Seperti orang linglung, Sammy melangkah gontai menuju flatnya.
Dia ingin beristirahat setelah seharian tadi berada di rumah sakit bersama lelaki tua yang dia selamatkan kemarin.
Sammy cukup kagum melihat stamina si 'Kakek' begitulah panggilan sementara Sammy pada lelaki tua itu karena dia memang tidak mengetahui siapa nama asli sang Kakek. Di usianya yang hampir mendekati kepala delapan, si Kakek masih bisa bertahan saat lima butir peluru bersarang di dalam tubuhnya secara bersamaan. Terlebih saat si Kakek sudah kehilangan banyak darah.
Dokter di rumah sakit bilang ini mukzijat karena tak banyak lansia yang bisa bertahan dalam keadaan gawat darurat seperti itu. Yang pasti, apapun itu, Tuhan memang belum menghendaki si Kakek mati.
Sesampainya di Flat, Sammy langsung merebahkan diri di kasur lantai. Memejamkan matanya sejenak.
Efek kantuk membuatnya hampir saja terlelap jika ponselnya tidak berdering.
Sammy kembali terjaga. Lelaki itu bangkit setelah merogoh ponsel di saku dan mengangkat panggilan itu dengan cepat.
Telpon dari Ricky.
"Hallo, ada apa, Rick?" tanya Sammy pada sahabatnya itu. Berharap ada kabar baik.
Sammy menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya.
"Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang.
"Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut Sammy tanpa basa-basi.
Saat itu, Sammy duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya. Dia kembali menghisap rokoknya.
Suara tawa lelaki bernama Ricky di seberang terdengar pecah. "Sammy-Sammy, tenang saja. Aku sudah paham di luar kepala mengenai apa saja persayaratanmu dalam menerima pekerjaan. Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu! Kau itu memang manusia paling aneh yang pernah aku kenal. Diberi pekerjaan enak, tapi malah menolak!" kata Ricky panjang lebar.
"Tidak usah banyak bicara! Cepat katakan, apa pekerjaannya?" Teriak Sammy yang malas mendengar basa-basi Ricky.
Suara jeritan seorang perempuan dari arah jalanan gelap dan sepi di bawahnya, menarik perhatian Sammy.
Dilihatnya seorang perempuan berlari terseok-seok menghindari kejaran beberapa lelaki berpostur tubuh tinggi besar.
Tampaknya perempuan itu berhasil tertangkap.
"Sam-Sam? Sammy! Kau masih mendengarku tidak?" Ricky terus berteriak saat dia menyadari orang yang dia ajak bicara tak kunjung menanggapi perkataannya.
"I-iya, sorry. Baiklah lanjutkan penjelasanmu," kata Sammy dengan fokusnya yang mulai terbagi.
Pasalnya jeritan si perempuan itu terus terdengar olehnya hingga detik ini. Entah apa yang sedang terjadi di bawah sana, Sammy sendiri tidak tahu dan tak berniat ingin tahu.
"Ini perintah dari salah satu orang penting di Arab Saudi, dia orang terpandang di timur tengah," kata Ricky melanjutkan.
"Iya, memangnya apa yang harus aku lakukan?" tanya Sammy.
"Kau ditugaskan untuk membunuh seorang Ustadz bernama Rakha Al-Farizi. Ustadz asal Indonesia. Dia Ustadz terkenal. Jadi kau tidak akan kesulitan mencari infomasi tentang dia," jelas Ricky.
"ARGH... TOLONG... Hentikan! Aku mohon..."
Lagi dan lagi suara jeritan lirih itu membuat Sammy tidak konsentrasi berbicara dengan Ricky.
Meski enggan, akhirnya Sammy menoleh ke bawah dan melihat perempuan itu kini sedang menjadi bulan-bulanan beberapa lelaki yang mengejarnya tadi, bahkan pakaian si perempuan itu sudah terkoyak sebagian.
SHIT!
Sammy membuang puntung rokoknya.
Memutus sambungan teleponnya dan langsung beranjak turun dari flat.
Pemandangan tak senonoh tertangkap penglihatan Sammy begitu dia berjalan mendekati sekawanan lelaki yang mengerubungi perempuan malang tadi.
Mereka memperkosa perempuan itu di jalanan!
