Share

Chapter #3

Author: Sung Rae Ri
last update Last Updated: 2021-09-01 18:30:51

Hari ini Mia berangkat kerja lebih pagi dari biasanya karena sudah tidak ada lagi yang harus ia lakukan di rumah, jadi pikir Mia tidak ada salahnya dirinya berangkat kerja lebih pagi.

Mia keluar dari rumahnya dengan mood yang baik, senyum merekah terpasang di wajahnya. Setelah mengunci pintu rumahnya dengan benar, Mia membalikkan badannya dan segera berjalan menuju luar gang untuk menunggu kedatangan angkot yang menuju tempat kerjanya.

Selama berjalan menuju luar gang, senyuman Mia masih belum menghilang, sampai Mia takut orang akan mengira dirinya adalah orang gila. Alasan di balik mood baik Mia hari ini adalah, ide Mia kemarin diterima dengan baik oleh atasannya dan karyawan lainnya, bahkan Mia mendapat pujian dari atasannya yang terkenal sangat jarang memberikan pujian, maka dari itu perasaan bahagia dan puas itu masih bersarang di dirinya.

Karena Mia sedang larut dalam dunianya sendiri, Mia tidak menyadari ada sebuah motor yang berjalan menuju ke arahnya dan seseorang yang mengendarai motor tersebut sedang tersenyum ke arah Mia, namun karena Mia tidak menyadarinya jadi ia tidak membalas senyuman dari seseorang itu.

"Berangkat kerja?" Tanya seseorang itu saat sudah menghentikan motornya tepat di samping Mia.

Mia terkesiap, ia langsung menolehkan kepalanya ke asal suara. "Oh Rangga, maaf aku tadi nggak sadar kalau ada kamu," senyuman Mia masih bersarang di wajahnya bahkan saat menjawab pertanyaan Rangga. "Iya aku berangkat kerja."

Rangga mengangguk-anggukan kepalanya dua kali. "Apakah ada kabar baik, kamu terlihat sangat bahagia?"

Mia tersipu malu karena ketahuan. "Benar, kemarin aku mendapat pujian dari atasanku," sebelum pikiran Mia bisa bekerja dengan baik, mulutnya sudah mengeluarkan kalimat tersebut. Setelah menyadari tingkahnya, Mia meminta maaf pada Rangga. "Maaf, tiba-tiba curhat." Ucapnya dengan meringis malu.

Setelah itu Mia merasa Rangga sedang menatapnya dengan tatapan gemas, Mia pun segera menghindari eye contact dengan Rangga, supaya perasaannya dapat dikendalikan.

"Kalau gitu aku doain hari ini kamu dapat pujian lagi dari atasanmu, supaya kamu bisa bahagia setiap hari." Kata Rangga dengan menatap Mia cukup intens.

Setelah itu Rangga menyalakan motornya kembali, dan tanpa menunggu Mia menjawab ucapannya, Rangga sudah melanjutkan perjalanannya menuju rumahnya.

Mia masih terpaku di tempatnya bahkan ketika Rangga sudah meninggalkannya. Mia merasakan jantungnya berdetak tidak seperti biasanya, kali ini jantungnya berdetak lebih cepat. Meskipun Mia sangat tahu penyebab perubahan detak jantungnya, namun Mia berusaha sekeras mungkin untuk menyangkalnya. Berulang kali Mia menghelakan nafasnya, sampai akhirnya Mia memutuskan untuk melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.

***

Mia berjalan ke arah rumahnya dengan langkah kaki menyeret. Hari ini Mia mendapat omelan dari atasannya sebanyak 2 kali, bahkan di saat Mia sudah membawa kain yang sebelumnya hilang kepada pak Adli, beliau masih memarahi Mia. Meskipun Mia memaklumi sikap pak Adli tersebut, tapi tetap saja Mia jadi merasa lesu. Doa Rangga yang diucapkannya pagi tadi, benar-benar tidak terkabul.

"Kamu mau kemana?" Tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar bagi kedua telinga Mia.

Mia segera menghentikan langkah kakinya dan menoleh untuk mencari asal dari suara itu. Disaat Mia sudah menemukan asal suara itu, ternyata pemilik suara tersebut adalah Rangga, padahal awalnya Mia mengira itu suara milik Radit.

"Kamu mau kemana?" Rangga mengulangi pertanyaannya karena masih belum mendapat jawaban dari Mia.

"Pulang," jawab Mia sambil mendekat ke arah Rangga dan menatap ke arah Rangga dengan tatapan yang lesu.

Rangga membalas tatapan Mia dengan tatapan bingung. "Bukankah rumahmu disitu?" Tanya Rangga sambil menunjuk ke belakang Mia.

Mia menoleh ke arah jari telunjuk Rangga. Sesaat itu juga Mia merasa malu pada Rangga. Ternyata tadi Mia sudah melewati rumahnya, namun Mia tidak menyadarinya karena pikirannya yang sedang tidak bisa bekerja dengan baik.

"Ah benar," Mia hanya menjawab ucapan Rangga sesingkat itu karena dirinya tidak bisa menyembunyikan perasaan malunya, itupun Mia mengucapkannya tanpa melihat ke arah Rangga langsung.

Rangga seketika itu juga langsung tertawa terbahak-bahak, ia tidak memikirkan perasaan Mia yang sedang malu sama sekali. "Kok bisa? Kamu lagi ada masalah?" Tanya Rangga lagi.

Dengan pipinya yang masih memerah, Mia menganggukkan kepalanya dengan lemas. "Hari ini sangat buruk bagiku," Mia merasa heran pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dirinya bisa langsung terbuka seperti ini pada Rangga.

Tawa yang tadinya masih ada di wajah Rangga, hilang seketika. "Kenapa?"

"Doamu nggak terkabul," lagi-lagi Mia menjawabnya dengan jujur.

"Doa?" Rangga terlihat tidak paham dengan maksud Mia. Ketika Mia mau mengingatkan Rangga, Rangga menyelanya. "Ah doa itu, hari ini kamu diomelin sama atasanmu?" Tanpa Mia katakan, Rangga sudah mengetahuinya sendiri.

Mia mengangguk. "Meskipun itu memang karena salahku sendiri, tapi sama aja," ucap Mia dengan nada lesu.

Rangga tersenyum penuh arti ke arah Mia. "Kalau memang itu salahmu, kamu nggak boleh merasa keberatan dong," Rangga menggoda Mia yang masih memasang wajah muram.

Mia yang sebenarnya juga setuju dengan ucapan Rangga, hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.

Melihat Mia yang sepertinya tidak menganggap ucapannya sebagai candaan, Rangga langsung berusaha menenangkan Mia. "Bercanda," ucapnya sambil tersenyum lebar sampai membuat Mia terpesona, Mia yang semula melihat langsung ke arah kedua mata Rangga, segera mengalihkan tatapannya. "Bukankah atasanmu memarahimu demi kebaikanmu sendiri? Kalo lagi jangan sampai ceroboh, jangan mencari masalah, kalo memang kamu inginnya semua jadi sempurna, kamu harus berusaha sekeras apapun untuk mendapatkan kesempurnaan itu, kamu mau dapat pujian dari atasanmu lagi kan?" Rangga berusaha bertatapan mata langsung dengan Mia, namun Mia meresponnya dengan sebaliknya, ia berusaha menghindari tatapan mata secara langsung dengan Rangga.

Paham kalau Mia menghindari tatapan matanya, Rangga pun menyerah. "Nggak usah terlalu dipikirin, nanti malah jadi penyakit." Ucap Rangga dengan nada yang dibuat-buat, Rangga mengucapkannya juga sambil menepuk-nepuk bahu Mia.

Mia merasa tersentuh mendapatkan perhatian setulus itu dari seseorang. Akhirnya Mia memberanikan diri untuk menatap ke arah Rangga dan balas tersenyum. "Makasih," ucap Mia dengan suara yang pelan namun Rangga bisa langsung mendengarnya.

Dengan belum menghilangkan senyumannya, Rangga membalasnya dengan anggukkan kepala.

Setelah itu mereka berdua saling diam. "Kalau begitu aku masuk dulu ya," kata Mia kemudian memecah keheningan di antara mereka.

"Oke." Jawab Rangga.

Mia pun mulai melangkahkan kakinya lagi menuju rumahnya. Mia merasa Rangga masih belum beranjak dari tempatnya dan sedang menatapnya hingga Mia masuk ke rumahnya, namun bisa saja itu hanyalah perasaannya saja.

Setelah melihat Mia sudah masuk ke dalam rumahnya, Rangga langsung membalikkan badannya untuk kembali masuk ke rumahnya sendiri. Ketika badannya sudah benar-benar menghadap ke arah rumahnya, Rangga dikejutkan dengan sosok Radit yang sedang menatapnya dengan tatapan serius bercampur marah.

"Ngagetin aja, dari kapan elo disitu?" Kata Rangga sambil berjalan menuju Radit.

Radit masih menatapi Rangga dengan tatapan yang seperti tadi, tidak berubah sedikit pun. "Emang penting sejak kapan gue ada disini?" Balik tanya Radit dengan nada sinis.

Rangga bingung dengan kembarannya yang tiba-tiba bersikap seperti itu padanya. "Nggak sih," jawab Rangga. "Elo kenapa sih?" Lanjut Rangga setelah berada di depan Radit.

"Gue lihat tadi elo sama Mia kayak akrab banget," ada nada cemburu pada suaranya yang awalnya berusaha disembunyikan oleh Radit.

Setelah mendengar alasan Radit, Rangga segera mengeluarkan tawa yang terbahak-bahak. "Emang kenapa, nggak boleh?" Sebenarnya Rangga sudah tahu kalau kembarannya itu sedang cemburu, namun Rangga masih ingin menggodanya.

"Gue duluan yang suka sama dia, awas kalo elo berani ngerebut." Radit terdengar sangat serius. "Elo juga udah ada Andini." Radit mengingatkan Rangga tentang kekasihnya.

Tawa Rangga langsung menghilang. "Serius amat sih, gue akrab sama Mia bukan berarti gue suka sama dia kan, gue masih cinta sama Andini, tenang aja gue nggak bakal ngerebut gebetan elo." Nada suara Rangga berubah serius.

Radit jadi merasa keki karena sudah salah mengira terhadap kembarannya sendiri. Radit tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Sebenarnya Rangga merasa kesal pada Radit karena sudah dicurigai seperti itu, tapi ia bisa memahami perasaan cemburu Radit, apalagi sudah lama Rangga tidak melihat Radit menunjukkan perasaan cemburunya pada Rangga.

Rangga menggapai pundak Radit dan mengajaknya masuk ke rumah. "Makanya kalo elo emang suka sama Mia, cepet deketin, jangan cuma dijahilin mulu," Rangga mengingatkan Radit. "Mumpung hari ini Mia lagi suntuk, besok elo semangatin dia." Saran Rangga.

"Emang tahu darimana dia lagi suntuk?" Awalnya Radit tidak berniat menanyakan akan hal itu meskipun rasa penasarannya sudah bergejolak, tapi ternyata rasa penasaran itu tidak bisa dihilangkan begitu saja.

"Dia sendiri yang cerita," ucap Rangga enteng sambil meninggalkan Radit yang menghentikan langkah kakinya saat sudah tinggal selangkah lagi sampai di dalam rumahnya. Setelah beberapa langkah Rangga masuk, ia baru menyadari kalau Radit tertinggal di belakangnya. "Tenang aja, gue udah serius sama Andini, jadi elo nggak usah merasa tersaingi." Katanya menenangkan Radit.

Setelah berkata seperti itu, Rangga kembali melangkahkan kedua kakinya. Namun di lain tempat, Radit masih terpaku di tempatnya, ia tidak beranjak sedikit pun. Pikiran Radit sedang penuh.

Kenapa perasaanku seperti ini? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang spesial di antara Rangga dan Mia? Kenapa aku merasa sudah tertinggal jauh dibanding Rangga? Pertanyaan-pertanyaan itu ada dalam pikiran Radit saat ini.

Disaat Radit masih terpaku di tempatnya, suara Rangga membuyarkan lamunannya. Radit pun dengan segera melanjutkan langkah kakinya.

Setelah sekian lama, Radit merasakan kembali perasaan cemburu seperti ini. Sudah sekitar 2 tahun Radit tidak merasakan perasaan yang Rangga sebut sebagai suka ini.

***

Keesokan harinya, Radit sudah siap di depan rumah Mia bersama motornya dengan penampilan yang sangat rapi. Radit sengaja bangun lebih pagi dari biasanya meskipun hari ini dirinya tidak ada kelas, itu semua demi bisa mengantar Mia ke kantornya. Semalaman Radit memikirkan cara supaya Mia bisa menerimanya seperti Mia menerima kehadiran Rangga. Akhirnya Radit memutuskan untuk berada di dekat Mia sesering mungkin.

Tidak lama setelah Radit menunggu di depan rumah Mia, Radit bisa melihat sosok Mia sudah mulai membuka pintu rumahnya, dan tidak lama kemudian Mia keluar dari balik pintu. Ketika Mia melihat sosok Radit sedang berada di depan rumahnya sambil menatapnya dengan tatapan yang susah diartikan bagi Mia, Mia terkejut dan heran.

"Ngapain?" Tanya Mia langsung pada Radit sambil mengunci pintu rumahnya.

"Emang nggak boleh?" Radit malah balik bertanya.

Mia membalikkan badannya dan mulai berjalan. "Terserah kamu," jawab Mia dengan cuek.

Mendapat jawaban cuek seperti itu dari Mia, Radit sedikit merasa sakit hati karena semalam ia melihat Mia memperlakukan Rangga tidak seperti ini. Perasaan cemburu Radit muncul kembali.

"Aku antar kamu berangkat kerja," Radit mengucapkannya dengan nada dan kata-kata yang membingungkan, jadi Mia tidak langsung paham.

"Apa?" Tanya Mia.

Radit berdehem sebelum menjawab Mia. "Aku mau mengantarmu berangkat kerja," ucap Radit masih dengan nada yang terdengar tidak percaya diri.

Mia memiringkan kepalanya dan menaikkan alisnya. "Serius?" Mia sendiri heran, kenapa malah kata itu yang keluar dari bibirnya saat ini, namun Mia tidak menyalahkan dirinya sendiri karena Mia heran dengan sosok Radit yang sekarang, Radit jarang berbuat baik seperti ini kepadanya, ia selalu menggoda ataupun menjahili Mia, namun sekarang Radit terlihat serius. Mia lebih percaya kalau yang mengucapkan ajakan itu adalah Rangga dibanding Radit.

Radit terlihat salah tingkah, ia menggaruk-garuk belakang kepalanya sambil mencoba mengalihkan tatapannya dari Mia. "Iya lah," jawabnya singkat.

Mia masih merasa tidak percaya, bahkan dirinya menunggu-nunggu Radit berkata kalau itu semua hanya candaan, namun ternyata apa yang ditunggu-tunggu Mia tidak terjadi.

"Mau apa nggak?" Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Mia, Radit pun kembali menanyakannya pada Mia.

Karena dirinya masih merasa kebingungan, secara tidak sadar Mia langsung mengiyakan ajakan Radit. "Ya udah," meskipun Mia hanya berkata seperti itu, namun tubuhnya mendekat ke arah Radit dan motornya, Radit pun menganggap itu sebagai persetujuan. Radit tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya, ia tersenyum lebar setelah Mia menyetujui ajakannya.

Mia sudah berada di depan Radit. Dengan masih tersenyum lebar, Radit menyerahkan helm yang sudah ia siapkan untuk Mia ke arahnya. Mia menerima helm itu dengan masih merasa ragu, namun meskipun begitu Mia tetap naik ke atas motor Radit. Melihat Mia sudah duduk di belakangnya dengan benar, Radit segera menyalakan motornya, baru setelah itu ia melajukan motornya.

Tanpa mereka berdua sadari, sosok Rangga sedang memperhatikan Mia dan Radit dari tadi bahkan sampai motor yang Radit kendarai menghilang dari tatapan Rangga. Dengan masih menatap ke arah yang sama, Rangga tersenyum penuh arti.

***

Related chapters

  • Beside You   Chapter #4

    Keesokan harinya, karena hari ini adalah hari minggu yang berartikan sebagai hari libur bagi Mia, Mia pun berniat bangun siang, namun ternyata ada yang merusak niatnya, ia adalah Radit. Ketika Mia masih berada di alam mimpinya, Mia mendengar suara ketukan pintu yang tak kunjung reda. Awalnya Mia mengira suara ketukan pintu itu hanyalah mimpinya, namun karena ketukan pintu itu tidak kunjung reda, Mia pun segera membangunkan diri, dan ternyata ketukan pintu memang terjadi di dunia nyata. Dengan perasaan kesal, Mia berjalan menuju pintu depan untuk membukanya. Mia bertanya-tanya siapakah yang membuatnya kesal sepagi ini. Saat sudah berada tepat di depan pintu, Mia segera membukanya, dan setelah itu sosok Radit dan Rangga langsung terpampang jelas di depannya. Melihat sosok Radit dan Rangga berada di depannya dengan tampilan yang sudah rapi sedangkan dirinya tampilannya sangat berantakan dan sangat tidak pantas untuk dilihat, Mia langsung menutup kembali pintu rumahnya.

