Share

Bab 8

Author: Marwa Safira
last update Last Updated: 2025-01-07 13:12:41
Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.

Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.

Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."

Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"

Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."

Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"

Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."

Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"

Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram kerah jas pria itu sambil menangis dengan keras. Aku pun menunduk dengan malu.

Pada saat ini, terdengar suara "krak" yang nyaring. Sebelum aku sempat berteriak, lenganku sudah terasa lebih nyaman.

Aku berdiri dengan terkejut dan menggerakkan lenganku.

Tidak sakit lagi!

Sungguh menakjubkan!

Charles tersenyum sambil berkata, "Gerakkan saja terus, nggak apa-apa, sudah sembuh."

Aku mengulurkan tanganku dengan pelan dan memutarnya dengan hati-hati.

Benar saja! Sama sekali tidak sakit lagi!

Aku bergegas membungkukkan badanku sambil berterima kasih pada dokter itu. "Terima kasih, Pak Charles!"

Aku tidak bodoh. Dokter tua yang ramah ini adalah spesialis ortopedi yang terkenal di Kota Harin. Ada banyak orang penting yang berusaha untuk mencarinya jika mereka terkena masalah tulang.

Charles sangat baik hati, sehingga dia memberikan sebagian besar kesempatan berobat untuk pasien biasa.

Dia juga hanya menyimpan biaya sebesar dua ribu untuk pengobatan. Setelah menjadi dokter selama 50-an tahun, Charles berpegang teguh pada prinsipnya sebagai seorang dokter yang mengobati penyakit tanpa mementingkan keuntungan pribadi.

Dia sudah menyembuhkan puluhan ribu pasien yang menderita penyakit yang sulit untuk diobati.

Karena gaya pengobatannya, bisa memotong barisan dan mendapatkan kesempatan untuk berkonsultasi dengannya adalah hal yang sangat susah untuk dilakukan.

Sambil memikirkan hal ini, aku menatap pria tampan yang terus tersenyum di satu sisi itu.

Dia berusia sekitar 27 atau 28 tahun dan terlihat lebih dewasa daripada Julian.

Jas abu-abu gelap yang dia kenakan sangat pas badan, sehingga proporsi tubuhnya yang tinggi terlihat sempurna.

Wajahnya sangat tampan dan anggun, kacamata berbingkai setengah yang bersandar di pangkal hidungnya yang mancung membuat matanya terlihat makin mendalam.

Dia sedang mengobrol dengan Charles, setiap gerak-geriknya terlihat tenang.

Awalnya, aku mengira bahwa Julian adalah pria tertampan yang pernah aku lihat seumur hidupku. Auranya dingin dan tajam. Dengan keberaniannya yang maskulin, tidak ada yang bisa menandinginya.

Namun, pria di hadapanku ini adalah tipe yang jauh berbeda dari Julian. Dari segi tampang, dia setara dengan Julian.

Jika Julian dianggap seperti pedang yang dihunuskan, pria ini seperti gulungan lukisan tinta yang sangat indah.

Julian sangat ganas dan kuat, sedangkan pria ini seperti dilahirkan untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan, dengan aura lembut yang bisa menoleransi seluruh dunia ini.

Ketampanan kedua pria ini tidak bisa dibandingkan, tetapi sekarang, aku lebih mengagumi kelembutan pria ini.

Saat pria itu sedang berbicara, dia melihatku sekilas, lalu tiba-tiba bertanya, "Nona Luna, apakah ada lagi yang terasa sakit?"

Aku tercengang sejenak. Aku ingin menggeleng, tetapi aku malah menganggukkan kepalaku.

Charles mengernyit sambil berkata, "Cepat tunjukkan padaku, jangan biarkan masalah kecil ini menjadi penyakit parah."

Aku menunjukkan punggungku dan tumitku yang semalam terbentur, lalu membiarkan Charles menyentuh bagian belakang kepalaku.

Charles pun memeriksa kondisiku dengan serius.

Dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aduh, kenapa anak gadis sepertimu terluka seperti ini? Pinggangmu hampir retak dan tulangnya sudah agak bergeser. Nanti, aku akan mengobatinya. Selain itu, kakimu juga terkilir."

"Kalau belakang kepalamu ...."

Setelah menyentuh bagian belakang kepalaku, Charles tiba-tiba marah. "Gadis ini sama sekali nggak menyayangi tubuhnya sendiri!"

