Ricky masih terus mengoceh panjang lebar ketika mengetahui bahwa ada orang lain yang tahu siapa sebenarnya Sammy.
Ricky terlihat sangat frustasi.
Sebab, jika sampai Sammy tertangkap, maka dirinya juga pasti ikut jadi tersangka.
"Sumpah ya, aku benar-benar tidak habis pikir dengan kebodohan seorang Sammy! Kau itu pembunuh profesional! Harusnya kau bisa lebih berhati-hati Sam! Bagaimana kalau sekarang perempuan yang bernama Rheyna itu sudah melaporkanmu ke kantor polisi? Lalu setelah itu kepolisian Amerika melacak identitas aslimu yang sebenarnya dan mereka tau kalau kau itu buronan Interpol? Habis sudah..." celoteh Ricky panjang lebar. Lelaki itu meremas kepalanya kuat-kuat.
Sammy hanya diam.
Puntung rokok yang dihisapnya sudah hampir habis hingga dia kembali menyulut rokok baru. Begitu saja yang dia lakukan sejak tadi.
Tidak berbeda jauh dengan Ricky, sesungguhnya dalam hati kecilnya Sammy pun khawatir.
Namun hal lain lebih mendominasi ketimbang rasa kekhawatiran itu sendiri.
Entah kenapa, Sammy justru lebih mengkhawatirkan keadaan gadis bernama Rheyna itu, ketimbang keselamatannya sendiri.
Hati kecilnya terus bertanya-tanya.
Bagaimana nasib Rheyna saat ini?
Dimana perempuan itu berada?
Baik-baik sajakah dia?
Atau...
Sammy menggeleng.
Dia tak ingin berpikir buruk dan berharap dimanapun gadis itu berada saat ini, semoga dia dalam keadaan baik-baik saja.
Hadir sebersit penyesalan dalam benak Sammy, kenapa dirinya tidak mengejar gadis itu kemarin lalu membawa gadis itu ke flatnya?
Setidaknya, Sammy bisa memastikan keadaan gadis itu akan aman dan baik-baik saja jika bersamanya.
Sammy menghela napas berat. Dia mematikan bara rokoknya di asbak lalu beranjak dari duduknya di pinggir jendela.
Dia hendak pergi.
"Heh, kau mau kemana? Aku belum selesai bicara!" teriak Ricky yang langsung bangkit mengejar langkah Sammy ke pintu.
Sammy tidak menjawab, hanya lambaian sebelah tangannya yang di angkat tinggi-tinggi ke atas. Menandakan dia butuh waktu untuk sendiri.
Ricky mengedikkan bahu berusaha untuk mengerti.
Tatapan Ricky masih tertuju ke arah punggung Sammy yang perlahan menjauhinya, hingga bayangan lelaki itu menghilang di balik dinding menuju anak tangga flat.
Sejujurnya, Ricky kasihan melihat keadaan Sammy saat ini.
Sejak tragedi itu menimpa keluarganya, Ricky melihat banyak sekali perubahan dalam diri Sammy.
Sosoknya yang dulu ramah, ceria, hangat dan sangat jujur, kini berubah menjadi Sammy yang dingin dan pendiam.
Lelaki itu seperti menarik diri dari kehidupan luar dan tenggelam dalam kubangan masa lalu kelam hidupnya.
Masih lekat dalam bayangan Ricky sewaktu dirinya menjenguk Sammy di penjara beberapa tahun silam.
Keadaan Sahabatnya itu sangat mengenaskan.
Wajahnya babak belur. Tubuhnya kurus hingga menyisakan kulit berbalut tulang. Rambutnya pelontos dengan cukuran asal hingga menyebabkan beberapa luka di bagian kepalanya.
Bahkan saat itu, Sammy keluar dipapah oleh petugas keamanan karena sebelah kakinya terluka akibat siksaan brutal yang dia alami di dalam penjara.
Ricky tahu betul, Sammy itu orang baik. Sama halnya dengan keluarga Hansell yang mengangkat Sammy sebagai anak. Mereka orang tua yang baik dan sangat menyayangi Sammy.
