Share

Bab 9

Penulis: Marwa Safira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 13:12:41
Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.

Aku bersikeras untuk tetap diam.

Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.

Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"

Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.

Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.

Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"

Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"

Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"

Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.

Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."

Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.

Pada saat ini, dia seperti baru menyadari apa yang sudah dia lakukan sebelumnya.

Dengan nada bicara yang menjadi lebih lembut, dia berkata, "Aku akui, tadi aku nggak sengaja melukaimu, jadi wajar saja kalau kamu marah. Tapi, bukannya aku hanya memikirkan kebaikanmu, ya? Yang patuh ya, ayo pulang."

Aku tidak mengucapkan apa pun, hanya sudut bibirku yang terangkat dengan sinis.

Setelah menunggu sangat lama, Julian tidak mendapatkan balasan apa pun dariku.

Dia pun mengernyit.

Aku tahu bahwa Julian sudah memberiku muka.

Berdasarkan ucapan Tania, dulu, sebelum Julian bisa meminta maaf, aku sudah langsung memaafkannya.

Jelas-jelas, Julian juga menungguku untuk menyelesaikan masalah ini, sesuai dengan kebiasaan sebelumnya.

Namun, aku sudah bukan lagi Luna yang membuang harga dirinya dalam percintaan.

Aku tidak ingin menjalani hidup seperti itu lagi.

Kediamanku membuat Julian benar-benar marah.

Dia tersenyum sinis dan berkata, "Baiklah, Luna, terserah kamu kalau kamu nggak mau pulang denganku. Mari kita lihat siapa yang bersedia menerima dirimu di Kota Harin!"

Aku menjawab dengan cuek, "Pak Julian nggak usah mengkhawatirkan hal ini."

Julian tiba-tiba mendekatiku, suaranya yang dingin membuatku merinding.

"Luna, jangan menyesal. Mari kita lihat berapa lama kamu bisa bertahan seperti ini," katanya.

Aku menatap matanya dan hanya melihat ketidakpedulian di matanya.

Apakah ini suamiku yang paling kucintai?

Suamiku yang ingin kudapatkan kembali sebagai ganti nyawaku?

Pada saat ini, hatiku terasa sangat dingin.

"Pak Julian?"

Suara yang lembut memecahkan suasana tegang antara aku dan Julian.

Julian memicingkan matanya sambil menatap Chris yang memegang bukti pembayaran di tangannya.

Nada bicara Julian berubah menjadi rendah. "Pak Chris, maaf sudah membiarkan Anda melihat kekonyolan seperti ini. Istri saya memang memalukan ...."

Dia membuang napas, tegurannya membuat amarah yang sudah kutahan-tahan hampir meledak.

Chris berjalan menghampiri kami dan berkata dengan tenang, "Ucapan Pak Julian agak keterlaluan, deh. Aku menganggap Luna sebagai adikku. Kalau dia ditindas, sebagai kakaknya, tentu saja aku harus membelanya."

Bukan hanya aku, tetapi Julian juga terkejut.

Dia menatapku dengan tatapan curiga, lalu menatap ke arah Chris.

Dia menunjuk aku sambil bertanya dengan ragu, "Pak Chris, apakah Anda kenal dengannya?"

Chris mengangguk sambil menjawab, "Ya, bukan hanya kenal, tapi sangat akrab."

Julian tampak tidak percaya.

Aku pun berdiri di belakang Chris, membiarkannya membantuku melawan Julian.

Julian masih ingin bertanya lebih lanjut, tetapi Chris langsung menarik tanganku sambil bertanya dengan lembut, "Tadi, kata Pak Charles, lenganmu nggak boleh sering digerakkan. Selain itu, besok, kamu masih harus melakukan pemeriksaan MRI untuk luka di kepalamu."

Saat dia sedang memberikan instruksi dengan jelas, Julian tiba-tiba menyela, "Pak Chris, jangan tertipu olehnya. Dia nggak sakit."

Baru saja aku hendak melawan, Chris mengangkat kepalanya dan memelototi Julian.

Tatapan Chris yang sangat lembut seketika berubah, aura yang dia pancarkan juga menjadi dingin.

Setelah terkejut sejenak, tatapan Julian juga menjadi gelap.

Chris menatap mata Julian sambil berkata dengan pelan, "Pak Julian, Luna itu istrimu. Kalau dia terluka, hal pertama yang kamu lakukan bukan memastikan hal itu, tapi malah mencurigainya? Sepertinya nggak pantas, deh?"

