Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku

Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku

last updateLast Updated : 2023-11-29
By:  deaubepineCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
108Chapters
2.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Pulang dari perang untuk menjemput ibunya dan membawa pergi menjauhi sang ayah yang telah mengkhianati. Akan tetapi, sesampainya di sana yang ia temui adalah tubuh dingin ibunya disertai tangisan oleh para pelayan. Setelah memakamkan ibunya ia tertidur di kamar sambil mengenang memori tentang wanita yang telah melahirkannya. Namun, ia kaget ketika terbangun mendapati tubuhnya mengecil. Ia pun tersadar bahwa ternyata dirinya telah kembali ke masa kecilnya diumur 5 tahun. Melihat adanya kesempatan ia pun memanfaatkannya agar dapat menyelamatkan ibunya dari kematian.

View More

Chapter 1

1. Mengulang Waktu

Malam itu Lucas jatuh berlutut di samping ranjang sembari menggenggam tangan dingin seseorang. Ia menangis meraung memanggil pemilik tangan tersebut. Mencoba memintanya untuk bangun. Namun, seberapa keras Lucas memanggilnya dia tidak akan terbangun. Lucas menyadari itu tapi dia menolak untuk menerimanya.

"Maafkan aku yang datang terlambat, Ibu. Seharusnya aku datang lebih cepat dan membawamu pergi dari sini. Maafkan aku yang terlalu lama meninggalkanmu sendiri disini." Lucas meletakkan tangan tersebut di pipinya, merasakan dinginnya tangan itu. Air matanya tak berhenti mengalir, bahkan wajahnya yang terlihat lelah semakin memelas membuat orang yang melihat jadi kasihan. Isak Lucas pun membuat orang sekitarnya semakin sulit untuk menahan tangis.

Di tengah suasana yang pilu tersebut terdengar langkah kaki seseorang yang datang mendekat secara tergesa. Para pelayan yang berada di sana segera menyingkir memberikan jalan.

Lucas pun berbalik menatap pemilik langkah kaki tersebut. Sejujurnya tanpa menoleh pun ia tahu siapa yang datang. Ia enggan untuk membiarkan matanya menatap orang tersebut tapi emosi membakar hatinya. Paru-parunya kian terasa sesak menekan, memaksa untuk mengeluarkan sesuatu guna meredakannya.

Matanya menajam menatap lelaki paruh baya yang wajahnya mirip dengannya itu dan emosinya pun semakin meluap tak tertahankan. Lucas bangun seraya melangkah cepat. Lalu, kedua tangannya meraih kerah lelaki tersebut. Teriakannya membuat dua orang laki-laki berseragam ksatria serta pelayan maju untuk menghalangi. Akan tetapi, pria dalam genggamannya itu lantas mengangkat tangannya menghalau menghalau orang-orang. Membiarkan Lucas berbuat sesuka hati padanya.

"Mau apa kau disini? Kau ingin memastikan ibuku telah benar-benat mati! Kau puas sekarang melihat mayatnya? Pergi kau! Kehadiranmu tidak dibutuhkan Yang Mulia! Lebih baik kau pergi dan uruslah gundik dan anak sialanmu itu!" murka Lucas pada orang di depannya.

Lelaki tersebut hanya diam tak menunjukkan emosi apa pun terhadap amukan Lucas. Bahkan ia tak mengeluh sakit ketika tak secara sengaja kuku Lucas mencakar lehernya saat meraih kerah tadi.

Dua orang laki-laki yang berada di dekat mereka menatap dengan sedih. Dulu tuan mereka ini begitu akur dan hangat. Setiap saat selalu terdapat potret mereka yang bercanda tawa hingga membuat para pelayan dan ksatria ikut bahagia. Namun kejadian beberapa tahun lalu benar-benar menghancurkan semua. Potret keluarga yang harmonis tersebut hancur seketika. Dimulai dengan pengkhianatan sang tuan besar hingga keguguran yang dialami oleh nyonyanya membuat mereka semakin jauh dari kata untuk kembali.

Marie sang pelayan utama Nyonya atau ibu Lucas menangis terisak mengingat memori kelam tersebut. Ia menoleh sejenak pada tubuh dingin nyonyanya lalu menatap Lucas. Lalu, mengajak sang tuan muda segera memakamkan majikannya secepatnya.

"Tuan muda sebaiknya kita lekas menyiapkan peristirahatan untuk nyonya. Lebih baik kita gunakan waktu ini untuk menghabiskan waktu bersama nyonya. Jangan biarkan tenaga anda terkuras untuk mengurusi hal-hal yang tidak pantas," desis Marie pada sang tuan besar.