Jadi, mana mungkin Sammy tega membunuh ke dua orang tua angkatnya sendiri? Apalagi sampai memperkosa Anna, adik angkatnya.
Ricky tau Sammy sangat menyayangi Anna juga ke dua orang tuanya.
Fitnah itu ditujukan pada Sammy demi menutupi siapa pelaku yang sebenarnya telah menghancurkan keharmonisan keluarga Sammy.
Orang itu bernama Max.
Dia adalah anak dari Jenderal Norman, atasan Sammy di dunia militer.
Uang dan kekuasaan memang mampu membeli segala-galanya.
Termasuk membeli kebenaran dan menggantinya dengan kebohongan.
George Norman Atmaja adalah seorang Jenderal cerdas yang memiliki segudang prestasi di dunia militer.
Beliau peraih penghargaan Adhi Makayasa dan merupakan lulusan terbaik AKABRI di zamannya.
Pernah mencalonkan diri menjadi capres dalam pemilu namun gagal.
Kekuasaan yang dimilikinya di dunia politik dan militer membuat sosoknya sangat disegani.
Terlebih beliau berasal dari keturunan keluarga berdarah biru yang dikabarkan memiliki harta yang tak akan habis dimakan tujuh turunan.
Jenderal Norman memiliki anak tunggal bernama Maxime Norman Atmaja yang tentunya menjadi satu-satunya harta berharga yang paling dia sayang.
Hingga suatu hari Max jatuh cinta pada Anna, adik angkat Sammy.
Perangai Max yang kasar, pengatur dan kurang ajar, membuat Anna tidak nyaman menjalin hubungan dengan lelaki itu meski hanya sebatas teman. Dan menjadi sangat tidak mungkin jika Anna justru harus menerima Max sebagai suaminya.
Jangankan suami, kekasih pun Anna tidak mau.
Meski sudah ditolak berkali-kali namun Max tak pernah menyerah mendapatkan Anna, hingga lelaki itu nekat membawa serta seluruh keluarganya untuk melamar Anna.
Sayangnya saat itu, lamaran langsung ditolak mentah-mentah oleh kedua orang tua Anna yang tahu kebejatan Max.
Max dan keluarganya tidak terima.
Sampai akhirnya Max kembali mendatangi kediaman Anna untuk membalaskan dendamnya.
Max menangkap Sammy, memperkosa Anna dan membunuh suami istri Hansell dihadapan anak-anak mereka.
Bahkan saat itu, Sammy hampir menjadi korban juga, jika lelaki itu sampai terlambat mendapat pertolongan.
Ricky justru berpikir, bisa jadi Tuhan memang sengaja menyelamatkan Sammy untuk membalaskan dendam keluarganya pada Max.
Setelah difitnah dan diperlakukan sedemikian keji di dalam penjara akhirnya Sammy berhasil kabur.
Tak menunggu waktu Sammy langsung menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya pada Max.
Berkat bantuan Ricky, rencana itu berjalan mulus.
Max berhasil dibunuh.
Sementara Sammy dan Ricky langsung melarikan diri ke luar negeri setelahnya.
*****
Jakarta, Indonesia.
Sebuah gedung megah berdiri kokoh di pusat Ibukota.
Hotel berbintang lima itu ramai di kunjungi oleh berbagai macam kalangan orang-orang kelas atas dari mulai pengusaha, aktris, penyanyi, Syekh dan habib terkenal hingga beberapa pejabat pemerintahan.
Mereka datang berbondong-bondong dan saling menunjukkan kemampuan finasial melalui mobil mewah yang mereka gunakan.
Acara resepsi pernikahan seorang Ustadz terkenal asal Bantul, bernama Rakha Al-Faridzi dengan seorang wanita bercadar yang merupakan mantan istrinya sendiri bernama Rania Putri Wulandari Akbar di gelar dengan sangat meriah.
