"Namamu siapa?" tanya Rheyna tiba-tiba di tengah perjalanan.
Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Namaku Sammy. Kamu bisa panggil aku, Sam,"
Dan Rheyna pun tersenyum.
Seandainya saja dia tahu lebih awal kalau si lelaki bertopeng itu adalah orang Indonesia, Rheyna tidak akan kabur waktu itu.
Angin yang berhembus menerpa tubuh Rheyna membuat gadis itu semakin kedinginan. Rheyna menghentikan langkahnya karena merasakan sebagian tubuhnya hampir membeku. Tubuhnya yang sudah seratus pe
Iklim di Las Vegas sebagian besar kering dan gersang, dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang tidak terlalu ekstrim. Kota ini menerima sangat sedikit curah hujan dan biasanya berlangsung cepat.Sejak Sammy menginjakkan kakinya di Las Vegas dua tahun yang lalu, hujan yang turun bisa terhitung jari.Termasuk gerimis malam tadi.Itu hujan ke sepuluh yang terjadi di Las Vegas selama Sammy tinggal di kota dosa itu. Selebihnya hanya salju yang turun itupun tidak pernah berlangsung lama.Harusnya intensitas terjadinya hipotermia pada seseorang di Las Vegas itu kecil kecuali orang itu memang pernah mengalami hal semacam itu sebelumnya.
Malam itu Sammy mengajak Rheyna keluar. Dengan pakaian milik Sammy yang kebesaran, Rheyna tampak seperti badut. Hoodie milik Sammy lebih pantas dikatakan sebagai daster ditubuhnya yang mungil. Melihat hal tersebut Sammy ingin tertawa tapi dia tahan karena gengsi. Bahkan hanya untuk tersenyum saja Sammy harus bermain petak umpat dulu. "Pakai ini," Sammy menyodorkan sebuah masker wajah dan topi kepada Rheyna. Saat Rheyna sudah memakai ke dua benda itu tatapan Sammy terus mengawasinya membuat Rheyna gugup. "Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Rheyna yang tak nyaman diperhatikan Sammy begitu.
Malam itu Sammy dan Rheyna sepakat untuk tidak lagi menggunakan uang yang dibawa oleh Sammy.Setelah berkeliling mencari pekerjaan paruh waktu tapi tak juga mendapatkannya, akhirnya Rheyna memiliki ide.Bermodal gitar hasil pinjaman, Rheyna mengajak Sammy mengamen. Mereka mengamen di beberapa titik pusat kota yang ramai dikunjungi masyarakat setempat yang kemungkinan aman dari jangkauan Mami Grace. Sammy perlu mewaspadai segala hal terburuk yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.I'd climb every mountain...And swim every ocean...Just to be with you...
Keesokan harinya, ketika Rheyna terbangun dari tidur, Sammy sudah tidak ada di sofa ruang tamu.Awalnya Rheyna berpikir Sammy pasti sengaja menghindarinya karena masih tersinggung atas ucapan Rheyna semalam.Saat Rheyna beranjak ke dapur, dia mendapati menu sarapan sudah terhidang di atas meja serta sebuah pesan singkat yang Sammy tulis di potongan kertas.Aku pergi dulu, ada urusan dengan teman. Mungkin sore aku pulang.SammyRheyna tersenyum.Dia merasa lega. Ternyata Sammy tidak marah dan Rheyna sangat bersyukur akan hal itu.
Hari ini Sammy pergi pagi-pagi sekali.Dia berencana untuk menjenguk Kakek di rumah sakit, lalu bertemu dengan Ricky untuk membicarakan masalah yang kemarin belum sempat Sammy bicarakan dengan Ricky karena dia masih dilema.Tapi hari ini, Sammy yakin untuk mengutarakan niatnya itu, dia tidak akan menundanya lagi.Kata dokter di rumah sakit, keadaan Kakek sudah jauh lebih baik dan Sammy lega mendengar hal itu.Sepulangnya dari rumah sakit, Sammy dan Ricky bertemu di stasiun kereta bawah tanah.Sammy memberikan tas mini berisi barang-barang berharga milik Rheyna pada Ricky."Setelah aku cek ulang, ternyata di dalam tas itu ada dua kartu tanda pengenal. Dua-duanya memakai foto Rheyna dengan penampilan berbeda, yang satu asli dan yang satu kartu identitas palsu. Paspor dan Visanya juga sama beridentitas palsu. Itu artinya identitas asli Rheyna di Amerika mem
Selesai pertemuan di stasiun, Sammy mengajak Ricky mampir ke flatnya untuk makan malam bersama seperti kemarin.Sesampainya di flat, Sammy menaruh barang belanjaan yang dibeli Ricky di meja dapur dan meminta Rheyna untuk memasak makan malam untuk mereka.Dengan senang hati Rheyna pun melaksanakan perintah Sammy.Rheyna mulai mengeluarkan satu persatu isi belanjaan yang dibawa Sammy tadi di mana isinya memang bahan-bahan makanan mentah semua.Ada telur, ayam, sayur mayur, roti dan beberapa buah-buahan segar.Awalnya Rheyna berpikir dia sudah mengeluarkan semua bahan-bahan itu dari kantong belanjaan, namun saat dicek kembali ternyata Rheyna menemukan satu benda kecil berbentuk persegi di dalamnya.Rheyna mengambil benda itu dan cukup kaget saat mengetahui apa benda itu sebenarnya.Milik siapa benda ini?Ricky atau Sammy?
"Ini," Sammy memberikan segelas coklat panas untuk Rheyna. Saat itu mereka sudah sampai di flat. Rheyna menerimanya dengan sukacita. "Terima kasih," ujarnya dengan senyuman tipis. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Sammy kemudian. "Agamamu apa Mr. Sam?" tanya Rheyna cepat. Sammy mengerutkan kening. Untuk apa dia tanya-tanya agama? Apa dia ingin menceramahiku lagi? Pikir Sammy dalam hati, jadi curiga meski akhirnya dia menjawab juga. "Aku tidak punya agama," Rheyna manggut-manggut. "Pantas kalau begitu. Tapi perlu kau tahu Mr. Sam, hubungan sesama jenis itu tidak baik," "What?" pekik Sammy kaget. "Ya hubungan sesama jenis? Kamu dan Ricky itu gaykan? Kalian berpacarankan?" todong Rheyna yang masih berusaha mengendalikan emosinya. Sammy melongo. "Kalau di Agamaku, yang namanya hubungan sesama jenis itu jelas haram hukumnya! Itu termasuk dosa besar," ucap Rheyna lagi denga
Satu minggu berlalu sejak insiden di mana Sammy menerima tantangan Rheyna dengan mencium bibir gadis itu, yang berakhir dengan sebuah lebam membiru di pipi Sammy, hubungan kedua insan manusia itu pun perlahan merenggang.Rheyna langsung menjaga jarak dari Sammy sementara Sammy sendiri diam karena kesal sudah ditampar. Padahal, Rheyna sendiri yang meminta dicium.Perempuan itu memang aneh, sulit dimengerti!Jika biasanya Rheyna selalu menawari Sammy makan, kali ini tak ada percakapan apapun setiap kali kedua insan itu makan. Baik itu sarapan, makan siang atau makan malam. Mereka melakukan semua pekerjaan sendiri-sendiri. Bahkan ketika tanpa sengaja mereka berpapasan di pintu kamar mandi, Rheyna dengan cepat langsung memalingkan wajahnya ke arah lain tanda di