Dulu Marie selalu diam menahan diri karena ia takut membuat kesalahan yang akan membuat nyonyanya diposisi yang semakin sulit. Namun kini ia sudah tidak perlu melakukan itu.

Perkataan Marie tadi membuat suasana semakin mencekam. Namun, Marie tak perduli. Entah hukuman apa yang menantinya karena berani menyindir sang tuan besar Duke Peter Wynne Chester. Saat ini yang ia pedulikan hanyalah majikannya, sang nyonya Duchess Annastasia Leonardo yang kini telah tiada. Hatinya remuk menatap wajah dingin majikannya tersebut.

Bagaimana bisa nyonyanya yang telah ia rawat sedari kecil, tetapi berakhir seperti ini? Meninggal dalam keadaan sakit dan kesepian.

Lucas pun mendorong Peter yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosong pada ranjang istrinya. Lucas tidak perduli apabila ayahnya itu merasakan penyesalan terhadap sang ibu. Baguslah jika ia menyesal, biarkan dia hidup dengan penyesalan yang dibawanya hingga akhir hayat. Saat ini ia hanya ingin secepatnya memberikan peristirahatan yang terbaik untuk ibunya lalu meninggalkan semua yang berhubungan dengan Peter Wynne Chester.

*****

Lucas berdiri menatap gundukan tanah di depannya. Dalam gundukan tersebut tersimpan peti ibunya di sana. Ia berdiri sendiri ditemani Marie yang tak berhenti terisak, sedangkan Lucas merasa tak sanggup untuk menangis lagi. Ia merasa air matanya telah mengering.

"Tuan muda apa yang akan anda lakukan selanjutnya? Apakah anda akan tetap pergi dari sini? Bolehkah saya mengikuti anda pergi?" Marie menatap punggung anak nyonyanya tersebut. Punggung tegap itu kini terlihat rapuh membuat Marie meringis sedih.

"Bibi Marie aku akan tetap pergi. Jika bibi ingin ikut aku tak mempermasalahkannya. Aku sudah menyiapkan tempat tinggal di wilayah selatan. Kita akan berangkat besok pagi."

"Baiklah saya akan segera bergegas menyiapkan keperluan perjalanan kita."

Marie melangkah cepat seolah-olah dikejar walaupun tidak ada yang mengejar. Marie hanya merasa ingin segera lari meninggalkan tempat ini lalu menunaikan tugasnya untuk menjaga dan merawat tuan mudanya.

Sementara itu sepuluh menit setelah kepergian Marie, Lucas berbalik melangkah untuk beristirahat. Ia lelah. Dirinya bergegas pulang usai pengumuman perang telah berakhir dengan kemenangan. Ia memacu kudanya selama hampir sepuluh hari untuk segera kembali menemui ibunya dan membawanya pergi ke tempat yang telah ia persiapkan. Namun, sayang sekali ia kembali menemui tubuh ibunya di ranjang kamar tanpa nyawa.

Lucas berbaring meringkuk dengan tangan menggenggam sapu tangan. Terdapat sulaman namanya yang dibuat oleh sang ibu. Ia merasakan kedamaian ketika merasakan sapu tangan tersebut. Kemudian, teringat ketika ibunya mengikatkan itu pada lengannya. Sapu tangan ini adalah hadiah terakhir dari ibunya sebelum ia pergi menuju medan perang. Kini lelah yang menderanya semakin terasa. Lucas pun terlelap.

*****

Suara petir menyambar membuat Lucas kaget dan terbangun. Ia menoleh menatap jendela kamarnya, terlihat di luar cahaya petir menyambar disertai hujan deras. Lucas turun dari ranjang meraih teko air. Ia butuh minum karena tenggorokannya terasa kering dan sakit.

Terdengar bunyi sesuatu yang terjatuh. Tiba-tiba Lucas jatuh terguling dari ranjang. Ia terbengong ketika mendapati ranjang kamar yang terasa lebih tinggi dari biasanya. Dan semakin terkejut kala melihat tangannya menjadi kecil. Kemudian, ia meraba tubuhnya yang terasa berbeda.

Ia pun sontak berlari menuju cermin besar di pojok kamarnya. Dengan bantuan cahaya dari petir yang menyambar Lucas mendapati bayangan dirinya pada cermin. Sosok mungil dengan balutan gaun tidur. Nampak juga raut wajah Lucas yang kebingungan. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Lucas!" teriakan seseorang memanggil memenuhi ruang kamar Lucas.

