Share

Bab 124

Chandra sudah duduk bersebelahan dengan Nisa, Damar duduk di sebelah Pak supir.

"Udah nyaman Pah?" tanya Nisa.

Chandra mengangguk. Mobil pun melaju perlahan, membelah jalan Kota Jakarta. Tak berapa lama mobil hitam terparkir di depan rumah tak sebesar rumah yang ditinggali Nisa.

"Pah ayo turun dulu, kita ketemu sama ibunya almarhum Kak Kirana," ajak Nisa.

Chandra pun turun, menemui Murni, berbincang sejenak, beberapa pakaian Fatta sudah di siapkan wanita setengah tua ini.

"Nak, titip Fatta,"ucap Murni pada Nisa. Fatta masih di pangkuan wanita setengah tua ini.

Nisa mengangguk, "Iya Bu, saya juga sayang sama Fatta," ujar Nisa.

Lalu Murni menatap Damar, "Nak Damar, kalau lagi jalan-jalan ke Bandung, mampir ke rumah Ibu," ucap Murni, sedih. Dia berasa kehilangan dua anak sekaligus, juga kehilangan cucu. "Nanti Ambu kalo kangen Fatta boleh ya nengok ke rumah, Nak Nisa." Murni berkata gerogi, pasalnya dia hanya orang kampung, tanpa adanya Damar mungkin dia masih menjadi wanita tua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status