Share

Bab 4

Author: Marwa Safira
Aku berbalik dan naik ke lantai atas.

Aku merasa sangat muak melihat Julian begitu merendahkan dirinya.

"Nona Luna, apakah lukamu sudah membaik?" tanya wanita di lantai bawah itu dengan lembut.

Aku menoleh dan menjawab dengan enggan, "Sudah jauh membaik."

Julian langsung menyela, "Dia baik-baik saja, hanya terbentur sedikit."

Aku pun tertawa dengan sinis dan berkata, "Julian, selama aku terbaring di rumah sakit, kamu bahkan nggak pergi menjengukku. Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku baik-baik saja?"

Dengan ekspresi masam, Julian berkata, "Luna, jangan berulah lagi."

"Berulah?" Aku tertawa dan berkata, "Ucapanku memang nyata, kenapa malah dibilang berulah? Kalau aku membela diri, apakah itu namanya berulah bagimu?"

Pada saat ini, aku benar-benar merasa sangat jijik pada pria ini.

Aku yakin bahwa dalam ingatan tujuh tahun yang menghilang ini, aku pasti berkali-kali dibuat kesal oleh Julian yang mengataiku suka "berulah" dan "tak masuk akal".

Jadi, wajar saja kalau aku naik darah.

Jika aku tidak menggila, itu baru aneh.

Pada saat ini, wanita itu mengangkat kepalanya dan menatapku dengan lembut, lalu membungkukkan badannya padaku.

Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kamu ngapain?"

Wanita itu menundukkan kepalanya sambil menjawab dengan suara rendah dan sedih, "Nona Luna, aku datang untuk meminta maaf padamu. Aku tahu kamu pasti membaca riwayat obrolanku dengan Julian, makanya kamu salah paham."

Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan matanya yang merah dan berkaca-kaca.

Bahkan aku pun merasa kasihan melihatnya.

Saat aku hendak menyindirnya ....

Seseorang tiba-tiba menerjang masuk dari luar dan mendorongku dengan kuat.

"Luna, dasar wanita jahat! Kamu sendiri mau lompat dari gedung, apa hubungannya dengan Kak Chelsea? Kenapa kamu memaksanya untuk minta maaf padamu?"

Aku terdorong dengan kuat, sehingga aku terjatuh ke belakang.

Pinggangku terasa sangat sakit, begitu pula dengan tumitku.

Aku mendengar diriku berseru, "Rupanya dia Chelsea Mills?!"

Aku menatap ke arah Chelsea dan mengamatinya dengan serius untuk pertama kalinya.

Chelsea hendak datang memapahku, tetapi aku jelas-jelas melihat kesenangan yang melintas di matanya.

Aku tidak salah lihat.

Namun, dia malah meminta maaf padaku. "Maaf, Nona Luna. Apakah kamu terluka? Justin masih kecil, jadi jangan salahkan dia, ya."

Justin?

Pada saat ini, aku baru menatap ke arah anak muda yang mendorongku tadi.

Justin Simmons?

Aku langsung menebak namanya karena wajahnya mirip dengan wajah Julian.

Justin adalah adik kandungnya Julian.

Justin memelototiku dengan penuh amarah. Tatapan yang ganas itu seperti ingin mencabik-cabik tubuhku, agar aku meminta maaf pada Chelsea.

Aku berpegangan pada pegangan tangga dan berdiri dengan susah payah.

Justin mengadang Chelsea dengan waspada, seakan-akan dia akan melawanku mati-matian jika aku melakukan apa pun pada Chelsea.

Aku hanya berjalan pelan ke atas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tiga orang di lantai bawah seketika tidak tahu bagaimana mereka harus bereaksi.

Julian seharusnya menanti agar aku menangis dan membuat keributan, sedangkan Chelsea menungguku untuk memarahinya, agar dia bisa beralasan lagi denganku.

Sedangkan Justin paling terkejut. Dia menungguku untuk memarahinya dengan liar, lalu menunjukkan kesedihanku layaknya orang gila.

Namun, badai yang mereka nantikan tidak datang.

Aku hanya naik ke lantai atas dan menutup pintu kamar dengan kuat.

...

Aku melupakan Julian, tetapi aku tidak melupakan Justin.

Justin adalah teman sekelasnya adik sepupuku yang bernama Steven Carter.

Di usia 18 tahunku, sebelum aku kehilangan ingatanku, Justin pernah memanggilku "Kak Luna" dengan adik sepupuku dengan sangat akrab.

Pada saat itu, Justin masih sangat kecil, kondisi kesehatannya juga kurang baik.

Dia dikirimkan ke sebuah pusat perawatan kelas atas milik Keluarga Winston. Saat liburan sekolah, aku pergi menemani nenekku di tempat itu dan secara kebetulan melihat Justin sendirian di taman bunga.

"Dik, kamu sendirian, ya."

Aku mengingat saat aku membawa banyak makanan enak dan pergi menyapanya.

Awalnya, Justin sangat mewaspadaiku, tetapi kemudian, setelah dia mengetahui bahwa aku adalah kakak sepupu dari teman sekelasnya, dia mulai bermain denganku.

Liburan itu sangat menyenangkan dan berlalu sangat cepat.

Aku selalu mengira bahwa Justin benar-benar menganggapku sebagai kakaknya. Namun, tadi, sikapnya yang waspada sangat asing bagiku.

Dia tidak mendorongku dengan terlalu kuat, tetapi aku tetap saja merasa kesakitan.

Anak laki-laki yang kurus dan kesepian itu mendorong Kak Luna yang memperlakukannya dengan sangat baik pada masa mudanya.

Pada saat ini, aku menyadari keanehan di wajahku.

Ternyata, wajahku sudah basah karena air mataku.

Aku pun menyeka air mataku dengan pelan.

Sialan! Julian saja tidak bisa membuatku menangis, tetapi Justin si bocah busuk itu malah membuat air mataku mengalir.

Aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi di Kediaman Simmons.

Aku menyeka air mataku dengan tenang dan mulai mengemas barangku.

...

Di ruang tamu kecil di lantai bawah yang tidak bisa kulihat.

Chelsea berkata dengan ekspresi bersalah, "Julian, apakah aku datang di saat yang nggak tepat? Tadi, Nona Luna sepertinya benar-benar marah. Bagaimana kalau kamu pergi menghiburnya?"

Julian berkata dengan suara rendah, "Abaikan saja, dia memang seperti itu. Sebentar lagi, dia akan baik-baik saja."

Kekesalan melintas melalui tatapan Julian.

Justin yang selama ini tidak mengucapkan apa pun tiba-tiba berkata, "Kak Chelsea, ke depannya jangan datang sendirian lagi ke sini, deh. Luna ...."

Awalnya, dia ingin mengatakan bahwa Luna si wanita gila itu akan melukai Chelsea. Namun, entah mengapa, dia tiba-tiba teringat akan tatapan Luna padanya saat naik ke lantai atas tadi.

Tatapan itu penuh akan kekecewaan dan kesedihan.

Justin menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan perasaan yang aneh ini.

Dia berpikir, 'Kenapa rasanya Luna yang sekarang jauh berbeda dari yang sebelumnya?'

'Aku hanya mau mencegahnya dari tiba-tiba menggila dan menyakiti Kak Chelsea.'

'Aku juga bukan sengaja mau mendorong Luna, kenapa dia menatapku seperti itu?'

'Aku nggak melakukan kesalahan apa pun!'

Setelah menenangkan dirinya, Justin berkata, "Kak, antarkan Kak Chelsea pulang, deh. Aku akan mengawasi wanita gila itu di sini."

Chelsea berkata dengan bersalah, "Justin, terima kasih, ya. Kamu masih muda, tapi sudah harus dimarahi seperti itu olehnya. Aih ... Justin, kalau ada kesempatan, minta maaf pada Nona Luna untukku, ya. Jangan sampai dia makin salah paham."

Dengan perasaan tersentuh, Justin berkata, "Kak Chelsea, kamu nggak bersalah. Segalanya terjadi karena wanita gila itu menyalahkanmu. Kamu harus melindungi dirimu dengan baik, ya. Aku dan kakakku akan melindungimu dengan baik."

Chelsea tampak puas. Dia mengelus kepala Justin dengan lembut sambil berkata, "Baiklah. Aku pergi dulu, ya."

Dia menatap Julian yang tidak bersuara dan berkata dengan pelan, "Julian, kamu nggak usah mengantarkanku pulang. Aku bisa kembali ke hotel sendirian. Meskipun hotelnya agak terpencil, aku bisa pergi sendiri."

