Suaranya juga terdengar parau dan penuh getaran rasa getir."Apa artinya ini kamu setuju?" kata Sandi.Sabda terlihat menunduk."Yah, aku setuju. Aku sadar sudah banyak menyakiti hati Yoni. Menikahlah dengannya. Aku iklas. Jangan sakiti Yoni. Karena sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya. Asal kamu tahu, aku tidak pernah merusaknya. Jangan kabari aku kapan kamu menikah dengannya ...." tutur Sabda lalu memeluk Sandi.Sandi membalas pelukan adiknya yang kemudian turun dari mobil.Lalu pria yang berprofesi sebagai dokter umum itu mengirim video dan foto panas Sabda ke nomor kontak miliknya pada sim dua. Untuk jaga-jaga andai Sabda berulah lagi."Sabda ...." panggil Sandi.Adiknya yang sudah berjalan beberapa langkah itu membalikkan badan.Sandi memperlihatkan layar ponsel dan menghapus video serta foto porno Sabda tepat di depan wajah sang Adik."Done," ucap Sandi setelah semuanya terhapus."Thankyou," balas Sabda kemudian melangkah gontai menuju kamarnya di lantai dua.***Sandi p
"Aku ke atas dulu, ya? Gerah mau mandi," kata Yolan sambil berlalu setelah melihat Sandi mengangguk."Kenapa Bang Sandi jadi sering ke sini nemuin Yoni, ya? Jangan-jangan ...."Yolan menepis anggapan tentang Sandi yang dicurigainya sedang melakukan pendekatan dengan Yoni, Kakaknya."Ah ... lebih baik aku menelpon Sabda dan menanyakan khabarnya," batinnya lalu memainkan handphone-nya."Wah kenapa nggak aktif, ya? Apa karena sinyal? Dia kan sudah pindah tugas. Masa iya sih kendala sinyal? Emang dia tugas di hutan?" Yolan tertawa membayangkan Sabda andai benar ditugaskan di hutan.Gadis tukang halu itu menggeleng dan menggumam. "Mandi dulu ah, biar seger." Lalu melangkah ke kamar mandi dalam kamarnya.***"Oh iya, Yon. Lalu apa langkah hidupmu selanjutnya?"Yoni menaikkan alisnya melihat ke arah Sandi yang sedang bertanya padanya."Eum ... maksudku planning ke depannya," ralat Sandi."Masih gini-gini aja," sahut Yoni yang tiba-tiba teringat Sabda dan ingin meneleponnya. Untuk mengakhiri
Beberapa kali Sabda ke-gap flirting via chat messenger dengan beberapa wanita, tapi ujung-ujungnya Sabda selalu balikan lagi dengan Yoni."Aku tidak pernah mencintai orang lain selain kamu, Yoni." Begitu kata Sabda yang mampu meluluhkan lagi hati Yoni.Kejadian waktu itu memang sangat rumit sekali. Yoni tidak punya bukti selain hanya 'katanya' dan chat Sabda dengan cewek lain yang ia akui hanya iseng.Hati Yoni sakit sungguh sakit sampai memutuskan ingin mengakhiri segala perjuangan yang ia memulai dari nol selama hampir enam tahun bersamanya.Dan ... hari ini Yoni benar-benar menyerah, Yoni mundur karena terlalu sakit yang sempat membuatnya menjadi linglung, murung, dan hampir menjadi depresi.Bahkan ... andai saja saat itu orang tuanya tahu Yoni pernah sampai terjerumus narkoba karena Sabda, Yoni yakin tidak akan mendapat perpanjangan restu.Semua sudah berlalu, semua sudah kembali seperti semula. Yoni bersyukur memiliki Adik seperti Yolan yang menyayangi dan membantunya melewati ma
"Ma ... bagi hotspot dong! Hotspotku sudah aku hidupin, nih! Tapi belum bisa log in. Katanya harus masukin password handphone Mama," teriak Yolan malam itu.Setelah sebelumnya berdoa sebelum melancarkan aksi untuk beracting.Alasan yang tak masuk akal sebenarnya minta hotspot harus dengan "Ma ... bagi hotspot dong! Hotspotku sudah aku hidupin, nih! Tapi belum bisa log in. Katanya harus masukin password handphone Mama," teriak Yolan malam itu.Setelah sebelumnya berdoa sebelum melancarkan aksi untuk beracting.Alasan yang tak masuk akal sebenarnya minta hotspot harus dengan password handphone.Tapi, Hananti-- Mama Yolan tidak curiga dan menyebutkan password handphone-nya.Yolan yang masih berdiri di depan pintu kamar Mamanya merasa beruntung sekali malam itu.Mungkin Mamanya sedang ngantuk atau khilaf saat menyebut angka password handphone-nya. Entahlah.Sebelumnya Hananti tidak pernah mengisi daya baterai di luar kamar. Tapi malam ini Mama Yolan itu melakukannya. Yolan seperti mendap
