudmu?”

“Jika Gio sudah mengaturnya dengan pengacara, artinya warisan itu sudah memiliki hukum. Dan jika sudah seperti itu, maka satu-satunya cara untuk bisa merebut apa yang Nalla miliki, adalah menunggunya sampai berusia 28 tahun. Dan setelah itu, ia bisa memberikan apa yang kita inginkan secara hukum dan resmi. Walaupun itu pada akhirnya nanti, akan tetap ada paksaan dan perebutan.”

“Aku sudah tidak tahan dengan anak kecil sok pintar itu.”

“Jika kau memaksa ingin melakukannya sekarang, apakah kau sudah siap untuk bisa menerima resikonya nanti?”

“Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Ben. Aku sudah muak dengan keluarga itu.”

“Kita tidak boleh ceroboh dalam bertindak dan mengambil keputusan.”

“Jadi kau ingin bergabung denganku sekarang atau tidak? Karena aku sudah tidak tahan dengan semua ini!” seru Megan dengan rasa emosi yang sudah mulai memuncak.

“Akan aku pikirkan,” balas Benjamin dengan santai.

“Jika kau tidak ingin membantuku, aku akan datang kepada rivalmu.”

“Kalau begitu datanglah kepadanya. Kalau perlu memintalah kepadanya agar kau bisa dijadikan pelacur untuk mereka,” balas pria itu yang langsung bangkit dari duduknya, dan hampir membuat sang wanita terjatuh karena masih berada di atas pangkuannya.

“What the f**k?! Apa maksudmu?!” Seru wanita itu dengan emosi yang pada akhirnya meledak juga.

“Kau ingin datang kepada mereka, bukan? Maka dari itu datanglah, aku tidak akan melarangnya.”

“BEN!”

“Hubungan kita selesai.”

“Apa?”

“Hubungan kita selesai dan kau bisa pergi dari sini.”

“Tidak, aku tidak ingin kita selesai. Aku tidak mau!” Teriak wanita itu tidak terima.

“Diamlah! Suaramu sangat menggangu.”

“Aku tidak ingin kita selesai, Ben.”

“Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi.”

Pria itu pun langsung meninggalkan wanita yang masih berteriak-teriak karena masih merasa tidak terima atas keputusan yang diucapkan oleh seorang pria yang bernama Benjamin Preston. Sedangkan wanita itu tidak terima dengan sang kekasih yang sudah memutuskan hubungan dengannya. Dan ia adalah Megan Hollie, adik dari seorang pengusaha retail yang bergerak di bidang perusahaan berlian terbesar di Italia.

Wanita itu ingin menguasai Hollie’s Shiner, karena merasa sakit hati atas setiap perlakuannya yang tidak pernah baik Megan ingin melakukan hal di luar akal sehat. Dan bersama kekasihnya yang seorang pemimpin kelompok pembunuh bayaran, Megan ingin menghabisi Gio dan juga istri beserta anaknya, yaitu Corrie dan Nalla. Wanita itu ingin membunuh keluarga Gio. Dengan menghabisi seluruh nyawa keluarga kakaknya sendiri, perusahaan itu pasti akan jatuh ke tangannya dan tanpa ada yang bisa menghalangi ambisinya itu.

Namun setelah sang kekasih memilih untuk mengakhiri hubungannya, Megan tetap tidak berhenti dengan rencananya itu. Ia tetap ingin melakukannya dengan menyewa kelompok pembunuh bayaran rival dari mantan kekasihnya, seperti yang diinginkan Benjamin. Megan ingin membuktikan jika dirinya yang sudah dicampakkan itu tetap bisa melakukan hal yang diinginkannya. Setelah keluar dari mansion mantan kekasihnya, Megan melangkahkan kaki menuju mobil sambil ia yang sedang menghubungi seseorang.

“Wow..., kau menghubungiku? Aku tidak terkejut lagi,” suara seseorang di ujung sana yang langsung menyapa pendengaran Megan.

“Kita bertemu sekarang juga,” balasnya dengan singkat tanpa menghiraukan sindiran itu.

“Kau tahu dimana tempatku, Sayang.”

Dengan cepat Megan mengakhiri panggilan tersebut dan ia bergegas memasuki mobilnya. Setelah berada di balik kemudi, ia langsung melajukan mobil menuju tempat yang sudah berada di luar kepalanya. Dari Roma, ia rela pergi menuju Santa Marinella ditengah malam dan di bawah guyuran hujan seperti ini hanya untuk membuat rencana kejinya itu menjadi kenyataan.