Lucas pun menoleh mendengar teriakan seseorang yang sangat ia kenali itu. Tubuhnya mematung memandangi wanita yang kini berlari menghampirinya. Tanpa sadar air mata meluruh membasahi pipi mungilnya mendapati sosok wanita itu memeluknya.

"Ibu ...."

"Iya, sayang ..., kamu takut ya ada suara petir? Tenang ada ibu disini," bujuk lembut wanita tersebut.

Merasakan pelukan hangat ibunya seketika itu juga Lucas menangis meraung keras. Tangan mungilnya menggapai memeluk sang ibu semakin erat.

"Ibu, jangan pergi ...." Raungnya sesenggukan membuat Anna ---ibunya--- mengangkat untuk menggendong dan menepuk punggungnya lembut.

"Ssshhh ..., iya sayang, ibu disini jangan takut. Ibu tidak kemana-mana," ucap Anna yang mencoba untuk menenangkan putranya itu.

Sementara Lucas tetap menangis dan memeluk semakin erat. Hingga tidak sadar tertidur dalam pelukan ibunya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Evie Edha
Keren Thor. lanjutkan
2024-10-10 19:37:07
0
user avatar
deaubepine
hai haii, silakan membaca dan berikan dukungan beserta dukungan. Terimakasih ...
2023-07-27 16:21:42
1
user avatar
Seruling Emas
Cerita bagus, thor. semangat update
2023-07-20 19:46:17
2
108 Chapters
1. Mengulang Waktu
Malam itu Lucas jatuh berlutut di samping ranjang sembari menggenggam tangan dingin seseorang. Ia menangis meraung memanggil pemilik tangan tersebut. Mencoba memintanya untuk bangun. Namun, seberapa keras Lucas memanggilnya dia tidak akan terbangun. Lucas menyadari itu tapi dia menolak untuk menerimanya."Maafkan aku yang datang terlambat, Ibu. Seharusnya aku datang lebih cepat dan membawamu pergi dari sini. Maafkan aku yang terlalu lama meninggalkanmu sendiri disini." Lucas meletakkan tangan tersebut di pipinya, merasakan dinginnya tangan itu. Air matanya tak berhenti mengalir, bahkan wajahnya yang terlihat lelah semakin memelas membuat orang yang melihat jadi kasihan. Isak Lucas pun membuat orang sekitarnya semakin sulit untuk menahan tangis.Di tengah suasana yang pilu tersebut terdengar langkah kaki seseorang yang datang mendekat secara tergesa. Para pelayan yang berada di sana segera menyingkir memberikan jalan.Lucas pun berbalik menatap pemilik langkah kaki tersebut. Sejujurnya
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
2. Bertemu Dengan Ayah
Mata Lucas mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dalam penglihatannya. Ia menatap langit-langit kamarnya seketika sekelebat memori terbayang. Ia terbangun dengan kaget lalu menatap sekeliling."Ibuuuu!" teriaknya memanggil Anna. Tubuhnya jatuh terguling ketika terburu-buru melangkah turun dari ranjang dan pada saat itu ia menyadari perubahan pada tubuhnya yang kini mengecil.Detak jantungnya meningkat, ingatan semalam tentang pelukan ibunya membuatnya berdebar tak karuan. Menatap tangan mungilnya pun membuatnya semakin panik. Takut jika semalam hanyalah halusinasinya. Ia bisa merasakan lututnya yang berdenyut sakit namun rasa itu tertutupi oleh rasa panik ketika tak dapat menemukan ibunya.Lucas pun berdiri dan berlari keluar kamar. Menyusuri lorong mansionnya sambil berteriak memanggil sang ibu."Ibu! Ibuuuuu!” teriak Lucas dengan perasaan kalut menyelimutinya.Perasaan gusar pun menghinggapinya kala tak dapat menemukan seorang pun. Air matanya jatuh mengalir deras, napasnya sesak
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
3. Peter Pergi
Lucas menatap pantulan dirinya yang tengah dibantu oleh pelayan memakaikan baju pada dirinya. Dia melamun memikirkan pertemuan pertamanya setelah kembali dari kehidupan pertama dengan ayahnya.Tindakan impulsif yang didorong oleh kemarahan dalam dirinya. Setelah Lucas berpikir sesaat dia sadar bahwa pasti tindakannya membuat orang-orang terheran akan perubahan sikapnya. Memang dimasa lalu ia sering bertengkar berebut perhatian pada Anna dengan ayahnya. Namun, itu berbeda dengan saat ini. Dulu tindakannya bercampur dengan sikap kekanakannya tapi saat ini jiwanya adalah lelaki dewasa berumur dua puluh tahun meski fisiknya anak kecil.Lucas menghela napas yang membuat Marie menatap tuan kecilnya itu bingung. Sikap tuan kecilnya itu hari ini terlihat berbeda. Tadi pagi ia tiba-tiba menjadi sangat cengeng, lalu disiang hari ia seperti anak ayam yang mengikuti kemanapun induknya pergi. Pernah tak sengaja Marie menyadari tatapan Lucas pada nyonyanya seperti tak biasanya.Matanya seolah menyir