    Last Updated : 2021-09-03
  • Beside You   Chapter #5

    Setelah kejadian Mia mengatakan kalau dirinya tidak suka selalu dikira pacar Radit, Radit sudah tidak pernah mengantar ataupun menjemput Mia lagi. Mia sendiri sepertinya malah menikmatinya, karena dirinya sudah terbiasa dengan situasi yang seperti itu, malah kalau Radit tiba-tiba baik padanya, dirinya malah menjadi was-was.Beberapa hari itu juga, Mia sudah sangat jarang bertemu dengan Radit, ia hanya bertemu dengan Rangga, dan ketika Mia menanyakan keberadaan Radit pada Rangga, Rangga hanya menjawab Radit sedang sibuk."Kenapa? Kamu kangen?" Tanya Rangga saat Mia menanyakan sosok Radit.Dengan cepat Mia menyangkalnya. "Nggak lah, cuma tumben aja nggak pernah kelihatan,"Rangga tertawa kecil. "Emang kenapa sih kok kayaknya kamu kesel amat sama Radit?""Ya kan dia sendiri yang mulai," jawab Mia enteng."Tapi dia sebenarnya peduli banget sama kamu lho," ujar Rangga karena dirinya sudah tidak

    Last Updated : 2021-09-04
  • Beside You   Chapter #6

    Hari Minggu kemarin, Mia tidak melihat sosok Rangga dan Radit sama sekali, padahal dirinya bolak balik keluar rumah untuk membeli sesuatu. Dibilang merasa kehilangan kehadiran mereka berdua, itu memang benar, tapi anehnya Mia lebih merasa kehilangan kehadiran Radit daripada Rangga, namun Mia menganggap perasaannya seperti itu karena ia masih merasa sakit hati atas kejadian kemarin, makanya dirinya lebih kehilangan sosok Radit.Hari ini Mia bangun kesiangan, sebenarnya tidak siang banget, tapi karena ini hari Senin, jadi Mia merasa ia bangun kesiangan. Mia mempersiapkan diri dengan kecepatan tinggi, karena ia tidak mau telat lagi. Begitu juga saat Mia memasang sepatu, ia lupa menutup pintu rumahnya terlebih dulu."Nggak usah buru-buru, aku antar kamu." Tiba-tiba terdengar suara Radit tidak jauh dari posisi Mia sekarang."Jangan ngagetin." Kata Mia dengan nada kesal, karena dirinya benar-benar terkejut saat mendengar suara

    Last Updated : 2021-09-05
  • Beside You   Chapter #7

    Hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Mia akhirnya datang, dan Mia tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, bahkan sejak bangun tidur. Saking semangat dan bahagianya, kejadian langka di hari Minggu terjadi, yaitu Mia bangun pagi dan mandi pagi.Setelah mandi, Mia berganti baju rumah, karena Mia tidak akan mengajak keluar Rangga dan Radit sepagi ini, apalagi sepertinya mereka berdua baru saja sampai. Mia berjalan menuju jendela yang berada di samping pintu. Ia mengintip dari balik tirai, dan ia bisa melihat rumah Rangga dan Radit masih terlihat sepi. Cukup lama Mia mengintip dan melihat situasi disana. Lalu tidak lama kemudian, sosok Radit keluar dengan baju dan celana yang berantakan. Senyum Mia langsung mengembang, ia berlari keluar.Radit mendengar suara gaduh dari kejauhan, lalu tidak lama sosok Mia muncul dari balik pintu rumahnya dengan senyuman yang sudah sangat ia rindukan, seketika itu juga senyuman juga muncul di wajah Radit.

    Last Updated : 2021-09-06
  • Beside You   Chapter #8

    Beberapa jam kemudian, Radit baru teringat permintaan tolong Mia, ia berjanji akan menanyakan pada Rangga, apakah dirinya sibuk. Dengan langkah malas, Radit berjalan menuju kamar Rangga. Sebelum ia masuk ke kamar Rangga, Radit lebih dulu mengetuk pintu kamarnya.Setelah Radit mengetuknya 3 kali, dan mendapat jawaban dari Rangga untuk masuk, Radit akhirnya membuka pintu itu dan segera masuk.Rangga yang sedang duduk di kasurnya sambil memegang ponselnya, langsung menoleh ke arah Radit."Ngapain?" Rangga terlihat masih kesal dengan Radit.Radit terlihat salah tingkah. "Mia ngajak jalan, tadi pagi dia tanya, elo sibuk nggak hari ini?" Radit menyampaikan pesan Mia.Rangga ingin ketawa melihat wajah salah tingkah kembarannya, namun ia memilih menahannya. "Gue ada janji sama Andini." Jawab jujur Rangga.Mendengar nama Andini disebut oleh Rangga, di saat mereka berd

