Home / Romansa / Comeback With You / Mulai Pelatihan

Share

Mulai Pelatihan

Author: Valen Ash
last update Last Updated: 2020-10-20 16:39:28

Laluna kembali ke ruang rias. Dia menemukan Sania mendapatkan serangan lidi seperti yang dia terima. Laluna membiarkan itu terjadi karena hal itulah yang membuatnya selamat. Sania seperti baru saja dianiyaya oleh pelanggan wajahnya membiru dan badannya luka berat masih di tambah serangan lidi itu.

Beberapa menit kemudian serangan itu di hentikan. Kedua tangan Sania di lepaskan, kali ini Sania tidak menangis dia hanya merintih dan menahan sakit. Laluna mengambil bubuk obat dan di siramkan ke tubuh Sania. Barulah rasa sakit akibat sayatan dan pukulan itu memaksa peluhnya untuk jatuh, perlahan memakai celana kain dan kaosnya lalu duduk disamping Laluna.

"Apakah kamu berhasil?" tanya Laluna yang juga masih merasakan perih di sekujur tubuhnya.

Air mata Sania menetes tapi diusapnya lagi.
"Ini seperti membuka pintu neraka untukku, aku rasa tadi aku hampir mati, pria itu menggila setelah melihat sayatan di tubuhku. Dia berbuat kasar bahkan memukuliku karena dia sangat membenci luka sayatan ini. Rasa perih yang kubuat belum hilang sekarang ditambah luka lebam dimana-mana. Aku merasa bersyukur karena tadi ada senior yang bilang kemungkinan aku tidak akan bisa jadi pelacur lagi. Hari ini aku sama sekali tidak tersentuh."  jelas Sania.

"Aku sudah melihatmu, kamu terlihat sangat tersiksa. Tapi kamu berhasil, tinggal selangkah lagi kamu bisa mengganti profesi sebagai pencuri." kata Laluna 

Laluna menceritakan scenario yang harus dilukan Sania saat bertemu Madam Lati. Dia juga berkata untuk sania berganti nama dan memakai topeng sama seperti dia. Laluna menceritakan pekerjaan ini secara detail, Sania menganggukkan kepala, dia juga bukan wanita yang lemah. Laluna meyakini hal itu, ini adalah awal dimana perang akan di mulai. Mereka perlahan akan membuka jalan untuk kembali pulang ke kampung halamannya lagi di Indonesia.

Laluna dan Sania tersenyum. Malam itu juga dia menemui madam Lati dan menjalankan scenario sesuai yang dikatakan Laluna kepadanya. Beberapa jam telah berlalu Sania kembali ke ruang rias itu lagi. Sania tersenyum masih sedikit meringis merasakan lebam yang mengguyur seluruh bagian di tubuhnya. 

"Kita mulai." Sania menggenggam tangan Laluna dengan senyuman.

***

Malam itu juga mereka tidur di kamar yang sama. Kamar di kastil itu terlihat sangat mengerikan tapi sudah cukup untuk mereka berdua dari pada memilih untuk tidur tanpa atap. Barang-barang bawaan mereka seperti pakaian, tas dan juga sepatu mereka letakkan di ujung ruangan yang mirip seperti kandang ini. Sakit di tubuh mereka ini benar-benar menyiksa dan membuat mereka sulit untuk memejamkan mata. Ranjang yang disediakan juga cukup keras tapi setidaknya mereka bisa tidur dengan nyaman malam ini. lebam itu membuat Sania terbangun lagi, Laluna juga tidak bisa tidur karena sayatan di sekujur tubuhnya yang masih belum kering. 

Laluna mengambil sebuah termos listrik di meja dan memasak air panas. Dia tahu Sania sangat kesakitan.

"Lepaskan bajumu!! Ini akan berbahaya jika tidak segera di obati." kata Laluna sambil menyiapkan air hangat di dalam baskom.

Dikamar itu di lengkapi sebuah kamar mandi dan beberapa alat dapur dan juga kompor kecil. Bisa di bilang sangat tidak layak. Mereka hanya bisa menerima dan mensyukuri keadaan ini.

