Di tengah malam yang sunyi sepi, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran terdengar dari Flat sebelah yang di tempati oleh sepasang suami istri muslim bernama Khalid dan Zakiya.
Mereka adalah tetangga baru di sebelah flat yang di huni Sammy.
Semenjak kedatangan mereka, malam-malam sunyi di flat kian menghilang. Berganti dengan irama merdu nan syahdu yang kerap menjadi penghantar tidur Sammy.
Menurut Sammy, suara Zakiya saat membaca kitab suci itu bahkan jauh lebih merdu dari penyanyi-penyanyi diva Indonesia.
Tak jarang, hati Sammy merasa lebih tenang setelah mendengar lantunan doa-doa itu, meski dia sendiri tidak tahu apa arti doa-doa yang dibacakan Zakiya.
Tapi yang pasti, Sammy berterima kasih pada Zakiya karena sudah memberinya hiburan gratis setiap malam.
Sammy masih larut dalam konsentrasinya mendengarkan lantunan ayat-ayat suci itu ketika sebuah suara keras terdengar dari luar flatnya.
Seperti suara pintu yang digedor dengan sangat keras.
Sammy terkejut, dia langsung berjalan keluar dari flatnya.
"Sudah berapa kali aku ingatkan, jangan berisik malam-malam begini! Kami tidak bisa tidur! KATAKAN PADA ISTRIMU ITU KHALID, SURUH DIA BERHENTI MENGAJI!" Hardik seorang lelaki bertubuh tinggi besar yang juga penghuni salah satu flat di sana.
Lelaki itu berdiri di depan pintu Flat Khalid sambil berkacak pinggang.
"Maaf, maafkan kami Mr. Maafkan istri saya. Kami akan memelankan suara kami jika mengaji, maaf sekali lagi," kata Khalid dengan wajah bersalah.
Sammy berjalan mendekat.
"Heh, tua bangka! Mereka itu cuma mengaji, bukan menyetel musik disco keras-keras seperti yang anak perempuanmu lakukan! Harusnya kalau kamu mau marah, marahi sana anak perempuanmu itu!" Ucap Sammy dengan nada marah.
Lelaki yang dipanggil tua bangka itu jadi tambah meradang. "Heh, apa urusanmu dengan mereka? Memang kamu itu siapanya mereka? Tidak usah ikut campur!" Sentaknya dengan bola mata yang hampir keluar.
Khalid buru-buru menengahi keributan kecil itu sebelum keadaan jadi bertambah runyam dengan mengakui bahwa semua masalah memang karena salah istrinya yang bersuara terlalu kencang saat mengaji di sepertiga malam seperti saat ini.
Lelaki paruh baya bernama Mr. Harry itu pun pergi. Meninggalkan Khalid dan Sammy sambil terus bersungut-sungut.
"Terima kasih, Mr. Hans," kata Khalid pada Sammy. Semua orang yang mengenal Sammy di sekitar flat memang tak mengetahui nama asli Sammy karena Sammy sadar dirinya seorang buronan, itulah sebabnya dia harus menyembunyikan identitas aslinya dari dunia.
"Anda dan istri anda itu tidak bersalah, Pak Khalid. Seharusnya anda tidak perlu mengalah," kata Sammy yang dongkol setengah mati dengan kelakuan si tua bangka Harry.
Khalid tersenyum sumringah.
"Dalam islam, mengalah itu bukan berarti kalah, Mr. Hans. Terkadang, sikap mengalah menjadi solusi untuk meredam dan mengakhiri sebuah konflik demi menghindari situasi yang lebih serius. Selagi masalahnya masih bisa terselesaikan dengan cara mengalah, itu akan lebih baik daripada bersikap mementingkan harga diri yang berujung pada keributan yang lebih besar lagi. Saya dan istri hanya tidak ingin emosi Tuan Harry semakin meledak," jelas Khalid panjang lebar.
Sammy jadi terdiam. Apa yang dikatakan Khalid semua benar.
Zakiya memanggil suaminya untuk memberitahu bahwa makanan untuk mereka sahur sudah tersedia karena kebetulan ini bulan Ramadhan dalam kalender Islam, dimana seluruh umat muslim di dunia di wajibkan untuk berpuasa.
Khalid mengajak Sammy untuk mampir dan ikut makan bersama.
Kebetulan Sammy memang belum makan sejak kemarin sore. Perutnya yang lapar membuat lelaki itu terjaga sepanjang malam.
Sammy makan dengan lahap pagi itu. Masakan Zakiya sangat lezat.
Sammy berharap, jika dia memiliki istri nanti dia ingin istri yang seperti Zakiya, bisa memasak masakan lezat untuknya setiap hari.
"Tambah lagi, Mr. Hans?" tanya Khalid menawarkan.
"Wah, tidak terima kasih. Saya sudah kenyang," tolak Sammy dengan sopan.
Tangisan suara bayi terdengar dari arah kamar. Zakiya langsung bangkit dari meja makan untuk menengok bayi mereka.
