Share

Bab 122

Sesedih apapun ekspresi Fina tak membuat Damar simpati, atau kasihan. Pria ini mendengkus kasar.

"Aku ingin tau kenapa kamu melakukan itu?" tanya Damar masih dengan wajah tegang menahan amarah.

"Aku nggak mau pergi dari rumah itu, waktuku dua minggu lagi di rumah itu, karna si Chandra tua bangka telah menceraikan aku," ujar Fina dengan suara bergetar.

Kening Damar mengernyit, dia sama sekali tidak tau ada permasalahan apa antara Chandra dan Fina. Permasalahan yang dia hadapi begitu kompleks belakangan ini.

"Akhirnya Papah sadar siapa kamu?" tanya Damar dengan wajah menghina.

Fina hanya menundukkan kepala mendapati tatapan Damar yang penuh permusuhan.

"Lalu, apa yang kamu lakukan saat aku tak sadarkan diri?"

Fina terlihat gelisah, dia menggeser bokong beberapa kali.

"Katakan!!" bentak Damar lagi.

"A-aku belum melakukan apapun, memang aku berniat emmm ... Tapi Nisa keburu datang," ujar Fina gugup.

"Anggap saja aku percaya, kesinikan ponselmu." Damar memerintahkan Fina menyerah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status