"Ini buat Yoni ... sebagai tanda aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi," kata Sabda.Mata Yolan membesar melihat sesuatu ditangan Sabda yang akan ia berikan untuk Yoni.Yoni pun berdebar saat Sabda mendekat dan pindah duduk di sampingnya dengan buket bunga di tangan.Bunga yang jadi lambang romantisme itu.Mawar merah!"Makin yahud saja memang acting Sabda. Penuh totalitas," puji Yolan dalam hati."Yoni yang diberi mawar merah kenapa aku yang merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai, ya? Oh ... Tuhan, ampuni aku."Mimik kocak Yolan membuat Yoni dan Sabda tertawa."Semoga harimu baik-baik saja dan menyenangkan ya, Yoni?" kata Sabda meminta Kakak Yolan itu menerima bunga pemberiannya.Yoni menerimanya seraya melirik Yolan, "Terima kasih. Kukira bunganya buat Yolan," ucapnya."Bukan, itu buat kamu, Yoni. Gadis tengil itu terlalu menyebalkan untuk menerima bunga pemberian dariku.""Eh ... eh, ngomong apa barusan, Sab? Coba bisa diulang? Yon, batalkan kedatangan kita ke acara syukuran
"Gimana ya, Ma, aku ngejelasinnya? Kalau gitu kita keluar dulu yuk, sekarang. Kasihan Sabda lama nunggu," elak Yoni agar tidak perlu menjawab Hananti.Bersamaan dengan itu terdengar suara di depan pintu kamar Hananti Wistara.Suara apa?"Yolan ... Mama?" suara Yoni dengan ketukan di pintu terdengar "Kan, Yolan nyusul. Ayo, Ma, Pa kita keluar," ajak Yolan.Ketiganya pun keluar dengan berondongan kata dari Yoni, "Lama banget Yoni manggil Mama sama Papa. Sabda udah nungguin dari tadi mau pulang tuh.""Iya ini kita mau nemuin Sabda," sahut Hananti yang berjalan paling depan ke ruang tamu."Malam Tante," sambut Sabda melihat Hananti. "Saya mau pamit pulang Tante," ucap Sabda lalu mengajak Hananti salaman dan mencium tangan wanita yang pernah jadi selingkuhan Papanya itu.Melihat Wistara, Sabda melakukan hal sama."Hati-hati ya, di jalan Sab. Sudah malam," balas Hananti lalu mengantar Sabda sampai halaman rumah.Sampai Sabda naik mobil dan meninggalkan rumah Yolan keempat orang itu masih b
Suara itu tiba-tiba muncul dengan kepala menyembul dari pintu. Ada yang nguping rupanya.Siapa coba yang nguping?"Mama ....!" seru Yolan dan Yoni serempak."Ini lho Ma aku dan Yoni hari ini mau ngajak Mama jalan. Kita makan dan nonton di mal yuk?" ucap Yolan spontan dan ceplas ceplos seperti biasa.Gadis berkucir ekor kuda itu memang selalu pandai menyikapi situasi."Masa sih? Yang mama dengar tadi beda?" tukas Hananti."Yoni cepat dandan kita mau berangkat," usir Yolan pada Yoni yang saat itu sedang berada di kamarnya."Aku juga mau siap-siap. Mama udah mandi kan? Mama tunggu di bawah ya, karena kita mau pergi bertiga sekarang. Nonton dan shooping dan lainnya."Hananti merasa diusir. Tapi ia menurut dan menunggu dua anaknya di lantai satu rumah.***Sampai mal Yolan segera mencari bioskop dan membeli tiket untuk menonton film baru yang sedang release di hari ke dua itu.Semua dilakukan Yolan agar Hananti tidak membuat banyak pertanyaan.Mereka duduk bertiga di dalam bioskop posisi
