Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan

Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan

last updateLast Updated : 2025-01-07
By:   Marwa Safira  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Luna Winston yang sombong mengejar Julian Simmons, sosok bagaikan dewa yang dingin, dan berhasil menjadi istrinya. Demi Julian, tuan putri yang sombong ini menundukkan kepalanya. Namun, setelah mereka menikah, Luna menyadari bahwa Julian masih tidak bisa melupakan cinta pertamanya. Luna pun menjadi bahan tertawaan di kalangan keluarga kaya. Pertengkaran yang histeris dan keributan yang membuat Luna melompat dari bangunan direkam oleh seseorang dan disebarkan ke internet. Semua orang pun mentertawakan Luna. Akan tetapi, saat Luna siuman, dia malah kehilangan ingatannya tentang Julian. Luna bertanya, "Permisi, kamu siapa, ya?" Julian menjawab, "Luna, pura-pura hilang ingatan sudah basi. Aku nggak akan bercerai denganmu." Tanpa menoleh sama sekali, Luna langsung berbalik dan pergi. Tiga tahun kemudian. Seorang anak perempuan yang cantik tidak sengaja menerjang ke pelukan Julian. Melihat sosok yang membekas dalam ingatannya berjalan menghampirinya, Julian berkata, "Luna, anak kita ...." Luna merangkul lengan pria tampan di sampingnya sambil berkata, "Pak Julian, biar kuperkenalkan padamu, ini ayah dari anakku!"