Sania sudah melepaskan pakaiannya terlihat memar yang cukup banyak di bagian punggung dan dadanya, rahangnya juga membiru. Laluna perlahan mengompres dengan handuk dan air hangat satu persatu luka lebam itu.

"Awww, itu sakit."Sania menggigit bajunya sendiri agar tidak berteriak.

Luka yang Sania alami jauh lebih parah dari pada Laluna. Laluna sama sekali tidak mempersiapkan apapun untuk datang ke negara ini, tapi pria separuh baya itu menyediakan cukup banyak baju dan sepatu di koper ini. Dia tidak menyelipkan obat atau semacamnya disini.

Sania tahu apa yang Laluna cari

"Aku membawa kotak p3k di dalam ranselku. Aku tahu aku sering terluka. Jadi aku selalu membawanya kemanapun. Mungkin ada yang kamu butuhkan disana." Sania menunjuk ke arah ranselnya.

Tanpa menjawab Laluna segera mencari kotak P3K dari dalam ransel Sania. Dia mengeluarkan dan mencari obat oles, obat merah dan juga perban. Dengan Cekatan setelah lebam di kompres Laluna mengoleskan obat oles ke semua memar dan obat merah kesemua luka sayat. Kemudian membalutnya dengan perban kebagian-bahagian tertentu yang terlihat sangat parah. 

"Sekarang sudah selesai, apa masih sakit?" tanya Laluna merapikan alat P3K tadi.

"Iya sudah lebih baik, mungkin akan meradang besok tapi semangat untuk bebas lebih besar dari pada rasa sakitku ini." tandas Sania.

"Aku berharap kamu akan baik-baik saja ketika pelatihan besok." Kata Laluna sedikit khawatir.

"Berbaliklah! " Sania membalik badan Laluna dan membuka baju dari arah punggungnya.

"Kamu juga menyayat luka dimana-mana." Sania memberikan obat merah dan membalut luka yang benar-benar parah.

"Sekarang, kita bisa tidur nyenyak dan menyambut hari baru besok pagi." Sania kembali berbaring pelan dan bersiap tidur.

Laluna tersenyum melihat Sania sangat bersemangat dan Laluna mengikutinya untuk tidur.

***
 Pagi itu sebelum matahari menyapa, Laluna dan Sania terbangun dari tidurnya. Rasa pegal seperti menggeliat di sekujur tubuh mereka. Perih masih mendera tapi itu sudah tidak di rasakan lagi. Air dingin di pagi itu sedikit membungkam rasa sakit yang ada di tubuh mereka berdua. Ini lebih baik dari pada ternoda oleh banyak pria hidung belang. 

Laluna terus melantunkan doa di dalam hatinya, meminta segala pengampunan atas segala yang akan di lakukannya setelah ini. Karena dosa ini terpaksa harus di lakukan demi menyelamatkan orang-orang yang terkurung di kastil ini. Ditengah air yang mengalir itu air matanya terus mengalir ketika mengingat kedua orang tuanya dan seorang adik yang selalu dia rindukan. Tidak sekali Laluna bertanya, Kapan dirinya akan kembali ke kampung halaman? Waktu ini tidak bisa di tentukan.

Mereka berdua telah bersiap menggunakan celana jins, sepatu boot, kaos dan Topi. Penampilan ini bukanlah penampilan seorang wanita Penghibur. Rambut mereka yang panjang diikat seperti ekor kuda dan mereka berangkat untuk menemui madam Lati.

Para pelacur di kastil itu masih tertidur. Kastil itu seperti rumah yang tidak berpenghuni di pagi hari ini. Namun, Kantor Madam Lati sudah di buka, tanpa pikir panjang mereka masuk ke kantor itu dan menemui Madam Lati.

"Kalian berdua, membuatku sangat terkejut. Kalian terlihat cukup bersemangat. Aku tidak ingin berbasa-basi lagi, itu lima topeng untuk Sania dan itu lima topeng untuk Laluna. Mulai hari ini nama Laluna menjadi Rula dan Sania menjadi Tasya. Aku masih sulit berfikir kalian lebih memilih untuk mendekatkan diri pada maut dari pada bekerja sebagai wanita penghibur di sini." Madam Lati memandang kedua wanita itu.