Kurang lebih selama satu jam ia mengendarai, akhirnya ia memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah bangunan rumah yang terlihat cukup mewah. Suara deburan ombak karena rumah tersebut tidak jauh dari pantai, langsung menyambut indera pendengaran setelah ia keluar dari dalam mobilnya.

Langkah kakinya itu memasuki sebuah rumah yang begitu dijaga dengan sangat ketat layaknya sang pemilik adalah sosok yang begitu penting di negara itu.

“Aku membutuhkan beberapa anak buahmu,” ucap wanita itu setelah ia melihat sosok yang sedang ia cari dan ternyata sedang sibuk dengan dua wanita penghibur di kedua sisinya.

“Ternyata kau datang cepat.”

“Langsung ke intinya saja.”

“Ayolah, tidak perlu terburu-buru. Aku memiliki banyak minuman, tinggal-lah sebentar di sini.”

“Bisakah kau usir jalang-jalangmu itu agar aku bisa sedikit leluasa,” balas Megan sarkastik.

“Well, kalian sudah mendengarnya, Ladies. Si bos sudah berbicara, dan kalian tahu apa yang harus dilakukan.” Ucap pria itu kepada kedua wanita dimaksudkan oleh Megan tadi yang kini sedang saling menatapnya tajam karena telah mengganggu kesenangannya itu. “Ayolah, sampai kapan tatapan tajam itu akan berakhir?” Sambungnya saat melihat perang tatapan tajam di antara wanita-wanita itu.

Dengan berat hati, akhirnya kedua wanita yang sejak tadi sudah menemani pria itu pun meninggalkan tempat itu.

“Kau ingin minum?”

“Tidak. Aku menyetir,” balas Megan singkat atas tawaran pria itu sambil mendudukkan dirinya di sofa.

“Ayolah, sejak kapan kau begitu memikirkan hal-hal seperti itu.”

Pria itu pun beranjak dari duduknya, lalu ia melangkah menuju sebuah bar dimana ia menyimpan segala macam dan jenis minuman alkoholnya.

“Atau kau ingin cocktail?”

“Cocktail buatanmu tidak enak, Vin.”

Pria yang dipanggil Vin itu langsung tertawa ketika mendengar ucapan Megan.

“Jadi, kau benar tidak ingin minum?”

“Vin, aku datang ke sini tidak untuk minum atau sekedar bermain-main.” Ujar Megan yang mulai cukup kesal.

“Baiklah. Kau ini selalu saja naik darah ketika berbicara denganku,”. “Memangnya apa yang ingin kau inginkan? Selalu saja, jika ada butuhnya kau baru datang kepadaku,” keluh Vin sambil mendudukkan dirinya di samping wanita itu.

“Benjamin tidak ingin membantuku, dan ia justru memutuskan hubungannya denganku.”

“Kau tahu pria itu memang bajingan, bukan?”

“Ini bukan waktu yang tepat untuk menyela-nya.”

“Lalu?”

“Aku sedang membutuhkan anak-anak buahmu.”

“Kau bisa memintanya kepada Jacob.”

“Huh?” Tanya Megan sambil mengernyitkan kening karena ucapan Vin yang membuatnya cukup bingung.

“Kau mengenalnya, bukan?”

“Anak buahmu itu?”

“Ya.”

“Kenapa aku harus meminta kepadanya?”

“Karena aku sudah menyerahkan kekuasaanku kepadanya.”

“Apa? Kau sedang tidak bergurau, bukan?” Tanya wanita itu dengan cukup terkejut.

“Tentu saja tidak.”

“Kenapa? Kau yang sudah membangun The Rogue’s, Vin. Lalu setelah semuanya sudah menjadi besar, kau rela menyerahkan kekuasaanmu itu?”

“Aku ingin berhenti. Hampir dua puluh lima tahun aku tidak terasa sudah berada di dalam lingkungan bisnis ini. Dan aku rasa ini sudah waktunya bagiku untuk berhenti dengan segala kekayaan yang aku miliki dan aku yakin tidak akan ada habisnya itu.”

“Jerk!” Cibir Megan yang membuat pria itu langsung dibuat terkekeh.

“Tetapi sudah semenjak aku bertemu dengannya, aku percaya dengan Jacob yang benar-benar menjadi anak buah yang bertanggung jawab. Buktinya saja setelah aku angkat menjadi tangan kananku, ia tetap menjadi pribadi yang sama seperti ketika ia menjadi penjaga pintu di depan sana. Aku percaya dengan pria itu, dia benar-benar bisa aku andalkan.”