Hingga akhirnya amukan Sammy mampu melumpuhkan sekawanan lelaki brengsek itu.
Mereka berlari tunggang langgang karena tak ingin mati di tangan Sammy yang memukuli mereka secara membabi buta.
Dengan wajah babak belur dan beberapa luka sayatan pisau di perut, Sammy menoleh ke arah mobil yang tadi dijadikan tempat mesum para lelaki itu.
Dia berusaha mencari sosok perempuan tadi.
Tapi sayangnya, Sammy tak berhasil menemukan perempuan itu.
Sammy berjalan sedikit tertatih ke arah mobil untuk mencari sekali lagi, siapa tahu perempuan itu bersembunyi dibalik mobil.
Ternyata tetap tidak ada.
Perempuan itu sepertinya memang sudah pergi.
Sammy hanya menemukan sebuah tas tangan yang kemungkinan milik perempuan itu di lokasi kejadian.
Lelaki itu membawa tas tangan itu ke flatnya lalu memeriksa isinya.
Hanya ada sebuah buku diary, beberapa lembar uang dollar yang jumlahnya tidak banyak, paspor, visa dan tanda pengenal.
Sammy mengambil kartu tanda pengenal itu dan membaca tulisan di sana.
Nama : RHEYNA KIRANA
Tempat/Tgl Lahir : BANTUL, 01-12-19XXJenis kelamin : PEREMPUANAlamat : JAKARTAAgama : ISLAMStatus Pernikahan : BELUM KAWINPekerjaan. : Karyawati SwastaKewarganegaraan : WNIKe dua bola mata Sammy terbelalak ketika melihat wajah di foto kartu tanda pengenal itu.
Dia Rheyna, wanita yang sempat Sammy cari-cari kemarin.
Ternyata, gadis itu orang Indonesia dan dia seorang muslim?
Tak ingin membuang waktu, Sammy mengambil pakaian dan hoodienya. Dia berlari menuruni anak tangga flat dan kembali ke lokasi Rheyna diperkosa oleh preman-preman tadi.
Luka sayat di area perutnya yang mengeluarkan darah tak lagi dia perdulikan.
Yang dia tahu, dia harus menemukan Rheyna malam ini.
Sammy berjanji pada dirinya sendiri, jika Tuhan berkehendak untuk mempertemukan dirinya dengan Rheyna kembali, dia tak akan melepaskan gadis itu lagi.
Masa setelah prolog...Seorang gadis tampak bersembunyi dari kejaran lelaki asing yang memukuli preman-preman gadungan yang memperkosanya di jalanan tadi.Gadis itu merapikan pakaiannya. Membekap mulutnya agar lelaki yang kini berteriak memanggil namanya itu tidak mengetahui keberadaannya.Cukup lama dia bersembunyi hingga akhirnya si lelaki tadi menghilang dari sekitar lokasi persembunyiannya.Dengan pakaian compang-camping Gadis bernama Rheyna itu keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali berlari.Meski, dirinya tak tahu kemana lagi kini dia harus pergi.
"Namamu siapa?" tanya Rheyna tiba-tiba di tengah perjalanan.Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik."Namaku Sammy. Kamu bisa panggil aku, Sam,"Dan Rheyna pun tersenyum.Seandainya saja dia tahu lebih awal kalau si lelaki bertopeng itu adalah orang Indonesia, Rheyna tidak akan kabur waktu itu.Angin yang berhembus menerpa tubuh Rheyna membuat gadis itu semakin kedinginan. Rheyna menghentikan langkahnya karena merasakan sebagian tubuhnya hampir membeku. Tubuhnya yang sudah seratus pe
Iklim di Las Vegas sebagian besar kering dan gersang, dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang tidak terlalu ekstrim. Kota ini menerima sangat sedikit curah hujan dan biasanya berlangsung cepat.Sejak Sammy menginjakkan kakinya di Las Vegas dua tahun yang lalu, hujan yang turun bisa terhitung jari.Termasuk gerimis malam tadi.Itu hujan ke sepuluh yang terjadi di Las Vegas selama Sammy tinggal di kota dosa itu. Selebihnya hanya salju yang turun itupun tidak pernah berlangsung lama.Harusnya intensitas terjadinya hipotermia pada seseorang di Las Vegas itu kecil kecuali orang itu memang pernah mengalami hal semacam itu sebelumnya.