    Last Updated : 2021-09-07
  • Beside You   Chapter #9

    Sudah beberapa hari berlalu setelah kejadian menegangkan antara Mia dan Rangga. Selama beberapa hari itu, Mia menjalani kehidupannya dengan murung, sampai beberapa orang di kantornya menanyakan alasan Mia seperti itu, tapi tentu saja Mia tidak menjawabnya dengan jujur.Beberapa kali Mia juga sempat bertemu dengan Rangga ataupun dengan Radit, tapi sebisa mungkin Mia menghindari mereka berdua. Ketika Mia menghindari Rangga dan Radit, mereka berdua juga tidak memaksa Mia untuk berhenti menghindarinya, mereka terlihat seperti mengerti maksud Mia sebenarnya.Hari ini Mia sama sekali belum keluar dari rumahnya, karena hari ini adalah hari libur nasional. Sejak semalam, Mia sudah merencanakan untuk tidak keluar dari rumah sama sekali, apalagi semua bahan makanan sudah tersedia di dalam kulkasnya. Namun istilah manusia bisa berencana, tapi Tuhan yang memutuskan dirasakan oleh Mia.Ketika Mia sedang bermalas-malasan di kasurnya dengan memain

    Last Updated : 2021-09-10
  • Beside You   Chapter #10

    Mia sudah membeli sabun mandi yang ia butuhkan, sekarang waktunya Mia untuk kembali ke rumahnya. Dalam perjalanannya menuju rumah, Mia merasa was-was, ia takut akan bertemu dengan Rangga ataupun Radit di jalan atau di depan rumah. Mia berusaha untuk menghilangkan perasaan was-was itu.Tinggal beberapa langkah lagi, Mia sampai di depan rumahnya, tapi langkah kaki itu langsung terhenti saat Mia melihat sosok Radit keluar dari rumahnya dan langsung menatapnya dengan tajam, namun tatapan mata itu bukan menunjukkan kemarahan, lebih kepada tatapan mata dari seseorang yang sedang merindukan sosok yang berada di depannya. Langkah kaki Mia yang sempat terhenti, kembali berjalan mendekati Radit karena Radit sudah berada tepat di depan rumah Mia."Kenapa kamu menghindariku?" Tanya Radit langsung ketika Mia sudah berada di depannya. "Apa kamu masih marah denganku?" Tanya Radit lagi.Mia yang awalnya hanya menundukkan kepalanya dan t

    Last Updated : 2021-09-13
  • Beside You   Chapter #11

    "Aku menyukaimu," kalimat yang keluar dari mulut Radit itu bukan hanya mengejutkan Mia, tapi juga Rangga dan Andini, karena tidak ada yang pernah menyangka Radit akan menyatakan perasaannya di depan Rangga dan Andini. Mia yang semula sudah membalikkan tubuhnya menghadap rumahnya, kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Radit, dan mau nggak mau ia membelalakkan kedua matanya ke arah Radit. Mia yang awalnya berniat akan memaafkan Radit, menjadi kembali kesal pada Radit. "Aku menyukaimu," Radit mengulangi ucapannya, dan seperti memberitahu Mia kalau dirinya tidak salah dengar. Mia masih membeku di tempatnya dengan tatapan matanya yang tidak beralih dari Radit sama sekali. Andini menggandeng lengan Rangga dan meninggalkan Radit dan Mia berdua tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Sepeninggal Andini dan Rangga, Radit dan Mia masih hanya saling tatap tanpa ada yang mengeluarkan kata-kata. Cukup lama me

    Last Updated : 2021-09-13

Latest chapter

  • Beside You   Chapter #30

    Liburan Mia sudah berjalan selama 2 hari, dan selama 2 hari itu Mia sering dikejutkan dengan kejutan yang katanya sudah disiapkan Radit jauh-jauh hari. Mia tidak pernah menyangka Radit sosok yang seromantis ini, dirinya selalu mengira Radit adalah sosok yang jahil dan tidak tahu bagaimana caranya untuk menjadi romantis."Aku tidak pernah melihat Radit se-berusaha keras ini sebelumnya, sepertinya Radit benar-benar mencintaimu." Kalimat itu datang dari mulut Rangga ketika Mia dan Rangga duduk bersama di depan rumah, Andini dan Radit sedang mengambil makanan yang berada di dalam rumah.Mia menoleh sekilas ke arah Rangga, setelah itu ia kembali memfokuskan pandangannya ke arah piring dan sendok yang sudah ia tata rapi di atas meja. Senyuman Mia masih tidak bisa pergi dari wajahnya, justru senyuman itu semakin melebar setelah mendengar perkataan Rangga."Aku bersyukur kamu bisa menerima perasaan Radit, setidaknya dia tidak me