Aku langsung terkejut, hingga ucapanku menjadi terbata-bata. "Aku ... aku ...."

Charles menuliskan resep obat untukku dengan kesal sambil berkata, "Tengkorakmu retak, ada pembengkakan di dalamnya. Kamu ini, benar-benar nggak takut mati, ya?"

"Kalau pembengkakan itu nggak dihilangkan dan tekanan dalam kepalamu meningkat, kamu akan dalam bahaya. Kamu malah bertengkar dengan orang lain hingga tulangmu bergeser .... Aku benar-benar nggak mengerti lagi."

Charles bergumam dengan marah sambil menuliskan resep obat dengan cepat.

Mendengar teguran ini, mataku memerah lagi.

Aku juga tidak tahu kalau aku terluka separah itu, karena saat aku terluka dan masuk rumah sakit sebelum kehilangan ingatan, Julian sama sekali tidak pernah datang menjengukku.

Setelah kondisiku sedikit membaik, asistennya yang menyebalkan itu langsung mendesakku untuk keluar dari rumah sakit.

Makin dipikirkan, aku merasa makin sedih. Aku menundukkan kepalaku, seperti anak kecil yang sudah melakukan kesalahan pada Charles.

Pria itu memecahkan suasana canggung ini dengan berkata dengan lembut, "Pak Charles, jangan marah, deh. Dia pasti nggak mengerti, makanya dia bisa keluar dari rumah sakit sebelum dia sembuh. Dia bukan sengaja melakukannya. Siapa yang akan menyiksa dirinya sendiri dan nggak pergi ke rumah sakit saat dia sakit?"

Setelah menuliskan resep obat itu, ekspresi Charles menjadi lebih lembut.

Melihatku berlinang air mata, dia bergegas berkata, "Nggak apa-apa. Jangan menangis, Nak. Tadi, saat kamu datang, tangisanmu sudah didengar oleh seluruh orang di departemen ini. Sekarang, jangan menangis lagi, ya."

Seusai berbicara, dia memelototi pria itu sambil berkata, "Dasar bocah busuk. Cepat bawa dia pergi, supaya lukanya diobati! Oh ya, dia harus datang selama tiga hari untuk mengobati cedera pinggangnya. Aku akan melakukan akupunktur secara pribadi. Kalau nggak, cedera itu nggak akan sembuh."

"Baik, baik."

Pria itu bergegas membawaku ke ruang pengobatan.

Begitu kami keluar dari ruang konsultasi, kami membuang napas dengan lega secara bersamaan.

Sungguh menakutkan!

Tak kusangka, spesialis ortopedi yang paling terkenal di Kota Harin begitu menakutkan saat dia sedang marah.

Aku menatap pria itu dengan rasa bersalah dan berkata, "Maaf, ya ... emm ... aku lupa menanyakan namamu."

Aku memainkan kukuku dengan canggung, hingga kukuku hampir terkelupas.

Pria itu tertawa dan bertanya, "Kamu sudah lupa denganku, ya?"

Aku mendongak dengan heran, lalu bertanya dengan kebingungan, "Aku benar-benar nggak ingat. Apa nama Tuan?"

Pria itu tersenyum, tatapannya sangat lembut. "Aku kenal dengan Louis, kakakmu. Saat kita masih kecil, kamu selalu memanggilku Kak Woodie."

Kak Woodie?

Aku tercengang sejenak.

Ingatan dari masa kecilku seketika membanjiri otakku.

Aku samar-samar mengingat seorang anak laki-laki yang tinggi dan kurus, serta berkacamata dengan bingkai emas, yang sering berada di sisi kakakku.

Anak laki-laki itu tidak suka berbicara. Bahkan saat dia berbicara pun suaranya sangat lembut.

Berkali-kali, aku ingin berkenalan dengannya, tetapi aku seperti ditolak oleh aura asing yang dia pancarkan.

Seingatku, kata Kak Louis, nama pria ini Woodie?

Oleh karena itu, aku memanggilnya Kak Woodie.

Aku pun bertanya, "Kamu ... Kak Woodie?"

Pria itu tersenyum padaku, lalu mengulurkan tangannya sambil berkata, "Namaku Chris Kody, bukan Woodie."