Mereka berdua hanya tersenyum dan memakai topeng yang hanya menutupi separuh bagian wajah mereka.

"Aku sudah melaporkan pekerjaanmu kepada Pak Ramonta, beliau hanya mengatakan. Biarkan saja! Jika dia mati itu bukan salah kita." jelas Madam Lati.

"Terimakasih untuk informasi yang sama sekali tidak penting itu." Laluna menjawab dengan nyinyir.

"Kamu memang terlihat sangat mengerikan."komentar madam Lati.

"Hari ini kalian akan pindah ke sebuah asrama yang dikenal dengan Gedung Putih dari agensi kami. Kalian akan merasakan kedisiplinan yang luar biasa di sana, tidak ada hari santai lagi untuk kalian selama empat tahun ini. Kalian akan mendapatkan pelajaran mencuri dengan profesional Kalian juga akan dibekali teknik  bela diri yang lebih matang. Bawa ransel kalian, mobil sudah ada di depan kastil, kalian akan memulai semuanya hari ini." Jelas madam Lati sambil melipat tangan di dadanya.

Mereka berdua hanya menganggukkan kepala. Kedua wanita itu berlari mengambil tas dan perlengkapan mereka.

Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil jip yang sudah disiapkan Agensi untuk mereka berdua. Tak ada rasa gugup ataupun takut di kedua mata Laluna dan Sania. Mulai detik ini mereka harus membuang identitas mereka jauh-jauh untuk melindungi diri.

Sania sedikit termenung menghadap ke Jendela, membayangkan betapa orang tuanya mungkin sangat mengkhawatirkan dirinya disini.

'Pah, ma. Aku tidak merusak kehormatanku, tapi aku harus menjadi seorang kriminal demi pulang ke kampung halaman. Aku harap kalian memaafkan aku.' Sania meneteskan air mata lalu mengusapnya lagi.

Laluna juga sangat merindukan keluarganya dirumah. Sudah banyak rencana untuk bisa terhubung dengan mereka dan mencari jalan keluar dari negara ini.

Satu jam kemudian mereka berdua sampai di sebuah asrama gedung putih yang sangat besar dengan halaman yang terlihat cukup luas. Terlihat banyak sekali pria duduk dengan rokok ditangan mereka dan wanita dengan paras yang begitu cantik tapi terlihat sangat bengis.

Mereka semua menatap Laluna dan Sania yang datang dengan tubuh mereka yang tidak terlalu tinggi hanya sekitar seratus enam puluh sentimter saja. Dari kanan dan kiri ada banyak pria yang ingin menggoda  Laluna yang terlibat cukup cantik di hari itu karena kulit putihnya, tubuhnya yang sangat membentuk itu membuat banyak pria menelan ludah dan menatap dengan tatapan mata keranjang layaknya seorang pria hidung belang. Tiba-tiba dari belakang Laluna merasakan ada seorang yang datang dan ingin menyentuhnya. Ini sudah kebiasaannya menarik tangan itu dan membanting tubuh itu kedepan lalu menahan tangan orang itu di belakang tubuhnya.

Semua mata terpukau dengan kecekatan Laluna.

"Awww, Lepaskan aku! gadis manis. Aku tidak akan berbuat jahat padamu. Aku hanya ingin menunjukkan jalan untuk bertemu pak kepala dan para pelatih disini. Aku tahu kalian berasal dari kastil pelacuran itu." kata salah seorang Pria bernama Albi

Laluna tetap diam, dia berfikir sebentar lalu perlahan melepaskan cengkraman dari tangan Pria itu.

"Kamu gadis kecil tapi terlihat sangat kuat, tanganku rasanya seperti akan patah. Ikutlah denganku!" ajak Albi masuk ke gedung putih itu.

Sepanjang perjalanan semua orang membicarakan Laluna.

"Siapa gadis itu? Dia terlihat sangat lihai dalam bela diri. Belum pernah ada yang peka seperti gerakannya tadi, Pak Kepala akan senang melihatnya." salah seorang pria berbaju hitam melihat ke arah Laluna tapi Laluna tidak menggubris.