Dia memandang ke lantai atas dengan cemas sambil berkata, "Julian, sebaiknya kamu bujuk Nona Luna dengan baik. Awalnya, kalau bukan karena dia mengalihkan dana Keluarga Winston padamu, perusahaanmu juga nggak akan melewati kesulitan itu dengan mudah. Sekarang, wajar saja kalau dia agak membanggakannya. Yang sabar, ya."

Julian langsung mengernyit sambil berkata, "Keluarga Simmons melewati kesulitan perusahaan bukan sepenuhnya berkat dia. Tanpa aku dan para karyawan yang bekerja sama untuk mengatasi masalah itu, dana sebanyak apa pun tak ada gunanya."

Dia terdiam sejenak, rasa jijik di tatapannya makin jelas. Kemudian, dia berkata, "Ke depannya, jangan bahas hal ini lagi. Kalau Luna ingin memanfaatkan hal ini agar aku merendahkan diriku padanya dan menyanjung dirinya seumur hidupku, dia nggak akan mendapatkannya!"

Kemudian, dia mengambil kunci mobilnya dan merangkul Chelsea sambil berkata, "Ayo jalan, nggak aman kalau seorang wanita jalan sendirian malam-malam begini. Biar aku antarkan kamu."

Justin juga berkata dengan penuh perhatian, "Kak Chelsea, sudah malam. Kakak cepat pulang, deh."

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 5

    Dari lantai atas, aku mendengar suara mesin mobil.Aku tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar. Secara kebetulan, aku melihat Julian mengulurkan tangannya untuk merangkul Chelsea, seakan-akan dia sedang melindungi Chelsea.Entah karena koneksi batin atau bukan, Julian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah lantai dua.Tatapannya pun bertemu dengan tatapanku.Aku melihat Julian mengernyit, bibirnya bergerak, seakan-akan dia ingin mengucapkan sesuatu.Aku hanya menatapnya dengan tenang.Julian tercengang sejenak. Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan setenang ini."Julian?" Chelsea yang berada di sampingnya memanggilnya dengan pelan.Chelsea menatap ke arah tatapan Julian dan melihat sosokku di jendela."Julian ...." Dengan nada sedih, Chelsea berkata, "Kalau kamu mau menemani Nona Luna, pergi saja. Aku bisa pergi sendiri."Julian seketika tersadar. Dia menyingkirkan perasaan di tatapannya dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa, ayo jalan."Chelsea sedikit mengangkat kep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 6

    Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"Nada bicaranya membuatku me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 7

    Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 100

    Dia memandang ke sekeliling jalanan yang gelap dengan ketakutan.Tadi, dia merasa ketakutan, sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa Julian sudah mengemudi ke jalanan gunung yang berkelok-kelok.Tidak ada yang melewati jalan ini selama beberapa kilometer.Namun, Julian tetap berseru, "Turun!"Chelsea menangis dengan makin keras sambil berkata, "Julian, aku nggak bisa turun. Kalau kamu marah, kamu bisa memukulku dan memarahiku. Kenapa kamu harus membawaku ke sini dan menakut-nakutiku seperti ini? Huhuhu ...."Sambil mengucapkan kata-kata ini, dia mendekat pada Julian dan menarik Julian untuk memohon belas kasihan.Julian langsung mendorongnya dengan kasar, sehingga Chelsea menabrak jendela mobil.Chelsea mengerang dengan pelan, lalu terus menarik Julian tanpa memedulikan luka di kepalanya.Julian turun dari mobil, berjalan ke sisi penumpang dan membuka pintu mobil.Dengan ekspresi masam, dia menarik Chelsea untuk turun dari mobil.Chelsea ditarik hingga rambutnya berantakan. Dia

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 99

    Saat mereka pergi, mereka terlihat sangat memalukan.Jacob menggeleng sambil berkata, "Aih, dia nggak bisa menerima kekalahannya, ya."Carson juga membuang napas dan berkata, "Pacarnya si Julian sungguh keterlaluan."Chris berkata pada dua paman itu, "Sebenarnya, Pak Julian lumayan hebat, tapi dia mungkin agak kurang dalam hal perasaan."Jacob tertawa dan berkata, "Dia bahkan nggak bisa memahami hal sesederhana ini, bagaimana kita bisa mengharapkannya untuk melakukan hal besar?"Carson juga berkata, "Dulu, aku merasa bahwa Julian andal, berani dan pekerja keras. Sekarang, sepertinya dia kurang lihai, ya."Kedua bos besar itu saling bertatapan, lalu menggeleng secara bersamaan.Hatiku tergerak dan aku menatap Chris.Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Chris. Dia tetap terdengar seperti sedang membela Julian, tetapi ....Setelah apa yang terjadi, reputasi yang sudah Julian bangun di dunia bisnis sepertinya mulai goyah.Siapa yang paling pintar?Tiba-tiba, aku merasa bahwa Chris terl

