LOGINDi sekolah, Alexa Quinn dikenal sebagai ketua geng yang berani dan atlet taekwondo yang tangguh. Namun, di balik reputasi kerasnya, terpendam luka dari masa lalu ketika Rafael Pradana, mantan pengganggu yang sering membulinya, tiba-tiba kembali ke hidupnya. Kini, Rafael bukan lagi anak nakal yang dulu, dia menjadi sosok yang penakut dan lemah. Saat mereka terpaksa berinteraksi, Alexa berjuang melawan perasaan benci yang bercampur dengan rasa penasaran, dan Rafael harus berjuang menyembuhkan traumanya. Namun, ketegangan antara masa lalu dan masa kini tak terhindarkan. Apakah Alexa dapat membantu Rafael untuk menjadi berani dan melupakan traumanya? Dalam perjalanan mereka untuk menemukan pengertian dan pengampunan, Alexa dan Rafael akan belajar bahwa masa lalu tidak selalu mendefinisikan siapa kita di masa kini.
View More“Ah, ini benar-benar menyebalkan!” Alexa menggerutu sambil melangkah cepat menuju sekolah. Rasa kesalnya memuncak—tangannya patah, memaksanya absen dari latihan taekwondo. Saat Alexa masuk ke kelas, suasana yang semula riuh mendadak sunyi. Semua mata tertuju padanya, terutama pada gips di tangannya dan memar di wajahnya. Alexa mengabaikan tatapan mereka dan langsung duduk di kursinya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Bos! Apa yang terjadi?” Jodi dan Beni segera menghampiri, terlihat khawatir.Alexa hanya mendesah pelan, masih menahan rasa kesal. “Darko dan anak buahnya... mereka menyerangku kemarin malam.”, katanya, matanya menyipit seolah mengingat kejadian itu.“Dasar brengsek! Dia sudah kalah, tapi tak mengakui kekalahannya! Seharusnya kita hajar habis-habisan mereka sampai tak berani untuk melawanmu lagi, Bos.” Jodi memaki dengan marah, mengepalkan tinjunya.“Kita harus membalas mereka, Bos!” ujar Beni penuh semangat, matanya menyala-nyala dengan dorongan balas dendam.Alexa
Anak buah Darko mengepung Alexa, wajah mereka dipenuhi kebencian dan tekad untuk mengalahkannya. Tanpa menunggu aba-aba, Alexa segera melancarkan serangan pertama, tinjunya melesat cepat ke arah lawan yang terdekat. Tindakan yang mendadak itu mengejutkan mereka, tetapi hanya sebentar. Dalam hitungan detik, mereka kembali menyerang, beramai-ramai mengeroyok Alexa.Pertarungan yang tidak adil itu membuat Alexa terpojok. Jumlah lawan yang jauh lebih banyak membuatnya kesulitan untuk bertahan. Pukulan keras menghantam perutnya, membuatnya meringis, dan satu lagi menghantam wajah cantiknya, membuatnya terhuyung mundur. Ia merasakan darah hangat mengalir di sudut bibirnya.Namun, Alexa bukanlah gadis yang mudah menyerah. Dia menyeka darah di bibirnya dengan punggung tangan, kemudian kembali melawan. Pukulan demi pukulan ia layangkan tanpa ampun, kakinya berputar cepat, melayangkan tendangan ke arah perut salah satu anak buah Darko yang membuatnya terjatuh. Meskipun tubuhnya mulai memar dan
Di klinik sekolah, Rafa terbaring di ranjang dengan wajah pucat, sementara dahinya memerah akibat lemparan bola dari Alexa. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, menambah kesan lemah di wajahnya. Di sudut ruangan, kepala sekolah berdiri dengan ekspresi tegas."Alexa, kamu harus menjaga Rafa sampai dia bangun!" ucapnya dengan nada serius, menatap Alexa yang berdiri di dekat pintu dengan sikap santai."Kenapa harus saya, Pak?" Sahut Alexa tidak setuju dengan ide kepala sekolah. Karena kamu yang membuat Rafa pingsan," tegas kepala sekolah, suaranya mengandung penekanan."Bukan salah saya! Dia yang lemah!" jawab Alexa dengan nada defensif, berusaha mempertahankan dirinya sambil menyilangkan tangan di dada, tampak kesal."Kamu ini! Pokoknya, Bapak tidak mau tahu. Kamu harus merawat dan menjaga Rafa.", ucap kepala sekolah sambil menunjuk ke wajah Alexa. "Saya nggak mau!""Kalau kamu nggak mau, Bapak akan batalkan pertandingan kamu bulan depan." Ancam kepala sekolah, nadanya penuh peneka
Rafa melangkah masuk ke kamarnya, raut wajahnya kecewa setelah percakapan dengan ayahnya tentang keinginannya untuk pindah sekolah ditolak. Hatinya gelisah, perasaan cemas terus mengusik pikirannya. Tanpa berpikir panjang, ia berjalan menuju balkon, tempat ia sering merenung. Angin malam menyapa wajahnya ketika ia berdiri di sana, memandang ke langit yang kelabu. Tiba-tiba, ingatan masa kecilnya kembali menyeruak. Teringat bagaimana ia dulu dengan ceroboh menyakiti orang-orang di sekitarnya, terutama Alexa. Dialah yang dulu sering mengganggu dan bahkan memukul Alexa. Sekarang, takdir mempertemukan mereka lagi, tetapi dengan keadaan yang berbeda. Alexa, yang dulunya lemah dan selalu menjadi korban, kini berdiri di hadapannya sebagai sosok yang lebih kuat dan tak terhentikan. Ia selalu menjadi sumber penderitaan bagi Alexa, mengejek, mengganggu, dan bahkan memukulnya. Tangisan Alexa dulu hanya dianggapnya angin lalu. Tak peduli dengan Alexa kecil memohon padanya agar tidak mengganggun
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews