Share

Bab 7

Penulis: Marwa Safira
Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.

Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."

Aku hanya diam.

Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.

Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.

Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.

Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.

Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."

Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."

Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.

Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.

Tubuh ini sedang bersedih.

Bagaimana mungkin aku tidak bersedih? Mereka keluarga terdekatku!

Sambil berlinang air mata, aku berkata, "Tania, tolonglah aku. Aku mau menghubungi kakakku terlebih dahulu. Dia paling menyayangiku ...."

Ekspresi Tania sontak berubah. "Luna, bukannya aku nggak mau membantumu, tapi kakakmu nggak akan bertemu denganmu ...."

"Eh, bukannya ini Nyonya Luna, ya? Kenapa dia minum kopi yang nggak berkelas di tempat seperti ini?"

Suara wanita yang sinis ini membuatku mengernyit.

Tania malah langsung berdiri sambil berseru, "Laura Clark, biar kuperingatkan, jangan cari masalah!"

Seorang wanita berambut merah yang mengenakan gaun bermotif bunga berdiri di hadapan kami.

Dia berias dengan cantik, dengan beberapa kantong belanja di tangan kirinya. Dua wanita muda yang juga berpakaian modis berdiri di sebelah kanannya.

Mereka memiliki ekspresi yang sama dengan Laura, sama-sama mengamatiku dari atas ke bawah dengan ekspresi penuh penghinaan.

Aku berdiri dan menarik Tania sambil berkata, "Aku nggak kenal dengannya. Ayo pergi."

Sebelum Tania bisa mengucapkan apa pun, Laura langsung berkata dengan sinis, "Kamu nggak kenal dengan aku? Luna, kamu benar-benar pelupa, ya! Kita sudah kenal lama."

Aku mengernyit sambil berkata, "Nona Laura, aku benar-benar nggak mengenalimu."

Laura mulai tertawa, lalu berkata pada wanita di sisinya, "Dengarlah, katanya, dia nggak kenal denganku."

Seorang wanita dengan gaun berwarna kuning ikut tertawa dan berkata dengan sinis, "Ya sudah kalau nggak kenal. Kita juga nggak perlu kenal dengan wanita jalang yang hanya bisa menempel pada Pak Julian seperti ini."

Mereka pun tertawa dengan jahat.

Dengan ekspresi dingin, aku menarik Tania dan berkata, "Ayo jalan. Jangan ladeni mereka."

Namun, Tania tiba-tiba naik darah.

Dia langsung memarahi Laura. "Siapa yang kamu bilang wanita jalang? Siapa yang lebih buruk lagi daripada kamu, Laura? Kamu jelas-jelas tahu Julian sudah menikah, tapi kamu masih menggoda pria yang sudah beristri. Selain itu, Sherly Perry, demi mendapatkan proyek dari Keluarga Simmons, keluargamu selalu mencari cara untuk mentraktir Julian makan dan minum. Kalian baru wanita jalang!"

Ucapan Tania membuat ketiga wanita itu tercengang.

Laura-lah yang bereaksi terlebih dahulu.

Dia langsung menerjang ke arah Tania untuk menjambak rambut Tania, tetapi Tania sudah sangat pandai bertengkar sejak kecil.

Bisa kuakui, dia orang terhebat di seluruh Kota Harin.

Tania mengambil kopi yang belum dia habiskan di atas meja dan menyiramkannya pada Laura.

Laura berteriak sambil menutupi wajahnya.

Sherly benar-benar marah. Dia mengambil kantong belanjanya dan hendak memukul Tania. Namun, Tania tidak memperhatikannya, jadi aku langsung mengadang pukulan itu.

Kantong belanjaan itu memukul lenganku dan membuatku kesakitan.

Tania langsung naik darah. "Berani sekali tiga wanita jalang ini memukul Luna! Kalian sudah bosan hidup, ya?"

"Hentikan!" Pada saat ini, seseorang menerjang ke arah kami.

Kemudian, lenganku dipatahkan dengan kuat.

Aku mendengar suara "krak" dan rasa sakit itu membuatku seketika jatuh berlutut di lantai.

Melalui suara kepalaku berdengung, aku mendengar Tania berseru dengan terkejut dan juga marah, "Julian, kamu gila, ya?! Untuk apa kamu menahan Luna?!"