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 98

    Julian mendengus dengan dingin dan menjawab, "Dari dulu, kamu selalu sangat cemburu padanya. Kamu selalu memfitnahnya, melukainya dan bahkan mengancamnya. Kamu sudah melakukan banyak sekali perbuatan jahat. Hari ini, kamu lagi-lagi mengulang trik yang sama."Aku sudah mati rasa, jadi aku berkata pada pelayan itu, "Periksa saja kamera pemantaunya. Rekamannya bisa membuktikan apa yang terjadi."Begitu aku mengucapkan kata-kata ini, ekspresi Julian berubah, sedangkan Chelsea tampak bersalah.Dia langsung melemparkan diri ke pelukan Julian dan berkata, "Julian, sudahlah. Aku hanya terluka ringan, mungkin Nona Luna nggak sengaja. Tangannya hanya tergelincir, dia bukan sengaja mau melukaiku."Kemudian, dia menatapku sambil bertanya, "Benarkah begitu, Nona Luna?"Dengan ekspresi datar, aku menjawab, "Bukan aku yang menentukan kebenarannya. Lagi pula, sebelum mencari tahu apa yang terjadi, Pak Julian sudah menganggap bahwa akulah yang melukaimu."Chelsea bergegas berkata pada Julian, "Julian,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 97

    Di ruang istirahat, ada rangkaian bunga, alat musik dan bahkan permainan mahyong.Hal-hal ini adalah pelayanan untuk tamu wanita kelas atas. Aku pernah melihatnya, jadi aku memilih rangkaian bunga yang kusukai dan mulai merangkai bunga.Pada saat ini, Chelsea berjalan masuk dengan anggun.Wajahnya sudah merah, dia sepertinya sudah minum banyak saat makan malam.Aku hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan merangkai bunga.Chelsea duduk di sampingku dan mengamatiku untuk sangat lama."Ada apa?" tanyaku padanya.Chelsea tersenyum sambil menjawab, "Nona Luna, kuakui, aku sudah meremehkanmu."Aku fokus memotong ranting bunga sambil berkata dengan cuek, "Nona Chelsea, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja langsung."Chelsea membuang napas dan berkata padaku, "Nona Luna, bagaimana kalau aku membujuk Julian untuk memberimu uang satu triliun? Apakah kamu akan setuju untuk bercerai dengannya?"Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Chelsea menatapku dengan tatapan yang terlihat sungg

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 96

    Dia merasa bahwa aku lagi-lagi akan menindas Chelsea. Hanya saja, mengapa tadi dia tidak bersedia untuk mengungkapkan hubungan mereka?Sepertinya cedera otakku masih belum sembuh. Kalau tidak, mengapa aku sama sekali tidak memahami maksud pria-pria ini?Chelsea yang tidak bisa melakukan apa pun padaku pun langsung menghadap ke arah Chris.Suaranya tetap lembut, pria mana pun yang mendengarnya pasti akan mengasihaninya.Inilah kemampuan Chelsea, dia tidak tahu malu dan bisa menunjukkan kelemahannya setiap saat.Aku mendengarnya berkata pada Chris, "Pak Chris, sudah lama sekali saya mengagumi Anda. Hari ini, kita bertemu secara resmi. Tak saya sangka, Anda benar-benar lebih tampan dan keren daripada yang dikatakan orang-orang."Chris hanya mengiakan ucapannya dengan pelan.Chelsea pun melanjutkan ucapannya. "Pak Chris, Anda sudah sangat sukses di usia semuda ini. Saya benar-benar iri pada Nona Luna ... dia selalu mencari tipe pria seperti ini."Mendengar ucapan Chelsea, aku hampir menyem