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

"Sakit! Julian, lepaskan aku!""Apakah kamu akan menyesal kalau aku sudah mati?!""Julian, jangan pergi dengan Chelsea, ya? Aku mencintaimu ...."Aku tiba-tiba terbangun dengan napas yang terengah-engah, layaknya ikan yang terdampar di tepi pantai.Aku merasa sesak napas dan tenggorokanku terasa sangat sakit.Aku berusaha untuk membuka mataku. Aku pun melihat cahaya lampu pijar yang sangat silau dan mendengar suara mesin yang terus berbunyi di sampingku."Pak Julian, Nyonya sudah siuman. Kata dokter, Nyonya hanya jatuh pingsan karena kepalanya terbentur, nggak ada masalah lainnya."Seseorang di sisi ranjang sedang bertelepon dengan suara rendah.Akhirnya, aku menyadari bahwa aku sedang berada di rumah sakit. Apakah aku sakit?Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara seseorang yang sangat dingin."Baguslah kalau nggak ada masalah. Aku masih ada rapat video, jadi aku nggak bisa ke sana."Orang yang bertelepon itu membuang napas. Saat dia berbalik, dia terkejut melihatku."Nyonya sudah...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
50 Chapters
Bab 1
"Sakit! Julian, lepaskan aku!""Apakah kamu akan menyesal kalau aku sudah mati?!""Julian, jangan pergi dengan Chelsea, ya? Aku mencintaimu ...."Aku tiba-tiba terbangun dengan napas yang terengah-engah, layaknya ikan yang terdampar di tepi pantai.Aku merasa sesak napas dan tenggorokanku terasa sangat sakit.Aku berusaha untuk membuka mataku. Aku pun melihat cahaya lampu pijar yang sangat silau dan mendengar suara mesin yang terus berbunyi di sampingku."Pak Julian, Nyonya sudah siuman. Kata dokter, Nyonya hanya jatuh pingsan karena kepalanya terbentur, nggak ada masalah lainnya."Seseorang di sisi ranjang sedang bertelepon dengan suara rendah.Akhirnya, aku menyadari bahwa aku sedang berada di rumah sakit. Apakah aku sakit?Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara seseorang yang sangat dingin."Baguslah kalau nggak ada masalah. Aku masih ada rapat video, jadi aku nggak bisa ke sana."Orang yang bertelepon itu membuang napas. Saat dia berbalik, dia terkejut melihatku."Nyonya sudah
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 2
Setelah aku beristirahat selama dua hari di rumah sakit, Tania mengantarkanku pulang.Aku ingin pergi dengan Tania.Namun, Tania langsung mengunci pintu mobil, lalu mendengus dan berkata, "Sebaiknya kamu pulang saja. Kalau ingatanmu kembali, kamu akan menangis dan merendahkan dirimu lagi pada Julian, aku nggak mau jadi orang jahat."Dia masih merasa takut. Jelas-jelas, selama beberapa tahun terakhir, dia sudah sering tersakiti karena aku terlalu buta akan cinta, sehingga meninggalkan trauma dalam hatinya.Aku melihat mobil Tania melaju pergi, lalu mengernyit sambil berjalan memasuki vila yang besar.Rumah ini sangat luas, tetapi sangat kosong dan asing.Namun, melihat foto pernikahan yang tergantung di dinding, aku tahu bahwa aku tidak salah masuk.Seorang wanita yang terlihat seperti pembantu datang mengambil koperku sambil berkata, "Nona Luna, hari ini, Pak Julian ada perjalanan bisnis, jadi nggak akan pulang. Nona nggak perlu menunggu Pak Julian untuk makan malam."Aku menganggukkan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 3
Sambil mendengar suara air mengalir di kamar mandi, aku bergegas mengenakan pakaianku.Untuk mencegah bagian tubuhku dari terlihat, aku memilih pakaian olahraga yang paling tertutup.Saat Julian berjalan keluar dari kamar mandi ....Wajahku memerah lagi. Dia bertelanjang dada dan hanya mengikatkan sebuah handuk putih dengan longgar di pinggangnya.Rambutnya basah, tetesan air jatuh di pipinya yang tegas, tetesan air dari dadanya juga mengalir melalui otot tubuhnya yang jelas.Aku menatapnya dengan terpana, hingga mendengar Julian tertawa dengan sinis.Aku pun memalingkan wajahku dengan canggung.Kemudian, aku merasakan hawa hangat dari belakang dan merasakan Julian mengembuskan napas hangat di telingaku. "Kalau sudah pulang, jangan berulah lagi, kamu harus patuh."Dia seperti sedang membujuk seorang anak kecil.Jantungku berdebar kencang. Tubuh ini menunjukkan rasa sukaku padanya dengan sangat jujur.Aku menghindari napasnya dan berusaha untuk berkata dengan dingin, "Julian, aku hilang
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 4
Aku berbalik dan naik ke lantai atas.Aku merasa sangat muak melihat Julian begitu merendahkan dirinya."Nona Luna, apakah lukamu sudah membaik?" tanya wanita di lantai bawah itu dengan lembut.Aku menoleh dan menjawab dengan enggan, "Sudah jauh membaik."Julian langsung menyela, "Dia baik-baik saja, hanya terbentur sedikit."Aku pun tertawa dengan sinis dan berkata, "Julian, selama aku terbaring di rumah sakit, kamu bahkan nggak pergi menjengukku. Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku baik-baik saja?"Dengan ekspresi masam, Julian berkata, "Luna, jangan berulah lagi.""Berulah?" Aku tertawa dan berkata, "Ucapanku memang nyata, kenapa malah dibilang berulah? Kalau aku membela diri, apakah itu namanya berulah bagimu?"Pada saat ini, aku benar-benar merasa sangat jijik pada pria ini.Aku yakin bahwa dalam ingatan tujuh tahun yang menghilang ini, aku pasti berkali-kali dibuat kesal oleh Julian yang mengataiku suka "berulah" dan "tak masuk akal".Jadi, wajar saja kalau aku naik darah.Jika ak
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 5
Dari lantai atas, aku mendengar suara mesin mobil.Aku tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar. Secara kebetulan, aku melihat Julian mengulurkan tangannya untuk merangkul Chelsea, seakan-akan dia sedang melindungi Chelsea.Entah karena koneksi batin atau bukan, Julian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah lantai dua.Tatapannya pun bertemu dengan tatapanku.Aku melihat Julian mengernyit, bibirnya bergerak, seakan-akan dia ingin mengucapkan sesuatu.Aku hanya menatapnya dengan tenang.Julian tercengang sejenak. Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan setenang ini."Julian?" Chelsea yang berada di sampingnya memanggilnya dengan pelan.Chelsea menatap ke arah tatapan Julian dan melihat sosokku di jendela."Julian ...." Dengan nada sedih, Chelsea berkata, "Kalau kamu mau menemani Nona Luna, pergi saja. Aku bisa pergi sendiri."Julian seketika tersadar. Dia menyingkirkan perasaan di tatapannya dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa, ayo jalan."Chelsea sedikit mengangkat kep
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 6
Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"Nada bicaranya membuatku me
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 7
Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 8
Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 9
Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
Bab 10
Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
DMCA.com Protection Status