“Karena hal itu kau bisa sampai menyerahkan kekuasaanmu kepadanya? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sudah lama menjadi pengikutmu.”

“Mereka tidak pernah bisa mengambil hatiku dengan cara kerja mereka. Aku bosnya, dan mereka harus menurut dan menerima apapun itu keputusanku. Kau tahu, satu kali aku menyuruh Jacob untuk ikut denganku melakukan eksekusi. Dalam jarak 5 meter, ia bisa menjatuhkan beberapa korban.”

“Dan kenapa kita jadi membahas anak buahmu?”

“Untuk meyakinkanmu jika anak buahku itu ternyata lebih hebat dari pada bosnya. Dan sekarang kau percaya jika Jacob orang yang hebat, bukan?”

“Ya sudah, yang terpenting dalam Minggu ini aku membutuhkan beberapa anak buahmu.”

“Untuk misi apa?”

“Mengambil hak milikku.”

“Dari Gio?”

“Kau tidak perlu tahu, karena hal itu bukanlah urusanmu!” Balas Megan sambil beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.

“Kau ternyata masih sama arogannya seperti dulu, Meg!” Teriak Vin kepada Megan yang sudah menjauh.

“Dan kau pun tahu jika hal itulah yang menjadi salah satu alasan kita sampai bercerai.”

Melihat mantan istrinya yang masih saja memiliki sikap seperti itu, membuat Vin merasa tidak heran lagi kenapa pernikahannya dulu yang baru saja menginjak usia 3 tahun langsung hancur dengan seketika.

Namun Vin tidak pernah menyesal akan perceraiannya itu, justru ia merasa lebih baik dengan kehidupannya yang sekarang karena ia tidak harus menghadapi sikap arogan Megan yang menjadi salah satu alasan dan penyebab hancurnya pernikahan mereka.

***

To be continued . . .