Di sini Yolan baru merasa kalau Sabda benar-benar high quality, humble dan genuine pula."Cocok buat Yoni Kakakku yang berprestasi dan pintar."Tidak sama seperti saat pertama mereka bertemu. Sabda nampak tengil, konyol, menyebalkan dan menjijikan karena datang bersama Papanya."Kalau Sandi? Dokter muda itu. Abaikan saja karena dia sudah jadi pacar orang."Kemudian Sabda mengajak ke twenty one di lantai atas mall karena film yang akan mereka tonton sudah hampir tayang.Yoni dan Yolan pura-pura bereaksi normal sebagaimana mestinya saat tahu film yang dipilih Sabda, film yang dua hari lalu mereka tonton bersama Hananti.Yolan dan Yoni sudah hapal setiap scene di layar bioskop, tapi mereka tetap no komen.Sabda rupanya sudah mengatur sedemikian rupa. Yolan duduk dengan Sandi dalam bioskop yang berseberangan dengan tempat duduk Sabda dan Yoni."Mampus nggak nih, kalau pacar Sandi mergokin aku jalan berdua. Duh .... jadi nggak enak perasaanku," batin Yolan gelisah."Sabda suka film horor,
Yolan dan Yoni mendekat."Selamat ya, Sabda untuk graduationya?" Sambil menyalami Sabda lalu duduk mengapit Hananti."Terima kasih. Tadi ngomong 'perasaan' apa ya, Lan? Aku sempat dengar tuh," kata Sabda."Yoni bilang, Sabda pasti berubah setelah wisuda. Aku bilang itu perasaannya saja."Yolan menerangkan dan Sabda menghembuskan napas lega."Jadi Sabda dinas di mana setelah ini?" tanya Hananti. Ia ikut merasa bangga anak selingkuhannya sudah berhasil lulus dari pendidikannya."Ikatan dinas selama 10 tahun, Tante.""Di mana?""Sebenarnya penempatan itu berdasar ranking juga. Semakin tinggi ranking, penempatan juga semakin enak, di kota-kota besar. Yang kasihan kalau ranking kita di bawah, biasanya ditempatkan di kota yang bahkan sebelumnya kita tidak pernah dengar namanya dan tidak tahu bahwa ada kota itu di Indonesia ...."Sabda tertawa sendiri dengan penjelasanya untuk Hananti."Kamu dapat di mana, Sab?" tanya Yoni ingin tahu juga."Allhamdulilah untuk tahun pertama ikatan dinas ak
Untuk menerjemahkan arti senyum sang Mama, mungkin Yolan butuh waktu sampai 1000 tahun kalau tak sembahyang apa gunanya."Sekte apa itu, Lan?""Itu sekte pengurai senyum kedangkalan nalar semesta menuju tatanan sedalam inti bumi!""Astaghfirullah!"Hananti memegangi dadanya."Sudah malam, Ma. Yolan tidur dulu, ya? Tadi ke sini cuma mau ngasih tahu kalau Sabda dan Yoni udah jadian. Dan Sabda sudah pulang. Silahkan Mama dan Papa bubu manis," celoteh Yolan sambil melihat sekilas ke arah Wistara yang sudah lelap dibuai mimpi."Oh, iya hampir lupa. Malam minggu besok, aku dan Yoni diundang ke acara syukuran Wisuda Sabda. Eits ... tapi acara ini khusus muda-mudi. Orang tua tidak diundang. Sekian pemberitahuan dan penutup dari Yolan. Nice sleep dan mimpi indah, Mamaku. Emuach ...."Tanpa menunggu respon Hananti, Yolan segera keluar dari kamar.Hananti hanya menggeleng melihat kelakuan Putri bungsunya itu.***Malam minggu yang cerah penuh bintang di langit. Yolan dan Yoni datang sebagai unda
Dan ….Kemudian Sandi menerima tanda merah di pipi kiri dan kanannya dari perempuan itu.Yolan memejamkan mata melihat adegan di depannya."Pasti perempuan itu pasti pacarnya Sandi."Sambil mengayun berjalan ke sana kemari Yolan mencoba mendiamkan sang bayi yang tangisannya makin kencang.Yolan juga melihat ke arah Sandi sedang memegangi pipinya. Pipi yang baru saja terkena tamparan dari Melody! Bukan civman.Belum hilang rasa kaget dan bingung Sandi tiba-tiba Melody--wanita yang tadi menamparnya menangis. "Lah, aku yang dit4mpar, kenapa dia yang menangis?"Lalu perempuan itu pergi berlari meninggalkan Sandi dan Yolan."Mel ... Melody ....!" panggil Sandi sambil menarik tangan Melody."Kemaren lo ke mana? Dan siapa perempuan itu? Aku tadi ke rumahmu. Katanya kamu nggak dinas dan ada di acara syukuran Sabda. Kenapa sekarang malah di sini?” kata Melody sambil menghapus air matanya.“Kemarin? Aku nggak kemana-mana. Aku salah lihat jadwal Mel. Kukira hari ini libur. Ternyata besok. Oh iy