  • Beside You   Chapter #29

    Perjalanan yang tidak disangka-sangka Mia itu membutuhkan waktu cukup lama, karena dilakukan ketika libur panjang, yaitu Jumat, Sabtu, dan Minggu, mereka bertiga ternyata memutuskan berlibur ke Bandung, bahkan tanpa meminta persetujuan dari Mia. Pantas saja Mia disuruh untuk membawa beberapa baju dan keperluan sehari-hari dirinya, namun awalnya Mia mengira mereka tidak berpergian sejauh ini. Karena mobil sudah terlanjur hampir sampai, Mia tidak bisa meminta pulang ataupun menolak begitu saja rencana yang telah dibuat.Ketika matahari sudah mulai naik dan sekarang sudah berada tepat di atas mereka berempat, mobil berhenti tepat di depan rumah atau mungkin vila, yang pemandangan di depannya terlihat sangat indah. Taman yang berada tepat di depan rumah itu dipenuhi dengan beragam tanaman, sangat pas dengan style rumah yang diinginkan Mia. Tanpa sadar Mia pun tersenyum senang ketika turun dari mobil dan melihat ke arah rumah itu."Kamu senang?"

  • Beside You   Chapter #28

    Karena itulah kenapa sepagi ini Radit sudah stand by di depan rumah Mia bersama Andini dan Rangga. Tadi pagi Rangga meminjam mobil papanya, dan karena Ranggalah yang meminjam, papanya pun dengan cepat mengijinkannya. Awalnya Rangga yang duduk di bangku kemudi, namun setelah mereka berdua sampai di depan rumah Andini, Radit menyuruh Rangga untuk pindah ke bangku belakang supaya dirinya saja yang mengemudikan mobil, Radit tidak mau menjadi obat nyamuk di bangku belakang kalau Rangga dan Andinilah yang duduk di bangku depan. Karena Radit juga mengatakan alasannya pada Rangga, Rangga pun langsung menyetujui ucapan Radit, ia pindah ke belakang dengan tertawa.Sudah lumayan lama Radit, Rangga dan Andini menunggu Mia keluar dari rumahnya. Saat sampai di depan rumah Mia, Radit sengaja tidak turun dari mobil, ia hanya mengirim SMS ke Mia dan memberitahunya kalau mereka bertiga sudah sampai di depan rumahnya. Hanya butuh waktu sekitar 10 detik untuk Radit menerima balasan

  • Beside You   Chapter #27

    "Udah sampai rumah?" Beberapa menit setelah Radit masuk ke kamarnya, dering telepon terdengar dari ponselnya. Radit mengambil ponselnya yang tadi ia geletakkan di meja yang berada di dekat lemari bajunya. Ketika Radit menatap ke arah layar ponselnya, dirinya langsung diperlihatkan foto Mia yang terlihat sangat cantik, itu pertanda dirinya sedang mendapat telepon dari Mia.Sebelum mendengar jawaban dari Mia, Radit sempat mendengar suara batuk yang samar. Udah, baru setelah itu Radit mendengar jawaban Mia."Kamu sakit?" Radit terdengar sangat khawatir.'Aku sedikit nggak enak badan, dari kemarin flu belum sembuh juga,' keluh Mia."Udah minum obat?" Radit masih terdengar khawatir, bahkan ia sempat berpikir untuk langsung pergi ke rumah Mia dan memastikannya sendiri kalau kekasihnya itu sudah makan dan minum obat.'Udah tadi waktu istirahat di kantor,' Mia memang tadi saat di kantor

  • Beside You   Chapter #26

    Radit sudah siap siaga tepat di depan rumah Mia bahkan sebelum matahari benar-benar terbit. Radit tidak sendirian, ia juga bersama Rangga dan Andini. Radit duduk di bangku kemudi sedangkan Rangga dan Andini duduk bersebelahan di bangku belakang, sesekali mereka saling mengeluarkan candaan tanpa menghiraukan kehadiran Radit yang hanya bisa tersenyum kecut ketika menyaksikannya.***Beberapa hari yang lalu, Rangga, Radit dan Andini bertemu di rumah Radit dan Rangga. Di hari itu mereka bertiga mengobrol tentang banyak hal, hingga akhirnya Andini mengusulkan ide untuk double date."Kenapa nggak mau? Tanya Mia aja dulu, pasti dia mau." Kata Andini ketika mendengar Radit menolak ajakannya.Radit masih terlihat ragu, ia juga sangat tahu Mia pasti akan menerima ajakan Andini itu karena Mia sudah merasa baik-baik saja terhadap Rangga, tapi lain lagi dengan Radit, entah kenapa perasaan cemburunya tidak bisa hi

  • Beside You   Chapter #25

    Hubungan antara Mia dan Radit sudah berjalan selama 4 bulan, dan selama 4 bulan itu, banyak hal yang terjadi di antara mereka berdua. Kebahagiaan, pertengkaran, kerinduan, dan lain sebagainya sudah mereka lalui bersama. Meskipun pertengkaran sering terjadi dalam hubungan mereka berdua, namun pertengkaran itu juga yang membuat hubungan mereka semakin kuat.Selama 4 bulan itu juga, hubungan Mia dengan Rangga juga membaik, Mia sudah bisa menghadapi Rangga tanpa merasa canggung. Beberapa hari yang lalu, Mia diajak Radit ke rumahnya, dan disana Mia bertemu dengan kedua orang tua Radit. Mia bertemu kedua orang tua Radit cukup singkat karena beliau harus berangkat ke suatu tempat saat itu juga, namun Mia justru bersyukur karenanya, Mia merasa dirinya masih belum siap untuk bertemu intens dengan kedua orang tua Radit.Ketika hari dimana Mia bertemu kedua orang tua Radit, Mia bertemu dengan Rangga juga, bahkan karena Radit harus ke kamar mandi, Mia d

  • Beside You   Chapter #24

    Langit malam sudah berubah semakin pekat, hawa dingin juga semakin menyambar tubuh Mia yang tidak memakai jaket dan hanya memakai cardigan yang tipis. Motor melambat meskipun Mia merasa yakin kalau mereka belum sampai di rumah Mia. Motor berhenti tepat di depan sebuah halte, pikiran Mia langsung terarah ke perkataan Radit tadi yang berkata kalau dirinya tidak berniat mengantar pulang Mia, perasaan cemas langsung muncul di dalam pikiran Mia.Setelah menghentikan motornya, Radit turun dari motornya tanpa mengatakan apapun dan tanpa memedulikan perasaan cemas Mia. Radit melepas jaketnya dan mengulurkannya ke arah Mia yang masih menatapi Radit dengan tatapan harap-harap cemas. Karena tangannya yang sudah mulai capek menunggu Mia menerima jaketnya, Radit pun memilih langsung memakaikan jaket itu ke tubuh Mia. Setelah itu Mia baru terlihat tersadar dari lamunannya, senyuman malu Mia kembali muncul di wajahnya."Kenapa?" Tanya Radit dengan masih me

  • Beside You   Chapter #23

    Senyum di wajah Radit semakin merekah dengan lebar, bahkan kali ini diiringi dengan pipinya yang memerah dan memanas. Radit yang menyadari perubahan kedua pipinya langsung memegangi kedua pipinya dengan malu.Baru kali ini Mia melihat Radit bertingkah seperti ini, namun entah kenapa Mia malah merasa gemas, karena sisi Radit yang seperti ini sangat tidak cocok dengan sisi Radit yang biasanya."Kamu jujur kan?" Radit masih merasa tidak percaya perasaannya akan terbalas secepat ini."Kamu nggak percaya?" Mia mulai kesal pada Radit karena ia masih merasa tidak percaya padanya."Bukan begitu," katanya dengan berusaha menghilangkan senyumnya yang terus berkembang di wajahnya. "Kukira semalam kamu cuma iseng." Radit menundukkan kepalanya."Aku kan nggak kayak kamu," canda Mia."Benar juga." Radit menerima candaan Mia dengan baik.Setelah itu mer

  • Beside You   Chapter #22

    Radit yang sudah tidak sabar untuk lebih masuk, langsung merangkul bahu Mia dan mengajaknya mengikutinya. Kali ini Mia mengikuti Radit tanpa mengatakan apapun ataupun melakukan apapun, ia tidak merasa aneh ataupun salah tingkah dengan perlakuan Radit barusan, mungkin karena dirinya masih mengagumi kafe ini.Radit menuju ke arah tempat duduk yang berada di perbatasan tempat indoor dan outdoor. Radit mempersilahkan Mia duduk ke kursi yang sudah ia persiapkan, Mia pun duduk dengan tatapan matanya yang masih mengelilingi kafe."Apa kamu sekagum itu?" Tanya Radit sambil duduk di kursinya. Ia tidak menyangka Mia akan sekagum itu, ia hanya mengira Mia sekedar suka."Kafe seperti ini selalu ada di pikiranku, sangat persis seperti ini." Kata Mia dan sekarang tatapan matanya sedang menatap Radit dengan berbinar-binar.Radit langsung merasa usahanya berhasil, tapi dirinya juga merasa kagum dengan dirinya sendir

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status