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
55 Bab
1. The Beginning
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. Xoxo~ *** Roma, Italia ~ Di sebuah ruangan yang berukuran cukup luas, dengan penerangan yang hanya berasal dari sebuah lampu lantai yang menyala di sudut ruangan dan sinar bulan yang tidak terlalu terang karena terhalang oleh hujan yang turun dengan sangat lebat di luar sana, masuk menembus kaca-kaca jendela ruangan tersebut. “Jadi, kapan kita akan memulai puncaknya?” Tanya seorang wanita dengan begitu angkuhnya. Sambil membawa segelas whisky, wanita itu mendudukkan dirinya di atas pangkuan sang kekasih yang sedang menghisap ‘weed’ yang baru saja dinyalakan. “Aku masih belum bisa banyak bertindak,” Balas sang pria yang tak kalah angkuh juga. “Tetapi kau sudah diberikan kekuasaan.” “Baru satu Minggu yang lalu.” “Intinya kau sudah menjadi bos dan kau penguasanya. Dan yang memberikan kekuasaan itu adalah Daddy-mu sendiri.” “Diamlah! Aku sedang tidak ingin membahasnya.” “Lalu, kau tidak tertarik denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya
2. Execution Day
2.Execution DayHappy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~ *** Hingga beberapa hari berlalu, pada akhirnya hal yang Megan rencanakan itu benar-benar terjadi, dan malam ini adalah puncaknya. Di depan matanya yang kini sedang memperlihatkan sisi jahat, wanita itu tersenyum dengan senang ketika melihat incarannya yang kini sudah berada di hadapannya dengan terikat di sebuah kursi dengan mulut yang ditutup dengan lakban. “Dua pistol di kedua tanganku ini bisa memberikan rasa efek yang berbeda jika sudah menembus kepala kalian. Double-Action Revolver ini akan memberikan rasa sakit yang teramat sangat dan kesakitan itu juga yang akan mengantarkan kalian hingga menjumpai kematian. Sedangkan Desert Eagle ini mungkin tidak akan memberikan rasa sakit, namun kalian bisa langsung menjumpai kematian yang sudah menunggu karena senjata ini begitu menghancurkan. Jadi karena aku ini baik hati, aku akan memberikan kalian pilihan ingin menggunakan pistol yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya
3. The New Self
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~ *** Dua Puluh Tahun Kemudian . . . ~ Suara tembakan senjata api yang sedang ditembakkan berkali-kali itu terdengar begitu memekakan telinga. Beberapa peluru yang berjatuhan dan membentur lantai menjadikan suara yang sangat disukai wanita itu. Melihat kertas yang menjadi target tembakannya sudah penuh bekas peluru yang menembus di sana, wanita itu menaruh pistol yang ia pegang lalu membuka penutup telinga yang dikenakannya. "Sudah cukup rupanya latihan hari ini?" Tanya seorang pria yang baru saja datang dan langsung mengangkat tubuh wanita itu ke gendongannya. Senyuman pun terbit di wajah wanita itu sambil mengeratkan kedua kakinya yang memeluk erat pinggang sang suami. "Aku lelah, tetapi aku masih merasa belum puas dengan kemampuanku." Balasnya sambil membelai lengan pria itu yang keras dan berotot. "Jangan memaksakan dirimu." "Aku harus bisa mengalahkanmu yang begitu hebat ini." "Kau ingin m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya
4. Greetings From Me
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~*** Dengan segala trik yang dilakukan Nalla pada saat ia memasuki bangunan kantor perusahaan Hollie's Shiner yang memang begitu ketat penjagaannya sehingga yang tidak memiliki kepentingan pada perusahaan tersebut tidak diperbolehkan untuk masuk, hingga pada akhirnya wanita itu bisa berada di sebuah ruangan dimana sang target berada. Untung saja Nalla sudah bukan lagi seseorang yang lemah dan tidak memiliki siapa-siapa. Karena berkat Benjamin, ia bisa memiliki banyak anak buah yang memang dilatih dan begitu berani untuk bertarung di dalam kondisi apapun. Sehingga sedikit halangan pun yang berada di hadapan Nalla, dengan mudahnya disingkirkan. Dan kini, setelah berada di sebuah ruangan yang sangat luas di lantai tiga puluh lima. Dengan wajah yang memandang rendah sosok di hadapannya itu, tatapan tajam serta seringaian pun Nalla perlihatkan kepada sosok bernama Megan. Sosok yang sudah sejak lama Nalla n
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-19
Baca selengkapnya
5. Common Thing
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~*** Suapan terakhir Nalla masukkan ke dalam mulut dan makan malamnya pun telah selesai. Bersamaan dengan ia yang sedang meminum Wine-nya, Benjamin pun datang dan mendudukkan dirinya di kursi yang berada tepat di hadapan sang istri, dengan meja makan besar yang menjadi batas di antara keduanya. "Kau tidak mengajakku makan malam bersama, Sayang?" Bukannya menjawab pertanyaan Benjamin, wanita itu justru dengan cepat langsung beranjak dari kursi meja makan dan meninggalkan sang suami yang saat ini hanya bisa menatap punggungnya saja. Sedangkan Nalla yang tidak peduli dengan hal tersebut, ia pun melenggang menuju lift yang akan membawanya menuju basement mansion, dimana biasanya para anak buah berkumpul di sana. Dan suara riuh dari senda gurau yang berasal dari para anak buahnya itu langsung terhenti disaat suara pintu lift yang terbuka dan langkah kaki mendekat, memenuhi ruang tersebut. "Kenapa berhent
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya
6. The Magic of Word
