Share

Kepergian Tita dan Ariana

Ketika dia berlari, Tita tiba-tiba mencegahnya. Ia meremas pundak sang kakak sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Mbak, kenapa kamu nggak bilang sama aku, ha?!" pekik Tita dengan tatapan tajam. Ariana yang melihatnya, seketika mengepalkan kedua tangan.

Deg!

"Tita?! Nga-ngapain kamu di sini, ha? Apa maksud kamu?" tanya Ariana dengan suara lirih, ia tak tahan dengan sikap sang adik.

"Bilang sama aku, Mbak! Apa benar Mas Devan main sama cewe lain?! Kalo emang bener gitu kenyataannya! Besok aku mau ke tempat kamu!" pekik Tita. Ariana kehabisan kata-kata setelah mendengar hal itu. Ia menangis keras di hadapan sang adik.

"Ka--kamu-?!"

"Apa, Mbak?! Aku udah dengerin semua perbincangan kamu sama Mas Adnan! Dengerin aku! Sejahat-jahatnya aku sama kamu! Aku juga masih punya nurani, Mbak! Dan kamu pikir?! Sebagai seorang perempuan! Aku tega ngebiarin kamu kayak gini, Mbak?! NGGAK!" pekik Tita sembari memeluk sang kakak. Wanita berusia dua puluh tiga tahun itu menangis di pelukan sang kakak.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status