Share

Bab 2

Penulis: Marwa Safira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 13:12:41
Setelah aku beristirahat selama dua hari di rumah sakit, Tania mengantarkanku pulang.

Aku ingin pergi dengan Tania.

Namun, Tania langsung mengunci pintu mobil, lalu mendengus dan berkata, "Sebaiknya kamu pulang saja. Kalau ingatanmu kembali, kamu akan menangis dan merendahkan dirimu lagi pada Julian, aku nggak mau jadi orang jahat."

Dia masih merasa takut. Jelas-jelas, selama beberapa tahun terakhir, dia sudah sering tersakiti karena aku terlalu buta akan cinta, sehingga meninggalkan trauma dalam hatinya.

Aku melihat mobil Tania melaju pergi, lalu mengernyit sambil berjalan memasuki vila yang besar.

Rumah ini sangat luas, tetapi sangat kosong dan asing.

Namun, melihat foto pernikahan yang tergantung di dinding, aku tahu bahwa aku tidak salah masuk.

Seorang wanita yang terlihat seperti pembantu datang mengambil koperku sambil berkata, "Nona Luna, hari ini, Pak Julian ada perjalanan bisnis, jadi nggak akan pulang. Nona nggak perlu menunggu Pak Julian untuk makan malam."

Aku menganggukkan kepalaku dan berbalik untuk naik ke lantai atas.

Pembantu itu pun tercengang. Kemudian, dia bertanya, "Nyo ... Nona, apakah Nona nggak akan menanyakan kenapa Pak Julian nggak pulang?"

Aku bertanya dengan kebingungan, "Bukankah kamu sudah bilang kalau dia ada perjalanan bisnis, ya?"

Pembantu itu menatapku dengan tatapan aneh dan berkata, "Katanya sih begitu .... Tapi, bukankah Nona Luna nggak pernah percaya?"

Aku melambaikan tanganku dengan agak kesal dan berkata, "Kalau dia nggak pulang, nggak usah masak makanannya. Aku naik dulu, ya."

Saat aku berbalik dan berjalan ke lantai atas, pembantu itu bergumam di belakang, "Aneh sekali, kenapa orangnya seperti berubah ...."

...

Setibanya di kamar, aku langsung pergi mandi.

Meskipun aku mendapatkan makanan enak di rumah sakit, mandi adalah sebuah masalah besar. Terlebih lagi, aku sangat terobsesi dengan kebersihan.

Air hangat di dalam bak mandi membuat seluruh tubuhku menjadi santai.

Dalam tiga hari terakhir, dengan usaha Tania, aku sudah mengetahui segala cerita hidupku.

Aku sudah menikah!

Aku sudah menikah selama lima tahun dengan Julian Simmons, pria dingin yang didambakan banyak wanita di Universitas Harin, yang kukenal di tahun keduaku di universitas.

Berdasarkan penjelasan Tania, aku sudah terjerat dengan Julian selama tujuh tahun!

Sedangkan ingatanku terhenti di ingatan putri dari Keluarga Winston yang berada pada masa jayanya di tahun pertamanya di universitas.

Dalam ingatanku, aku masih muda dan cantik, keluargaku juga kaya. Sejak kecil, aku selalu berpakaian bagus dan makan dengan melimpah, ada juga banyak sekali pria yang ingin mendekatiku.

Tania mendeskripsikanku sebagai orang yang bahkan setiap helai rambutnya memancarkan aura putri dari keluarga kaya.

Namun, sejak aku bergabung dalam grup drama di tahun keduaku dan bertemu dengan Julian yang datang sebagai bintang tamu, aku langsung berubah menjadi orang yang buta karena cinta.

Semasa kuliah, aku sangat tergila-gila padanya.

Hanya saja, aku tidak menyangka bahwa aku bisa melakukan hal separah itu.

Kata Tania, pada saat itu, aku seperti disantet. Aku jelas-jelas tahu bahwa Julian sudah berpacaran lama dengan seorang wanita, tetapi aku tetap mendekatinya sambil mengabaikan julukan sebagai perusak hubungan orang lain.

Karena pendekatanku yang tidak tahu malu, Julian akhirnya menerima lamaranku saat kami sudah hampir lulus kuliah.

Benar!

Aku melamar Julian!

Kemudian, aku menikah dengannya, kami bahkan tidak mengadakan upacara pernikahan apa pun dan hanya mengambil foto pernikahan. Pada saat itu, aku mulai menjadi istrinya Julian dengan penuh semangat.

Setelah kami menikah, perusahaan keluarganya Julian secara kebetulan berada pada masa kritis, sehingga dia sibuk dengan pekerjaannya.

Awalnya, aku masih tidak menyadari keanehan apa pun.

Kemudian, aku baru menyadari bahwa Julian sama sekali tidak mencintaiku dan ada jejak dari cinta pertamanya di mana-mana dalam hidupnya. Aku pun mulai menggila dalam pernikahan ini.

Aku berusaha keras untuk mengetahui keberadaan Julian selama 24 jam.

Aku bahkan menyewa seorang detektif untuk menyelidiki segala hal mengenai wanita dambaannya Julian yang berada di luar negeri.

Setelah penyelidikan yang menyeluruh, aku mengetahui kisah mengenai perpisahan Julian dan wanita itu. Dengan sedihnya, aku menyadari bahwa aku hanyalah sebuah bidak catur yang Julian gunakan untuk menyelesaikan masalah perusahaan keluarganya.

Dia tidak mencintaiku, tetapi setelah kami menikah, dia mengambil saham dan dana Grup Winston milikku dengan terang-terangan.

Kondisi perusahaan keluarganya Julian membaik berkat suntikan dana dariku, sedangkan perusahaan Keluarga Winston menderita kerugian besar.

Ayahku marah besar, hingga dia terkena stroke dan harus masuk rumah sakit. Ibuku yang lemah menderita penyakit jantung karena kelelahan, sedangkan kakak tertuaku, yang selalu sangat menyayangiku, menampar diriku untuk pertama kalinya.

Aku yang membantu suamiku tanpa berpikir dengan jernih pun akhirnya menjadi lelucon terbesar di seluruh kota.

Tanpa dukungan dari Keluarga Winston, aku menjadi makin rendah diri dan gila.

Serangan histerisku bukan hanya tidak membuat Julian merasa bersalah padaku, tetapi malah membuatnya makin membenciku dan menjauh dariku.

Sedangkan wanita dambaannya yang berada jauh darinya masih berhubungan dekat dengannya, membangun citranya sebagai seorang dewi seni dengan amat stabil.

Hidupnya yang tenang dan indah memperlihatkan perbedaan yang sangat nyata dengan cintaku yang memalukan.

Talentanya dan pencapaiannya yang makin tinggi membuatku terlihat makin tidak berbakat dan vulgar.

Salah satunya adalah dewi sastra dan seni dengan pencapaian tinggi, sedangkan satunya lagi adalah istrinya Julian yang kasar dan gila.

Siapa pun yang disuruh untuk memilih, asalkan orang itu tidak buta, siapa pun akan memilih Chelsea, bukan aku.

Namun, tidak ada yang mengingat bahwa aku pernah menjadi nona muda yang paling berbakat di Kota Harin.

Aku juga diterima di Universitas Harin di peringkat pertama secara keseluruhan!

Aku mencintai Julian, hingga aku melupakan diriku sendiri. Sedangkan wanita itu malah menikmati kasih sayang Julian secara pribadi di luar negeri!

Akhirnya, setelah bertengkar hebat dengan Julian karena sebuah masalah sepele, aku mengancam akan melompat dari bangunan.

Julian sudah lama muak dengan trikku, jadi dia berbalik dan pergi begitu saja.

Dalam keputusasaan, aku melompat dari lantai dua ....