Jika pernikahan pertama mereka dulu tak ada resepsi karena memang sengaja disembunyikan agar tak tercium awak media, hingga berujung perceraian. Namun kali ini mereka terlihat blak-blakan membagi kebahagiaan mereka pada awak media.
Bahkan acara itu di buka bebas untuk para rekan wartawan yang ingin meliput.
Sang pengantin tampak sibuk menyambut kedatangan para tamu di singgasana megah pelaminan mereka yang bertahta bunga berwarna-warni.
Seluruh keluarga berkumpul untuk turut meramaikan momen bahagia itu.
Hingga akhirnya acara selesai dan di tutup dengan sesi foto keluarga.
Acara resepsi itu berakhir pada waktu yang sudah di tentukan.
Ke dua pengantin pun turun dari pelaminan hendak beristirahat.
Si pengantin laki-laki sigap membantu pengantin wanitanya ketika hendak menuruni pelaminan.
Gaun yang dikenakan sang istri membuat perempuan bercadar itu kesulitan melangkah.
"Pelan-pelan turunnya," ucap Rakha pada Rania. Lelaki itu menggenggam kuat-kuat ke dua tangan Rania.
Dengan sangat hati-hati Rania mencoba melangkah menuruni anak tangga. High heelsnya yang tinggi dan gaunnya yang terurai membuat langkah Rania tiba-tiba oleng.
Perempuan itu hendak jatuh, tapi sang suami sudah lebih dulu menangkap tubuhnya.
Dengan gaya brydal style, Rakha mengangkat Rania dan menggendong pengantinnya itu menuju kamar hotel yang memang sudah di siapkan untuk mereka berdua.
Adegan drama romantis sepasang pengantin yang baru kembali rujuk itu menjadi sorotan publik.
Bahkan keluarga mereka sampai dibuat terheran-heran dengan tingkah Rakha yang tidak biasa itu.
"Turunkan aku, Mas! Malu!" bisik Rania saat itu. Ke dua tangannya semakin kuat melingkar di leher sang suami. Dia takut jatuh.
Apa jadinya jika hal itu benar-benar terjadi sementara mereka saat ini berada dalam pengawasan wartawan yang ikut mengabadikan momen-momen romantis mereka.
"Kenapa harus malu? Kita sudah halal," ucap Rakha sok santai. "Bukankah kamu suka dengan hal-hal anti mainstream seperti ini? Siapa yang kemarin bilang sama Latifah kalau saya tidak bisa romantis? Kalau kamu mau, saya bisa mencium kamu sekarang?" tambahnya dengan wajah menantang.
Rania memelototinya tapi Rakha malah melempar senyuman mesum ke arah mantan istri yang kini sudah kembali ke dalam pelukannya.
Pada akhirnya, seorang Rakha berhasil melalui masa-masa sulit selama lima tahun belakangan ini, hidup sendiri tanpa kehadiran Rania di sisinya.
Rania, satu-satunya wanita yang dia cintai. Sejak dulu, hingga sekarang.
Perasaannya itu tak pernah memudar walau badai rumah tangga sempat menerpa ke duanya dan membuat mereka terpisah jarak yang begitu jauh dalam kurun waktu yang cukup lama.
Cinta ke duanya begitu kuat hingga akhirnya Allah pun mempersatukan mereka kembali dalam mahligai suci pernikahan yang sakinah, mawwadah dan warahmah.
Rakha dan Rania memang pasangan yang serasi.
Lelakinya sholeh, wanitanya sholehah.
Sama-sama memiliki otak cerdas.
Sama-sama penghafal Quran.
Dan mereka sama-sama peraih gelar Cum Laude di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Keduanya dipertemukan saat Rakha yang tak sengaja menabrak Rania hingga Rania kehilangan penglihatannya.
Padahal saat itu, dua minggu lagi Rania hendak melangsungkan pernikahannya dengan kekasihnya yang bernama Nando.
Sayangnya angan-angan indah itu kandas setelah Nando justru membatalkan pernikahan mereka begitu tahu Rania cacat. Lelaki itu pergi begitu saja tanpa adanya alasan yang jelas.
