Share

Bab 6

Author: Marwa Safira
last update Last Updated: 2025-01-07 13:12:41
Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.

Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.

Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.

Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.

Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.

Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.

Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.

Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.

Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"

Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"

Nada bicaranya membuatku merasa kurang nyaman.

Aku menjawab dengan cuek, "Menggoreng telur itu nggak sulit untuk dilakukan."

Justin seketika tersadar. Dia memelototiku dengan penuh amarah dan berkata, "Jangan macam-macam."

Aku pun meletakkan gelas berisi susu dengan kuat di atas meja makan.

Justin terkejut untuk sejenak, lalu berseru dengan marah, "Kamu ngapain? Mau cari masalah denganku, ya?"

Aku meminum seteguk susu, lalu menjawab dengan dingin, "Kamu gila, ya?"

Ekspresi di wajah Justin yang kekanak-kanakan berubah-ubah. "Siapa yang kamu bilang gila? Luna, jangan kira kamu akan mendapatkan apa pun yang kamu inginkan setelah kamu keluar dari rumah sakit. Aku hanya membantu kakakku dan Kak Chelsea mengawasimu! Jangan merusak hubungan mereka lagi!"

Aku pun tertawa.

Melihatku tertawa, Justin merasa makin aneh. "Kenapa kamu tertawa? Aku serius! Kali ini, aku nggak akan membiarkanmu menyakiti Kak Chelsea. Jangan coba-coba untuk memanfaatkan kekuatan nona muda dari Keluarga Winston. Kak Chelsea memang takut padamu, tapi aku nggak akan tertipu olehmu."

Aku mengulurkan tanganku sambil berkata, "Baiklah, tapi bayar, ya."

Justin tampak seakan-akan dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia pun berkata dengan sinis, "Bayar? Bayar apa? Luna, dasar mata duitan! Kamu berusaha untuk menikah dengan Keluarga Simmons demi uang, ya? Dasar nggak tahu malu."

Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Ya, aku nggak tahu malu. Silakan dibayar."

Melihatku begitu keras kepala, Justin menjadi cemas. "Bayar ... apa?"

Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Bayar apa lagi? Tentu saja satu triliun yang wanita mata duitan sepertiku investasikan pada Grup Simmons!"

Justin seketika tercengang.

Aku tersenyum lagi dengan sinis sambil berkata, "Berdasarkan investasi saham uang satu triliun dari lima tahun yang lalu, Keluarga Simmons harus memberiku dividen dalam jumlah besar. Kalau aku meminjamkannya pada Keluarga Simmons, berapa banyak uang yang harus kalian kembalikan padaku, termasuk bunga selama lima tahun?"

Aku membuka kalkulator di ponselku dan melakukan perhitungan. Sambil tersenyum sinis, aku berkata, "Kalau dihitung berdasarkan manajemen finansial jumlah besar, bunganya 11 hingga 12 persen ... ckckck ...."

Ekspresi Justin menjadi sangat masam.

Dia sepertinya ingin memarahiku, tetapi dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.

Di bawah tatapannya, aku menghabiskan sarapanku yang sederhana dengan senang hati.

Seusai makan, aku menyeka mulutku dan berdiri.

Justin akhirnya berseru, "Luna, dasar wanita gila! Apa yang mau kamu lakukan?!"

Aku menoleh dan menatap lekat-lekat pada wajah pria yang sepenuhnya berbeda dari wajah dalam ingatanku itu.

Aku berkata dengan pelan, "Dulu, kamu selalu memanggilku Kak Luna."

Justin benar-benar terkejut.

Dia berdiri diam di tempat, sedangkan aku naik ke lantai dua.

...

Aku merasa sangat lelah, bahkan sarapan pun terasa sangat melelahkan.

Aku pun merasa makin yakin untuk meninggalkan Julian.

Aku menghubungi Tania.

Tania menerima panggilanku dengan lemah. "Ada apa, Nona Luna? Apakah kamu sudah baikan dengan Julian?"

Aku menjawab, "Nggak."

"Ahh!" Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara teriakan Tania. "Apa? Apa katamu?!"

Aku menjauhkan ponselku dari telingaku, lalu mengernyit sambil berkata, "Aku nggak baikan dengan Julian."

Tania segera menenangkan dirinya sambil berkata, "Kamu mau mengabaikan dirinya untuk sementara, ya? Nggak boleh, Julian itu zodiaknya Skorpio. Dia sangat dingin, kamu nggak akan bisa menang darinya. Coba pakai cara lain."

Aku membuang napas dan berkata, "Aku benar-benar nggak ingin baikan dengannya."

Tania menjadi makin bingung. "Kalau begitu, apa yang mau kamu lakukan? Oh ya, aku tahu! Kamu pasti mau cari kesempatan untuk menyingkirkan Chelsea!"

