Angkasa kembali setelah sekian tahun meninggalkan Ashlesha dengan mengambil posisi guru di sekolah gadisnya. Setelah berjuang mengobati sendiri sakit hatinya dan dengan kehadiran seorang Revaldo di sisinya, Ashlesha sendiri tidak yakin untuk lantas menerima ajakan menikah Angkasa.
View MoreAsha sudah siap dengan rutinitas paginya. Menyiapkan seadanya peralatan untuk sekolah. Gadis itu hanya akan membawa peralatan yang normal-normal saja, tidak akan selengkap ataupun setidak acuh anak-anak tertentu.Gadis itu menuruni tangga dan memperhatikan Ibunya yang tengah berkutat dengan peralatan dapur."Sarapan dulu, Sha."Yang diperintah hanya menggumam mengiyakan. Nyawanya belum terkumpul semua sepertinya.Mengacuhkan keberadaan meja makan, Asha duduk lesehan di lantai. Memakai dasi, kaos kaki, sembari mengecek kembali isi tas. Walaupun ia sendiri yakin, tak berminat kembali menaiki tangga menuju kamarnya hanya untuk mengambil barang yang belum terbawa."Sarapan, Asha.""Nggak laper, Ma.""Nanti—""Kemaren nggak sarapan, pas upacara juga nggak pingsan." selaknya sebelum menerima rentetan nasehat yang sudah sedikit-banyak tercatat di otaknya.Trisha hanya menggeleng mendengar pembelaan diri putrinya. Ia sebenarnya masih khawat
"Dia pacar kamu?""Eh?"Melihat Asha yang kebingungan menjawab membuat Virgo teringat jika kini telah memasuki pukul lima. Entah apa hubungannya namun ia hanya tak mau gadisnya semakin lama sampai di rumah."Nanti jawabnya. Kita ke mobil."Layaknya tanpa beban, Virgo membiarkan tangannya menaut pada Asha. Gelenyar menyebalkan menghinggapi gadis itu saat tangannya disentuh lembut. Tersadar jika ia tak boleh dengan mudahnya terbuai membuatnya spontan menarik tangannya menjauh.Namun logika dan hati sepertinya bertentangan. Usaha melepaskan itu hanya ternyatakan dalam tarikan pelan, seolah membiarkan Virgo menggenggamnya lebih lama.Virgo membuka pintu mobil dan membiarkan gadisnya masuk."Saya nggak pernah bilang kalau saya mau pulang sama Bapak.""Sha, ini udah lewat jam sekolah. Saya nggak nyaman kamu panggil begitu.""Tetap nggak ngerubah kenyataan kalau saya nggak pernah bilang setuju untuk pulang sama ..
"Kenapa sih lo? Dari pagi nggak bisa diem. Cacingan lo ye."Ashlesha mendelik. "Sewot aja lo.""Btw, tadi si guru tampan tapi sialan itu, ngomong apaan aja ke lo?" tanya Airin benar kepo karena selain tertarik dengan tokoh utamanya, yaitu Tuan Virgo yang terhormat, ia juga penasaran kenapa Ashlesha yang menjadi pilihan. Padahal di daftar nama kelas sudah terpampang jelas tiap siswa dengan jabatannya di kelas. Dan Ashlesha bukan salah satu di antaranya.Sedangkan Airin dipenuhi keingintahuan, Ashlesha malah ingin merutuki sahabatnya yang tidak bisa diajak kerja sama ini. Sudah susah-susah dirinya mencoba melupakan pesan Virgo untuk menemuinya, kini malah Airin yang dengan sengaja memancing ingatannya."Ish ... kepo banget sih. Tau ah, nunggu angkot sendiri lo.""Lah? Apaan sih, Sha? Lo kesambet setan mana coba?"Airin memanggil-manggil Ashlesha agar menemaninya menunggu angkot. Setidaknya ia butuh teman agar tak mati kebosanan. Namun harapannya agar Ashl
Keheningan di koridor dekat area ruang guru terpecah akibat suara cempreng sol yang sengaja ditubrukkan dengan lantai. Siapa lagi kalau bukan Ashlesha pelakunya. Ia masih tidak terima harus membawa buku sebanyak ini sendiri, apalagi ia yakin sehabis ini ia harus siap makan hati mendengar ucapan si manusia menyebalkan.Ia mengetuk pintu ruang guru sebelum masuk. Mencoba sopan walau kewalahan."Permisi, Pak, Bu, meja Pak Virgo Zeromme dimana ya?"Salah satu guru bertubuh gempal yang ia kenali sebagai pengajar biologi yang ke kelas hanya sekedar untuk absensi, memberi jawaban yang kurang menyenangkan. "Pak Virgo di ruangannya. Kamu tau kan ruangan untuk guru undangan dimana?""Iya tau, Bu. Terima kasih."Berarti ia harus berjalan melewati koridor kelas sebelas dan melewati ruang BK dengan kembali membawa-bawa buku sebanyak ini? Sendiri?Tak bisa dipercaya.Dengan berat hati, Ashlesha melangkahkan kakinya cepat menuju ruangan si tuan terh
Mata indahnya menyipit kala sang surya mulai bersiap menyerbu hari. Gadis itu bersyukur ia tak melupakan topinya sehingga tameng perlindungan bagi netra dan wajahnya dari pijar sang raja siang bisa dikategorikan cukup.Dia Ashlesha Thenna Remillon. Gadis biasa dari sekolah yang juga biasa saja. Bukan gadis nakal langganan ruang guru, ataupun nerd si kutu buku. Namanya bahkan mungkin tak familiar di telinga adik kelas maupun gurunya. Karena memang ia tak berminat berbaur. Apatis? Tidak juga. Teman-teman seangkatan banyak yang mengenalnya. Sering juga berbagi tugas sebagai pengawas ketika kabur ke kantin di sela jam pelajaran. Hanya saja level nakalnya terbilang di bawah rata-rata untuk terkenal lintas angkatan ataupun jurusan. Jadi ya, dia Ashlesha, gadis biasa yang ... ya biasa saja.Ringkik mic berhasil membuat Ashlesha dan kawan-kawannya bercekikik. Sepertinya mic itu tak betah berlama-lama menunggui si pembina upacara memberikan sepatah-dua p
Mata indahnya menyipit kala sang surya mulai bersiap menyerbu hari. Gadis itu bersyukur ia tak melupakan topinya sehingga tameng perlindungan bagi netra dan wajahnya dari pijar sang raja siang bisa dikategorikan cukup.Dia Ashlesha Thenna Remillon. Gadis biasa dari sekolah yang juga biasa saja. Bukan gadis nakal langganan ruang guru, ataupun nerd si kutu buku. Namanya bahkan mungkin tak familiar di telinga adik kelas maupun gurunya. Karena memang ia tak berminat berbaur. Apatis? Tidak juga. Teman-teman seangkatan banyak yang mengenalnya. Sering juga berbagi tugas sebagai pengawas ketika kabur ke kantin di sela jam pelajaran. Hanya saja level nakalnya terbilang di bawah rata-rata untuk terkenal lintas angkatan ataupun jurusan. Jadi ya, dia Ashlesha, gadis biasa yang ... ya biasa saja.Ringkik mic berhasil membuat Ashlesha dan kawan-kawannya bercekikik. Sepertinya mic itu tak betah berlama-lama menunggui si pembina upacara memberikan sepatah-dua p...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments