Share

Bab 5

Author: Marwa Safira
last update Last Updated: 2025-01-07 13:12:41
Dari lantai atas, aku mendengar suara mesin mobil.

Aku tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar. Secara kebetulan, aku melihat Julian mengulurkan tangannya untuk merangkul Chelsea, seakan-akan dia sedang melindungi Chelsea.

Entah karena koneksi batin atau bukan, Julian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah lantai dua.

Tatapannya pun bertemu dengan tatapanku.

Aku melihat Julian mengernyit, bibirnya bergerak, seakan-akan dia ingin mengucapkan sesuatu.

Aku hanya menatapnya dengan tenang.

Julian tercengang sejenak. Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan setenang ini.

"Julian?" Chelsea yang berada di sampingnya memanggilnya dengan pelan.

Chelsea menatap ke arah tatapan Julian dan melihat sosokku di jendela.

"Julian ...." Dengan nada sedih, Chelsea berkata, "Kalau kamu mau menemani Nona Luna, pergi saja. Aku bisa pergi sendiri."

Julian seketika tersadar. Dia menyingkirkan perasaan di tatapannya dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa, ayo jalan."

Chelsea sedikit mengangkat kepalanya dan melirik sekilas ke lantai atas.

Aku melihat sudut bibirnya yang agak terangkat.

Dia sedang mentertawakanku.

Dia mentertawakanku karena sebagai istri sah Julian, aku tidak bisa menjaga suamiku sendiri. Sebaliknya, suamiku malah begitu perhatian padanya.

Aku merasakan hatiku berkedut sejenak.

Rasanya tidak sakit, hanya kurang nyaman.

Aku menutup tirai jendela.

Suara mobil itu perlahan menjauh.

Aku menenangkan emosiku dan mulai merapikan barangku.

Harus diakui, aku tidak pernah mengalami kesulitan materi apa pun.

Sebelum aku menikah, aku menjalani hidup yang melimpah di Keluarga Winston.

Setelah menikah, melihat ruang ganti yang luas dan deretan pakaian serta tas yang berada di dalamnya, aku benar-benar terkejut.

Ruang ganti itu sangat luas dan ada banyak sekali tas merek mahal edisi terbatas dan pakaian buatan khusus kelas atas.

Aku mengambilnya satu per satu.

Ada banyak sekali tas yang belum pernah aku pakai. Begitu pula dengan pakaian dan sepatu yang masih baru, bahkan labelnya pun belum dilepas.

Lemari perhiasanku dibuka dengan sidik jari dan penuh akan rangkaian perhiasan yang indah, jam tangan mahal dan sebagainya.

Aku tidak tahu bagaimana hubungan pernikahanku dengan Julian selama lima tahun ini, tetapi sepertinya Julian tidak pelit.

Aku pun merasa sedikit lebih lega.

Jika Julian bukan orang yang pelit, setelah kami bercerai, dia seharusnya akan membagikan banyak hartanya padaku.

Katanya, tanpa percintaan, seseorang bisa memiliki banyak uang.

Ruang ganti ini terlalu luas, dengan terlalu banyak barang di dalamnya.

Aku tidak sanggup merapikannya, jadi aku hanya mengemas beberapa pakaian sehari-hari dan satu set perhiasan yang terlihat paling mahal, serta sebuah jam tangan wanita seharga miliaran.

Saat aku hendak kembali ke kamar untuk beristirahat, aku tidak sengaja menendang sebuah tas hitam yang besar.

Aku pun membukanya dengan penasaran.

Begitu aku melihat isinya, wajahku seketika memerah.

Tas tersebut berisi beberapa pakaian yang belum pernah dibuka ... dari seragam polisi, pakaian formal, pakaian tradisional, gaun pendek ....

Aku melihatnya satu per satu dengan wajahku yang merah.

Sepertinya, Julian tidak berbohong.

Sebelum aku hilang ingatan, aku bukan hanya gila, tetapi juga liar.

"Huh, Luna, kamu mau menggunakan benda-benda ini untuk menyelamatkan pernikahan kita, ya?"

Mendengar sindiran yang dingin ini dari belakang, aku langsung berdiri.

Julian mendengus dari belakang, lalu meraih daguku.

Aku bergegas bergerak mundur sambil bertanya, "Kenapa ... kenapa kamu tiba-tiba pulang?"

Julian menjawab dengan kesal, "Sudah lewat setengah jam, tentu saja aku sudah pulang."

Aku baru menyadari bahwa waktu berlalu begitu cepat dan sudah hampir satu jam sejak Julian mengantarkan Chelsea pulang.

Aku bergegas memasukkan kembali barang-barang itu ke dalam tasnya, lalu menendang tas hitam itu ke sudut ruangan.

Dengan tatapan mendalam, Julian berkata, "Luna, kamu jadi makin pintar, ya. Kukira kamu akan melawanku."

Dia datang memelukku, lalu berkata dengan nada membujuk, "Jangan berulah lagi. Hubunganku dengan Chelsea benar-benar bukan apa-apa."