Aku tidak meninggal, tetapi kepalaku terbentur.

...

Setelah mengulang kembali cerita ini dalam benakku, aku menggigil.

Air di dalam bak mandi sudah lama mendingin, aku pun bergegas berdiri dan menyeka tubuhku, lalu membungkus badanku dengan handuk.

Bayanganku di cermin sangat pucat, tetapi wajahku terlihat sangat merah, tubuhku juga sangat kurus, seakan-akan giziku tidak tercukupi.

Tidak ada lagi kelembutan dari saat aku berusia 18 tahun.

Sambil menatap bayanganku di cermin, aku masih saja tidak ingin memercayai kenyataan ini.

Demi cinta, aku menyerahkan hidupku pada seorang pria yang tidak berhubungan darah denganku, bahkan tanpa memedulikan keluargaku.

'Luna, otakmu kemasukan air, ya?!'

Aku memukul kepalaku dengan kesal, hingga aku merasa kesakitan.

Mataku seketika berlinang air mata. Sialan! Aku lupa kalau aku masih terluka!

Pada saat ini, terdengar suara dari arah pintu kamar mandi. Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah Julian yang mendalam dan serius.

"Kamu ...." Aku langsung menutup tubuhku sambil mengernyit dan menatap pria yang tiba-tiba pulang itu.

Meskipun tidak ada gambaran wajah ini dalam benakku, aku tetap merasakan tubuhku bergetar dengan pelan.

Perasaan yang familier ini membuatku mengernyit. Namun, bagi Julian, aku seperti sedang mencari masalah dengannya.

Dia bertanya dengan dingin, "Luna, kamu ngapain selama ini di kamar mandi? Kalau sudah selesai mandi, cepat keluar. Memangnya harus aku yang menggendongmu keluar?"

Saat tatapannya tertuju ke air yang memenuhi bak mandi, dia tersenyum dengan sinis dan bertanya, "Jangan-jangan kamu mau menyayat pergelangan tanganmu di bak mandi? Luna, masih belum cukup, ya?"

Aku menatap ke arah pandangannya dan melihat darah di tanganku.

Aku pun mengernyit sambil ingin menjelaskan bahwa itu darah dari belakang kepalaku.

Namun, Julian sudah berjalan melewatiku, mengambil sebuah handuk dan memasuki kamar mandi.

Melihatnya melepaskan pakaiannya, wajahku langsung memerah.

"Kamu ngapain?!"

Aku bergegas berbalik, wajahku terasa sangat panas.

Dari belakang, terdengar suara tawa Julian yang sinis. "Aku lagi mandi. Kenapa? Sebelumnya, bukannya kamu suka masuk ke kamar mandi saat aku mandi, ya? Sekarang, kenapa kamu malah pura-pura naif?!"

Wajahku terasa makin panas, aku juga merasakan rasa malu dan marah yang tidak bisa dijelaskan.

Aku mengumpat, "Gila!" Kemudian, aku bergegas meninggalkan kamar mandi.

Bab terkait

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 3

    Sambil mendengar suara air mengalir di kamar mandi, aku bergegas mengenakan pakaianku.Untuk mencegah bagian tubuhku dari terlihat, aku memilih pakaian olahraga yang paling tertutup.Saat Julian berjalan keluar dari kamar mandi ....Wajahku memerah lagi. Dia bertelanjang dada dan hanya mengikatkan sebuah handuk putih dengan longgar di pinggangnya.Rambutnya basah, tetesan air jatuh di pipinya yang tegas, tetesan air dari dadanya juga mengalir melalui otot tubuhnya yang jelas.Aku menatapnya dengan terpana, hingga mendengar Julian tertawa dengan sinis.Aku pun memalingkan wajahku dengan canggung.Kemudian, aku merasakan hawa hangat dari belakang dan merasakan Julian mengembuskan napas hangat di telingaku. "Kalau sudah pulang, jangan berulah lagi, kamu harus patuh."Dia seperti sedang membujuk seorang anak kecil.Jantungku berdebar kencang. Tubuh ini menunjukkan rasa sukaku padanya dengan sangat jujur.Aku menghindari napasnya dan berusaha untuk berkata dengan dingin, "Julian, aku hilang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 4