"Sepertinya Gadis itu menarik. Aku bisa menjadi lawan yang pantas untuknya."Salah seorang wanita berotot yang terlihat tinggi itu tersenyum melihat Laluna dan Sania

Laluna berbisik pelan ke arah Sania.

"Jangan memperlihatkan wajah ketakutan Walaupun sebenarnya kamu takut, mulai detik ini belajarlah untuk mengatur ekspresi agar orang tidak mengerti apa yang sedang kamu rasakan dan apa yang sedang kamu pikirkan. Jika setelah ini kita akan berlatih bela diri, kamu harus mempelajarinya dengan baik. Itu sangat kamu butuhkan." Laluna kembali berjalan kedepan.

Sania tidak menjawab dia hanya menganggukan kepala dan menuruti perkataan Laluna.

Mereka diantar ke sebuah ruangan yang lumayang besar. Disana terdapat Sofa dan meja yang cukup bersih.

"Kalian duduklah!Tunggulah disini! Pak Kepala sedang ke kamar mandi." kata Albi sambil berjalan keluar.

"Hei!" Laluna tiba-tiba memanggil pria itu.

Pria itu berbalik

"Maaf untuk perbuatanku tadi. Boleh aku tahu siapa namamu? Aku Rula dan dia Tasya." Laluna mencoba mencari teman disana.

"Ahh tidak apa-apa kurasa kamu cukup hebat untuk melindungi diri, Aku Albi. Maaf aku tinggal dulu." tandas Albi sambil pergi dari ruangan itu.

Beberapa menit kemudian Pak Kepala itu datang. Dia mengenakan setelan putih dengan wajah yang terlihat sudah setengah baya.

Laluna dan Sania berdiri menyambut pak Kepala itu.

.






Related chapters

  • Comeback With You   Pelatihan Pertama

    "Kalian berdua sudah datang. Duduklah!" Pak kepala itu duduk berhadapan dengan mereka."Benarkah kamu Rula dan Tasya?" tanya Pak Kepala itu."Iya aku Rula dan dia Tasya" jawab Laluna singkat."Kenapa kalian berdua menggunakan topeng?"Tanya Pak Kepala itu."Karena kami banyak menyimpan luka, aku takut akan terasa menjijikkan ketika melihat luka yang ada di wajah kita berdua." jelas Laluna yang sudah mempersiapkan jawaban itu sejak dalam perjalanan tadi."Hemm, aku juga dengar dari Lati. Dia bilang kalian melukai diri kalian sendiri demi berganti profesi menjadi pencuri. Apakah itu benar?" tambah Pak Kepala itu yang mulai sedikit penasaran.Laluna sangat mahir untuk bersikap tenang. Dia sama sekali tidak terlihat bingung ataupun gugup ketika menjawab pertanyaan."Kami sebenarnya tidak pandai melayani pria, bahkan kami berdua kadang sulit bersikap ramah. Karena banyak

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Pelatihan kedua

    Laluna yang terkejut membuat dia memandang Sania lagi dan memberi kode untuk berbuat sesuatu.Mereka berdua tiba-tiba berdiri dan memandang Albi yang juga ikut berdiri, mereka berdua mendorongnya perlahan ke dinding lalu menahannya berdiri dengan dihalangi tubuh Laluna dan Sania."Ap-apa yang akan kalian lak-lakukan?" Albi terlihat sangat ketakutan."Apa yang kamu dengar barusan?"tanya Sania menatap intens mata Albi."Ti-ti-tidak ada, aku tidak mendengar apa-apa, aku hany

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Terbiasa

    "Sya ... Sepertinya kita akan tidur nyenyak kali ini." Laluna bersandar di pintu sambil memandang Sania."Iya La, aku tidak menyangka. Ternyata kastil itu memang tempat penyiksaan, buktinya saja pencuri bisa hidup enak disini. Ayo masuk! Kita harus mandi." kata Sania sambil masuk ke kamar itu dan mencoba empukknya ranjang di depan matanya."Tapi kita selamanya tidak bisa di tempat ini. Setelah dua minggu ini hidup kita akan berpindah-pindah dan menggunakan kaki kita untuk berlari sampai kita bisa pulang." jelas Laluna yang akhirnya berbaring di atas ranjang."Aku tahu, kita akan mulai mencari j