Baru saja aku ingin mengucapkan sesuatu, aku tiba-tiba mencium wangi yang manis dari bahunya.

Itu wangi parfumnya Chelsea.

Aku tiba-tiba merasa mual. Aku mendorongnya dengan kuat sambil berkata, "Menjauhlah dariku."

Ekspresi Julian menjadi masam. "Luna, jangan jual mahal."

Aku tersenyum dengan sinis sambil berkata, "Kamu bau sekali, ada bau wanita lain, tapi kamu masih berani bilang hubunganmu dengannya bukan apa-apa?"

Julian mencium bahunya dan ekspresinya agak berubah.

Dia mengernyit, seakan-akan menilai bahwa aku ingin mencari masalah dengannya.

Namun, aku langsung berbalik dan berkata, "Malam ini, kita mulai pisah kamar."

Aku berencana untuk meninggalkan kamar ini.

Dari belakang, Julian bertanya dengan penuh amarah, "Luna, sudah cukup, belum?"

Aku tersenyum dengan dingin sambil menjawab, "Belum."

Julian tiba-tiba berjalan maju dan menarik lenganku.

Kekuatannya terlalu kuat, hingga wajahku memucat karena kesakitan.

"Sakit!"

Melihat mataku yang memerah, Julian mengendurkan pegangannya.

Dengan tatapan tidak berdaya, dia berkata, "Parfum itu nggak sengaja kena ke aku, aku benar-benar nggak berhubungan apa pun dengan Chelsea."

Aku tidak mengucapkan apa pun.

Julian tiba-tiba menunduk dan mencium bibirku.

Tubuhku bergetar. Tanpa disadari, aku ingin mendorongnya, tetapi aku tidak bisa melakukannya.

Napasnya menjadi panas, tangannya juga terus mengusap pinggangku dengan kuat.

Aliran listrik yang familier mengalir dalam tubuhku, hingga napasku pun mulai menjadi kacau.

Pikiranku sangat kacau, seakan-akan beberapa potongan ingatan hendak keluar.

Tubuhku menyerah sedikit demi sedikit pada dirinya, aku bahkan bisa mendengar diriku menangis dalam hati.

Tubuh ini terlalu lemah.

Aku mempertahankan tekadku yang tersisa dan terus mendorongnya, tetapi bagi Julian, kekuatan itu hanyalah tanda sambutan dan merupakan kesenangan pasangan suami istri di atas ranjang.

Ciumannya menjadi makin ganas. Hawanya yang maskulin membuat akal sehatku menghilang sedikit demi sedikit.

Pikiranku menjadi kosong, tubuhku bahkan menyambut dirinya.

Julian memperdalam ciuman ini dengan serakah.

Ciuman yang intens ini membuatku merasa linglung.

Saat kedinginan menyelimuti tubuhku, aku menyadari bahwa aku sudah digendong ke atas ranjang oleh Julian.

Aku menggunakan sisa akal sehatku untuk mendorongnya dengan kuat sekali lagi. "Jangan sentuh aku!"

Julian yang sedang melepaskan pakaianku pun hampir terjatuh karena dorongan ini.

Dengan ekspresi penuh amarah, dia mengulurkan tangannya.

Tubuhku seketika menciut, aku bahkan meringkuk sambil berseru, "Jangan pukul aku!"

Suasana di sekitar menjadi kaku.

Tangan Julian mengambang di udara, sedangkan tubuhku juga menegang.

Aku tidak mengerti mengapa aku bisa bereaksi seperti ini, aku juga sama sekali tidak mengerti mengapa Julian tiba-tiba menjadi begitu kasar.

Aku meringkuk di atas ranjang sambil bergetar ketakutan.

Melihatku seperti ini, amarah Julian seketika menghilang.

Dia berdiri di samping ranjang untuk menjelaskan sesuatu, tetapi akhirnya dia tidak mengucapkan apa pun.

Aku menarik selimut dengan susah payah untuk menutup tubuhku dan berkata. "Keluarlah, keluar, jangan sentuh aku."

Julian berkata, "Istirahatlah .... Aku akan tidur di ruang baca."

Seusai berbicara, Julian berbalik dan meninggalkan kamar dengan ekspresi dingin. Kemudian, aku mendengar suara pintu ruang baca dibanting.

Kamar ini kembali menjadi tenang.

Aku langsung berbaring di atas ranjang yang empuk seperti orang yang kelelahan.

Punggungku berkeringat dingin.

Sedangkan otakku seperti ditusuk-tusuk dengan jarum.

Aku tidak mengerti mengapa Julian begitu membenciku, tetapi masih terus-menerus menggangguku.

Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa merasa takut akan kekerasannya jika aku sangat mencintai pria ini sebelum aku kehilangan ingatan.

Selain itu, hal terpenting adalah, mengapa Julian tidak ingin bercerai denganku?

Dengan sakit kepala yang parah, aku akhirnya terlelap.

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 6

    Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"Nada bicaranya membuatku me

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 7

    Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status