    Aku berbalik dan naik ke lantai atas.Aku merasa sangat muak melihat Julian begitu merendahkan dirinya."Nona Luna, apakah lukamu sudah membaik?" tanya wanita di lantai bawah itu dengan lembut.Aku menoleh dan menjawab dengan enggan, "Sudah jauh membaik."Julian langsung menyela, "Dia baik-baik saja, hanya terbentur sedikit."Aku pun tertawa dengan sinis dan berkata, "Julian, selama aku terbaring di rumah sakit, kamu bahkan nggak pergi menjengukku. Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku baik-baik saja?"Dengan ekspresi masam, Julian berkata, "Luna, jangan berulah lagi.""Berulah?" Aku tertawa dan berkata, "Ucapanku memang nyata, kenapa malah dibilang berulah? Kalau aku membela diri, apakah itu namanya berulah bagimu?"Pada saat ini, aku benar-benar merasa sangat jijik pada pria ini.Aku yakin bahwa dalam ingatan tujuh tahun yang menghilang ini, aku pasti berkali-kali dibuat kesal oleh Julian yang mengataiku suka "berulah" dan "tak masuk akal".Jadi, wajar saja kalau aku naik darah.Jika ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 5

    Dari lantai atas, aku mendengar suara mesin mobil.Aku tidak bisa menahan diri dari melihat ke luar. Secara kebetulan, aku melihat Julian mengulurkan tangannya untuk merangkul Chelsea, seakan-akan dia sedang melindungi Chelsea.Entah karena koneksi batin atau bukan, Julian mengangkat kepalanya dan memandang ke arah lantai dua.Tatapannya pun bertemu dengan tatapanku.Aku melihat Julian mengernyit, bibirnya bergerak, seakan-akan dia ingin mengucapkan sesuatu.Aku hanya menatapnya dengan tenang.Julian tercengang sejenak. Dia mungkin tidak menyangka bahwa aku akan setenang ini."Julian?" Chelsea yang berada di sampingnya memanggilnya dengan pelan.Chelsea menatap ke arah tatapan Julian dan melihat sosokku di jendela."Julian ...." Dengan nada sedih, Chelsea berkata, "Kalau kamu mau menemani Nona Luna, pergi saja. Aku bisa pergi sendiri."Julian seketika tersadar. Dia menyingkirkan perasaan di tatapannya dan berkata dengan tenang, "Nggak apa-apa, ayo jalan."Chelsea sedikit mengangkat kep

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 6

    Keesokan paginya, saat aku bangun tidur, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.Aku meregangkan leherku yang pegal dan pergi mandi.Setelah merapikan penampilanku dan turun ke lantai bawah, ruang tamu kosong dan ada seseorang yang sedang sarapan di ruang makan.Aku berjalan mendekat dan menyadari bahwa itu Justin.Saat Justin melihatku, dia mendengus dengan kesal, lalu memalingkan wajahnya dariku.Dengan tatapan yang menggelap, aku pergi mengambil makanan di dapur.Namun, tidak ada makanan di dapur, selain bubur yang sudah dingin dan beberapa potong roti kering.Aku mengernyit sambil membuka kulkas untuk memanaskan segelas susu, sekaligus menggoreng dua butir telur untuk diriku sendiri.Saat aku keluar dari dapur dengan makananku, Justin menatapku dengan tatapan terkejut.Aku pun mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang menempel di wajahku, ya?"Justin menunjuk makanan yang kubawa sambil bertanya, "Kamu bisa masak sendiri?"Nada bicaranya membuatku me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 7

    Akhirnya, Tania memercayai ucapanku.Dia menatapku dengan sedih sambil berkata, "Luna, kamu ... sudahlah, yang penting kamu sudah sadar. Selama tujuh tahun terakhir, kamu sudah mengalami terlalu banyak penderitaan demi Julian."Aku hanya diam.Tidak bisa mendapatkan orang yang dicintai adalah hal yang paling menyakitkan.Karena rasa sedih, kondisi mental menjadi tidak seimbang, sehingga seseorang menggila.Luna yang sombong sama sekali tidak pernah gagal, kecuali saat dia berusia 18 tahun.Aku tidak tahu apa yang sudah kualami dari usia 18 tahun hingga 25 tahun, tetapi jelas-jelas itu sangat buruk.Aku berkata secara perlahan, "Tania, tolong bantu aku. Aku mau kembali lagi ke Keluarga Winston."Tania menggeleng sambil membuang napas dan berkata, "Itu susah sekali .... Kamu sudah nggak berhubungan dengan Keluarga Winston selama lima tahun."Dia ragu-ragu untuk mengucapkan sesuatu, tatapannya penuh rasa simpati.Aku menundukkan kepalaku dengan perasaan masam dalam hatiku.Tubuh ini sedan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 8

    Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang gawat darurat di Departemen Ortopedi Rumah Sakit Harin.Seorang dokter tua dengan rambut putih dan wajah yang sangat baik hati sedang memeriksa kondisi lenganku.Dia menganggukkan kepalanya pada pria elegan yang berdiri di satu sisi sambil berkata, "Ini dislokasi tulang."Pria itu mengiakan ucapan si dokter, lalu berkata, "Pak Charles, kemampuan terapi tulang Anda sudah terkenal, bisakah Anda mengobatinya?"Charles menatapnya dengan tatapan penuh arti dan berkata, "Dasar anak ini, kamu selalu memanfaatkan hubunganku denganmu."Sambil berbicara, dia pelan-pelan memutar lenganku. "Nak, apakah bocah busuk ini menindasmu?"Aku diam-diam melirik pria itu, lalu bergegas menggeleng sambil berkata, "Bukan, bukan, aku ... aku nggak kenal dengannya."Charles tertawa dan bertanya, "Nggak kenal? Kalau kamu nggak kenal dengannya, kenapa dia begitu mengkhawatirkanmu?"Aku teringat akan tingkahku yang memalukan sepanjang perjalanan, saat aku mencengkeram k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 9

    Suasana hatiku yang baru menjadi tenang seketika menjadi sangat buruk.Aku bersikeras untuk tetap diam.Namun, Julian menjadi makin kesal. Dia mengulurkan tangannya untuk menarikku.Aku langsung berteriak, "Jangan sentuh aku!"Teriakanku menarik perhatian seluruh pasien yang sedang menunggu pengobatan.Semua orang menatap ke arah aku dan Julian, kelompok pasien lainnya pun seperti menonton keramaian.Ekspresi Julian menggelap. Dia mendekatiku dan mengancamku dengan suara rendah. "Cepat ikuti aku! Kalau ada apa-apa, kita bisa bicarakan di rumah!"Namun, aku tetap melangkah mundur sambil berseru, "Nggak mau!"Tatapan Julian menjadi makin gelap. "Luna, sudah hebat kamu, ya?! Percayalah, aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Suara Julian yang meninggi terdengar penuh ancaman.Aku memalingkan wajahku sambil berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku nggak memerlukanmu untuk memedulikanku."Julian masih ingin menarikku, tetapi saat dia menyentuh perban di bahuku, tangannya menjadi kaku.Pada saat in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 10