Di tengah keputusasaan dan keterpurukan yang Rania rasakan, datanglah Rakha yang membawa serta keluarganya untuk melamar Rania.
Rania yang dikenal judes dan sangat galak pada lelaki membuat dia pada akhirnya menyerah juga pada sosok Rakha.
Waktu bergulir menjadi menit, lalu jam dan berubah menjadi hari, bulan dan tahun.
Hubungan ke duanya yang sebelumnya tak pernah harmonis perlahan membaik di saat cinta berbicara.
Sejak itulah, pernikahan Rakha dan Rania terasa indah. Kehidupan pernikahan mereka bahagia meski tak juga diberikan keturunan.
Hingga pada saatnya, sebuah rahasia yang selama ini Rakha simpan baik-baik terbongkar.
Rahasia mengenai kejadian kecelakaan yang menjadi penyebab Rania buta.
Itulah alasan besar yang pada akhirnya menghantarkan Rania dan Rakha pada jurang perpisahan.
Tapi itulah uniknya jodoh, sejauh apa pun dua insan manusia dipisahkan dan sebesar apapun usaha mereka untuk bisa betahan dalam kesendirian, pada akhirnya keputusan Allah juga yang menentukan.
Jodoh mereka memang sempat terhenti, hingga Allah kembali mempersatukan ke duanya dalam pribadi dan akhlak yang lebih baik.
Rania, seorang gadis tomboy, galak, jutek, dan kasar, kini berubah menjadi sosok yang begitu santun, pemalu serta feminim dengan cadar dan hijab panjangnya.
Sebuah perubahan yang tak mudah untuk digapai.
Sebuah perubahan yang penuh dengan perjuangan, pengorbanan dan air mata.
Hanya untuk memantaskan diri, demi sang cinta sejati.
Ustadz Rakha Al Farizi.
Satu-satunya lelaki yang sangat Rania cintai.
Selepas menunaikan shalat shubuh berjamaah di kamar hotel, Rakha dan Rania sempat berolah raga pagi mengelilingi area taman perhotelan mewah tempatnya melangsungkan resepsi pernikahan kemarin.Mereka sarapan pagi dengan menu makanan yang Rakha sendiri tidak tahu apa namanya.Semua masakan yang dihidangkan di hotel itu sepertinya masakan luar.Sarapan pagi di hotel itu tersedia dalam bentuk prasmanan di mana para pengunjung bisa leluasa memilih dan mengambil sendiri menu sarapan yang sesuai dengan selera mereka."Ini apa namanya?" tanya Rakha sambil menunjuk ke arah menu makanan dihadapannya. Dia berbisik pada istrinya yang berdiri di belakangnya."Itupancake, Mas! Norak banget sih gitu aja nggak tahu," Rania jadi sewot.Rakha malah tersenyum. "Ya maklum, sayakan orang kampung. Biasa sarapan sama gudeg atau nasi kebuli di Jogya
Sudah satu bulan berlalu sejak pertemuan terakhir Sammy dengan Rheyna di kediaman Albert, polisi setempat masih terus melakukan pencarian atas pelaku pembunuhan dokter spesialis itu.Atas kejadian ini, kasus hilangnya para tunawisma di jalanan pun terkuak setelah polisi menemukan begitu banyak mayat-mayat tunawisma di kediaman Albert.Bibi Seth pun ditahan karena terbukti telah bekerja sama dengan Albert untuk melancarkan aksi kriminalitas sang majikan.Albert memang dikenal sebagai seorang dokter spesialis yang baik oleh rekan-rekan sesama tim medis di rumah sakit, tanpa ada yang pernah menyangka, di balik kebaikan yang diperlihatkan Albert di lingkungan sosialnya, kenyataannya, Albert adalah seorang psikopat yang terobsesi dengan percobaan-percobaan kimia