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Langkah Awal

    Dua minggu telah berlalu, Laluna dan Sania benar-benar menjadi pencuri terbaik di angkatan itu. Segala yang diajarkan telah mereka kuasai dengan cepat. Pak Kepala juga sangat mengakui hal itu, hari kebebasan mereka ada di depan mata sekarang karena mereka sudah dipercaya untuk keluar dari gedung putih.Mereka berdandan menjadi wanita cantik saat di luar walaupun Laluna sedikit tomboy sekarang dan selalu menggunakan cadar yang berbeda bahkan topeng yang berbeda di setiap aksi dan kesempatan. Mereka selalu bermain cantik setiap menjalankan aksinya, disisi lain mereka berdua malah banyak menolong orang-orang yang kelaparan dan orang-orang miskin.Setelah tiga tahun berlalu mereka berdua berhasil menjadi penc

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Kecurigaan

    Sudah tiga bulan sama sekali tidak ada surat untuk para orang tua dari mereka yang dikirim menjadi pekerja di Nepal termasuk orang tua Laluna yang selalu berdoa untuk keselamatan anaknya itu."Ayah, bagaimana kabar dari anak kita? Haruskah kita bertanya kepada pak Ramonta?Aku benar-benar cemas, sudah tiga bulan tidak ada surat ataupun kabar sama sekali. Setiap bulan hanya uang yang mengalir, tapi jika anak kita terjadi sesuatu aku juga tidak akan memaafkan diriku sendiri." keluh Ibu Laluna yang terus meneteskan air mata.Ayah Laluna memeluk istrinya itu."Sabar sayang, aku yakin anak kita baik-baik saja. Dia gadis yang tangguh, wa

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Misi yang tidak mungkin

    Pria itu ternyata adalah salah seorang tentara yang dikirim Indonesia untuk menyelidiki perdagangan manusia di Nepal. Namanya adalah Dirga.Setelah kembali dia buru-buru melihat Foto-foto yang yang di temukan di kastil itu. Dia menemukan dua Foto yang menurut penghuni kastil memilih menjadi pencuri dari pada menjadi pelacur. Dirga menemukan Foto Laluna saat berusia dua belas tahun.'Wanita ini sangat mirip dengan gadis ini, tidak salah lagi. Jika di dalam kastil itu tidak di perbolehkan membawa barang elektronik dan juga handphone apalagi terhubung melalui internet tidak mungkin pengirim surel ada di dalam kastil. Dia bisa tahu dengan mudah tentang kastil karena dia dulu pernah berada di dalam kastil, tuj

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Menikmati Liburan

    Sania menghentikan mobilnya di sebuah hutan yang banyak sekali pepohonan tinggi disana."Kamu nggak salah memilih tempat ini? Memang rumah seperti apa yang kamu beli?" Laluna penasaran."Ketika kita memiliki kekayaan melimpah aku sudah berinvestasi ke rumah ini. Ini bukan sembarangan rumah La, mungkin Gerbang Luarnya terasa seperti rumah berhantu tapi jika kamu sudah masuk ke dalam. Kamu akan betah." Sania menyingkirkan ranting kecil di sebelah gerbang yang penuh daun Kering itu.Sania menekan tombolnya dan gerbang itu terbuka.