"Sebenarnya bisa saja aku___"Sabda menjadi kesal dengan penjelasan Yoni yang muter-muter lalu memanggil Yolan."Laaan ...."Yolan yang sedang makan dan duduk di meja sebelah dengan beberapa teman Sabda menoleh."Kok kamu nggak bilang kalau besok pagi Yoni wisuda.""Dia nggak datang, Sab. Aku yang mewakili," sahut Yolan lalu nyengir kuda.Dan kembali asik mengobrol dengan beberapa lulusan akpol teman-teman Sabda."Tidak datang ke acara wisuda, tanggal kembar, bisa nggak kamu jelasin ke aku Yon?" kata Sabda."Acara wisudaku bentrok dengan kesibukanku, Sab. Tanggal kembar 2.2 itu tanggal ramai untuk leader bisnis online sepertiku. Banyak promo dari marketplace.""Lho, kamu kan leadernya, Sayang. Kamu pasti punya karyawan. Dan mereka kan bisa menghandle dulu semuanya.""Aku juga bisa meliburkan toko, tapi aku nggak mau. Karena aku lebih cinta uang dari pada foto-foto saat wisuda," jelas Yoni membuat Sabda tertawa.Yoni juga tertawa."Alasanmu sebenarnya tidak bisa aku maklumi. Aku pikir
Beberapa kali Sabda ke-gap flirting via chat messenger dengan beberapa wanita, tapi ujung-ujungnya Sabda selalu balikan lagi dengan Yoni."Aku tidak pernah mencintai orang lain selain kamu, Yoni." Begitu kata Sabda yang mampu meluluhkan lagi hati Yoni.Kejadian waktu itu memang sangat rumit sekali. Yoni tidak punya bukti selain hanya 'katanya' dan chat Sabda dengan cewek lain yang ia akui hanya iseng.Hati Yoni sakit sungguh sakit sampai memutuskan ingin mengakhiri segala perjuangan yang ia memulai dari nol selama hampir enam tahun bersamanya.Dan ... hari ini Yoni benar-benar menyerah, Yoni mundur karena terlalu sakit yang sempat membuatnya menjadi linglung, murung, dan hampir menjadi depresi.Bahkan ... andai saja saat itu orang tuanya tahu Yoni pernah sampai terjerumus narkoba karena Sabda, Yoni yakin tidak akan mendapat perpanjangan restu.Semua sudah berlalu, semua sudah kembali seperti semula. Yoni bersyukur memiliki Adik seperti Yolan yang menyayangi dan membantunya melewati ma
"Aku ke atas dulu, ya? Gerah mau mandi," kata Yolan sambil berlalu setelah melihat Sandi mengangguk."Kenapa Bang Sandi jadi sering ke sini nemuin Yoni, ya? Jangan-jangan ...."Yolan menepis anggapan tentang Sandi yang dicurigainya sedang melakukan pendekatan dengan Yoni, Kakaknya."Ah ... lebih baik aku menelpon Sabda dan menanyakan khabarnya," batinnya lalu memainkan handphone-nya."Wah kenapa nggak aktif, ya? Apa karena sinyal? Dia kan sudah pindah tugas. Masa iya sih kendala sinyal? Emang dia tugas di hutan?" Yolan tertawa membayangkan Sabda andai benar ditugaskan di hutan.Gadis tukang halu itu menggeleng dan menggumam. "Mandi dulu ah, biar seger." Lalu melangkah ke kamar mandi dalam kamarnya.***"Oh iya, Yon. Lalu apa langkah hidupmu selanjutnya?"Yoni menaikkan alisnya melihat ke arah Sandi yang sedang bertanya padanya."Eum ... maksudku planning ke depannya," ralat Sandi."Masih gini-gini aja," sahut Yoni yang tiba-tiba teringat Sabda dan ingin meneleponnya. Untuk mengakhiri