Malam itu Sammy mengajak Rheyna keluar. Dengan pakaian milik Sammy yang kebesaran, Rheyna tampak seperti badut. Hoodie milik Sammy lebih pantas dikatakan sebagai daster ditubuhnya yang mungil. Melihat hal tersebut Sammy ingin tertawa tapi dia tahan karena gengsi. Bahkan hanya untuk tersenyum saja Sammy harus bermain petak umpat dulu. "Pakai ini," Sammy menyodorkan sebuah masker wajah dan topi kepada Rheyna. Saat Rheyna sudah memakai ke dua benda itu tatapan Sammy terus mengawasinya membuat Rheyna gugup. "Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Rheyna yang tak nyaman diperhatikan Sammy begitu.
Malam itu Sammy dan Rheyna sepakat untuk tidak lagi menggunakan uang yang dibawa oleh Sammy.Setelah berkeliling mencari pekerjaan paruh waktu tapi tak juga mendapatkannya, akhirnya Rheyna memiliki ide.Bermodal gitar hasil pinjaman, Rheyna mengajak Sammy mengamen. Mereka mengamen di beberapa titik pusat kota yang ramai dikunjungi masyarakat setempat yang kemungkinan aman dari jangkauan Mami Grace. Sammy perlu mewaspadai segala hal terburuk yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.I'd climb every mountain...And swim every ocean...Just to be with you...
Keesokan harinya, ketika Rheyna terbangun dari tidur, Sammy sudah tidak ada di sofa ruang tamu.Awalnya Rheyna berpikir Sammy pasti sengaja menghindarinya karena masih tersinggung atas ucapan Rheyna semalam.Saat Rheyna beranjak ke dapur, dia mendapati menu sarapan sudah terhidang di atas meja serta sebuah pesan singkat yang Sammy tulis di potongan kertas.Aku pergi dulu, ada urusan dengan teman. Mungkin sore aku pulang.SammyRheyna tersenyum.Dia merasa lega. Ternyata Sammy tidak marah dan Rheyna sangat bersyukur akan hal itu.
Hari ini Sammy pergi pagi-pagi sekali.Dia berencana untuk menjenguk Kakek di rumah sakit, lalu bertemu dengan Ricky untuk membicarakan masalah yang kemarin belum sempat Sammy bicarakan dengan Ricky karena dia masih dilema.Tapi hari ini, Sammy yakin untuk mengutarakan niatnya itu, dia tidak akan menundanya lagi.Kata dokter di rumah sakit, keadaan Kakek sudah jauh lebih baik dan Sammy lega mendengar hal itu.Sepulangnya dari rumah sakit, Sammy dan Ricky bertemu di stasiun kereta bawah tanah.Sammy memberikan tas mini berisi barang-barang berharga milik Rheyna pada Ricky."Setelah aku cek ulang, ternyata di dalam tas itu ada dua kartu tanda pengenal. Dua-duanya memakai foto Rheyna dengan penampilan berbeda, yang satu asli dan yang satu kartu identitas palsu. Paspor dan Visanya juga sama beridentitas palsu. Itu artinya identitas asli Rheyna di Amerika mem
Selesai pertemuan di stasiun, Sammy mengajak Ricky mampir ke flatnya untuk makan malam bersama seperti kemarin.Sesampainya di flat, Sammy menaruh barang belanjaan yang dibeli Ricky di meja dapur dan meminta Rheyna untuk memasak makan malam untuk mereka.Dengan senang hati Rheyna pun melaksanakan perintah Sammy.Rheyna mulai mengeluarkan satu persatu isi belanjaan yang dibawa Sammy tadi di mana isinya memang bahan-bahan makanan mentah semua.Ada telur, ayam, sayur mayur, roti dan beberapa buah-buahan segar.Awalnya Rheyna berpikir dia sudah mengeluarkan semua bahan-bahan itu dari kantong belanjaan, namun saat dicek kembali ternyata Rheyna menemukan satu benda kecil berbentuk persegi di dalamnya.Rheyna mengambil benda itu dan cukup kaget saat mengetahui apa benda itu sebenarnya.Milik siapa benda ini?Ricky atau Sammy?