Dan tahu apa yang terjadi kemudian? Mama malah memarahi Yoka. "Yoka, kamu itu dikasih tahu orang tua malah jawabannya seperti itu. Hargai dong, Om Jaya yang sudah susah payah mau memasukkanmu bekerja di perusahaan bonafide!"Terlihat sekali kalau Mama lebih membela 'kenalan prianya,' itu ...."Yoka ... memasuki dunia kerja, skill penjilat itu memang dibutuhkan banget. Om juga awalnya kaget. Sama seperti kamu yang belum punya pengalaman di dunia kerja. Tapi itu dulu. Yoka tahu tidak? Jadi orang idealis dan benar di suatu perusahaan malah kelihatan aneh. Lebih seram dari pada hantu. Percayalah, Om bisa berbicara seperti ini karena Om sudah berpengalaman dan Om juga sukses," oceh Jaya Kumara dengan sombong. Sambil melihat ke arah Mama dengan tatapan aneh.Seperti ada genit-genitnya gitu."Oke, Om Jaya, karena saya menghargai Mama. Terima kasih masukan dan nasehatnya. Tapi sepertinya saya akan berusaha dulu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan tanpa bantuan orang lain. Saya rasa saya bisa
Spontan melirik ke arah Mamanya dan Jaya Kumara di sudut sana."Coba Lan, Papa lihat handphone-mu?" ujarnya lalu duduk di antara Yolan dan Sabda Perkasa."Mau ngapain, Pa?" balas Yolan panik luar biasa. Dan itu sangat berat untuk Yolan karena mencoba bersikap netral di situasi seperti ini.Yolan belum menghapus Sekerinsut chattingan Mamanya dengan Jaya Kumara beserta foto-foto jahanam mereka ....Apakah hari itu akan jadi hari huru-hara dan Papa harus tahu semuanya? Perselingkuhan Istrinya dengan Pria yang sedang duduk di samping Mamanya?"Tiiidaaak .....!!!""Eh, kenapa kamu teriak?" kata Sabda Perkasa hampir berbarengan dengan Papanya Yolan.Yolan yang tidak sadar sudah berteriak menutup mulutnya dan menggenggam ponselnya dengan seluruh kekuatan jiwa raga.Mamanya yang mendengar teriakan Yolan mendekat dengan Jaya Kumara."Kenapa, sih, Yolan? Ada apa? Kamu kenapa?" bisik Mama sambil mendekati Papa yang duduk di samping Yolan dengan wajah pias."Dari pada Papa harus memegang ponselku
Pandai sekali memalsukan wajah busuknya si Jaya dan Mama di depan Papa. Andai Papa tidak datang ke kafe mungkin mereka masih asik masyuk melepas nafsu selingkuh yang tersendat karena Papa membatasi Mama keluar dengan kegiatannya.Lalu kenapa Papa menyusul aku dan Mama kafe, ya? Apa maksud Papa?"Kok Mama sama Om diam? Kalau bos Mercy menjodohkan anaknya dengan Bos BMW nggak heran. Karena bisnisnya setara, sekaligus menjaga kekayaan biar awet sampai tujuh turunan. Gitu juga dengan keturunan darah biru yang banyak pakai perjodohan biar sama-sama status kebangsawannya nggak ilang. Lah, kalau aku dan Mas Sabda dijodohkan dalam rangka apa coba?" Setelah menuntut jawaban kepada Mamanya dan Jaya Kumara. Yolan mengarahkan wajah ke Papanya dan bertanya, "Papa tahu?""Nggak ada salahnya, 'kan orang tua menjodohkan anaknya. Kan gak harus jadi pacar juga. Kalau cocok, ya, jadi pacar, kalau nggak cocok, ya, jadi temen. Setidaknya sekarang Nak Yolan dan Sabda sudah kenal. Lumayan nambah temen," sel
"Pa, Papa pernah berpikir nggak sekali saja dalam hidup selama menikah dengan Mama terlintas untuk berselingkuh?" ucap Yolan tiba-tiba."Ada-ada saja pertanyaanmu, Lan. Emang kamu rela kalau punya orang tua yang selingkuh?" balas Wistara."Enggaklah, rasanya ingin ganti orang tua saja, kalau tahu orang tua kita selingkuh. Nggak tahu diri banget, 'kan, Pa?""Nggak mungkin papa selingkuh, Lan. Apa jadinya keluarga kita, Mama, kamu, Yoka dan Yoni anak-anak papa, kalau sebagai Imam, Papa berselingkuh?""Kalau Mama, apa yang terlintas dalam pikiran Mama kalau misalnya suami Mama meninggal duluan?" Yolan menembak Hananti dengan tanya."Kok kamu ngarep Papa meninggal duluan Lan?" protes Wistara."Ini, 'kan seandainya, Pa. Aku lagi tanya Mama." Yolan berkilah dan langsung bertanya lagi pada Hananti, "Apa Mama senang atau gimana, Ma? Mama pernah nggak ngebayangin kalau Papa meninggal duluan. Apa yang akan Mama lakukan? Mama akan menikah lagi atau ....""Kamu ini bikin pertanyaan kok aneh, Lan?