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
4. Kenangan Masa Lalu
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Anna sudah membangunkan putranya. Dibantu Marie dan beberapa pelayan menyiapkan kebutuhan serta perbekalan untuk perjalanan ke kediaman orangtuanya. Anna mengecup kening putranya, lalu menggandengnya menuju halaman depan paviliun utama. Lucas yang sesekali menguap bertanya pada ibunya, "Ibu, kita mau kemana?" "Kita akan mengunjungi kakek dan nenek. Maaf ya, Lucas pasti masih mengantuk. Nanti tidurlah selama perjalanan." Lucas menganggukan kepala menanggapi jawaban ibunya. Dari kejauhan ia bisa melihat ayahnya dengan seragam militer beserta beberapa ksatria berjejer di depan dan belakang kereta. "Ayah juga ikut?" tanya Lucas pada ayahnya setelah jarak mereka dekat. Peter menggeleng. "Ayah akan menemani perjalanan kalian. Sementara ini Lucas tinggal dengan kakek dan nenek ya? Lucas bisa bermain dengan Black, kuda hitam milik kakek. Kau tidak merindukannya?" Lucas terdiam sejenak menatap ayahnya, ibunya lalu sekitarnya. Ia hanya merasa aneh dengan p
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more
5. Pertemuan Pertama
Ingatan kala itu membuat Lucas terbangun menyadari sesuatu. Bukankan keadaan ini bisa menjadi kesempatanku untuk menyelamatkan ibu? Mencegahnya mengalami hal-hal seperti ini."Kakek, Lucas ingin istirahat ...." Dengan cepat Lucas pergi setelah mendapat persetujuan dari kakeknya."Tuan muda, apakah Anda ingin disiapkan air untuk bebersih?" tanya seorang pelayan padanya.Lucas mengangguk, ia butuh segera membersihkan diri agar dapat membantunya berpikir jernih untuk memikirkan suatu rencana. Rencana yang akan mengubah takdir.Tak lama air untuk mandi sudah siap, tanpa berlama-lama Lucas segera menyelesaikan mandinya dan lekas berpakaian dengan bantuan pelayan."Aku ingin makan camilan. Bawakan kesini dan aku minta selembar kertas juga tinta," pinta Lucas yang segera diangguki oleh pelayan tersebut. Setelah permintaannya terpenuhi, Lucas minta untuk ditinggal sendiri. Ia bilang akan keluar jika waktu makan malam tiba."Baiklah, darimana aku akan memulainya ...," gumamnya.Suara ketukan ja
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more
6. Diserang Oleh Bandit
"Anderson? Maksudmu Marquess dari wilayah utara?" tanya Lucas yang dijawab dengan anggukan ringan oleh Alice."Apa Anda tersesat? Kalau begitu mari kita kembali, saya hapal jalannya." Alice melaju melewati Lucas untuk memimpin jalan.Melihat hal itu Lucas sempat tertegun. Sekilas tadi ia sempat menangkap ekspresi berbinar dari Alice, lalu sekejap berubah. Kini anak perempuan yang tengah melangkah ringan itu menampilkan ekspresi wajah yang tenang seolah tadi Lucas seperti berhalusinasi."Apa Anda tidak balik bertanya namaku?" tanya Lucas yang membuat langkah Alice terhenti. Ia berbalik dengan gugup, lalu tersenyum canggung."Maaf atas ketidaksopanan saya. Kalau begitu siapa nama Anda?"Lucas mendengkus menahan senyum. Ia sepertinya tahu jika Alice sempat malu melihat senyumnya tadi. "Aku Lucas Wynne Chester," jawabnya dengan senyum jumawa. Entah mengapa Lucas ingin memamerkan identitasnya ini. Ia penasaran seperti apa ekspresi yang akan ditunjukkan pada wajah perempuan tersebut."Ohh!"
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more
7. Lucas Takut dan Kepulangan Peter