Suaranya juga terdengar parau dan penuh getaran rasa getir."Apa artinya ini kamu setuju?" kata Sandi.Sabda terlihat menunduk."Yah, aku setuju. Aku sadar sudah banyak menyakiti hati Yoni. Menikahlah dengannya. Aku iklas. Jangan sakiti Yoni. Karena sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya. Asal kamu tahu, aku tidak pernah merusaknya. Jangan kabari aku kapan kamu menikah dengannya ...." tutur Sabda lalu memeluk Sandi.Sandi membalas pelukan adiknya yang kemudian turun dari mobil.Lalu pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu mengirim video dan foto panas Sabda ke nomor kontak miliknya pada sim dua. Untuk jaga-jaga andai Sabda berulah lagi."Sabda ...." panggil Sandi.Adiknya yang sudah berjalan beberapa langkah itu membalikkan badan.Sandi memperlihatkan layar ponsel dan menghapus video serta foto porno Sabda tepat di depan wajah sang Adik."Done," ucap Sandi setelah semuanya terhapus."Thankyou," balas Sabda kemudian melangkah gontai menuju kamarnya di lantai dua.***Sandi p
Dengan mudah Sandi bisa menangkap basah apa yang terjadi di dalam kamar. Sabda dan seorang cewek sedang ....Tunggu!Sandi mengucek mata tidak percaya. Mencubit pipinya. Ini nyata. Karena ada sakit terasa.Sandi kesal karena jadi tidak bisa fokus pada diri sendiri. Fokus Sandi teralihkan oleh cewek bugil yang terlihat sedang menaik turunkan badan di atas tubuh seorang pria.Lama sekali Sandi menyaksikan skidipapap itu. Ranjang pun makin lama semakin bergoyang kencang sekali sesuai dengan gerakan mereka.Sandi terus mengamati, takut dia salah masuk.kamar orang. Ternyata benar, pria yang dibawah si cewek adalah Sabda Adiknya."Astaghfirullah," sebut Sandi pelan.Pengalaman yang aneh dan membingungkan pertama kalinya bagi Sandi melihat adegan skidipapap secara live.Setelah sekitar lima menit mematung dengan perasaan shock, Sandi mulai bisa menguasai diri dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya."Terpaksa aku harus melakukan ini, Sab. Sorry," gumam Sabda lalu merekam perbuatan Sabda.
Jauh di dalam hatinya Sandi melangitkan doa agar niat yang menjadi rahasia diri sendiri itu akan menjelma nyata meskipun mungkin nanti ...."Eum ... Yoni. Maaf, kalau kali ini pertanyaanku agak lancang ...." ucap Sandi kemudian.Setelah beberapa saat hanya terdengar denting jam di ruang tamu."Santai aja Bang, jangan formal gitu sama aku," sahut Yoni sambil menebak apa kira-kira yang akan dikatakan Abang dari Sabda itu."Okey, kalau kamu nggak mau jawab nggak apa-apa, kok." Sandi diam lagi sesaat. "Apa kamu yakin kalau Sabda adikku adalah jodohmu?"Deg.Seperti ada yang menyubit jantung Yoni mendengarnya."Jujur aku nggak yakin, Bang. Entahlah. Aku makin terombang-ambing saja rasanya.""Mintalah petunjuk Allah, Yon. Coba dengan shalat istikharah."Dalam hati Yoni membenarkan saran Sandi yang ternyata cukup religius dan mungkin juga berhubungan baik dengan Tuhan-Nya."Kira-kira Abang tahu apa yang kuminta pada Allah saat aku istikharah?" balas Yoni."Biarlah itu jadi rahasiamu dan All
"Kok tumben ya, dia nelpon aku? Ada apa ini?" gumam Yolan. "Siapa?!" desak Yoni lagi .... "Nggg ...." Yolan memperlihatkan ponselnya pada Yoni."Sandi?" ucapnya. "Angkat, Lan. Tumben dia nelpon malam-malam. Biasanya penting deh kalau orang terpaksa nelepon malam-malam.""Ma, yuk ah, kita tidur. Udah malam." Terdengar ajakan Wistara pada Hananti."Hayuk. Mama juga udah ngantuk." Dan pasangan suami istri yang kembali harmonis setelah perselingkuhan Hananti dan Jaya Kumara dihancurkan oleh Yolan itu pun meninggalkan ruang keluarga."Cieee ...." Yolan menyikut Yoni melihat Mamanya melangkah sambil menggamit lengan Wistara.Yoni dan Yolan tersenyum menyaksikan kemesraan kedua orang tuanya.***"Hallo, Bang Sandi? Kok tumben nelepon aku malam-malam. Ada apa ya, Bang?" tanya Yolan saat menjawab panggilan Kakak Sabda itu."Maaf ya, ganggu, Lan. Kamu belum tidur, ya?" sahut Sandi."Ya, kalau udah tidur nggak bisa jawab panggilan abang, dong?""Hehehe ... kalau panggilan yang lain, bisa n
