Beside You

Beside You

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-29
Oleh:  Sung Rae RiTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
20 Peringkat. 20 Ulasan-ulasan
30Bab
4.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Hari pertama Mia menempati rumah barunya, ia sudah dipertemukan dengan tetangga barunya yang membuat Mia kesal. Keesokan harinya, Mia kembali bertemu dengan pria yang ia temui semalam, namun sikap pria itu terlihat sangat berbeda padahal Mia yakin wajah pria yang ia temui sekarang ini adalah pria yang sama dengan yang ia temui semalam. Kali ini pria itu terlihat sangat ramah. Mia memilih menyembunyikan perasaan herannya selama beberapa hari. Beberapa hari kemudian, Mia dikejutkan dengan fakta kalau pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu memang bukan orang yang sama. Mereka adalah saudara kembar, nama mereka adalah Radit dan Rangga, dan yang ia temui pertama kali adalah Rangga. Sangat tidak terduga bagi Mia. Setelah saling mengenal selama beberapa minggu, Mia mulai tertarik dengan Rangga. Mia mulai mengirimkan sinyal pada Rangga kalau dirinya sedang tertarik dengannya karena sikap perhatiannya yang selalu ia tujukan pada Mia. Namun sesuatu yang sangat tidak terduga kembali terjadi dalam kehidupan Mia, yaitu fakta tentang Rangga yang sudah mempunyai kekasih tanpa sepengetahuan Mia, dan selama ini Rangga hanya menganggap Mia sebagai adiknya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter #1

Hari ini adalah hari pertama Mia pindah ke lingkungan yang sangat asing bagi dirinya. Mia diharuskan pindah karena tuntutan kerjaannya, maka dari itu dengan perasaan yang berat, Mia harus pindah dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya dan kakak-kakaknya.

Beberapa minggu yang lalu, Mia sudah mencari-cari rumah yang tidak terlalu kecil maupun besar, yang sekiranya cocok untuknya. Setelah mengelilingi daerah rumahnya yang sekarang, akhirnya Mia bisa menemukan sebuah rumah yang sangat cocok baginya. Mia pun memasuki rumah itu bersama pemiliknya, dan saat dirinya memasuki rumah tersebut, Mia semakin puas dengan rumah itu. Tanpa pikir panjang Mia langsung membayar biaya sewa rumah tersebut pada pemiliknya.

Karena rumah yang Mia sewa sudah ada perabotannya, jadi Mia pindah hanya dengan membawa sebuah koper yang berisi beberapa baju dan barang-barang penting lainnya. Ketika langkah kaki Mia sudah mendekati rumah, pagar rumah yang berada tepat di depan rumah yang disewa Mia terbuka. Sesosok cowok keluar dari sana. Seketika itu juga kedua mata mereka berdua saling bertemu. Sempat terjadi kecanggungan di antara mereka, namun Mia dengan cepat berusaha membuyarkan kecanggungan tersebut. Mia tersenyum lebar ke arah cowok tersebut, namun tidak disangkanya, cowok itu tidak membalas senyuman ramah Mia, ia hanya melengos dan melanjutkan langkah kakinya yang tadi sempat terhenti.

"Sombong banget sih," ucap Mia dengan suara yang pelan sambil menatap kesal ke arah cowok itu yang sedang berjalan menjauhi dirinya.

Setelah itu Mia kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Sesampai di depan pintu rumah, Mia melepaskan tangannya dari dorongan kopernya, dan mencari-cari kunci rumah yang tadi ia ingat sudah ia letakkan di tas kecilnya. Namun karena yang ia letakkan di tas kecilnya bukan hanya kunci rumah, Mia tidak kunjung menemukan kuncinya. Mia mencarinya dengan perasaan kesal karena ia sudah cukup capek hari ini. Akhirnya setelah ia membongkar barang-barangnya, Mia bisa menemukan kunci itu.

Mia memasuki rumah tersebut, dan tanpa membereskan barang-barangnya terlebih dulu, ia langsung menuju ke kamar yang berada dekat dengan pintu depan. Di dalam kamar tersebut sudah ada sebuah kasur yang terlihat sangat empuk. Mia semakin tidak sabar untuk tidur di kasur tersebut. Dengan langkah cepat Mia langsung ke arah sana, Mia segera membanting tubuhnya ke kasur itu, dan dengan cepat Mia hanyut dalam tidurnya.

