Share

Bab 6

Author: Marwa Safira
Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.

Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.

Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.

Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.

Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.

Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.

Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.

Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.

Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"

Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"

Nada bicaranya membuatku merasa kurang nyaman.

Aku menjawab dengan cuek, "Menggoreng telur itu nggak sulit untuk dilakukan."

Justin seketika tersadar. Dia memelototiku dengan penuh amarah dan berkata, "Jangan macam-macam."

Aku pun meletakkan gelas berisi susu dengan kuat di atas meja makan.

Justin terkejut untuk sejenak, lalu berseru dengan marah, "Kamu ngapain? Mau cari masalah denganku, ya?"

Aku meminum seteguk susu, lalu menjawab dengan dingin, "Kamu gila, ya?"

Ekspresi di wajah Justin yang kekanak-kanakan berubah-ubah. "Siapa yang kamu bilang gila? Luna, jangan kira kamu akan mendapatkan apa pun yang kamu inginkan setelah kamu keluar dari rumah sakit. Aku hanya membantu kakakku dan Kak Chelsea mengawasimu! Jangan merusak hubungan mereka lagi!"

Aku pun tertawa.

Melihatku tertawa, Justin merasa makin aneh. "Kenapa kamu tertawa? Aku serius! Kali ini, aku nggak akan membiarkanmu menyakiti Kak Chelsea. Jangan coba-coba untuk memanfaatkan kekuatan nona muda dari Keluarga Winston. Kak Chelsea memang takut padamu, tapi aku nggak akan tertipu olehmu."

Aku mengulurkan tanganku sambil berkata, "Baiklah, tapi bayar, ya."

Justin tampak seakan-akan dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia pun berkata dengan sinis, "Bayar? Bayar apa? Luna, dasar mata duitan! Kamu berusaha untuk menikah dengan Keluarga Simmons demi uang, ya? Dasar nggak tahu malu."

Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Ya, aku nggak tahu malu. Silakan dibayar."

Melihatku begitu keras kepala, Justin menjadi cemas. "Bayar ... apa?"

Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Bayar apa lagi? Tentu saja satu triliun yang wanita mata duitan sepertiku investasikan pada Grup Simmons!"

Justin seketika tercengang.

Aku tersenyum lagi dengan sinis sambil berkata, "Berdasarkan investasi saham uang satu triliun dari lima tahun yang lalu, Keluarga Simmons harus memberiku dividen dalam jumlah besar. Kalau aku meminjamkannya pada Keluarga Simmons, berapa banyak uang yang harus kalian kembalikan padaku, termasuk bunga selama lima tahun?"

Aku membuka kalkulator di ponselku dan melakukan perhitungan. Sambil tersenyum sinis, aku berkata, "Kalau dihitung berdasarkan manajemen finansial jumlah besar, bunganya 11 hingga 12 persen ... ckckck ...."

Ekspresi Justin menjadi sangat masam.

Dia sepertinya ingin memarahiku, tetapi dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.

Di bawah tatapannya, aku menghabiskan sarapanku yang sederhana dengan senang hati.

Seusai makan, aku menyeka mulutku dan berdiri.

Justin akhirnya berseru, "Luna, dasar wanita gila! Apa yang mau kamu lakukan?!"

Aku menoleh dan menatap lekat-lekat pada wajah pria yang sepenuhnya berbeda dari wajah dalam ingatanku itu.

Aku berkata dengan pelan, "Dulu, kamu selalu memanggilku Kak Luna."

Justin benar-benar terkejut.

Dia berdiri diam di tempat, sedangkan aku naik ke lantai dua.

...

Aku merasa sangat lelah, bahkan sarapan pun terasa sangat melelahkan.

Aku pun merasa makin yakin untuk meninggalkan Julian.

Aku menghubungi Tania.

Tania menerima panggilanku dengan lemah. "Ada apa, Nona Luna? Apakah kamu sudah baikan dengan Julian?"

Aku menjawab, "Nggak."

"Ahh!" Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara teriakan Tania. "Apa? Apa katamu?!"