Eh ....

Wajahku langsung memerah. Aku bergegas menjabat tangannya sambil berkata, "Ha ... halo ... maaf, ya, atas kejadian tadi ...."

Aku masih ingin mengucapkan sesuatu lagi, tetapi tiba giliranku untuk menerima pengobatan.

Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku pada Chris, lalu bergegas memasuki ruangan pengobatan.

Sesaat kemudian, setelah lukaku diobati, bahuku diperban dan lenganku digantung ke leherku.

Aku terlihat konyol.

Saat aku membawa obat salep itu ke luar, aku melihat Julian yang sedang menunggu dengan tidak sabar di luar.

Melihat bahuku yang diperban, Julian tercengang sejenak, lalu ekspresinya kembali menjadi dingin.

Dia melangkah menghampiriku dan hendak menarikku.

Namun, aku langsung melangkah mundur dengan ketakutan sambil berkata, "Jangan dekati aku."

Julian menghentikan langkahnya. Dia menahan amarahnya sambil berkata, "Luna, cepat pergi minta maaf! Laura berjanji padaku, asalkan kamu minta maaf, dia nggak akan lapor polisi."

Dengan nada bicara kesal, dia berkata, "Kamu terus-menerus membuat masalah. Sudah cukup, belum?"

Related chapters

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 11

    Saat aku hendak memanggil taksi, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapanku."Luna?" Jendela mobil diturunkan secara perlahan.Aku mendongak dengan perasaan pusing.Aku pun langsung melihat wajah seorang pria tampan.Aku tercengang sesaat sebelum bertanya, "Kak ... Pak Chris?"Chris turun dari mobil, membuka pintu mobil dan membantuku naik ke mobil.Sesaat kemudian, aku baru tersadar. "Kenapa Pak Chris masih ada di sini?"Sambil mengemudi, Chris menjawab dengan tenang, "Aku tebak, kamu mungkin masih berada di rumah sakit, jadi aku putar-putar di sekitar sini. Seperti dugaanku, kamu masih ada di sini."Dia mengeluarkan selembar tisu dengan penuh perhatian sambil bertanya, "Muntah, ya?"Aku menyeka mulutku sambil menjawab dengan suara rendah, "Ya, aku agak pusing, mungkin karena gegar otak."Chris pun mengernyit.Tatapan di balik kacamatanya sangat dingin dan serius.Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa punggungku sudah basah karena keringat.Sambil mengemudi, Chris menghiburku

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 12

    Aku pun berterima kasih lagi dengan malu.Tangan Chris bertumpu dengan pelan di setir mobil, pergelangan tangannya yang putih terlihat sangat indah, seperti sebuah karya seni. Aku mengenali jam tangan yang dia kenakan, yaitu jam tangan Audemars Piguet.Ini merek mewah yang tak begitu mencolok, tapi harganya sangat mahal.Dia tiba-tiba menatapku.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung dan menundukkan kepalaku sambil bertanya, "Kak ... emm, Kak Chris, ke mana kita pergi sekarang?"Aku berkata dengan kebingungan, "Aku lupa Tania tinggal di mana."Chris membuang napas dan berkata, "Apakah kamu benar-benar melupakan semuanya?"Aku menganggukkan kepalaku sambil berkata, "Kata dokter, aku kehilangan ingatan sementara, entah kapan ingatanku baru bisa kembali."Chris mengernyit sambil bertanya, "Separah itu? Julian tahu, nggak?"Aku tersenyum getir sambil menggeleng dan berkata, "Dia sama sekali nggak percaya padaku. Dia merasa bahwa aku membohonginya."Chris tampak marah.Dia menatapku deng

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 13

    Pada saat ini, Chris sudah turun dari mobil. Dia berdiri di luar sambil tersenyum dan berkata, "Luna, sudah tiba."Saat aku turun dari mobil, aku langsung tercengang.Tempat ini agak terpencil, tetapi pemandangannya sangat indah.Aku mengamati sekeliling dan menyadari bahwa kami berada di lereng gunung. Di depan, terlihat garis pantai berwarna biru yang tidak berujung. Matahari terbenam di permukaan laut, memancarkan cahaya senja yang indah. Di belakang, terdapat hutan yang lebat.Sebuah rumah yang sangat kuno berada di dalam hutan tersebut.Rumah sepi seperti ini seharusnya terlihat sangat menyeramkan, tetapi rumah ini jelas-jelas tidak seperti biasanya.Tembok rumah penuh akan bunga mawar yang langka, dari warna merah, merah muda, kuning, membuat rumah ini seperti dikelilingi oleh lautan bunga.Aku langsung berseru dengan penuh semangat, "Bunga James Galway! Mawar Claire Austin! Juicy Terrazza! Selain itu, ada juga ... Gertrude Jekyll! Astaga ...."Aku mengitari dinding bunga ini.Na