Dia mulai merasa gugup. "Luna, biar aku peringatkan kamu. Membunuh orang itu ilegal! Kita harus mematuhi hukum dan menjadi warga negara yang baik."

Aku membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, aku nggak ingin membunuh Chelsea."

Tania terbatuk-batuk, sepertinya dia tersedak air liurnya sendiri.

Sesaat kemudian, dia baru berkata, "Luna, jangan macam-macam. Coba beri tahu aku apa yang mau kamu lakukan. Setelah kamu mau bunuh diri, kamu sudah viral. Kalau kamu baca komentarnya, semua orang mentertawakanmu. Kalau bukan karena Keluarga Winston adalah pemegang saham utama di beberapa perusahaan media dan kakakmu memedulikan reputasinya, sekarang informasi pribadimu pasti sudah disebar ke mana-mana."

Aku mengusap keningku sambil berkata, "Tania, aku benar-benar hilang ingatan. Julian nggak percaya, jangan-jangan kamu juga nggak percaya?"

Mendengar pertanyaanku, Tania merasa sangat canggung.

Dia tertawa dengan malu dan berkata, "Kukira kamu pura-pura ...."

Aku terdiam, tetapi aku merasa sangat sedih.

Segila apa aku sebelum aku kehilangan ingatanku, sehingga semua orang di sisiku tidak memercayaiku?

Dengan perasaan sedih, aku berkata, "Tania, minta izin dari tempat kerjamu dan temani aku makan, ya. Aku mau membahas tentang apa yang harus kulakukan berikutnya denganmu."

Bagaimanapun, Tania adalah sahabatku, jadi dia tetap paling memikirkan kebaikanku.

Dia membuang napas dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan selanjutnya?"

Aku menggigit bibirku sambil menjawab, "Aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seketika terkejut.

...

Aku bertemu dengan Tania di sebuah kafe.

Begitu kami bertemu, Tania langsung memberiku sebungkus barang.

Aku membukanya dan melihat obat demam, termometer dan obat flu.

"Untuk apa kamu memberiku barang-barang ini?" tanyaku padanya.

Tania membuka bungkusan termometer sambil berkata, "Cepat ukur suhu tubuhmu. Akhir-akhir ini lagi musim sakit, coba lihat apakah kamu tertular atau nggak."

Aku dipaksa untuk mengukur suhu tubuhku. Aku pun mengernyit sambil berkata, "Aku nggak demam, hanya ingatanku yang belum pulih."

Tania seperti teringat akan sesuatu, dia pun berkata, "Jangan-jangan otakmu rusak, ya? Mana mungkin kamu tiba-tiba mau bercerai dengan Julian?"

Dia menepuk dadanya sambil berkata, "Kamu mengejutkanku."

Aku baru mengerti mengapa Tania membelikan obat demam untukku.

Aku menyingkirkan termometer itu dan menatap mata Tania dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Sudah kubilang, aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seperti terkejut melihat ekspresiku.

Dia tidak bergerak, begitu pula dengan aku.

Dua menit kemudian, Tania baru mengedipkan matanya sambil berkata, "Aku sudah mengerti. Lepaskan aku."

Aku melepaskan Tania, tetapi dia malah mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di hadapanku.

Dia membuka sebuah pesan suara yang mengeluarkan suara tangisan. "Huhuhu, Tania ... aku mau bercerai dengan Julian! Dia sama sekali nggak mencintaiku. Dia memberikan hadiah ulang tahun untuk Chelsea si wanita jalang itu ...."

Aku seketika tercengang.

Tania membuka pesan suara lainnya.

"Tania, aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa Julian! Kalau aku kehilangan dia, aku akan mati! Apakah kamu mengerti?"

"Aku terlalu mencintainya. Huhuhu .... Tania, aku benar-benar menderita. Kenapa aku merasa begitu menderita? Kalau aku nggak mencintainya, aku nggak akan merasa sesedih ini."

"Tania, aku sedih sekali. Kenapa Julian nggak angkat telepon? Memangnya dia nggak khawatir aku mati karena mabuk di jalanan? Wuek ...."

Tania menatapku dengan tatapan rumit dan berkata, "Luna, aku tahu kamu hilang ingatan, jadi biar aku ingatkan kembali rasa cintamu terhadap Julian."

Aku menutup wajahku.

Setelah sekian lama, aku mengangkat kepalaku dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, kali ini, aku serius. Aku akan bercerai dengan Julian."

Tania membuang napas sambil hendak membuka pesan suara lainnya.

Aku langsung menahan tangannya sambil berkata dengan getir, "Jangan putar lagi, menjijikkan sekali."

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 7

    Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status