    Last Updated : 2020-10-20
  • Comeback With You   Menikmati Liburan 2

    Di gedung putih mereka benar-benar merasa kehilangan. Pak Kepala baru sadar jika mereka berdua selama ini menggunakan nama samaran."Kedua wanita itu, mereka adalah orang yang gigih dan baik hati kenapa harus terbunuh juga." Albi mengusap air matanya karena merasa sangat kehilangan di depan pak Kepala dan para pelatih juga anggota yang lain di aula sambil menonton berita.Laluna dan Sania memang dikenal dermawan, baik hati dan penuh dengan candaan. Mereka bisa tiba-tiba ceria tapi bisa tiba-tiba serius, mereka berdua selalu menjadi penolong bagi siapapun yang mengenal mereka berdua.Albi

    Last Updated : 2020-10-20

Latest chapter

  • Comeback With You   Pulang

    Keadaan Laluna sudah membaik dia sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit. Pemerintah Indonesia akan segera memulangkan mereka semua besok"San, maafkan aku ya! Aku membuatmu sangat khawatir." kata Laluna yang masih merasakan sakit di punggung dan perutnya itu."Kamu fokus saja dengan kesembuhanmu!Ini kedua kalinya kamu membuat jantungku hampir copot." Jelas Sania sambil mendorong Laluna menggunakan kursi roda menuju ke mobil.Dirga menghampiri Laluna dan menghentikan laju kursi roda itu. Dia memberikan Bunga yang dia beli di toko sebelah rumah sakit.Mata Laluna tiba-tiba berbinar melihat Dirga memberikan bunga itu dengan penuh perhatian."Terimakasih." Laluna tersenyumDirga sangat bahagia melihat Laluna sudah kembali tersenyum."Apakah keadaanmu sudah membaik?" tanya Dirga membelai rambut Laluna.Dengan perasaan malunya Laluna menatap antara Dirga dengan penuh kebahagiaan."Iya aku sudah membaik." jawab Laluna.

  • Comeback With You   Evakuasi 6

    Waktu sudah menunjukkan jam tujuh mereka berangkat ke Pokhara. Laluna, Sania, Diyon, Dirga dan Namo sudah berangkat menggunakan mobil putih Laluna. Empat puluh menit kemudian mereka sampai di tempat yang di arahkan Pak Kepala. Disana tampak Pak Kepala dan Albi duduk berdampingan bersama Arsi dan pelatih Rin. mereka sudah menunggu Laluna dan juga Sania. "Kalian bertiga tunggulah di meja nomor empat, kalian boleh pesan makanan sesuka hati! Jangan lupa aktifkan headset kalian! Kami berdua akan menemui mereka." Sania dan Laluna menuju meja makan Pak Kepala. "Dirga, Namo ini baru namanya rejeki nomplok." Kata Diyon yang sedang membaca menu makanan. Dirga memukul kepalanya. "Bisa diam tidak, kita disini harus menjaga mereka berdua!" Dirga duduk dan Fokus mendengarkan pembicaraan yang terjadi disana. Pak kepala terkejut melihat kedua wanita itu datang dengan topeng seperti dulu saat awal mereka bertemu. "Silahkan duduk!" Pak Kepala me

  • Comeback With You   Evakuasi 5

    "Lalu apa yang selanjutnya kita lakukan pak? Apakah kita harus memberikan informasi rumah ini kepada Madam Lati?" tanya Arsi."Tidak, Madam Lati tidak boleh tahu. Kita sendiri yang akan mengunjungi rumah itu. Kita harus memastikan bahwa mereka berdua memang masih hidup. Kita akan membantu Laluna dan Sania, mereka juga sudah banyak membantu kita saat masih di gedung putih ini." jawab Pak Kepala.'Kalian berdua memang gadis yang istimewa. Aku berharap kalian memang masih hidup.' Batin Pak Kepala.Sania mendapatkan akses CCTV dirumah lamanya itu. Dia ingin tahu siapa orang yang akan datang kesana dan memeriksa rumahnya. Sania juga masih memasang penyadap di seluruh ruangan."Kita tunggu siapa tamu yang akan datang ke rumah ini?" Ujar Sania sambil duduk di depan komputernya.Hari sudah menjelang malam, mereka menunggu tapi tidak ada seorang pun yang datang. Mereka semua sangat lelah dan sangat lapar.

