Asha sudah siap dengan rutinitas paginya. Menyiapkan seadanya peralatan untuk sekolah. Gadis itu hanya akan membawa peralatan yang normal-normal saja, tidak akan selengkap ataupun setidak acuh anak-anak tertentu.Gadis itu menuruni tangga dan memperhatikan Ibunya yang tengah berkutat dengan peralatan dapur."Sarapan dulu, Sha."Yang diperintah hanya menggumam mengiyakan. Nyawanya belum terkumpul semua sepertinya.Mengacuhkan keberadaan meja makan, Asha duduk lesehan di lantai. Memakai dasi, kaos kaki, sembari mengecek kembali isi tas. Walaupun ia sendiri yakin, tak berminat kembali menaiki tangga menuju kamarnya hanya untuk mengambil barang yang belum terbawa."Sarapan, Asha.""Nggak laper, Ma.""Nanti—""Kemaren nggak sarapan, pas upacara juga nggak pingsan." selaknya sebelum menerima rentetan nasehat yang sudah sedikit-banyak tercatat di otaknya.Trisha hanya menggeleng mendengar pembelaan diri putrinya. Ia sebenarnya masih khawat
Terakhir Diperbarui : 2021-05-31 Baca selengkapnya