Share

Bab 7

Author: Marwa Safira
last update Last Updated: 2025-01-07 13:12:41
Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.

Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."

Aku hanya diam.

Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.

Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.

Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.

Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.

Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."

Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."

Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.

Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.

Tubuh ini sedang bersedih.

Bagaimana mungkin aku tidak bersedih? Mereka keluarga terdekatku!

Sambil berlinang air mata, aku berkata, "Tania, tolonglah aku. Aku mau menghubungi kakakku terlebih dahulu. Dia paling menyayangiku ...."

Ekspresi Tania sontak berubah. "Luna, bukannya aku nggak mau membantumu, tapi kakakmu nggak akan bertemu denganmu ...."

"Eh, bukannya ini Nyonya Luna, ya? Kenapa dia minum kopi yang nggak berkelas di tempat seperti ini?"

Suara wanita yang sinis ini membuatku mengernyit.

Tania malah langsung berdiri sambil berseru, "Laura Clark, biar kuperingatkan, jangan cari masalah!"

Seorang wanita berambut merah yang mengenakan gaun bermotif bunga berdiri di hadapan kami.

Dia berias dengan cantik, dengan beberapa kantong belanja di tangan kirinya. Dua wanita muda yang juga berpakaian modis berdiri di sebelah kanannya.

Mereka memiliki ekspresi yang sama dengan Laura, sama-sama mengamatiku dari atas ke bawah dengan ekspresi penuh penghinaan.

Aku berdiri dan menarik Tania sambil berkata, "Aku nggak kenal dengannya. Ayo pergi."

Sebelum Tania bisa mengucapkan apa pun, Laura langsung berkata dengan sinis, "Kamu nggak kenal dengan aku? Luna, kamu benar-benar pelupa, ya! Kita sudah kenal lama."

Aku mengernyit sambil berkata, "Nona Laura, aku benar-benar nggak mengenalimu."

Laura mulai tertawa, lalu berkata pada wanita di sisinya, "Dengarlah, katanya, dia nggak kenal denganku."

Seorang wanita dengan gaun berwarna kuning ikut tertawa dan berkata dengan sinis, "Ya sudah kalau nggak kenal. Kita juga nggak perlu kenal dengan wanita jalang yang hanya bisa menempel pada Pak Julian seperti ini."

Mereka pun tertawa dengan jahat.

Dengan ekspresi dingin, aku menarik Tania dan berkata, "Ayo jalan. Jangan ladeni mereka."

Namun, Tania tiba-tiba naik darah.

Dia langsung memarahi Laura. "Siapa yang kamu bilang wanita jalang? Siapa yang lebih buruk lagi daripada kamu, Laura? Kamu jelas-jelas tahu Julian sudah menikah, tapi kamu masih menggoda pria yang sudah beristri. Selain itu, Sherly Perry, demi mendapatkan proyek dari Keluarga Simmons, keluargamu selalu mencari cara untuk mentraktir Julian makan dan minum. Kalian baru wanita jalang!"

Ucapan Tania membuat ketiga wanita itu tercengang.

Laura-lah yang bereaksi terlebih dahulu.

Dia langsung menerjang ke arah Tania untuk menjambak rambut Tania, tetapi Tania sudah sangat pandai bertengkar sejak kecil.

Bisa kuakui, dia orang terhebat di seluruh Kota Harin.

Tania mengambil kopi yang belum dia habiskan di atas meja dan menyiramkannya pada Laura.

Laura berteriak sambil menutupi wajahnya.

Sherly benar-benar marah. Dia mengambil kantong belanjanya dan hendak memukul Tania. Namun, Tania tidak memperhatikannya, jadi aku langsung mengadang pukulan itu.

Kantong belanjaan itu memukul lenganku dan membuatku kesakitan.

Tania langsung naik darah. "Berani sekali tiga wanita jalang ini memukul Luna! Kalian sudah bosan hidup, ya?"

"Hentikan!" Pada saat ini, seseorang menerjang ke arah kami.

Kemudian, lenganku dipatahkan dengan kuat.

Aku mendengar suara "krak" dan rasa sakit itu membuatku seketika jatuh berlutut di lantai.

Melalui suara kepalaku berdengung, aku mendengar Tania berseru dengan terkejut dan juga marah, "Julian, kamu gila, ya?! Untuk apa kamu menahan Luna?!"

Aku benar-benar terkejut. Mengapa Julian bisa berada di tempat ini?

Aku ingin berdiri, tetapi kepalaku terasa pusing, sehingga aku langsung terjatuh dengan lemas di lantai.

Pada saat ini, seseorang menangkapku dengan sigap.

Sebelum aku bisa melihatnya dengan jelas, aku mendengar suara seseorang yang lembut. "Hentikan, dia sudah terluka."

...

Saat aku siuman, aku melihat cahaya lampu pijar yang sangat menyilaukan mata.

"Sudah bangun, ya?"

Terdengar suara Julian dari sampingku.

Aku bangun dengan susah payah, tetapi lengan kananku terasa sangat sakit, sehingga aku sama sekali tidak bisa mengerahkan sedikit pun tenaga di lenganku.

Julian duduk di samping ranjang sambil menatapku dengan ekspresi masam di wajahnya yang tampan.

Melihat gerakanku yang lamban, dia tersenyum sambil berkata, "Akhirnya kamu bangun juga. Kukira kamu masih pura-pura."

Aku tercengang sejenak, lalu menatapnya dengan tatapan dingin sambil berkata, "Ya, seharusnya aku pingsan lebih lama lagi. Kalau nggak, aku nggak dapat uang."

Julian terdiam.

Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan bereaksi seperti ini.

Dia menatapku dengan tatapan sinis dan berkata dengan kesal, "Luna, pergi minta maaf. Kalau nggak, mereka akan lapor polisi."

Aku langsung tertawa. "Kenapa aku harus minta maaf? Aku nggak memukul orang. Lagi pula, merekalah yang menantang kami terlebih dahulu!"

Aku hanya hilang ingatan, bukan bodoh.

Kalaupun aku tidak mengingat Laura, dari reaksi Tania, aku tahu bahwa tiga wanita itu bukan orang baik-baik.

Lagi pula, awalnya, Laura-lah yang memprovokasi kami terlebih dahulu, sehingga Tania menyerangnya. Kemudian, Laura tidak bisa menahan diri dari main tangan. Mengapa aku harus meminta maaf pada mereka?

Aku memegang bahuku dengan ekspresi yang sangat dingin.

Aku merasa kesakitan, sepertinya tulang bahuku tergeser, sedangkan "suamiku" malah menyuruhku untuk meminta maaf pada pelakunya.

Konyol sekali.

Aku langsung tertawa.

Sedangkan Julian merasa tersinggung. Dia langsung berdiri dan menarik lenganku.

"Luna, cukup sudah! Aku sudah menoleransimu untuk sangat lama! Pulanglah! Jangan mempermalukanku di luar sana!"

Rasa sakit dari lenganku seketika membuatku berteriak.

Julian masih ragu-ragu, tetapi dia berkata lagi, "Kamu bisa terus bersandiwara! Kamu sama sekali nggak kenapa-kenapa! Pulanglah!"

Aku merasa kesakitan hingga kepalaku berdengung.

Pada saat ini, aku ingin sekali langsung bertarung sampai mati dengan pria bajingan ini.

Dia menarik lenganku yang tulangnya bergeser, membuatku kesakitan setengah mati.

"Lepaskan dia. Kamu nggak tahu dia terluka, ya?"

Pada saat ini, seseorang berjalan menghampiri kami dengan cepat dan menarik tangan Julian.

Secara refleks, Julian melepaskan tanganku.

Aku pun menangis kesakitan.

Pada saat ini, Julian baru menyadari keanehan pada diriku. Lenganku terpelintir dengan agak aneh.

Orang itu memapahku sambil berkata dengan lembut, "Jangan takut, biar aku bawa kamu ke rumah sakit."

Aku langsung berpegangan padanya, seakan-akan aku bertemu dengan penyelamat hidupku.

Sebuah wajah yang tampan dan anggun pun muncul di depan mataku.

Aku sudah menangis hingga aku merasa sesak napas. "Aku ... lenganku patah! Lenganku patah. Kakak, aku mau mencari kakakku!"

Perasaan yang sudah terpendam selama beberapa hari tiba-tiba meluap di hadapan pria asing ini.

Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya, seperti saat aku masih kecil, saat aku pergi mencari kakakku, Louis Winston, ketika aku dianiaya.

"Kakakku, aku mau mencari kakakku. Kak, ada yang menindasku! Mereka menindasku! Mereka menindasku dengan kejam ...."

Julian tercengang.

Pria asing itu juga sepertinya terkejut karena aku bertingkah di luar kendali seperti ini.

Aku menangis dengan keras.

Aku merindukan orang tuaku, juga kakakku yang paling menyayangiku.

Meskipun aku terkena bahaya besar, kakakku tetap akan melindungiku.

Saat ada yang menindasku, dia tetap akan melindungiku sebisanya.

Namun, sekarang, aku merasa sangat sedih.

Karena aku tidak sengaja kehilangan mereka.

Selama tujuh tahun yang terkutuk ini, aku kehilangan anggota keluargaku yang paling kucintai!

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 15

    Sambil duduk di atas ranjang, aku merasa seakan-akan aku sedang bermimpi.Kamar ini tidak terlalu mewah, tetapi terasa sangat hangat dan nyaman.Pembantu itu meletakkan pakaian ganti di samping ranjang dan tersenyum sambil berkata, "Nona Luna, ini piama yang dipilihkan oleh Pak Chris untuk Anda. Kalau nggak cocok, Anda bisa beri tahu kami."Aku melihat setelan piama berwarna merah muda itu dan bergegas mengangguk sambil berkata, "Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Pak Chris."Pembantu itu mengajariku cara menggunakan telepon di samping ranjang dan tombol di kamar mandi sebelum meninggalkan kamar ini.Pada saat ini, ponselku bergetar.Ada panggilan masuk dari Tania.Tania langsung mengeluh. "Kenapa lama sekali kamu angkat teleponku? Aku benar-benar khawatir! Julian nggak melakukan apa pun pada kamu, 'kan? Selain itu, bagaimana keadaan lenganmu?"Aku menceritakan perjalananku ke rumah sakit dengan singkat pada Tania.Di ujung telepon lainnya, Tania tercengang. "Pak Charles? Charle

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status