***

Keesokan harinya Mia bangun kesiangan karena semalam tidur Mia sangat nyenyak. Mia tidak menyangka dirinya akan tidur senyenyak itu di tempat yang bisa dikatakan belum pernah ia tempati atau kenali sebelumnya.

Bangun dari tidurnya dan mengetahui kalau jam sudah menunjukkan pukul 7.00 WIB, Mia langsung berlari menuju ke kamar mandi untuk mandi. Mia mandi dengan kecepatan tinggi, ia sudah tidak peduli apakah badannya sudah benar-benar bersih atau belum. Yang Mia pikirkan saat ini hanyalah dirinya tidak boleh terlambat karena hari ini adalah hari pertama dirinya bertugas di tempat itu.

Selesai melakukan tugasnya, yaitu mandi, Mia berlari kembali menuju kamar untuk mengganti baju handuknya menjadi baju yang akan ia pakai untuk kerja. Mia melakukan kegiatan tersebut juga dengan terburu-buru.

Akhirnya dengan sekejap mata, Mia sudah memakai bajunya dengan lengkap. Sekarang hanya tinggal berdandan, begitu pikir Mia. Mia menuju meja rias yang berada tidak jauh dari kasurnya. Mia berdandan dengan terburu-buru, bahkan saat dirinya memakai lipstik, Mia tidak sadar kalau lipstiknya tergores di giginya sedikit. Karena Mia tidak menyadarinya, Mia pun melanjutkan kegiatannya tanpa banyak pikir.

Tepat pukul 7.45 WIB Mia sudah siap, ia pun langsung berlari menuju luar rumah. Mia memakai sepatunya tanpa melihat ke sekeliling.

Di depan rumah Mia, ada tetangga yang kemarin disapa Mia namun mengabaikannya. Mia tidak menyadari kehadiran tetangga itu sampai saat ia mendongakkan kepalanya untuk berjalan menuju depan gang. Seketika itu juga kedua mata mereka berdua saling bertemu kembali, Mia bisa melihat cowok tersebut sedang memanaskan motornya. Meskipun Mia sedang buru-buru, namun Mia menyempatkan menyapa tetangganya dengan tersenyum ramah sambil memperlihatkan giginya. Kemudian tanpa disangka-sangka Mia, tetangga tersebut langsung tertawa cukup keras saat melihat gigi Mia. Karena Mia tidak mengetahui alasan mengapa cowok itu tertawa, Mia pun berniat langsung meninggalkannya dengan perasaan kesal.

"Ada sesuatu di salah satu gigimu, sepertinya lipstikmu tergores disana saat kamu memakainya," sebelum Mia menjauh, cowok itu berkata seperti itu.

Sesaat itu juga, Mia merasa ada petir yang menyambarnya. Dengan cepat Mia mengeluarkan ponselnya dan mencari tombol kamera. Mia langsung melihat giginya dan Mia semakin malu karena apa yang dikatakan laki-laki itu ternyata benar, ada sebuah goresan yang tidak terlalu besar maupun kecil di salah satu giginya. Mia langsung membalikkan badannya dan mengambil tisu yang sudah ia letakkan di tasnya tadi, dan segera mengelap goresan lipstik itu.

Karena masih merasa malu, Mia berpamitan tanpa menatap langsung ke arah cowok itu. "Kalau begitu saya permisi dulu," begitu ucap Mia dengan wajah yang tersipu.

Mia merasa cowok tersebut masih menatapnya walaupun ia sudah berjalan menjauhinya. "Kulihat kamu sepertinya sedang buru-buru, apa kamu telat?" Tanyanya dengan suara yang kencang.

Mia yang sudah berada cukup jauh, langsung menoleh kepalanya lagi karena ia tidak menyangka cowok tersebut secara tiba-tiba bertanya seperti itu. Perasaan malu dan canggung Mia yang tadi ia rasakan entah mengapa langsung lenyap, dan ia berkata, "Iya saya kesiangan, jadi saya harus buru-buru berangkat kerja." Mia mengucapkannya dengan meringis.