Tak lama, Zakiya keluar dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan dalam gendongannya. Zakiya memberikan bayi itu pada suaminya karena dirinya hendak membenahi perabotan bekas mereka makan.
"Wah, lucu sekali anaknya Pak Khalid," seru Sammy sambil tersenyum lebar. Dia menggenggam jemari mungil bayi yang kini di gendong Khalid. "Berapa bulan Pak?" tanya Sammy sambil bermain cilukba.
"Sepuluh bulan," jawab Khalid.
Bayi mungil bernama Khaira itu tertawa saat Sammy menggodanya.
Tawa bayi itu terdengar sangat geli.
"Duh, genitnya anak Abi. Ngerti digodain sama cowok ganteng," canda Khalid.
Sammy jadi tertawa.
Keharmonisan keluarga muslim itu membuat Sammy kagum.
Sekaligus, iri.
*****
Di sebuah hotel mewah berbintang lima di pusat Jakarta, seorang lelaki bersorban dengan empat bodyguard yang mengiringi langkahnya masuk ke dalam salah satu kamar hotel.
Sebuah kamar yang dihuni oleh Ahmed, anak lelaki kesayangannya.
"Bagaimana Ayah? Apa jawaban Rania?" tanya Ahmed penuh antusias. Bahkan semalaman tadi lelaki berparas tampan itu tidak bisa tidur karena terus memikirkan jawaban atas pinangannya.
Untungnya dia tidak harus menunggu sampai hari Raya tiba karena malam tadi, selang satu hari setelah dirinya datang melamar Rania, perempuan bercadar itu langsung memberikan jawabannya.
Ahmed sendiri tidak mengerti, kenapa dia begitu tertarik saat sang Ayah memperlihatkan foto seorang gadis bernama Rania padanya beberapa hari yang lalu.
Seolah ada sebuah magnet yang menarik hatinya dan membuat ingatannya terus menempel pada gadis itu.
Bahkan saat ayahnya mengatakan kalau Rania adalah seorang janda, Ahmed tidak keberatan.
Padahal selama ini, banyak sekali wanita cantik yang jelas-jelas masih suci wara-wiri dalam kehidupan Ahmed, namun tak ada satu pun dari wanita itu yang membuatnya tertarik.
"Duduk dulu, Ahmed," kata sang Ayah.
Ayah dan anak itu duduk saling berhadapan di sofa.
Ahmed menunggu dengan tidak sabar.
Hingga akhirnya, sang Ayah pun berkata.
"Rania, menolak lamaranmu. Tuan Bastian bilang, Rania sudah memiliki pilihan lain. Dia hendak rujuk dengan mantan suaminya,"
Ke dua bahu Ahmed merosot perlahan.
Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang di dengarnya dari sang Ayah.
Rania menolak lamarannya?
Berani betul perempuan itu?
Apa dia tidak tahu siapa sebenarnya Ahmed Malik Assegaf?
Ahmed benar-benar kecewa.
Kekecewaan yang mendalam.
Hingga membuatnya mendendam.
Rheyna terbangun dari pingsannya.Setelah dia berhasil melarikan diri dari penjara Mami Grace, Rheyna sempat hidup terlunta-lunta di jalanan.Dia tidur bersama beberapa pengemis jalanan di trotoar dan emperan ruko-ruko pinggir jalan.Uang tabungan yang berhasil dia kumpulkan dari pemberian lelaki hidung belang yang pernah menidurinya sebagai bonus tak sama sekali dia gunakan.Itu uang haram.Kata Ustadz Rakha, uang haram itu tidak boleh kita pergunakan apapun bentuk keperluannya.Apalagi sampai dipakai untuk membeli makanan.
Sudah satu minggu Rheyna tinggal menetap di kediaman Albert.Lelaki berusia 35 tahun itu sangat perhatian dan memperlakukan Rheyna seperti anaknya sendiri.Kebutuhan hidup Rheyna terpenuhi, pun keselamatannya dari kejaran orang-orang Mamy Grace terjamin. Rheyna aman selama dia berada di kediaman Albert.Malam ini seperti biasa Rheyna melahap banyak sekali makanan yang memang telah disediakan Bibi Seth di dalam kamar yang dia huni.Satu peraturan yang diberikan Albert pada Rheyna selama gadis itu tinggal dikediamannya yaitu Rheyna dilarang wara-wiri keluar dari area kamar yang disediakan Albert untuk gadis itu. Sementara Rheyna menurut saja karena dia sudah sangat bersyukur atas kebaikan Albert yang bersedia menampungnya dan mencukupi segala kebutuhannya sejauh ini.Satu hal yang Rheyna ketahui sejak dirinya tinggal di rumah ini adalah Albert hidup sebatang k
Ricky masih terus mengoceh panjang lebar ketika mengetahui bahwa ada orang lain yang tahu siapa sebenarnya Sammy.Lelaki berambut pirang itu mengutuk aksi bodoh sang sahabat yang membiarkan saksi atas kasus pembunuhan Albert kabur dan berkeliaran bebas di luar sana.Ricky terlihat sangat frustasi.Sebab, jika sampai Sammy tertangkap, maka dirinya juga pasti ikut jadi tersangka."Sumpah ya, aku benar-benar tidak habis pikir dengan kebodohan seorang Sammy! Kau itu pembunuh profesional! Harusnya kau bisa lebih berhati-hati Sam! Bagaimana kalau sekarang perempuan yang bernama Rheyna itu sudah melaporkanmu ke kantor polisi? Lalu setelah itu kepolisian Amerika melacak identitas aslimu yang sebenarnya dan mereka tau kalau kau itu buronan Interpol? Habis sudah..." celoteh Ricky panjang lebar. Lelaki itu meremas kepalanya kuat-kuat.Sammy hanya diam.
Selepas menunaikan shalat shubuh berjamaah di kamar hotel, Rakha dan Rania sempat berolah raga pagi mengelilingi area taman perhotelan mewah tempatnya melangsungkan resepsi pernikahan kemarin.Mereka sarapan pagi dengan menu makanan yang Rakha sendiri tidak tahu apa namanya.Semua masakan yang dihidangkan di hotel itu sepertinya masakan luar.Sarapan pagi di hotel itu tersedia dalam bentuk prasmanan di mana para pengunjung bisa leluasa memilih dan mengambil sendiri menu sarapan yang sesuai dengan selera mereka."Ini apa namanya?" tanya Rakha sambil menunjuk ke arah menu makanan dihadapannya. Dia berbisik pada istrinya yang berdiri di belakangnya."Itupancake, Mas! Norak banget sih gitu aja nggak tahu," Rania jadi sewot.Rakha malah tersenyum. "Ya maklum, sayakan orang kampung. Biasa sarapan sama gudeg atau nasi kebuli di Jogya
Sudah satu bulan berlalu sejak pertemuan terakhir Sammy dengan Rheyna di kediaman Albert, polisi setempat masih terus melakukan pencarian atas pelaku pembunuhan dokter spesialis itu.Atas kejadian ini, kasus hilangnya para tunawisma di jalanan pun terkuak setelah polisi menemukan begitu banyak mayat-mayat tunawisma di kediaman Albert.Bibi Seth pun ditahan karena terbukti telah bekerja sama dengan Albert untuk melancarkan aksi kriminalitas sang majikan.Albert memang dikenal sebagai seorang dokter spesialis yang baik oleh rekan-rekan sesama tim medis di rumah sakit, tanpa ada yang pernah menyangka, di balik kebaikan yang diperlihatkan Albert di lingkungan sosialnya, kenyataannya, Albert adalah seorang psikopat yang terobsesi dengan percobaan-percobaan kimia
Seperti orang linglung, Sammy melangkah gontai menuju flatnya.Dia ingin beristirahat setelah seharian tadi berada di rumah sakit bersama lelaki tua yang dia selamatkan kemarin.Sammy cukup kagum melihat stamina si 'Kakek' begitulah panggilan sementara Sammy pada lelaki tua itu karena dia memang tidak mengetahui siapa nama asli sang Kakek. Di usianya yang hampir mendekati kepala delapan, si Kakek masih bisa bertahan saat lima butir peluru bersarang di dalam tubuhnya secara bersamaan. Terlebih saat si Kakek sudah kehilangan banyak darah.Dokter di rumah sakit bilang ini mukzijat karena tak banyak lansia yang bisa bertahan dalam keadaan gawat darurat seperti itu. Yang pasti, apapun itu, Tuhan memang belum menghendaki si Kakek mati.&nb
Masa setelah prolog...Seorang gadis tampak bersembunyi dari kejaran lelaki asing yang memukuli preman-preman gadungan yang memperkosanya di jalanan tadi.Gadis itu merapikan pakaiannya. Membekap mulutnya agar lelaki yang kini berteriak memanggil namanya itu tidak mengetahui keberadaannya.Cukup lama dia bersembunyi hingga akhirnya si lelaki tadi menghilang dari sekitar lokasi persembunyiannya.Dengan pakaian compang-camping Gadis bernama Rheyna itu keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali berlari.Meski, dirinya tak tahu kemana lagi kini dia harus pergi.
"Namamu siapa?" tanya Rheyna tiba-tiba di tengah perjalanan.Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik."Namaku Sammy. Kamu bisa panggil aku, Sam,"Dan Rheyna pun tersenyum.Seandainya saja dia tahu lebih awal kalau si lelaki bertopeng itu adalah orang Indonesia, Rheyna tidak akan kabur waktu itu.Angin yang berhembus menerpa tubuh Rheyna membuat gadis itu semakin kedinginan. Rheyna menghentikan langkahnya karena merasakan sebagian tubuhnya hampir membeku. Tubuhnya yang sudah seratus pe