Yolan langsung menyahut, "Itu dia, Ma. Mamanya Anjar itu ternyata cuma tamatan SD. Entah lulus apa enggak?""Tapi kadang yang nggak sekolah tetap aja punya manner yang baik. Emang dasar ibunya Anjar aja yang nggak punya manner. Emang paling bener digituin sih, biar sadar diri dan ketampar-tampar sama kenyataan hahaha .... Jadi ikut emosi aku dengar cerita kamu, Lan," tambah Yoni sambil terbahak dan geleng kepala. "Aku juga manner baiknya ilang kalau udah emosi!" balas Yolan. "Bener, Lan, no manner ya lawannya harus no manner, kalau no manner masih dilawan dengan manner ya nggak pas!""Kamu benar Yon. Masa cuma calon menantu yang harus mengambil hati calon mertua. Justru mertua atau calon mertua juga harus pintar-pintar mengambil hati menantunya. Biar menantu mau mengakrabkan diri dengan keluarga suami, dan mau ngikut suami kalau diajak pulang kampung dan sebagainya. Hubungan itu, kan sifatnya dua arah."Yolan berbicara seolah-olah sudah paham dengan dunia rumah tangga. Hananti dan
Sementara Yolan yang sedang dilanda asmara, di kantornya menerima telepon dari sang pujaaan hati. "Ya sayang," jawab Yolan saat mengangkat panggilan.Pacarnya menyahut, "Yang kita ketemu Ibu jangan hari minggu, ya? Kita Majukan saja hari Sabtu. Kamu libur kerja kan?""Emang kalau hari minggu kenapa?""Ibu udah nggak sabar ingin segera ketemu calon menantunya," jawab sang pacar yang bernama Anjar itu. Dalam visualisasi Yolan, Ibu Anjar yang single mother itu pasti wanita yang baik, lembut dan asik. Karena Anjar juga sosok yang menyenangkan humble dan pekerja keras. "Okey deh. Terserah kamu. Jemput aku di rumah kalau gitu. Aku tunggu hari sabtu. Jam berapa, Yank?""Jam sembilan ya, Sayang. Kamu harus sudah siap saat aku datang."***Sabtu pagi pukul sembilan, Anjar menepati janjinya. Menemui Yolan sekaligus menjemput untuk dikenalkan dengan Ibunya. Semua keluarga Yolan menyambut Anjar dengan manis dan hangat. "Oh, iya, itu Kakakku Yoka dan Istrinya," tunjuk Yolan pada figura besar
Yah ... Yoni dan Sabda memang tampak seperti saling mencintai, namun diam-diam juga saling munafik karena tidak menjadi diri sendiri demi menjaga cinta yang bersyarat dengan situasi dan kondisi.Mungkin inilah yang menyebabkan terjadinya bibit-bibit perselingkuhan diam-diam. Di depan saat bertemu semanis madu, saat berjauhan dan jarang bertemu stres dan butuh kenyamanan yang hanya bisa didapat dari seseorang yang bernama selingkuhan. ***"I love you, Sayang," bisik Sabda saat mengantar Yoni meninggalkan asrama polisi. Tempat tinggal polisi muda bernama Sabda yang sedang terkena masalah dan harus dimutasi ke daerah pelosok. Dalam perjalanan pulang, Yoni tiba-tiba merasakan kisah cintanya dengan Sabda bagai hidup di sangkar emas yang tampak indah namun memenjarakan jiwa.Pikiran itu terus berputar di kepalanya sampai tiba di rumah. Mengendarai mobil seorang diri kurang lebih tiga jam, sambutan Yolan sang Adik, membuat Yoni cemas. Ia takut adiknya yang ceriwis itu akan banyak bertanya