Aku menjauhkan ponselku dari telingaku, lalu mengernyit sambil berkata, "Aku nggak baikan dengan Julian."

Tania segera menenangkan dirinya sambil berkata, "Kamu mau mengabaikan dirinya untuk sementara, ya? Nggak boleh, Julian itu zodiaknya Skorpio. Dia sangat dingin, kamu nggak akan bisa menang darinya. Coba pakai cara lain."

Aku membuang napas dan berkata, "Aku benar-benar nggak ingin baikan dengannya."

Tania menjadi makin bingung. "Kalau begitu, apa yang mau kamu lakukan? Oh ya, aku tahu! Kamu pasti mau cari kesempatan untuk menyingkirkan Chelsea!"

Dia mulai merasa gugup. "Luna, biar aku peringatkan kamu. Membunuh orang itu ilegal! Kita harus mematuhi hukum dan menjadi warga negara yang baik."

Aku membuang napas dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, aku nggak ingin membunuh Chelsea."

Tania terbatuk-batuk, sepertinya dia tersedak air liurnya sendiri.

Sesaat kemudian, dia baru berkata, "Luna, jangan macam-macam. Coba beri tahu aku apa yang mau kamu lakukan. Setelah kamu mau bunuh diri, kamu sudah viral. Kalau kamu baca komentarnya, semua orang mentertawakanmu. Kalau bukan karena Keluarga Winston adalah pemegang saham utama di beberapa perusahaan media dan kakakmu memedulikan reputasinya, sekarang informasi pribadimu pasti sudah disebar ke mana-mana."

Aku mengusap keningku sambil berkata, "Tania, aku benar-benar hilang ingatan. Julian nggak percaya, jangan-jangan kamu juga nggak percaya?"

Mendengar pertanyaanku, Tania merasa sangat canggung.

Dia tertawa dengan malu dan berkata, "Kukira kamu pura-pura ...."

Aku terdiam, tetapi aku merasa sangat sedih.

Segila apa aku sebelum aku kehilangan ingatanku, sehingga semua orang di sisiku tidak memercayaiku?

Dengan perasaan sedih, aku berkata, "Tania, minta izin dari tempat kerjamu dan temani aku makan, ya. Aku mau membahas tentang apa yang harus kulakukan berikutnya denganmu."

Bagaimanapun, Tania adalah sahabatku, jadi dia tetap paling memikirkan kebaikanku.

Dia membuang napas dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan selanjutnya?"

Aku menggigit bibirku sambil menjawab, "Aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seketika terkejut.

...

Aku bertemu dengan Tania di sebuah kafe.

Begitu kami bertemu, Tania langsung memberiku sebungkus barang.

Aku membukanya dan melihat obat demam, termometer dan obat flu.

"Untuk apa kamu memberiku barang-barang ini?" tanyaku padanya.

Tania membuka bungkusan termometer sambil berkata, "Cepat ukur suhu tubuhmu. Akhir-akhir ini lagi musim sakit, coba lihat apakah kamu tertular atau nggak."

Aku dipaksa untuk mengukur suhu tubuhku. Aku pun mengernyit sambil berkata, "Aku nggak demam, hanya ingatanku yang belum pulih."

Tania seperti teringat akan sesuatu, dia pun berkata, "Jangan-jangan otakmu rusak, ya? Mana mungkin kamu tiba-tiba mau bercerai dengan Julian?"

Dia menepuk dadanya sambil berkata, "Kamu mengejutkanku."

Aku baru mengerti mengapa Tania membelikan obat demam untukku.

Aku menyingkirkan termometer itu dan menatap mata Tania dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Sudah kubilang, aku mau bercerai dengan Julian."

Tania seperti terkejut melihat ekspresiku.

Dia tidak bergerak, begitu pula dengan aku.

Dua menit kemudian, Tania baru mengedipkan matanya sambil berkata, "Aku sudah mengerti. Lepaskan aku."

Aku melepaskan Tania, tetapi dia malah mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di hadapanku.