Julian tidak menyangka bahwa Chris akan membelaku.

Dia merasa malu untuk sejenak, lalu tertawa dengan sinis dan berkata, "Pak Chris, Anda juga merupakan orang yang ternama di Kota Harin. Kenapa kamu begitu memedulikan istri saya? Hubungan saya dengannya adalah urusan keluarga kami, nggak ada hubungannya dengan Anda."

Dia menekankan kata-kata "urusan keluarga".

Sudut bibir Chris yang tipis agak terangkat. Dia merapikan kacamatanya dan berkata, "Oh ya? Itu memang urusan keluarga Pak Julian. Tapi, aku hanya ingin mengingatkan Pak Julian bahwa ruangan Pak Charles berada di sini, jadi nggak ada yang bisa berbohong. Selain itu, Luna terluka separah itu. Pada saatnya, bagaimana kamu mau menjelaskan hal ini pada kakaknya?"

Melihat ekspresi Julian yang perlahan-lahan berubah, dia berkata lagi, "Kalaupun Louis nggak ingin mengakui adiknya lagi, Luna tetap merupakan putri satu-satunya dari Keluarga Winston."

Ekspresi Julian berubah lagi.

Dia memelototiku sambil berkata, "Luna, ayo pulang dengan aku."

Aku tahu bahwa dia sudah melewati batas kesabarannya.

Jika aku tidak kehilangan ingatanku, sampai masa sekritis ini pun aku sepertinya harus pergi dengan patuh dengannya.

Namun, sekarang, aku hanya ingin menjauh sejauh mungkin dari bajingan ini.

Aku memalingkan wajahku dan menarik lengan baju Chris sambil berkata, "Pak Chris, ayo jalan."

Saat Chris ingin mengucapkan sesuatu, lenganku tiba-tiba ditekan dengan kuat.

Aku pun menoleh dengan terkejut.

Tatapan Julian sangat gelap, seakan-akan dia ingin membunuh orang.

Dia melepaskan peganganku dengan susah payah dan menarikku ke pelukannya dengan memegang pinggangku dengan kuat.

Dia berkata dengan dingin, "Terima kasih atas bantuan Pak Chris hari ini. Lain hari, saya akan traktir makan."

"Pak Chris, sampai jumpa lagi."

Seusai berbicara, dia langsung menarikku secara paksa.

Aku bergegas menoleh dan hanya melihat Chris yang berdiri di tempat sambil memegang bukti pembayaran di tangannya.

Aku tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas, tetapi aku merasa sedikit kecewa.

...

Aku dibawa oleh Julian ke tempat parkir bawah tanah sebelum dilepaskan olehnya.

Begitu dia melepaskanku, aku langsung berbalik dan berjalan ke arah lift.

Julian berseru dengan suaranya yang rendah, "Luna, kalau kamu melangkah lagi, aku akan mematahkan kakimu."

Aku tertawa dengan sinis dan berkata, "Berkat Pak Julian, lenganku sudah hampir patah. Sekarang, kamu mau mematahkan kakiku?"

Aku berjalan menghampirinya dan menatap matanya sambil berkata, "Patahkan saja! Kalau berani, patahkan saja!"

Aku mengira bahwa Julian akan merasa marah hingga dia langsung beraksi.

Aku juga sudah mempersiapkan diri untuk dihajar olehnya.

Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita yang lembut dari belakang. "Julian, kenapa kamu berbicara seperti ini dengan Nona Luna?"

Aku seketika terdiam.

Aku melihat ke belakang Julian dan menyadari bahwa Chelsea sedang duduk di dalam mobilnya Julian.

Chelsea turun dari mobil dan datang ke antara aku dan Julian.

Aku tersenyum sinis dan berkata, "Pak Julian, kamu hebat sekali ya, bawa-bawa Chelsea ke mana-mana."

Julian terlihat agak canggung.

Dia berkata, "Hari ini, Chelsea harus pergi latihan di teater, jadi aku sekaligus mengantarkannya ke sana."

Aku tertawa dengan sangat sinis.

Sedangkan amarah Julian sepertinya meledak lagi mendengar suara tawaku.