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~*** Ringisan dan rintihan yang sejak tadi sudah sebisa mungkin Nalla tahan akan rasa sakit pada luka lebam dan goresan dari kuku yang berada di punggungnya, pada akhirnya terdengar juga mengisi keheningan kamar tidur wanita itu. Saat ini dirinya itu sedang diberikan obat krim luka dan krim nyeri oleh Ivy sang asisten, karena Nalla merasa bahwa punggungnya itu tidak hanya memiliki sedikit luka goresan atapun lebam saja. Setelah ia yang semalam telah menerima hal yang sudah membuatnya harus kembali mendapati hal yang seperti siksaan, akibatnya keesokan hari tubuh wanita itu langsung memperlihatkan bukti betapa bajingannya sosok pria yang berstatus sebagai suaminya, pada saat menikmati tubuh Nalla tanpa sedikit pun rasa belas kasihan di setiap detiknya. "Apakah terlihat buruk?" Tanya Nalla yang menatap sang asisten dari kaca meja rias tepat di hadapannya. "Lebam di punggung anda sudah mulai sedikit mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-24
Baca selengkapnya
7. Meet The Old One
Happy Reading . . . ~Jangan lupa tinggalkan support kalian dengan komentar.. XoXo~*** Selain timah panas yang terus menerus meluncur di udara dan membuat kebisingan di gelapnya malam serta gang kecil yang menjadi medan pertempuran kedua kelompok itu, sang pemimpin yang kini sedang beradu kekuatan dengan saling menindih dan disusul dengan memberikan pukulan sekuat tenaga itu demi untuk mencapai tujuannya, yaitu ingin saling melumpuhkan satu sama lain. Dengan kedua wajah pria tersebut yang juga sudah terlihat begitu babak belur menandakan jika pertempuran keduanya memang begitu sengit. "Kau tidak pernah belajar, Bedebah! Kau harus membayar setiap nyawa anak buahku, yang sudah kau hilangkan!" Seru Jacob yang kini sedang menekan leher Benjamin dengan lututnya. Kondisi Benjamin yang kini sedang tergeletak dan juga tertindih oleh tubuh Jacob yang memiliki postur tidak kalah besar darinya, cukup membuat pria itu sedikit kewalahan hingga tidak bisa berkutik. Nafasnya pun tentu juga menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya
8. Another Pain
Happy Reading . . . *** Dengan terus menatap sang suami yang sudah beberapa hari ini belum juga tersadar dari luka tembakan yang terakhir ia dapatkan dari pertempuran malam itu, membuat Nalla menjadi merasa tidak tahu harus berbuat apalagi. Rasa khawatir dan cemas setiap harinya sudah begitu ia rasakan. Peluru kecil yang mengenai bagian dada dan hampir saja mengenai jantung yang merupakan organ vital, membuat Benjamin menjadi tidak sadarkan diri selama satu Minggu lamanya. Bahkan pria itu sudah dinyatakan koma sejak pertama kali dibawa ke bagian ruangan pemulihan di Mansion-nya dan diperiksa oleh dokter pribadi yang sudah biasa menangani Benjamin yang selalu memiliki kondisi seperti itu di setiap pulang setelah berkelahi dengan rivalnya. "Sampai kapan kau akan seperti ini? Apa kau tidak lelah? Dimana sosok Benjamin yang kuat dan tidak pernah takut yang aku kenal ini? Aku akan marah kepadamu jika hari ini kau tidak memiliki niatan untuk tersadar juga!" Seru Ravena dengan sangat kesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-02
Baca selengkapnya
9. Our Dark Room
Happy Reading . . . *** Senyuman Nalla mengembang bersamaan setelah pintu lift yang ia naiki terbuka di saat wanita itu yang juga langsung mendengar suara sang suami di depan sana sedang meluapkan rasa amarah, dan yang pasti para anak buahnya itulah yang menjadi sasaran. Ia sudah tidak menggelengkan kepala dengan heran lagi, setelah melihat kondisi ruangan basement yang saat ini sudah seperti sehabis terkena bencana alam. Kursi dan meja yang berantakan, dan belum lagi pecahan-pecahan beling yang berasal dari bekas botol minuman beralkohol berserakan di lantai. "Seberapa besar kekuatan gempa yang baru saja terjadi di sini?" Ucap Nalla yang membuat semua orang yang berada di sana mengalihkan pandangan kepada asal suara. "Semua keluar!" Perintah Benjamin dengan berteriak hingga mengejutkan semua orang yang mendengarnya. Setelah semua anak buah Benjamin meninggalkan ruangan basement, Nalla pun menghampiri keberadaan sang suami dan langsung memeluk pinggang pria itu dari sampingnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-18
Baca selengkapnya
10. Mad Woman
Happy Reading . . . *** Wanita itu melangkahkan kakinya menuju ruang kerja sang suami sambil membawa selembar gulungan kertas yang berukuran cukup besar di tangannya. Setelah memasuki ruangan tersebut, Nalla langsung menaruh gulungan kertas tersebut di atas meja dan membuat Benjamin yang sedang duduk di kursi kebesaran ruang kerjanya itu mulai mengalihkan pandangan dari layar ponsel di tangannya, menuju tangan yang tepat berada di depannya dan terdapat luka memar yang begitu membekas di pergelangannya. "Semua rencananya sudah berada di sini," ucap Nalla sambil membuka gulungan kertas tersebut hingga terlihatlah setiap langkah akan rencana yang hendak dilakukan oleh wanita itu di atas meja besar di hadapan keduanya. "Bagaimana jika masih tidak bisa?" Tanya pria itu sambil menaikkan pandangannya menuju wajah Nalla. "Aku baru melihat sikap pesimismu ini." "Aku hanya tidak ingin rencana ini akan semakin lama mencapai tujuannya, Sayang." "Tenang saja. Karena aku akan menyerang orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-20
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status