Dia membuka sebuah pesan suara yang mengeluarkan suara tangisan. "Huhuhu, Tania ... aku mau bercerai dengan Julian! Dia sama sekali nggak mencintaiku. Dia memberikan hadiah ulang tahun untuk Chelsea si wanita jalang itu ...."

Aku seketika tercengang.

Tania membuka pesan suara lainnya.

"Tania, aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa Julian! Kalau aku kehilangan dia, aku akan mati! Apakah kamu mengerti?"

"Aku terlalu mencintainya. Huhuhu .... Tania, aku benar-benar menderita. Kenapa aku merasa begitu menderita? Kalau aku nggak mencintainya, aku nggak akan merasa sesedih ini."

"Tania, aku sedih sekali. Kenapa Julian nggak angkat telepon? Memangnya dia nggak khawatir aku mati karena mabuk di jalanan? Wuek ...."

Tania menatapku dengan tatapan rumit dan berkata, "Luna, aku tahu kamu hilang ingatan, jadi biar aku ingatkan kembali rasa cintamu terhadap Julian."

Aku menutup wajahku.

Setelah sekian lama, aku mengangkat kepalaku dengan tidak berdaya dan berkata, "Tania, kali ini, aku serius. Aku akan bercerai dengan Julian."

Tania membuang napas sambil hendak membuka pesan suara lainnya.

Aku langsung menahan tangannya sambil berkata dengan getir, "Jangan putar lagi, menjijikkan sekali."

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 7

    Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 100

    Dia memandang ke sekeliling jalanan yang gelap dengan ketakutan.Tadi, dia merasa ketakutan, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa Julian sudah mengemudi ke jalanan gunung yang berkelok-kelok.Tidak ada yang melewati jalan ini selama beberapa kilometer.Namun, Julian tetap berseru, "Turun!"Chelsea menangis dengan makin keras sambil berkata, "Julian, aku nggak bisa turun. Kalau kamu marah, kamu bisa memukulku dan memarahiku. Kenapa kamu harus membawaku ke sini dan menakut-nakutiku seperti ini? Huhuhu ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia mendekat pada Julian dan menarik Julian untuk memohon belas kasihan.Julian langsung mendorongnya dengan kasar, sehingga Chelsea menabrak jendela mobil.Chelsea mengerang dengan pelan, lalu terus menarik Julian tanpa memedulikan luka di kepalanya.Julian turun dari mobil, berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintu mobil.Dengan ekspresi masam, dia menarik Chelsea untuk turun dari mobil.Chelsea ditarik hingga rambutnya berantakan. Dia

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 99

    Saat mereka pergi, mereka terlihat sangat memalukan.Jacob menggeleng sambil berkata, "Aih, dia nggak bisa menerima kekalahannya, ya."Carson juga membuang napas dan berkata, "Pacarnya si Julian sungguh keterlaluan."Chris berkata pada dua paman itu, "Sebenarnya, Pak Julian lumayan hebat, tapi dia mungkin agak kurang dalam hal perasaan."Jacob tertawa dan berkata, "Dia bahkan nggak bisa memahami hal sesederhana ini, bagaimana kita bisa mengharapkannya untuk melakukan hal besar?"Carson juga berkata, "Dulu, aku merasa bahwa Julian andal, berani dan pekerja keras. Sekarang, sepertinya dia kurang lihai, ya."Kedua bos besar itu saling bertatapan, lalu menggeleng secara bersamaan.Hatiku tergerak dan aku menatap Chris.Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Chris. Dia tetap terdengar seperti sedang membela Julian, tetapi ....Setelah apa yang terjadi, reputasi yang sudah Julian bangun di dunia bisnis sepertinya mulai goyah.Siapa yang paling pintar?Tiba-tiba, aku merasa bahwa Chris terl