    Julian dan Chelsea pun tercengang.Julian bertanya, "Kamu ngapain?"Chelsea juga merasa kebingungan.Aku menggoyangkan foto itu sambil berkata dengan santai, "Barang bukti, bukti Pak Julian berselingkuh. Aku nggak keberatan kalau kalian mau terus bermesraan di hadapanku, tapi jangan salahkan aku kalau aku mengambil foto dan merekam kalian."Julian baru menyadari keanehan dirinya dengan Chelsea, dia pun bergegas melepaskan tangannya dari tangan Chelsea.Ekspresi Chelsea terlihat canggung.Dia bergegas meminta maaf. "Maaf, maaf. Tadi, aku hanya mau menenangkan Julian. Aku bukan sengaja melakukannya."Sambil berbicara, dia berlinang air mata, membuatnya terlihat sangat kasihan.Aku membuang muka dengan kesal.Cara ini benar-benar rendahan.Seperti yang diduga, Julian terjebak oleh cara ini. Dia langsung merangkul bahu Chelsea sambil berseru dengan penuh amarah padaku, "Luna, cepat minta maaf!"Aku tersenyum dengan dingin dan berkata, "Kali ini, aku lagi yang harus minta maaf? Karena aku m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 50

    Dia mendekat padaku, sehingga aku samar-samar bisa mencium wangi bunga.Aku langsung memalingkan wajahku.Orang ini benar-benar memancarkan aura "menggoda" dari ujung kepala hingga ujung kakinya.Aku yakin, jika dia berusaha, akan ada banyak wanita yang luluh padanya.Aku menghindar sambil berkata, "Tuan Thomas, kamu salah paham. Aku bukan pacarnya kakakmu."Sambil mengucapkan kata-kata ini, wajahku memerah. Dalam ingatanku selama 18 tahun, ini pertama kalinya aku berbicara seperti ini.Selain itu, saat aku menghadapi pria tampan yang pandai berbicara dan genit seperti ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus kulakukan.Thomas juga menyadari hal ini.Dia sengaja menunduk dan berbisik di telingaku, "Kalau kamu bukan pacar kakakku, bagaimana kalau kamu jadi pacarku saja?"Saat aku merasakan napasnya yang panas, tubuhku bergetar, aku pun bergegas bergerak mundur.Aku bisa merasakan wajahku memerah. "Tuan Thomas, tolong jaga sikapmu. Aku ... aku bukan datang untuk mencari partner sep

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 49

    Aku benar-benar sudah muak mendengar celotehannya. Aku pun menoleh dan berkata dengan sinis, "Aku nggak layak, tapi kamu layak, ya? Kamu pasti ingin menikah ke Keluarga Kody, 'kan?"Ucapanku tepat sasaran, sehingga Cherria merasa marah karena malu.Dia berseru, "Luna, dasar wanita jalang! Kamu kira semua orang nggak tahu malu sepertimu, ya?"Kepalaku sakit sekali, jantungku juga sangat tidak nyaman. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdebat dengan Cherria.Aku pun berbalik.Namun, Cherria menangkapku sambil berkata, "Jangan pergi, katakan dengan jelas."Tubuhku terhuyung-huyung, kerah gaunku juga ditarik olehnya, sehingga bahuku terekspos.Bahuku yang putih terpapar sinar matahari, sehingga aku bergegas menarik kembali gaunku.Aku berseru dengan penuh amarah, "Kamu ngapain?!"Cherria seketika terkejut.Dia masih merasa takut. Sebelumnya, setelah dia mendorongku, dia diusir dari Kediaman Kody. Sekarang, dia menjadi jauh lebih sungkan padaku, dia juga tidak berani main tangan lagi."Wah,

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 48

    Api amarah kembali meluap dalam hatiku. Dengan tatapan dingin, aku menatap mulut Chelsea yang dibalur lipstik dengan indah dibuka dan ditutup."Apa katamu?"Chelsea mendengus dan berkata, "Sekarang, kamu sudah bukan lagi nona muda dari Keluarga Winston. Lima tahun yang lalu, kamu sudah diusir dari Keluarga Winston secara terang-terangan."Seakan-akan sesuatu meledak dalam kepalaku, aku merasakan sakit kepala yang parah.Aku memegang kepalaku, napasku mulai terasa berat.Chelsea tidak menyadari ada yang aneh padaku, jadi dia berkata lagi dengan sinis, "Kamu nggak mendapatkan apa pun dari Keluarga Winston. Kamu hanya bisa bergantung pada pemberian Julian padamu. Jadi, Nona Luna, jangan begitu keras kepala.""Julian nggak mencintaimu. Dia nggak akan memberimu apa yang kamu mau, baik itu uang maupun cinta."Kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga tidak bisa mendengar ucapan Chelsea dengan jelas lagi. Dalam pikiranku, hanya ada ucapan Chelsea yang mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, aku s