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 95

    Aku seketika terdiam.Begitu pula dengan semua orang.Tempat ini tiba-tiba menjadi sangat sunyi.Aku melihat ekspresi Julian menjadi sangat masam, sama halnya dengan ekspresi Chelsea.Aku menarik lengan baju Chris dengan pelan.Chris tersenyum padaku sambil berkata, "Sudah, ayo duduk."Dia pun membawaku ke tempat duduk kami.Sedangkan Julian dan Chelsea hanya berdiri di tempat untuk sangat lama.Kali ini, Julian malah dipermalukan seperti ini. Sepertinya dia sedang meragukan apakah dia harus pergi saja atau tidak.Namun, hampir semua hadirin pesta ini adalah bos besar yang paling ternama di dunia bisnis. Jika Julian pergi begitu saja, pandangan semua orang tentang dirinya sepertinya akan berubah.Akhirnya, Julian membawa Chelsea ke meja mereka dengan ekspresi masam.Aku melihat Chelsea menatapku dengan tatapan yang sangat rumit, ada kecemburuan, dendam dan juga kebencian.Aku menurunkan tatapanku dan tidak lagi melihat mereka.Aku tidak mengerti mengapa Chris sengaja membawaku ke tempa

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 94

    "Perlakuan nggak adil yang dia terima di masa lalu adalah kesalahanku. Mulai sekarang, dia adalah pacarku dan akan menjadi istriku," kata Chris.Sekujur tubuhku bergetar, air mataku juga hendak mengalir dengan tidak terkendali.Aku berusaha keras untuk menahan air mataku, tetapi mataku tetap berkaca-kaca.Aku tidak bisa melihat ekspresi orang-orang dengan jelas, aku juga tidak ingin melihat wajah Julian yang gelap lagi.Aku hanya tahu bahwa Chris membelaku dan mendukungku di hadapan semua orang.Chris ingin menggunakan namanya untuk menghapus sejarahku yang memalukan.Dia ingin menarikku keluar dari lumpur yang kotor.Julian ingin memarahi Chris, tetapi dia ditahan oleh Chelsea.Chelsea berkata dengan lembut, "Selamat, Pak Chris! Selamat ... Nona Luna!"Wajahnya yang cantik menyembunyikan kecemburuan yang sangat samar.Dia berkata pada Julian yang berekspresi gelap, "Julian, lihatlah, Pak Chris begitu berani dalam mengejar cinta. Apakah kita ...."Julian tiba-tiba tertawa dengan sinis

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 93

    Aku berdiri dari bangku dan berjalan menghampiri Chris.Aku merasa gugup hingga telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang. Namun, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, aku harus tetap tenang.Kalau aku lepas kendali atas emosiku, aku bukan hanya akan mempermalukan diriku, tetapi juga akan merusak harga dirinya Chris.Saat Chris melihat Julian, dia mengangkat gelas di tangannya ke arah Julian dan tersenyum dengan ambigu.Kemudian, dia memanggilku dengan lembut. "Luna, sini."Ekspresi Julian yang tadinya masih biasa-biasa saja seketika menggelap. Dia pun menatapku dengan tatapan tidak percaya.Sedangkan aku juga kebetulan berjalan ke sisi Chris.Chris membiarkanku merangkul lengannya dan tersenyum sambil menatap Julian yang sedang terkejut.Chris berkata, "Luna, jangan khawatir."Aku menahan rasa takut dalam hatiku sambil menganggukkan kepalaku.Aku tentu saja merasa panik, tetapi dalam lubuk hatiku, aku memercayai Chris.Aku yakin dia tidak akan sengaja membiarkanku dip

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 92

    Di dalam sebuah ruangan pribadi yang sangat luas dan elegan, aku melihat beberapa wajah yang kukenal.Aku pernah melihat orang-orang ini ... di televisi!Otakku seketika berhenti berfungsi lagi. Untung saja, aku masih mengingat instruksi Chris. Aku memaksakan seulas senyuman yang canggung dan merangkul lengan Chris erat-erat.Orang-orang yang hadir di tempat ini tersenyum sambil melihat ke arah kami.Seseorang berkata, "Eh, ini pertama kalinya aku melihat Chris bawa pendamping. Chris, sini, biar Paman Jacob lihat.""Paman Jacob" mengenakan pakaian tradisional yang terlihat sangat rapi dan jelas-jelas merupakan buatan tangan.Chris membawaku menghampiri Jacob dan menyapa orang itu dengan sopan. "Apa kabar, Paman Jacob. Ini Luna Winston, pacarku."Dalam sekejap, ruangan ini menjadi sunyi senyap.Bahkan pelayan yang menyajikan minuman pun menoleh dengan terkejut.Tubuhku menjadi sangat kaku, sehingga aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.Mengapa ... mengapa Chris mempublikasikan hal in

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status