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 98

    Julian mendengus dengan dingin dan menjawab, "Dari dulu, kamu selalu sangat cemburu padanya. Kamu selalu memfitnahnya, melukainya dan bahkan mengancamnya. Kamu sudah melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hari ini, kamu lagi-lagi mengulang trik yang sama."Aku sudah mati rasa, jadi aku berkata pada pelayan itu, "Periksa saja kamera pemantaunya. Rekamannya bisa membuktikan apa yang terjadi."Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, ekspresi Julian berubah, sedangkan Chelsea tampak bersalah.Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Julian dan berkata, "Julian, sudahlah. Aku hanya terluka ringan, mungkin Nona Luna nggak sengaja. Tangannya hanya tergelincir, dia bukan sengaja mau melukaiku."Kemudian, dia menatapku sambil bertanya, "Benarkah begitu, Nona Luna?"Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Bukan aku yang menentukan kebenarannya. Lagi pula, sebelum mencari tahu apa yang terjadi, Pak Julian sudah menganggap bahwa akulah yang melukaimu."Chelsea bergegas berkata pada Julian, "Julian,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 97

    Di ruang istirahat, ada rangkaian bunga, alat musik dan bahkan permainan mahyong.Hal-hal ini adalah pelayanan untuk tamu wanita kelas atas. Aku pernah melihatnya, jadi aku memilih rangkaian bunga yang kusukai dan mulai merangkai bunga.Pada saat ini, Chelsea berjalan masuk dengan anggun.Wajahnya sudah merah, dia sepertinya sudah minum banyak saat makan malam.Aku hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan merangkai bunga.Chelsea duduk di sampingku dan mengamatiku untuk sangat lama."Ada apa?" tanyaku padanya.Chelsea tersenyum sambil menjawab, "Nona Luna, kuakui, aku sudah meremehkanmu."Aku fokus memotong ranting bunga sambil berkata dengan cuek, "Nona Chelsea, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja langsung."Chelsea membuang napas dan berkata padaku, "Nona Luna, bagaimana kalau aku membujuk Julian untuk memberimu uang satu triliun? Apakah kamu akan setuju untuk bercerai dengannya?"Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Chelsea menatapku dengan tatapan yang terlihat sungg

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 96

    Dia merasa bahwa aku lagi-lagi akan menindas Chelsea. Hanya saja, mengapa tadi dia tidak bersedia untuk mengungkapkan hubungan mereka?Sepertinya cedera otakku masih belum sembuh. Kalau tidak, mengapa aku sama sekali tidak memahami maksud pria-pria ini?Chelsea yang tidak bisa melakukan apa pun padaku pun langsung menghadap ke arah Chris.Suaranya tetap lembut, pria mana pun yang mendengarnya pasti akan mengasihaninya.Inilah kemampuan Chelsea, dia tidak tahu malu dan bisa menunjukkan kelemahannya setiap saat.Aku mendengarnya berkata pada Chris, "Pak Chris, sudah lama sekali saya mengagumi Anda. Hari ini, kita bertemu secara resmi. Tak saya sangka, Anda benar-benar lebih tampan dan keren daripada yang dikatakan orang-orang."Chris hanya mengiakan ucapannya dengan pelan.Chelsea pun melanjutkan ucapannya. "Pak Chris, Anda sudah sangat sukses di usia semuda ini. Saya benar-benar iri pada Nona Luna ... dia selalu mencari tipe pria seperti ini."Mendengar ucapan Chelsea, aku hampir menyem

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 95

    Aku seketika terdiam.Begitu pula dengan semua orang.Tempat ini tiba-tiba menjadi sangat sunyi.Aku melihat ekspresi Julian menjadi sangat masam, sama halnya dengan ekspresi Chelsea.Aku menarik lengan baju Chris dengan pelan.Chris tersenyum padaku sambil berkata, "Sudah, ayo duduk."Dia pun membawaku ke tempat duduk kami.Sedangkan Julian dan Chelsea hanya berdiri di tempat untuk sangat lama.Kali ini, Julian malah dipermalukan seperti ini. Sepertinya dia sedang meragukan apakah dia harus pergi saja atau tidak.Namun, hampir semua hadirin pesta ini adalah bos besar yang paling ternama di dunia bisnis. Jika Julian pergi begitu saja, pandangan semua orang tentang dirinya sepertinya akan berubah.Akhirnya, Julian membawa Chelsea ke meja mereka dengan ekspresi masam.Aku melihat Chelsea menatapku dengan tatapan yang sangat rumit, ada kecemburuan, dendam dan juga kebencian.Aku menurunkan tatapanku dan tidak lagi melihat mereka.Aku tidak mengerti mengapa Chris sengaja membawaku ke tempa