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 47

    Keesokan harinya, saat aku bangun, Willy sudah menunggu di depan pintu dengan seorang perawat.Melihat luka baruku, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau tahu begitu, aku nggak akan membiarkanmu keluar. Semalam, Pak Chris menegurku untuk sangat lama."Aku berkata dengan rasa bersalah, "Aku juga nggak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Julian. Maaf sudah merepotkanmu."Willy menggeleng dan berkata, "Ya, aku hampir kehilangan pekerjaanku karena kamu. Kamu nggak bisa berkeliaran lagi."Aku pun mengangguk.Sebenarnya, aku juga tidak bisa berkeliaran karena kasus ini masih belum berakhir dan aku masih harus menjaga kondisiku.Kediaman Kody sangat luas. Terlebih lagi, terdapat sebuah taman bunga yang sangat indah. Selain itu, ada juga dinding bunga mawar.Hanya saja, saat aku sedang mengagumi dinding bunga itu, Cherria muncul dengan seseorang yang tidak ingin kulihat.Aku pun mengernyit sambil bertanya, "Nona Chelsea, kenapa kamu datang ke sini?"Cherria mengangkat dagunya dan

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 46

    Sambil terus menangis, aku menceritakan apa yang terjadi hari ini.Ekspresi Chris menjadi sangat dingin, menunjukkan kebenciannya terhadap Julian.Aku berkata dengan penuh penyesalan, "Kenapa aku bisa melupakan peninggalan nenekku? Kenapa aku bisa lupa? Kenapa otakku bisa lupa?"Sambil mengucapkan kata-kata ini, aku hendak memukul kepalaku sendiri.Chris langsung menangkap tanganku sambil berkata, "Karena kamu hilang ingatan. Luna, kamu hanya mengingat hal-hal sebelum kamu berusia 18 tahun dan melupakan semua hal setelah itu."Aku menunduk sambil menangis dan berkata, "Tapi, aku nggak seharusnya melupakan hal itu. Kenapa aku menaruh barang sepenting itu di tempat Julian? Aku benar-benar menyesal."Dia berkata dengan lembut, "Luna, jangan bersedih lagi. Gelang yang sudah pecah ini bisa diperbaiki, begitu juga dengan fotonya.""Serius?" Mataku langsung berkilau.Chris tersenyum sambil menjawab, "Serius. Memangnya aku pernah membohongimu?"Aku pun tersenyum. "Terima kasih, Kak Chris."Chr

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 45

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menariknya dan berlari ke luar.Kami berlari bersama ke jalanan dan naik ke mobil. Seluruh tubuhku bergetar. Aku memegang gelang itu erat-erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Melihat keanehan pada diriku, Tania memukulku dengan kuat."Ada apa? Apa yang terjadi?"Aku menatap Tania dengan tercengang dan menangis sambil menunjukkan foto keluargaku yang sudah robek. "Julian merobek foto keluargaku. Dia merusak salah satu dari barang peninggalan Nenek."Ekspresi Tania seketika berubah.Dia terdiam sejenak, lalu berseru, "Dasar bajingan! Aku akan membunuhnya!"Dia mengambil tongkat golf itu, membuka pintu mobil dan menerjang kembali ke dalam vila.Mendengar suara benda dipecahkan, aku berusaha untuk menenangkan diri, lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya Tania.Saat panggilannya terhubung, terdengar suara Chris yang sangat lembut."Halo? Ada apa, Nona Tania?" tanya Chris.Aku terisak tangis sambil berkata, "Kak Chris, ini aku. Bisakah kamu me