Kemudian cowok itu berjalan mendekatinya, lalu ia tersenyum. "Apa kamu mau berangkat denganku?" Pertanyaan itu lebih mengagetkan lagi bagi Mia, namun di saat Mia menatap ke arahnya, ia juga terlihat tidak menyangka pertanyaan itu bisa keluar dari mulutnya sendiri.

Dengan cepat Mia menggelengkan kepalanya dan menggoyang-goyangkan telapak tangannya ke kanan dan ke kiri, pertanda ia menolak ajakan cowok itu. "Tidak usah, terima kasih." Tolak Mia dengan sopan. "Tempat kerja saya tidak terlalu jauh dari sini," lanjut Mia.

Cowok itu mengangguk-angguk kecil. "Ya sudah kalau begitu," ujarnya dengan tersenyum ramah. Mia merasa cowok yang ada di depannya saat ini sangatlah berbeda dengan cowok yang ia temui semalam, namun wajah mereka berdua sangatlah mirip, jadi Mia sedikit bingung, apakah mereka berdua adalah orang yang sama atau tidak.

Saat Mia sudah menganggukkan kepalanya untuk berpamitan, cowok itu kembali menghentikan langkah kaki Mia, dan itu membuat perasaan kesal Mia semakin meninggi. "Kalau boleh tahu, namamu siapa?" Tanyanya.

Dengan perasaan dongkol, Mia berusaha menjawab pertanyaan itu dengan berpura-pura ramah. "Nama saya Mia, nama Anda?"

Cowok itu mengulurkan tangannya, dan mau nggak mau Mia pun menerima uluran tangan tersebut. "Namaku Radit." Ucapnya.

Karena Mia sudah sangat telat, jadi ia memberanikan diri berpamitan kembali pada Radit. "Kalau begitu saya berangkat dulu." Kali ini Mia mengucapkannya dengan sangat tegas.

Radit menyadari maksud ucapan Mia. "Ah iya maaf aku sudah mengulur waktumu." Suara Radit terdengar sungguh-sungguh menyesali perbuatannya.

Mia menggelengkan kepalanya, lalu ia menundukkan badannya sedikit dan mulai berjalan cepat menuju depan gang.

Setelah Mia berjalan menjauhi Radit, Radit masih setia menatap ke arah Mia. Selama beberapa menit Radit menatap Mia, sampai-sampai ia tidak sadar ada seseorang yang mengajaknya bicara.

"Lagi lihat apaan sih?" Tanya seseorang itu sambil celingukan mencari sumber dari tatapan Radit, namun seseorang itu tidak menemukan sesuatu yang pantas dipandangi seserius itu.

Radit terkejut dengan suara yang muncul terlalu tiba-tiba itu. "Ngagetin aja," ucap Radit dengan suara kesal.

"Emang elo lagi ngeliatin apaan?" Tanya seseorang itu lagi.

"Elo nggak perlu tahu," ada nada usil di suara Radit sekarang.

"Meskipun elo nggak ngasih tahu gue sekarang, nggak lama juga gue bakal tahu sendiri," seseorang itu menghentikan ucapannya sejenak. "Gue kan kembaran elo." Lanjutnya.