Aku benar-benar terkejut. Mengapa Julian bisa berada di tempat ini?

Aku ingin berdiri, tetapi kepalaku terasa pusing, sehingga aku langsung terjatuh dengan lemas di lantai.

Pada saat ini, seseorang menangkapku dengan sigap.

Sebelum aku bisa melihatnya dengan jelas, aku mendengar suara seseorang yang lembut. "Hentikan, dia sudah terluka."

...

Saat aku siuman, aku melihat cahaya lampu pijar yang sangat menyilaukan mata.

"Sudah bangun, ya?"

Terdengar suara Julian dari sampingku.

Aku bangun dengan susah payah, tetapi lengan kananku terasa sangat sakit, sehingga aku sama sekali tidak bisa mengerahkan sedikit pun tenaga di lenganku.

Julian duduk di samping ranjang sambil menatapku dengan ekspresi masam di wajahnya yang tampan.

Melihat gerakanku yang lamban, dia tersenyum sambil berkata, "Akhirnya kamu bangun juga. Kukira kamu masih pura-pura."

Aku tercengang sejenak, lalu menatapnya dengan tatapan dingin sambil berkata, "Ya, seharusnya aku pingsan lebih lama lagi. Kalau nggak, aku nggak dapat uang."

Julian terdiam.

Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan bereaksi seperti ini.

Dia menatapku dengan tatapan sinis dan berkata dengan kesal, "Luna, pergi minta maaf. Kalau nggak, mereka akan lapor polisi."

Aku langsung tertawa. "Kenapa aku harus minta maaf? Aku nggak memukul orang. Lagi pula, merekalah yang menantang kami terlebih dahulu!"

Aku hanya hilang ingatan, bukan bodoh.

Kalaupun aku tidak mengingat Laura, dari reaksi Tania, aku tahu bahwa tiga wanita itu bukan orang baik-baik.

Lagi pula, awalnya, Laura-lah yang memprovokasi kami terlebih dahulu, sehingga Tania menyerangnya. Kemudian, Laura tidak bisa menahan diri dari main tangan. Mengapa aku harus meminta maaf pada mereka?

Aku memegang bahuku dengan ekspresi yang sangat dingin.

Aku merasa kesakitan, sepertinya tulang bahuku tergeser, sedangkan "suamiku" malah menyuruhku untuk meminta maaf pada pelakunya.

Konyol sekali.

Aku langsung tertawa.

Sedangkan Julian merasa tersinggung. Dia langsung berdiri dan menarik lenganku.

"Luna, cukup sudah! Aku sudah menoleransimu untuk sangat lama! Pulanglah! Jangan mempermalukanku di luar sana!"

Rasa sakit dari lenganku seketika membuatku berteriak.

Julian masih ragu-ragu, tetapi dia berkata lagi, "Kamu bisa terus bersandiwara! Kamu sama sekali nggak kenapa-kenapa! Pulanglah!"

Aku merasa kesakitan hingga kepalaku berdengung.

Pada saat ini, aku ingin sekali langsung bertarung sampai mati dengan pria bajingan ini.

Dia menarik lenganku yang tulangnya bergeser, membuatku kesakitan setengah mati.

"Lepaskan dia. Kamu nggak tahu dia terluka, ya?"

Pada saat ini, seseorang berjalan menghampiri kami dengan cepat dan menarik tangan Julian.

Secara refleks, Julian melepaskan tanganku.

Aku pun menangis kesakitan.

Pada saat ini, Julian baru menyadari keanehan pada diriku. Lenganku terpelintir dengan agak aneh.

Orang itu memapahku sambil berkata dengan lembut, "Jangan takut, biar aku bawa kamu ke rumah sakit."

Aku langsung berpegangan padanya, seakan-akan aku bertemu dengan penyelamat hidupku.

Sebuah wajah yang tampan dan anggun pun muncul di depan mataku.

Aku sudah menangis hingga aku merasa sesak napas. "Aku ... lenganku patah! Lenganku patah. Kakak, aku mau mencari kakakku!"

Perasaan yang sudah terpendam selama beberapa hari tiba-tiba meluap di hadapan pria asing ini.

Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya, seperti saat aku masih kecil, saat aku pergi mencari kakakku, Louis Winston, ketika aku dianiaya.

"Kakakku, aku mau mencari kakakku. Kak, ada yang menindasku! Mereka menindasku! Mereka menindasku dengan kejam ...."

Julian tercengang.

Pria asing itu juga sepertinya terkejut karena aku bertingkah di luar kendali seperti ini.

Aku menangis dengan keras.

Aku merindukan orang tuaku, juga kakakku yang paling menyayangiku.

Meskipun aku terkena bahaya besar, kakakku tetap akan melindungiku.

Saat ada yang menindasku, dia tetap akan melindungiku sebisanya.

Namun, sekarang, aku merasa sangat sedih.

Karena aku tidak sengaja kehilangan mereka.

Selama tujuh tahun yang terkutuk ini, aku kehilangan anggota keluargaku yang paling kucintai!

Bab terkait

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 15

    Sambil duduk di atas ranjang, aku merasa seakan-akan aku sedang bermimpi.Kamar ini tidak terlalu mewah, tetapi terasa sangat hangat dan nyaman.Pembantu itu meletakkan pakaian ganti di samping ranjang dan tersenyum sambil berkata, "Nona Luna, ini piama yang dipilihkan oleh Pak Chris untuk Anda. Kalau nggak cocok, Anda bisa beri tahu kami."Aku melihat setelan piama berwarna merah muda itu dan bergegas mengangguk sambil berkata, "Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Pak Chris."Pembantu itu mengajariku cara menggunakan telepon di samping ranjang dan tombol di kamar mandi sebelum meninggalkan kamar ini.Pada saat ini, ponselku bergetar.Ada panggilan masuk dari Tania.Tania langsung mengeluh. "Kenapa lama sekali kamu angkat teleponku? Aku benar-benar khawatir! Julian nggak melakukan apa pun pada kamu, 'kan? Selain itu, bagaimana keadaan lenganmu?"Aku menceritakan perjalananku ke rumah sakit dengan singkat pada Tania.Di ujung telepon lainnya, Tania tercengang. "Pak Charles? Charle

Bab terbaru

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 100

    Dia memandang ke sekeliling jalanan yang gelap dengan ketakutan.Tadi, dia merasa ketakutan, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa Julian sudah mengemudi ke jalanan gunung yang berkelok-kelok.Tidak ada yang melewati jalan ini selama beberapa kilometer.Namun, Julian tetap berseru, "Turun!"Chelsea menangis dengan makin keras sambil berkata, "Julian, aku nggak bisa turun. Kalau kamu marah, kamu bisa memukulku dan memarahiku. Kenapa kamu harus membawaku ke sini dan menakut-nakutiku seperti ini? Huhuhu ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia mendekat pada Julian dan menarik Julian untuk memohon belas kasihan.Julian langsung mendorongnya dengan kasar, sehingga Chelsea menabrak jendela mobil.Chelsea mengerang dengan pelan, lalu terus menarik Julian tanpa memedulikan luka di kepalanya.Julian turun dari mobil, berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintu mobil.Dengan ekspresi masam, dia menarik Chelsea untuk turun dari mobil.Chelsea ditarik hingga rambutnya berantakan. Dia

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 99

    Saat mereka pergi, mereka terlihat sangat memalukan.Jacob menggeleng sambil berkata, "Aih, dia nggak bisa menerima kekalahannya, ya."Carson juga membuang napas dan berkata, "Pacarnya si Julian sungguh keterlaluan."Chris berkata pada dua paman itu, "Sebenarnya, Pak Julian lumayan hebat, tapi dia mungkin agak kurang dalam hal perasaan."Jacob tertawa dan berkata, "Dia bahkan nggak bisa memahami hal sesederhana ini, bagaimana kita bisa mengharapkannya untuk melakukan hal besar?"Carson juga berkata, "Dulu, aku merasa bahwa Julian andal, berani dan pekerja keras. Sekarang, sepertinya dia kurang lihai, ya."Kedua bos besar itu saling bertatapan, lalu menggeleng secara bersamaan.Hatiku tergerak dan aku menatap Chris.Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Chris. Dia tetap terdengar seperti sedang membela Julian, tetapi ....Setelah apa yang terjadi, reputasi yang sudah Julian bangun di dunia bisnis sepertinya mulai goyah.Siapa yang paling pintar?Tiba-tiba, aku merasa bahwa Chris terl