Tiba-tiba, Chelsea menggenggam tangan Julian dengan lembut, lalu berkata dengan sangat tulus padaku, "Nona Luna, sebenarnya akulah yang bersikeras untuk datang dengan Julian. Aku tahu kamu terluka, jadi aku sangat mengkhawatirkanmu."

Melihat tangan kedua orang yang tergenggam dengan erat, aku hanya merasa seakan-akan dunia ini akhirnya hancur.

Terlepas dari hubungan antara Julian dengan Chelsea, dalam ingatanku selama 18 tahun, aku belum pernah melihat seorang wanita simpanan yang berlagak seperti ini dengan seorang pria di hadapan istri pria tersebut.

Apakah penampilan penuh kasih ini secara khusus ditampilkan untukku?

Aku mengeluarkan ponselku dan mengambil foto mereka.

Bab terkait

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 15

    Sambil duduk di atas ranjang, aku merasa seakan-akan aku sedang bermimpi.Kamar ini tidak terlalu mewah, tetapi terasa sangat hangat dan nyaman.Pembantu itu meletakkan pakaian ganti di samping ranjang dan tersenyum sambil berkata, "Nona Luna, ini piama yang dipilihkan oleh Pak Chris untuk Anda. Kalau nggak cocok, Anda bisa beri tahu kami."Aku melihat setelan piama berwarna merah muda itu dan bergegas mengangguk sambil berkata, "Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Pak Chris."Pembantu itu mengajariku cara menggunakan telepon di samping ranjang dan tombol di kamar mandi sebelum meninggalkan kamar ini.Pada saat ini, ponselku bergetar.Ada panggilan masuk dari Tania.Tania langsung mengeluh. "Kenapa lama sekali kamu angkat teleponku? Aku benar-benar khawatir! Julian nggak melakukan apa pun pada kamu, 'kan? Selain itu, bagaimana keadaan lenganmu?"Aku menceritakan perjalananku ke rumah sakit dengan singkat pada Tania.Di ujung telepon lainnya, Tania tercengang. "Pak Charles? Charle

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 16

    Mendengar Tania mengungkit tentang kakakku, aku menjawab dengan sedih, "Sangat hebat. Sejak kecil, kakakku adalah kebanggaan Keluarga Winston."Tania langsung menyela, "Kalau begitu, apakah menurutmu Julian hebat?"Aku langsung merasa tidak nyaman mendengar nama itu."Bisakah kamu nggak mengungkit tentang dia?" tanyaku.Tania pun berkata dengan nada yang lebih lembut, "Baiklah, mari kita bicarakan tentang kakakmu terlebih dahulu. Di Kota Harin, kakakmu juga termasuk pemula yang hebat di dunia bisnis di Kota Harin. Dia adalah tokoh yang terkemuka. Sedangkan Julian termasuk baru bangkit lebih lama. Tapi, di hadapan Chris, mereka berdua sama sekali bukan apa-apa!"Aku mengernyit sambil berkata, "Sehebat itu? Kakakku sangat hebat, nggak mungkin dia lebih buruk daripada Chris."Tania mendengus dan berkata, "Aku nggak mengatakan kalau kakakmu buruk. Tapi, latar belakang Keluarga Winston nggak sehebat Keluarga Kody. Kalau nggak percaya, kamu bisa cari tahu."Aku pun terdiam.Aku tentu saja me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 17

    Kepalaku mulai terasa sakit dan bahkan berdengung.Perasaan pusing kembali melanda diriku, jadi aku berkata dengan susah payah, "Aku bukan orang ketiga, aku bukan ....""Bukan?" Suara Cherria melengking. "Di tahun keduamu, kamu mendekati Julian secara terang-terangan, apa lagi kalau bukan orang ketiga? Biar kuberi tahu kamu, kamulah yang merusak hubungan Julian dan Kak Chelsea, hingga mereka putus!""Bukan begitu ... bukan .... Kata Tania, aku bukan ..." kataku.Bukan, aku bukan orang ketiga.Kata Tania, pada saat itu, Julian dan Chelsea sudah berpisah. Mendengar kabar itu, aku baru mendekati Julian dengan gila-gilaan.Aku bukan orang ketiga, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu.Namun, bagaimana aku harus menjelaskan hal-hal ini pada Cherria? Aku hilang ingatan, jadi aku sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu.Tubuhku mulai bergetar, keringat dingin juga terus bercucuran.Aku mulai menyesal. Tahu begitu, aku tidak akan datang ke Kediaman Kody.Jika aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status