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 94

    "Perlakuan nggak adil yang dia terima di masa lalu adalah kesalahanku. Mulai sekarang, dia adalah pacarku dan akan menjadi istriku," kata Chris.Sekujur tubuhku bergetar, air mataku juga hendak mengalir dengan tidak terkendali.Aku berusaha keras untuk menahan air mataku, tetapi mataku tetap berkaca-kaca.Aku tidak bisa melihat ekspresi orang-orang dengan jelas, aku juga tidak ingin melihat wajah Julian yang gelap lagi.Aku hanya tahu bahwa Chris membelaku dan mendukungku di hadapan semua orang.Chris ingin menggunakan namanya untuk menghapus sejarahku yang memalukan.Dia ingin menarikku keluar dari lumpur yang kotor.Julian ingin memarahi Chris, tetapi dia ditahan oleh Chelsea.Chelsea berkata dengan lembut, "Selamat, Pak Chris! Selamat ... Nona Luna!"Wajahnya yang cantik menyembunyikan kecemburuan yang sangat samar.Dia berkata pada Julian yang berekspresi gelap, "Julian, lihatlah, Pak Chris begitu berani dalam mengejar cinta. Apakah kita ...."Julian tiba-tiba tertawa dengan sinis

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 93

    Aku berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri Chris.Aku merasa gugup hingga telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang. Namun, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku harus tetap tenang.Kalau aku lepas kendali atas emosiku, aku bukan hanya akan mempermalukan diriku, tetapi juga akan merusak harga dirinya Chris.Saat Chris melihat Julian, dia mengangkat gelas di tangannya ke arah Julian dan tersenyum dengan ambigu.Kemudian, dia memanggilku dengan lembut. "Luna, sini."Ekspresi Julian yang tadinya masih biasa-biasa saja seketika menggelap. Dia pun menatapku dengan tatapan tidak percaya.Sedangkan aku juga kebetulan berjalan ke sisi Chris.Chris membiarkanku merangkul lengannya dan tersenyum sambil menatap Julian yang sedang terkejut.Chris berkata, "Luna, jangan khawatir."Aku menahan rasa takut dalam hatiku sambil menganggukkan kepalaku.Aku tentu saja merasa panik, tetapi dalam lubuk hatiku, aku memercayai Chris.Aku yakin dia tidak akan sengaja membiarkanku dip

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 92

    Di dalam sebuah ruangan pribadi yang sangat luas dan elegan, aku melihat beberapa wajah yang kukenal.Aku pernah melihat orang-orang ini ... di televisi!Otakku seketika berhenti berfungsi lagi. Untung saja, aku masih mengingat instruksi Chris. Aku memaksakan seulas senyuman yang canggung dan merangkul lengan Chris erat-erat.Orang-orang yang hadir di tempat ini tersenyum sambil melihat ke arah kami.Seseorang berkata, "Eh, ini pertama kalinya aku melihat Chris bawa pendamping. Chris, sini, biar Paman Jacob lihat.""Paman Jacob" mengenakan pakaian tradisional yang terlihat sangat rapi dan jelas-jelas merupakan buatan tangan.Chris membawaku menghampiri Jacob dan menyapa orang itu dengan sopan. "Apa kabar, Paman Jacob. Ini Luna Winston, pacarku."Dalam sekejap, ruangan ini menjadi sunyi senyap.Bahkan pelayan yang menyajikan minuman pun menoleh dengan terkejut.Tubuhku menjadi sangat kaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.Mengapa ... mengapa Chris mempublikasikan hal in

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status