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 44

    "Nggak mau lagi, ya?"Dia menggoyangkan gelang giok di tangannya.Hatiku seperti disayat secara perlahan dengan pisau yang tidak terlihat.Aku pun berlutut.Chelsea yang berada di satu sisi berkata dengan sinis, "Aduh, patuh sekali, ya."Dia berkata pada Julian, "Julian, lihatlah, demi bercerai denganmu, dia benar-benar ...."Namun, Julian tiba-tiba berteriak pada Chelsea, "Memangnya masih ada urusanmu di sini? Keluar!"Chelsea seketika terkejut.Dia ingin menangis, tetapi dia tidak berani menangis saat dia melihat ekspresi Julian yang aneh.Dia memelototiku dan mengamatiku dari atas ke bawah dengan tatapan curiga.Sedangkan aku hanya bergerak ke luar ruangan secara perlahan, seakan-akan aku tidak melihat atau mendengar apa pun.Aku berlutut di atas karpet wol yang lembut, seharga 40 juta per meter persegi. Namun, aku seperti merasakan pecahan kaca di bawah lututku.Sakit, rasanya sakit sekali.Namun, aku menginginkan barang peninggalan nenekku.Aku menginginkan agar barang nenekku men

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 43

    Namun, saat aku berusia sekitar 10 tahun, Nenek meninggalkan dunia ini.Nenek pergi dengan sangat mendadak.Di rumah sakit, sebelum dia meninggal, dia memberiku gelang giok ini.Dia berbaring di ranjang sambil menatapku dengan tatapan tidak rela. "Nana, nggak ada yang bisa Nenek berikan padamu. Ini gelang yang sudah Nenek pakai sejak Nenek muda. Saat Nana menemukan pria yang Nana suka, pakailah gelang ini sebagai harta sesan Nana."Aku menangis hingga aku merasa sesak napas.Julian menindih tubuhku sambil berkata, "Luna, jangan pergi. Kita bisa baik-baik saja."Aku menamparnya dengan kuat dan memelototinya sambil berseru, "Nggak akan! Kamu sudah merobek foto Nenek!"Aku mengambil foto itu dengan tanganku yang gemetaran, air mataku terus mengalir.Pada saat ini, pintu kamar terbuka. Chelsea pun terkejut melihat kami di atas ranjang.Ekspresinya langsung berubah. "Julian, kamu ngapain?"Dengan kesempatan ini, aku merebut gelang giok itu dari tangan Julian.Aku langsung berlari ke luar, t

  • Cinta Baru Setelah Lupa Ingatan   Bab 42

    Aku melihat sepasang gelang giok berwarna hijau itu.Pola gelang itu sangat familier, tetapi aku tidak bisa mengingat siapa pemilik gelang itu. Firasatku mengatakan bahwa gelang itu pasti merupakan benda yang sangat penting bagiku.Melihatku kebingungan, Julian mengeluarkan selembar foto yang sudah menguning.Begitu aku melihatnya, aku langsung terkejut.Foto itu adalah sebuah foto keluarga.Itu foto keluargaku, dengan mendiang nenekku, ayahku, ibuku, kakakku dan aku di dalamnya.Usiaku sekitar 10 tahun. Di foto itu, aku mengenakan gaun berwarna merah muda.Nenekku yang duduk di paling tengah mengenakan pakaian tradisional, dengan seulas senyuman yang ramah di wajahnya.Dia menatap ke depan dalam diam, seakan-akan dia bisa melihatku melalui foto itu.Aku hanya merasakan kepalaku berdengung dan sebuah ingatan muncul dalam benakku."Nenek!"Kakiku melemas, sehingga aku langsung terjatuh ke lantai.Julian menatapku dari posisi yang lebih tinggi, tatapannya sangat dingin.Aku melihat gelan

DMCA.com Protection Status