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Cadburry♥
Lanjut yokk
2021-09-24 21:39:03
1
user avatar
Ryuzy_hdr
uniiik wkwk lanjut kak
2021-09-23 15:06:36
1
user avatar
elhrln
ayo lanjuttt
2021-09-21 06:52:04
1
user avatar
Nicholas Underwood
A very interesting reading.
2021-09-20 10:24:03
1
user avatar
Penulis Lepas
Tetangga unik ya
2021-09-20 04:35:54
1
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 21:13:31
1
user avatar
Aksara Rindu
Semangat Thor
2021-09-19 21:08:23
1
user avatar
Intan lestari
Lanjutkan kak ...
2021-09-19 21:02:03
1
user avatar
Dian Apriria
Wah, bagus, Thor...Gak sabar nunggu bab lanjutannya...
2021-09-17 19:52:16
1
user avatar
Sasakiya
Seru, kak. Semangat, ya lanjutin chapternya ...
2021-09-10 01:40:59
1
user avatar
Fantazia
Aaaaa seru banget. Next thor
2021-09-10 01:00:12
1
user avatar
elevenmidnight
seruu! lanjutin thor >•<
2021-09-09 20:59:49
1
user avatar
Ra_ca
lanjut up nya ka
2021-09-09 20:34:09
1
user avatar
Jasmine
Pesona si kembar.... lanjut kk ...;>
2021-09-09 11:55:16
1
user avatar
Jenny Kim
Keren kak ceritanya!!
2021-09-09 11:14:10
1
  • 1
  • 2
30 Bab
Chapter #1
Hari ini adalah hari pertama Mia pindah ke lingkungan yang sangat asing bagi dirinya. Mia diharuskan pindah karena tuntutan kerjaannya, maka dari itu dengan perasaan yang berat, Mia harus pindah dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya dan kakak-kakaknya. Beberapa minggu yang lalu, Mia sudah mencari-cari rumah yang tidak terlalu kecil maupun besar, yang sekiranya cocok untuknya. Setelah mengelilingi daerah rumahnya yang sekarang, akhirnya Mia bisa menemukan sebuah rumah yang sangat cocok baginya. Mia pun memasuki rumah itu bersama pemiliknya, dan saat dirinya memasuki rumah tersebut, Mia semakin puas dengan rumah itu. Tanpa pikir panjang Mia langsung membayar biaya sewa rumah tersebut pada pemiliknya. Karena rumah yang Mia sewa sudah ada perabotannya, jadi Mia pindah hanya dengan membawa sebuah koper yang berisi beberapa baju dan barang-barang penting lainnya. Ketika langkah kaki Mia sudah mendekati rumah, pagar rumah yang berada tepat di de
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-01
Baca selengkapnya
Chapter #2
Benar dugaan Mia, di hari pertama dirinya ditugaskan di kantor barunya ia sudah terlambat. Kurang lebih selama 20 menit, Mia mendapatkan ceramah pagi dari bos barunya. Ini semua salah cowok itu, batin Mia di sela-sela mendapat ceramah pagi. Sesudah dirinya mendapat ceramah pagi, Mia kembali ke meja kerjanya dengan menggerutu karena dirinya menyesali keputusannya untuk berusaha ramah dengan tetangga barunya. Sesampai di meja kerjanya, Mia disapa oleh rekan kerjanya yang sedang duduk di samping meja kerja Mia. "Kamu anak baru itu yaa," nada suaranya terdengar sangat ramah sehingga perasaan kesal Mia langsung hilang. Mia tersenyum dengan tidak kalah ramah. "Iya," Mia menjawabnya tanpa merasa canggung sama sekali. "Nama anda siapa?" Karena Mia tidak mau dianggap sok dekat, ia pun memilih menggunakan bahasa formal terlebih dulu. "Namaku Lina, kamu?" Rekan kerja Mi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-01
Baca selengkapnya
Chapter #3
Hari ini Mia berangkat kerja lebih pagi dari biasanya karena sudah tidak ada lagi yang harus ia lakukan di rumah, jadi pikir Mia tidak ada salahnya dirinya berangkat kerja lebih pagi. Mia keluar dari rumahnya dengan mood yang baik, senyum merekah terpasang di wajahnya. Setelah mengunci pintu rumahnya dengan benar, Mia membalikkan badannya dan segera berjalan menuju luar gang untuk menunggu kedatangan angkot yang menuju tempat kerjanya. Selama berjalan menuju luar gang, senyuman Mia masih belum menghilang, sampai Mia takut orang akan mengira dirinya adalah orang gila. Alasan di balik mood baik Mia hari ini adalah, ide Mia kemarin diterima dengan baik oleh atasannya dan karyawan lainnya, bahkan Mia mendapat pujian dari atasannya yang terkenal sangat jarang memberikan pujian, maka dari itu perasaan bahagia dan puas itu masih bersarang di dirinya. Karena Mia sedang larut dalam dunianya sendiri, Mia tidak menyadari ada sebuah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-01