Seperti orang linglung, Sammy melangkah gontai menuju flatnya.Dia ingin beristirahat setelah seharian tadi berada di rumah sakit bersama lelaki tua yang dia selamatkan kemarin.Sammy cukup kagum melihat stamina si 'Kakek' begitulah panggilan sementara Sammy pada lelaki tua itu karena dia memang tidak mengetahui siapa nama asli sang Kakek. Di usianya yang hampir mendekati kepala delapan, si Kakek masih bisa bertahan saat lima butir peluru bersarang di dalam tubuhnya secara bersamaan. Terlebih saat si Kakek sudah kehilangan banyak darah.Dokter di rumah sakit bilang ini mukzijat karena tak banyak lansia yang bisa bertahan dalam keadaan gawat darurat seperti itu. Yang pasti, apapun itu, Tuhan memang belum menghendaki si Kakek mati.&nb
Masa setelah prolog...Seorang gadis tampak bersembunyi dari kejaran lelaki asing yang memukuli preman-preman gadungan yang memperkosanya di jalanan tadi.Gadis itu merapikan pakaiannya. Membekap mulutnya agar lelaki yang kini berteriak memanggil namanya itu tidak mengetahui keberadaannya.Cukup lama dia bersembunyi hingga akhirnya si lelaki tadi menghilang dari sekitar lokasi persembunyiannya.Dengan pakaian compang-camping Gadis bernama Rheyna itu keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali berlari.Meski, dirinya tak tahu kemana lagi kini dia harus pergi.
"Namamu siapa?" tanya Rheyna tiba-tiba di tengah perjalanan.Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik."Namaku Sammy. Kamu bisa panggil aku, Sam,"Dan Rheyna pun tersenyum.Seandainya saja dia tahu lebih awal kalau si lelaki bertopeng itu adalah orang Indonesia, Rheyna tidak akan kabur waktu itu.Angin yang berhembus menerpa tubuh Rheyna membuat gadis itu semakin kedinginan. Rheyna menghentikan langkahnya karena merasakan sebagian tubuhnya hampir membeku. Tubuhnya yang sudah seratus pe
Iklim di Las Vegas sebagian besar kering dan gersang, dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang tidak terlalu ekstrim. Kota ini menerima sangat sedikit curah hujan dan biasanya berlangsung cepat.Sejak Sammy menginjakkan kakinya di Las Vegas dua tahun yang lalu, hujan yang turun bisa terhitung jari.Termasuk gerimis malam tadi.Itu hujan ke sepuluh yang terjadi di Las Vegas selama Sammy tinggal di kota dosa itu. Selebihnya hanya salju yang turun itupun tidak pernah berlangsung lama.Harusnya intensitas terjadinya hipotermia pada seseorang di Las Vegas itu kecil kecuali orang itu memang pernah mengalami hal semacam itu sebelumnya.
Malam itu Sammy mengajak Rheyna keluar. Dengan pakaian milik Sammy yang kebesaran, Rheyna tampak seperti badut. Hoodie milik Sammy lebih pantas dikatakan sebagai daster ditubuhnya yang mungil. Melihat hal tersebut Sammy ingin tertawa tapi dia tahan karena gengsi. Bahkan hanya untuk tersenyum saja Sammy harus bermain petak umpat dulu. "Pakai ini," Sammy menyodorkan sebuah masker wajah dan topi kepada Rheyna. Saat Rheyna sudah memakai ke dua benda itu tatapan Sammy terus mengawasinya membuat Rheyna gugup. "Kenapa? Ada yang aneh?" tanya Rheyna yang tak nyaman diperhatikan Sammy begitu.
Malam itu Sammy dan Rheyna sepakat untuk tidak lagi menggunakan uang yang dibawa oleh Sammy.Setelah berkeliling mencari pekerjaan paruh waktu tapi tak juga mendapatkannya, akhirnya Rheyna memiliki ide.Bermodal gitar hasil pinjaman, Rheyna mengajak Sammy mengamen. Mereka mengamen di beberapa titik pusat kota yang ramai dikunjungi masyarakat setempat yang kemungkinan aman dari jangkauan Mami Grace. Sammy perlu mewaspadai segala hal terburuk yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.I'd climb every mountain...And swim every ocean...Just to be with you...