Suara dentingan pedang disertai teriakan di luar kereta itu membuat Anna panik. Meski ia mempercayai kehebatan para ksatria Chester hal itu tetap tak dapat membuatnya tenang. Keberadaan Lucas bersamanya menimbulkan rasa takut dan khawatir. Ia memeluk erat tubuh mungil putranya sedangkan Marie pelayan pribadinya merentangkan tangan melindungi mereka berdua.Tak lama suara ketuka terdengar. "Nyonya apakah semua baik-baik saja?" tanya salah seorang ksatria membuat Anna mendesah lega begitu pula Lucas mengucapkan syukur dalam hati. Ia tahu dan percaya akan kehebatan ksatria Chester."Ya, kami baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?" jawab Anna masih dengan memeluk Lucas."Tidak ada yang terluka. Maaf kami terlalu lama karena mereka ada banyak sekali, tetapi semua sudah kami kalahkan. Mohon maaf untuk dapat menunggu sebentar lagi untuk membereskan mereka.""Terimakasih atas kerja keras kalian. Jangan khawatirkan kami dan lakukan tugas kalian!""Baik, Nyonya! Terimakasih."Anna melepas pelu
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more
8. Lucas Mengamuk
Suasana makan malam terasa menyenangkan. Usai kejadian tadi siang aktivitas kembali seperti biasa seolah kejadian tadi tidak ada. Meski begitu Lucas tidak bisa melupakannya dan ia sepanjang hari di kamar memikirkannya."Lucas!" panggil Anna dengan suara keras membuat Lucas terlonjak kaget. "Ada apa? Daritadi ibu dan ayah memanggil tapi Lucas diam saja. Apa kau sakit?"Lucas menggelengkan kepala. Astaga terlalu larut berpikir membuat ia tidak fokus. Ia merutuki dirinya dalam hati. Kepalanya menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya, "tadi Ibu janji membuatkan aku pai apel.""Astaga ... kau membuat ibu khawatir Lucas. Tenang saja pai apel mu sudah siap. Tunggu habiskan makanmu lalu kau boleh menyantapnya.""Eh ... ayah juga mau pai apel!" sahut Peter dengan rengekan yang membuat Anna terkekeh geli."Semua akan kebagian. Ayo lanjutkan makannya!" Usai mengatakan itu mereka kembali menikmati makan malam mereka.Tak jarang selingan ca
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more
9. "Menghindar bukanlah jawabannya"
Max tengah membujuk Alice untuk berani mengelus surai kuda. Dari samping Lucas memperhatikan betapa lembutnya suara Max ketika berbicara pada Alice. Mendorongnya untuk mengalahkan rasa takutnya akan kuda."Alice, tidak selamanya kau bisa menghindar dari rasa takutmu. Kakak juga tidak akan memaksamu secara langsung untuk menghadapinya. Pelan-pelan kalahkan ketakutanmu hingga kau bisa mengatasinya sendiri," bujuk Max pada gadis kecil di sampingnya itu."Kan ada kakak. Kak Max sendiri yang bilang akan selalu melindungi Alice," rajuknya dengan mata melirik pada kuda berjaga-jaga kalau hewan itu tiba-tiba mengamuk."Kakak akan selalu melindungimu. Tapi bagaimana kalau saat itu kakak tidak ada di dekatmu. Apa kau hanya akan terus menunggu? Bagaimana kalau kakak tidak bisa datang?"Alice menunduk, kedua tangannya bermain memilin pita pada gaunnya. "Tapi, Alice takut ...," gumamnya dengan suara bergetar.Mendengar suara bergetar dari gadis bergau
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more
10. Identitasnya tidak sesederhana itu
Terdengar suara gemuruh orang-orang yang sedang berlatih di lapangan kediaman Chester. Di tengah lapangan itu terlihat sesosok mungil yang ikut menyempil di antara badan besar dan kekar pada lapangan tersebut.Sudah hampir dua bulan ini Lucas memulai pelatihan dasar berpedang. Semenjak ibunya memilih Julian untuk menjadi ksatria pribadinya ia pun meminta dimajukan pula pelatihan bela dirinya. Kini ia saat ini sedang melakukan pose dasar berpedang yang diawasi secara langsung oleh Matthew. Tak jauh darinya Julian ---putra Matthew--- sedang mengayunkan pedangnya. Di usia yang sama dengan dirinya Julian sudah tertarik dengan pedang berkat melihat ayahnya. Menyadari hal itu Matthew secara khusus mengajari langsung anaknya sekaligus mempersiapkan dirinya untuk dapat mengabdi pada penerus Chester.Sudah menjadi tradisi turun menurun dari leluhur Matthew untuk mengabdi pada Chester. Ayahnya dulu menjadi ksatria pribadi sekaligus tangan kanan sang Duke terdahulu atau ayah
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status