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 14

    Mendengar pertanyaannya, aku tidak bisa berkata-kata.Aku menjawab dengan suara rendah, "Tapi, reputasiku nggak baik, aku akan menyusahkanmu kalau aku berada di sini."Seusai berbicara, aku tidak berani menatap matanya, aku hanya melihat jari kakiku lekat-lekat.Aku bisa merasakan tatapan Chris di kepalaku yang tertunduk.Setelah sangat lama, aku mendengarnya membuang napas dan berkata, "Jangan berpikir terlalu jauh, cepat masuk. Aku akan membantumu agar kamu bisa menetap dengan baik."Kemudian, dia berjalan di hadapanku. Setelah ragu-ragu sejenak, aku bergegas mengikutinya....Rumah ini sangat sepi, para pembantu melakukan pekerjaan mereka dengan sangat rapi.Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman di tempat ini.Jika dibandingkan dengan vila Julian yang kosong, tempat ini penuh akan jejak kehidupan.Ada rak buku kayu yang agak terkelupas dan perapian dengan bekas arang yang hitam di sisinya. Selain itu, ada juga sofa besar yang terbuat dari kulit asli, yang dirawat dengan sangat bai

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 15

    Sambil duduk di atas ranjang, aku merasa seakan-akan aku sedang bermimpi.Kamar ini tidak terlalu mewah, tetapi terasa sangat hangat dan nyaman.Pembantu itu meletakkan pakaian ganti di samping ranjang dan tersenyum sambil berkata, "Nona Luna, ini piama yang dipilihkan oleh Pak Chris untuk Anda. Kalau nggak cocok, Anda bisa beri tahu kami."Aku melihat setelan piama berwarna merah muda itu dan bergegas mengangguk sambil berkata, "Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Pak Chris."Pembantu itu mengajariku cara menggunakan telepon di samping ranjang dan tombol di kamar mandi sebelum meninggalkan kamar ini.Pada saat ini, ponselku bergetar.Ada panggilan masuk dari Tania.Tania langsung mengeluh. "Kenapa lama sekali kamu angkat teleponku? Aku benar-benar khawatir! Julian nggak melakukan apa pun pada kamu, 'kan? Selain itu, bagaimana keadaan lenganmu?"Aku menceritakan perjalananku ke rumah sakit dengan singkat pada Tania.Di ujung telepon lainnya, Tania tercengang. "Pak Charles? Charle

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 16

    Mendengar Tania mengungkit tentang kakakku, aku menjawab dengan sedih, "Sangat hebat. Sejak kecil, kakakku adalah kebanggaan Keluarga Winston."Tania langsung menyela, "Kalau begitu, apakah menurutmu Julian hebat?"Aku langsung merasa tidak nyaman mendengar nama itu."Bisakah kamu nggak mengungkit tentang dia?" tanyaku.Tania pun berkata dengan nada yang lebih lembut, "Baiklah, mari kita bicarakan tentang kakakmu terlebih dahulu. Di Kota Harin, kakakmu juga termasuk pemula yang hebat di dunia bisnis di Kota Harin. Dia adalah tokoh yang terkemuka. Sedangkan Julian termasuk baru bangkit lebih lama. Tapi, di hadapan Chris, mereka berdua sama sekali bukan apa-apa!"Aku mengernyit sambil berkata, "Sehebat itu? Kakakku sangat hebat, nggak mungkin dia lebih buruk daripada Chris."Tania mendengus dan berkata, "Aku nggak mengatakan kalau kakakmu buruk. Tapi, latar belakang Keluarga Winston nggak sehebat Keluarga Kody. Kalau nggak percaya, kamu bisa cari tahu."Aku pun terdiam.Aku tentu saja me

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa IngatanĀ Ā Ā Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status