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 98

    Julian mendengus dengan dingin dan menjawab, "Dari dulu, kamu selalu sangat cemburu padanya. Kamu selalu memfitnahnya, melukainya dan bahkan mengancamnya. Kamu sudah melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hari ini, kamu lagi-lagi mengulang trik yang sama."Aku sudah mati rasa, jadi aku berkata pada pelayan itu, "Periksa saja kamera pemantaunya. Rekamannya bisa membuktikan apa yang terjadi."Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, ekspresi Julian berubah, sedangkan Chelsea tampak bersalah.Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Julian dan berkata, "Julian, sudahlah. Aku hanya terluka ringan, mungkin Nona Luna nggak sengaja. Tangannya hanya tergelincir, dia bukan sengaja mau melukaiku."Kemudian, dia menatapku sambil bertanya, "Benarkah begitu, Nona Luna?"Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Bukan aku yang menentukan kebenarannya. Lagi pula, sebelum mencari tahu apa yang terjadi, Pak Julian sudah menganggap bahwa akulah yang melukaimu."Chelsea bergegas berkata pada Julian, "Julian,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 97

    Di ruang istirahat, ada rangkaian bunga, alat musik dan bahkan permainan mahyong.Hal-hal ini adalah pelayanan untuk tamu wanita kelas atas. Aku pernah melihatnya, jadi aku memilih rangkaian bunga yang kusukai dan mulai merangkai bunga.Pada saat ini, Chelsea berjalan masuk dengan anggun.Wajahnya sudah merah, dia sepertinya sudah minum banyak saat makan malam.Aku hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan merangkai bunga.Chelsea duduk di sampingku dan mengamatiku untuk sangat lama."Ada apa?" tanyaku padanya.Chelsea tersenyum sambil menjawab, "Nona Luna, kuakui, aku sudah meremehkanmu."Aku fokus memotong ranting bunga sambil berkata dengan cuek, "Nona Chelsea, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja langsung."Chelsea membuang napas dan berkata padaku, "Nona Luna, bagaimana kalau aku membujuk Julian untuk memberimu uang satu triliun? Apakah kamu akan setuju untuk bercerai dengannya?"Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Chelsea menatapku dengan tatapan yang terlihat sungg

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 96

    Dia merasa bahwa aku lagi-lagi akan menindas Chelsea. Hanya saja, mengapa tadi dia tidak bersedia untuk mengungkapkan hubungan mereka?Sepertinya cedera otakku masih belum sembuh. Kalau tidak, mengapa aku sama sekali tidak memahami maksud pria-pria ini?Chelsea yang tidak bisa melakukan apa pun padaku pun langsung menghadap ke arah Chris.Suaranya tetap lembut, pria mana pun yang mendengarnya pasti akan mengasihaninya.Inilah kemampuan Chelsea, dia tidak tahu malu dan bisa menunjukkan kelemahannya setiap saat.Aku mendengarnya berkata pada Chris, "Pak Chris, sudah lama sekali saya mengagumi Anda. Hari ini, kita bertemu secara resmi. Tak saya sangka, Anda benar-benar lebih tampan dan keren daripada yang dikatakan orang-orang."Chris hanya mengiakan ucapannya dengan pelan.Chelsea pun melanjutkan ucapannya. "Pak Chris, Anda sudah sangat sukses di usia semuda ini. Saya benar-benar iri pada Nona Luna ... dia selalu mencari tipe pria seperti ini."Mendengar ucapan Chelsea, aku hampir menyem