  • Comeback With You   Evakuasi 4

    Malam hari itu madam Lati marah besar kepada semua pengawal."Kenapa kalian semuanya tidak pecus menjaga kastil ini? Apakah kalian sudah menyelidiki siapa pria dan wanita itu?" Madam Lati berbicara dengan nada tinggi."Sudah madam, pengawal kami ada yang berhasil memotret wanita dan pria itu dan ini adalah rekaman CCTV belakang kastil." pengawal itu memberikan laptop kepada madam Lati.Madam Lati melihat foto dan video itu, sedikit mengenali postur tubuh Laluna tapi dia sendiri masih ragu.

  • Comeback With You   Evakuasi 3

    Semua pelacur itu berteriak-teriak karena dicengkeram beberapa bodyguard."Madam ampunilah kami! Tolong biarkan kami bekerja! Kami tidak akan kabur, jangan bawa kami keruang bawah tanah!" Salah satu pelacur dari Indonesia itu memohon di kaki madam Lati tapi sepertinya madam Lati sudah bersikap anti pati.Dua puluh tiga orang wanita penghibur dari Indonesia di sekap di Ruang bawah tanah. Mereka benar-benar disiksa dan disuruh bekerja tanpa gaji.***Sania mendapatkan Informasi bahwa kastil itu yang diketahui masyarakat hanya bisnis pelacurannya saja sedangkan perbudakan dan pembunuhan di ruang bawah tanah sama sekali tidak pernah terkekspos media. Mereka juga tidak pernah melaporkan jika mengambil tenaga kerja luar negeri jadi yang terdaftar hanyalah penduduk asli Nepal sebagai pekerja disana. Menurut pemerintah bisnis itu juga sektor pariwisata jadi mereka tidak akan pernah menutup bisnis itu.

  • Comeback With You   Evakuasi 2

    Tiba-tiba Dari arah tangga Sania naik ke atas."Apa kalian berke ..." Sania berhenti bertanya melihat posisi mereka seperti itu lalu berbalik Sania tersenyum.Mereka berdua menoleh dan bangun dari posisi itu dengan sangat canggung. Mereka salah tingkah dan bingung harus berbuat apa."A-Akku a-akan mengambil gelas lagi." Laluna turun menabrak Sania dengan langkah kaki yang begitu cepat.Sania cukup terkejut dan dia mengikutinya ke Dapur.

  • Comeback With You   Evakuasi 1

    Langit hampir gelap Laluna dan Dirga pergi kesebuah taman di dekat danau, mendengar dari masyarakat ada seperti pesta rakyat disana. Biasanya turis atau wisatawan berkunjung ke tempat ini untuk menari, menikmati makanan tradisional khas Nepal atau sekedar menikmati pemandangan perbukitan dan Danau dengan Lampu di malam hari.Laluna menggunakan handphone barunya untuk mengirimkan pesan ke Sania."San, sepertinya aku tidak aka

  • Comeback With You   Menikmati Liburan 2

    Di gedung putih mereka benar-benar merasa kehilangan. Pak Kepala baru sadar jika mereka berdua selama ini menggunakan nama samaran."Kedua wanita itu, mereka adalah orang yang gigih dan baik hati kenapa harus terbunuh juga." Albi mengusap air matanya karena merasa sangat kehilangan di depan pak Kepala dan para pelatih juga anggota yang lain di aula sambil menonton berita.Laluna dan Sania memang dikenal dermawan, baik hati dan penuh dengan candaan. Mereka bisa tiba-tiba ceria tapi bisa tiba-tiba serius, mereka berdua selalu menjadi penolong bagi siapapun yang mengenal mereka berdua.Albi

  • Comeback With You   Menikmati Liburan

    Sania menghentikan mobilnya di sebuah hutan yang banyak sekali pepohonan tinggi disana."Kamu nggak salah memilih tempat ini? Memang rumah seperti apa yang kamu beli?" Laluna penasaran."Ketika kita memiliki kekayaan melimpah aku sudah berinvestasi ke rumah ini. Ini bukan sembarangan rumah La, mungkin Gerbang Luarnya terasa seperti rumah berhantu tapi jika kamu sudah masuk ke dalam. Kamu akan betah." Sania menyingkirkan ranting kecil di sebelah gerbang yang penuh daun Kering itu.Sania menekan tombolnya dan gerbang itu terbuka.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status