Terjerat hutang yang membawa seorang Gadis bernama Laluna berhadapan dengan sindikat perdagangan manusia yang ada di Nepal. Selama sepuluh tahun sejak Laluna masih belajar di sekolah menengah pertama pergi dari negara asalnya Tanpa bisa kembali ke negaranya lagi. Dia adalah seorang gadis yang dulunya tinggal disebuah desa kecil di Utara Indonesia. Kekelaman masa mudanya itu membawanya pada kehidupan baru yang menghilangkan kesan feminim dan ramah di dalam dirinya. Usianya sekarang sudah menginjak 22th Dia tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik tapi sangat tomboy, Dia bisa keluar dari perbudakan dan dunia prostitusi tapi akhirnya membawanya menjadi seorang wanita kriminal. Keadaan ini memang bukan sebuah pilihan, karena hanya ada dua pekerjaan untuk bisa bertahan hidup disana. Sebagai pencuri atau Wanita penghibur karena dia tumbuh tanpa pendidikan dan dia memilih yang pertama untuk mendapatkan banyak uang demi keluarganya sekaligus demi sebuah keinginan untuk pulang dan menyelamatkan semua teman-teman yang berangkat bersamanya. Sampai akhirnya seorang Tentara tidak sengaja datang pada sebuah pesta pora Di Nepal. Dia adalah utusan dari Indonesia untuk menyelamatkan para budak dan wanita penghibur yang terjebak di Nepal dengan cara menyamar. keduanya bertemu dalam satu misi yang sama untuk pulang ke Negara asal dan mereka berdua saling jatuh cinta. Keberanian mereka berdualah yang membuat mereka bisa kembali pulang dan membawa puluhan orang yang menjadi korban kekejaman perdagangan manusia ini. Bagaimanakah perjuangan mereka?
View MoreKeadaan Laluna sudah membaik dia sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit. Pemerintah Indonesia akan segera memulangkan mereka semua besok"San, maafkan aku ya! Aku membuatmu sangat khawatir." kata Laluna yang masih merasakan sakit di punggung dan perutnya itu."Kamu fokus saja dengan kesembuhanmu!Ini kedua kalinya kamu membuat jantungku hampir copot." Jelas Sania sambil mendorong Laluna menggunakan kursi roda menuju ke mobil.Dirga menghampiri Laluna dan menghentikan laju kursi roda itu. Dia memberikan Bunga yang dia beli di toko sebelah rumah sakit.Mata Laluna tiba-tiba berbinar melihat Dirga memberikan bunga itu dengan penuh perhatian."Terimakasih." Laluna tersenyumDirga sangat bahagia melihat Laluna sudah kembali tersenyum."Apakah keadaanmu sudah membaik?" tanya Dirga membelai rambut Laluna.Dengan perasaan malunya Laluna menatap antara Dirga dengan penuh kebahagiaan."Iya aku sudah membaik." jawab Laluna.
Waktu sudah menunjukkan jam tujuh mereka berangkat ke Pokhara. Laluna, Sania, Diyon, Dirga dan Namo sudah berangkat menggunakan mobil putih Laluna. Empat puluh menit kemudian mereka sampai di tempat yang di arahkan Pak Kepala. Disana tampak Pak Kepala dan Albi duduk berdampingan bersama Arsi dan pelatih Rin. mereka sudah menunggu Laluna dan juga Sania. "Kalian bertiga tunggulah di meja nomor empat, kalian boleh pesan makanan sesuka hati! Jangan lupa aktifkan headset kalian! Kami berdua akan menemui mereka." Sania dan Laluna menuju meja makan Pak Kepala. "Dirga, Namo ini baru namanya rejeki nomplok." Kata Diyon yang sedang membaca menu makanan. Dirga memukul kepalanya. "Bisa diam tidak, kita disini harus menjaga mereka berdua!" Dirga duduk dan Fokus mendengarkan pembicaraan yang terjadi disana. Pak kepala terkejut melihat kedua wanita itu datang dengan topeng seperti dulu saat awal mereka bertemu. "Silahkan duduk!" Pak Kepala me
"Lalu apa yang selanjutnya kita lakukan pak? Apakah kita harus memberikan informasi rumah ini kepada Madam Lati?" tanya Arsi."Tidak, Madam Lati tidak boleh tahu. Kita sendiri yang akan mengunjungi rumah itu. Kita harus memastikan bahwa mereka berdua memang masih hidup. Kita akan membantu Laluna dan Sania, mereka juga sudah banyak membantu kita saat masih di gedung putih ini." jawab Pak Kepala.'Kalian berdua memang gadis yang istimewa. Aku berharap kalian memang masih hidup.' Batin Pak Kepala.Sania mendapatkan akses CCTV dirumah lamanya itu. Dia ingin tahu siapa orang yang akan datang kesana dan memeriksa rumahnya. Sania juga masih memasang penyadap di seluruh ruangan."Kita tunggu siapa tamu yang akan datang ke rumah ini?" Ujar Sania sambil duduk di depan komputernya.Hari sudah menjelang malam, mereka menunggu tapi tidak ada seorang pun yang datang. Mereka semua sangat lelah dan sangat lapar.