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 95

    Aku seketika terdiam.Begitu pula dengan semua orang.Tempat ini tiba-tiba menjadi sangat sunyi.Aku melihat ekspresi Julian menjadi sangat masam, sama halnya dengan ekspresi Chelsea.Aku menarik lengan baju Chris dengan pelan.Chris tersenyum padaku sambil berkata, "Sudah, ayo duduk."Dia pun membawaku ke tempat duduk kami.Sedangkan Julian dan Chelsea hanya berdiri di tempat untuk sangat lama.Kali ini, Julian malah dipermalukan seperti ini. Sepertinya dia sedang meragukan apakah dia harus pergi saja atau tidak.Namun, hampir semua hadirin pesta ini adalah bos besar yang paling ternama di dunia bisnis. Jika Julian pergi begitu saja, pandangan semua orang tentang dirinya sepertinya akan berubah.Akhirnya, Julian membawa Chelsea ke meja mereka dengan ekspresi masam.Aku melihat Chelsea menatapku dengan tatapan yang sangat rumit, ada kecemburuan, dendam dan juga kebencian.Aku menurunkan tatapanku dan tidak lagi melihat mereka.Aku tidak mengerti mengapa Chris sengaja membawaku ke tempa

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 94

    "Perlakuan nggak adil yang dia terima di masa lalu adalah kesalahanku. Mulai sekarang, dia adalah pacarku dan akan menjadi istriku," kata Chris.Sekujur tubuhku bergetar, air mataku juga hendak mengalir dengan tidak terkendali.Aku berusaha keras untuk menahan air mataku, tetapi mataku tetap berkaca-kaca.Aku tidak bisa melihat ekspresi orang-orang dengan jelas, aku juga tidak ingin melihat wajah Julian yang gelap lagi.Aku hanya tahu bahwa Chris membelaku dan mendukungku di hadapan semua orang.Chris ingin menggunakan namanya untuk menghapus sejarahku yang memalukan.Dia ingin menarikku keluar dari lumpur yang kotor.Julian ingin memarahi Chris, tetapi dia ditahan oleh Chelsea.Chelsea berkata dengan lembut, "Selamat, Pak Chris! Selamat ... Nona Luna!"Wajahnya yang cantik menyembunyikan kecemburuan yang sangat samar.Dia berkata pada Julian yang berekspresi gelap, "Julian, lihatlah, Pak Chris begitu berani dalam mengejar cinta. Apakah kita ...."Julian tiba-tiba tertawa dengan sinis

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 93

    Aku berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri Chris.Aku merasa gugup hingga telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang. Namun, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku harus tetap tenang.Kalau aku lepas kendali atas emosiku, aku bukan hanya akan mempermalukan diriku, tetapi juga akan merusak harga dirinya Chris.Saat Chris melihat Julian, dia mengangkat gelas di tangannya ke arah Julian dan tersenyum dengan ambigu.Kemudian, dia memanggilku dengan lembut. "Luna, sini."Ekspresi Julian yang tadinya masih biasa-biasa saja seketika menggelap. Dia pun menatapku dengan tatapan tidak percaya.Sedangkan aku juga kebetulan berjalan ke sisi Chris.Chris membiarkanku merangkul lengannya dan tersenyum sambil menatap Julian yang sedang terkejut.Chris berkata, "Luna, jangan khawatir."Aku menahan rasa takut dalam hatiku sambil menganggukkan kepalaku.Aku tentu saja merasa panik, tetapi dalam lubuk hatiku, aku memercayai Chris.Aku yakin dia tidak akan sengaja membiarkanku dip

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 92

    Di dalam sebuah ruangan pribadi yang sangat luas dan elegan, aku melihat beberapa wajah yang kukenal.Aku pernah melihat orang-orang ini ... di televisi!Otakku seketika berhenti berfungsi lagi. Untung saja, aku masih mengingat instruksi Chris. Aku memaksakan seulas senyuman yang canggung dan merangkul lengan Chris erat-erat.Orang-orang yang hadir di tempat ini tersenyum sambil melihat ke arah kami.Seseorang berkata, "Eh, ini pertama kalinya aku melihat Chris bawa pendamping. Chris, sini, biar Paman Jacob lihat.""Paman Jacob" mengenakan pakaian tradisional yang terlihat sangat rapi dan jelas-jelas merupakan buatan tangan.Chris membawaku menghampiri Jacob dan menyapa orang itu dengan sopan. "Apa kabar, Paman Jacob. Ini Luna Winston, pacarku."Dalam sekejap, ruangan ini menjadi sunyi senyap.Bahkan pelayan yang menyajikan minuman pun menoleh dengan terkejut.Tubuhku menjadi sangat kaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.Mengapa ... mengapa Chris mempublikasikan hal in

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status