Baca selengkapnya
Chapter #4
Keesokan harinya, karena hari ini adalah hari minggu yang berartikan sebagai hari libur bagi Mia, Mia pun berniat bangun siang, namun ternyata ada yang merusak niatnya, ia adalah Radit. Ketika Mia masih berada di alam mimpinya, Mia mendengar suara ketukan pintu yang tak kunjung reda. Awalnya Mia mengira suara ketukan pintu itu hanyalah mimpinya, namun karena ketukan pintu itu tidak kunjung reda, Mia pun segera membangunkan diri, dan ternyata ketukan pintu memang terjadi di dunia nyata. Dengan perasaan kesal, Mia berjalan menuju pintu depan untuk membukanya. Mia bertanya-tanya siapakah yang membuatnya kesal sepagi ini. Saat sudah berada tepat di depan pintu, Mia segera membukanya, dan setelah itu sosok Radit dan Rangga langsung terpampang jelas di depannya. Melihat sosok Radit dan Rangga berada di depannya dengan tampilan yang sudah rapi sedangkan dirinya tampilannya sangat berantakan dan sangat tidak pantas untuk dilihat, Mia langsung menutup kembali pintu rumahnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-03
Baca selengkapnya
Chapter #5
Setelah kejadian Mia mengatakan kalau dirinya tidak suka selalu dikira pacar Radit, Radit sudah tidak pernah mengantar ataupun menjemput Mia lagi. Mia sendiri sepertinya malah menikmatinya, karena dirinya sudah terbiasa dengan situasi yang seperti itu, malah kalau Radit tiba-tiba baik padanya, dirinya malah menjadi was-was. Beberapa hari itu juga, Mia sudah sangat jarang bertemu dengan Radit, ia hanya bertemu dengan Rangga, dan ketika Mia menanyakan keberadaan Radit pada Rangga, Rangga hanya menjawab Radit sedang sibuk."Kenapa? Kamu kangen?" Tanya Rangga saat Mia menanyakan sosok Radit.Dengan cepat Mia menyangkalnya. "Nggak lah, cuma tumben aja nggak pernah kelihatan," Rangga tertawa kecil. "Emang kenapa sih kok kayaknya kamu kesel amat sama Radit?" "Ya kan dia sendiri yang mulai," jawab Mia enteng."Tapi dia sebenarnya peduli banget sama kamu lho," ujar Rangga karena dirinya sudah tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-04
Baca selengkapnya
Chapter #6
Hari Minggu kemarin, Mia tidak melihat sosok Rangga dan Radit sama sekali, padahal dirinya bolak balik keluar rumah untuk membeli sesuatu. Dibilang merasa kehilangan kehadiran mereka berdua, itu memang benar, tapi anehnya Mia lebih merasa kehilangan kehadiran Radit daripada Rangga, namun Mia menganggap perasaannya seperti itu karena ia masih merasa sakit hati atas kejadian kemarin, makanya dirinya lebih kehilangan sosok Radit. Hari ini Mia bangun kesiangan, sebenarnya tidak siang banget, tapi karena ini hari Senin, jadi Mia merasa ia bangun kesiangan. Mia mempersiapkan diri dengan kecepatan tinggi, karena ia tidak mau telat lagi. Begitu juga saat Mia memasang sepatu, ia lupa menutup pintu rumahnya terlebih dulu. "Nggak usah buru-buru, aku antar kamu." Tiba-tiba terdengar suara Radit tidak jauh dari posisi Mia sekarang. "Jangan ngagetin." Kata Mia dengan nada kesal, karena dirinya benar-benar terkejut saat mendengar suara
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-05
Baca selengkapnya
Chapter #7
Hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Mia akhirnya datang, dan Mia tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, bahkan sejak bangun tidur. Saking semangat dan bahagianya, kejadian langka di hari Minggu terjadi, yaitu Mia bangun pagi dan mandi pagi. Setelah mandi, Mia berganti baju rumah, karena Mia tidak akan mengajak keluar Rangga dan Radit sepagi ini, apalagi sepertinya mereka berdua baru saja sampai. Mia berjalan menuju jendela yang berada di samping pintu. Ia mengintip dari balik tirai, dan ia bisa melihat rumah Rangga dan Radit masih terlihat sepi. Cukup lama Mia mengintip dan melihat situasi disana. Lalu tidak lama kemudian, sosok Radit keluar dengan baju dan celana yang berantakan. Senyum Mia langsung mengembang, ia berlari keluar. Radit mendengar suara gaduh dari kejauhan, lalu tidak lama sosok Mia muncul dari balik pintu rumahnya dengan senyuman yang sudah sangat ia rindukan, seketika itu juga senyuman juga muncul di wajah Radit.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-06
Baca selengkapnya
Chapter #8
Beberapa jam kemudian, Radit baru teringat permintaan tolong Mia, ia berjanji akan menanyakan pada Rangga, apakah dirinya sibuk. Dengan langkah malas, Radit berjalan menuju kamar Rangga. Sebelum ia masuk ke kamar Rangga, Radit lebih dulu mengetuk pintu kamarnya. Setelah Radit mengetuknya 3 kali, dan mendapat jawaban dari Rangga untuk masuk, Radit akhirnya membuka pintu itu dan segera masuk. Rangga yang sedang duduk di kasurnya sambil memegang ponselnya, langsung menoleh ke arah Radit. "Ngapain?" Rangga terlihat masih kesal dengan Radit. Radit terlihat salah tingkah. "Mia ngajak jalan, tadi pagi dia tanya, elo sibuk nggak hari ini?" Radit menyampaikan pesan Mia. Rangga ingin ketawa melihat wajah salah tingkah kembarannya, namun ia memilih menahannya. "Gue ada janji sama Andini." Jawab jujur Rangga. Mendengar nama Andini disebut oleh Rangga, di saat mereka berd
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-07
Baca selengkapnya
Chapter #9
Sudah beberapa hari berlalu setelah kejadian menegangkan antara Mia dan Rangga. Selama beberapa hari itu, Mia menjalani kehidupannya dengan murung, sampai beberapa orang di kantornya menanyakan alasan Mia seperti itu, tapi tentu saja Mia tidak menjawabnya dengan jujur.Beberapa kali Mia juga sempat bertemu dengan Rangga ataupun dengan Radit, tapi sebisa mungkin Mia menghindari mereka berdua. Ketika Mia menghindari Rangga dan Radit, mereka berdua juga tidak memaksa Mia untuk berhenti menghindarinya, mereka terlihat seperti mengerti maksud Mia sebenarnya.Hari ini Mia sama sekali belum keluar dari rumahnya, karena hari ini adalah hari libur nasional. Sejak semalam, Mia sudah merencanakan untuk tidak keluar dari rumah sama sekali, apalagi semua bahan makanan sudah tersedia di dalam kulkasnya. Namun istilah manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang memutuskan dirasakan oleh Mia.Ketika Mia sedang bermalas-malasan di kasurnya dengan memain
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-10
Baca selengkapnya
Chapter #10
Mia sudah membeli sabun mandi yang ia butuhkan, sekarang waktunya Mia untuk kembali ke rumahnya. Dalam perjalanannya menuju rumah, Mia merasa was-was, ia takut akan bertemu dengan Rangga ataupun Radit di jalan atau di depan rumah. Mia berusaha untuk menghilangkan perasaan was-was itu. Tinggal beberapa langkah lagi, Mia sampai di depan rumahnya, tapi langkah kaki itu langsung terhenti saat Mia melihat sosok Radit keluar dari rumahnya dan langsung menatapnya dengan tajam, namun tatapan mata itu bukan menunjukkan kemarahan, lebih kepada tatapan mata dari seseorang yang sedang merindukan sosok yang berada di depannya. Langkah kaki Mia yang sempat terhenti, kembali berjalan mendekati Radit karena Radit sudah berada tepat di depan rumah Mia. "Kenapa kamu menghindariku?" Tanya Radit langsung ketika Mia sudah berada di depannya. "Apa kamu masih marah denganku?" Tanya Radit lagi. Mia yang awalnya hanya menundukkan kepalanya dan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status