Malam hari itu madam Lati marah besar kepada semua pengawal."Kenapa kalian semuanya tidak pecus menjaga kastil ini? Apakah kalian sudah menyelidiki siapa pria dan wanita itu?" Madam Lati berbicara dengan nada tinggi."Sudah madam, pengawal kami ada yang berhasil memotret wanita dan pria itu dan ini adalah rekaman CCTV belakang kastil." pengawal itu memberikan laptop kepada madam Lati.Madam Lati melihat foto dan video itu, sedikit mengenali postur tubuh Laluna tapi dia sendiri masih ragu.
Semua pelacur itu berteriak-teriak karena dicengkeram beberapa bodyguard."Madam ampunilah kami! Tolong biarkan kami bekerja! Kami tidak akan kabur, jangan bawa kami keruang bawah tanah!" Salah satu pelacur dari Indonesia itu memohon di kaki madam Lati tapi sepertinya madam Lati sudah bersikap anti pati.Dua puluh tiga orang wanita penghibur dari Indonesia di sekap di Ruang bawah tanah. Mereka benar-benar disiksa dan disuruh bekerja tanpa gaji.***Sania mendapatkan Informasi bahwa kastil itu yang diketahui masyarakat hanya bisnis pelacurannya saja sedangkan perbudakan dan pembunuhan di ruang bawah tanah sama sekali tidak pernah terkekspos media. Mereka juga tidak pernah melaporkan jika mengambil tenaga kerja luar negeri jadi yang terdaftar hanyalah penduduk asli Nepal sebagai pekerja disana. Menurut pemerintah bisnis itu juga sektor pariwisata jadi mereka tidak akan pernah menutup bisnis itu.
Tiba-tiba Dari arah tangga Sania naik ke atas."Apa kalian berke ..." Sania berhenti bertanya melihat posisi mereka seperti itu lalu berbalik Sania tersenyum.Mereka berdua menoleh dan bangun dari posisi itu dengan sangat canggung. Mereka salah tingkah dan bingung harus berbuat apa."A-Akku a-akan mengambil gelas lagi." Laluna turun menabrak Sania dengan langkah kaki yang begitu cepat.Sania cukup terkejut dan dia mengikutinya ke Dapur.
Langit hampir gelap Laluna dan Dirga pergi kesebuah taman di dekat danau, mendengar dari masyarakat ada seperti pesta rakyat disana. Biasanya turis atau wisatawan berkunjung ke tempat ini untuk menari, menikmati makanan tradisional khas Nepal atau sekedar menikmati pemandangan perbukitan dan Danau dengan Lampu di malam hari.Laluna menggunakan handphone barunya untuk mengirimkan pesan ke Sania."San, sepertinya aku tidak aka
Di gedung putih mereka benar-benar merasa kehilangan. Pak Kepala baru sadar jika mereka berdua selama ini menggunakan nama samaran."Kedua wanita itu, mereka adalah orang yang gigih dan baik hati kenapa harus terbunuh juga." Albi mengusap air matanya karena merasa sangat kehilangan di depan pak Kepala dan para pelatih juga anggota yang lain di aula sambil menonton berita.Laluna dan Sania memang dikenal dermawan, baik hati dan penuh dengan candaan. Mereka bisa tiba-tiba ceria tapi bisa tiba-tiba serius, mereka berdua selalu menjadi penolong bagi siapapun yang mengenal mereka berdua.Albi
Sania menghentikan mobilnya di sebuah hutan yang banyak sekali pepohonan tinggi disana."Kamu nggak salah memilih tempat ini? Memang rumah seperti apa yang kamu beli?" Laluna penasaran."Ketika kita memiliki kekayaan melimpah aku sudah berinvestasi ke rumah ini. Ini bukan sembarangan rumah La, mungkin Gerbang Luarnya terasa seperti rumah berhantu tapi jika kamu sudah masuk ke dalam. Kamu akan betah." Sania menyingkirkan ranting kecil di sebelah gerbang yang penuh daun Kering itu.Sania menekan tombolnya dan gerbang itu terbuka.
Sepasang suami istri tiba-tiba di lempar keluar rumah setelah di pukuli oleh beberapa anak buah dari seorang konglomerat. Mereka memohon ampun dan terus menangis sesenggukan."Pak Ramonta, saya mohon ampunilah saya. Saya berjanji akan membayar hutang kepada anda tapi beri kami waktu sebulan lagi untuk melunasi semuanya." seorang kepala keluarga bernama pak Fanbo bersujud dan bergelayut di kaki Pak Ramonta."Kalian sudah banyak mengulur waktu, aku sudah tidak bisa bernegosiasi lagi. Terpaksa rumah ini akan disita dan kalian bisa segera meninggalkan rumah ini dalam waktu dua belas jam!" jelas pak Ramonta yang bengis sambil menghisap sepuntung rokok di tanganya....
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments