Pandai sekali memalsukan wajah busuknya si Jaya dan Mama di depan Papa. Andai Papa tidak datang ke kafe mungkin mereka masih asik masyuk melepas nafsu selingkuh yang tersendat karena Papa membatasi Mama keluar dengan kegiatannya.Lalu kenapa Papa menyusul aku dan Mama kafe, ya? Apa maksud Papa?"Kok Mama sama Om diam? Kalau bos Mercy menjodohkan anaknya dengan Bos BMW nggak heran. Karena bisnisnya setara, sekaligus menjaga kekayaan biar awet sampai tujuh turunan. Gitu juga dengan keturunan darah biru yang banyak pakai perjodohan biar sama-sama status kebangsawannya nggak ilang. Lah, kalau aku dan Mas Sabda dijodohkan dalam rangka apa coba?" Setelah menuntut jawaban kepada Mamanya dan Jaya Kumara. Yolan mengarahkan wajah ke Papanya dan bertanya, "Papa tahu?""Nggak ada salahnya, 'kan orang tua menjodohkan anaknya. Kan gak harus jadi pacar juga. Kalau cocok, ya, jadi pacar, kalau nggak cocok, ya, jadi temen. Setidaknya sekarang Nak Yolan dan Sabda sudah kenal. Lumayan nambah temen," sel
"Pa, Papa pernah berpikir nggak sekali saja dalam hidup selama menikah dengan Mama terlintas untuk berselingkuh?" ucap Yolan tiba-tiba."Ada-ada saja pertanyaanmu, Lan. Emang kamu rela kalau punya orang tua yang selingkuh?" balas Wistara."Enggaklah, rasanya ingin ganti orang tua saja, kalau tahu orang tua kita selingkuh. Nggak tahu diri banget, 'kan, Pa?""Nggak mungkin papa selingkuh, Lan. Apa jadinya keluarga kita, Mama, kamu, Yoka dan Yoni anak-anak papa, kalau sebagai Imam, Papa berselingkuh?""Kalau Mama, apa yang terlintas dalam pikiran Mama kalau misalnya suami Mama meninggal duluan?" Yolan menembak Hananti dengan tanya."Kok kamu ngarep Papa meninggal duluan Lan?" protes Wistara."Ini, 'kan seandainya, Pa. Aku lagi tanya Mama." Yolan berkilah dan langsung bertanya lagi pada Hananti, "Apa Mama senang atau gimana, Ma? Mama pernah nggak ngebayangin kalau Papa meninggal duluan. Apa yang akan Mama lakukan? Mama akan menikah lagi atau ....""Kamu ini bikin pertanyaan kok aneh, Lan?
"Pa ... kenapa tadi siang Papa nyusul aku dan Mama ke kafe? Kok tidak bilang dulu ke Yolan kalau mau datang?""Papa itu curiga juga sama kamu Yolan.""Curiga kenapa?""Kamu mendukung pers3lingkuhan Mama dengan lelaki itu.""Jaya maksud, Papa?""Entahlah. Kita, 'kan nggak boleh menuduh tanpa bukti," ujar Wistara terlihat berusaha menenangkan diri.Hati Yolan kembali t3riris. Bagaimanapun juga hubungan suami istri Papa dan Mamanya, tanggung jawab mereka berdua dan Yolan sebagai anak tidak boleh ikut campur.Tapi justru bukti nyata itu diketahui oleh Yolan yang ingin sekali melakukan pendekatan dengan kedua orang tuanya, membahas solusi tentang hal ini.Tapi Yolan masih memikirkannya bolak-balik. Karena topik pers3lingkuhan orang tua sangatlah s3nsitif."Papa jangan terlalu memikirkan ini," hibur Yolan tidak yakin. Kalau ia sebagai anak saja ikut berpikir dalam. Apalagi dengan Papanya?Tentu feeling suami lebih tajam dan bisa merasakan kalau istrinya selingkvh. Hanya Papa tidak punya buk
"Hem anak selingkuhan Mama yang sok innocent. Dia tidak tahu apa yang terjadi antara Papanya dan Mamaku. Sempat-sempatnya nggombalin aku. Dasar b0doh!""Kangen? Emang kalau Mas kangen sama aku ... aku juga harus kangen sama Mas? Enggak, 'kan?"Agak geli Yolan mendengar kata kangen Sabda dan jawabanya sendiri."Rindu itu dari hati, Lan. Emang nggak boleh aku rindu dan kangen sama kamu. Nggak ada yang larang, 'kan? Setidaknya sekedar bilang rindu sama kamu bikin hati ini lega."Preet. Yolan menjulurkan lidahnya di depan ponsel."Tapi ketahuilah kisanak, dengan siapa dulu anda rindu. Jangan ngarep, ya, aku nelepon Mas Sabda karena setuju dengan perjodohan Mama. Aku cuma mau tanya__""Tanya apa? Kok tumben, Lan? Kirain kamu berubah pikiran seperti doa-doa Mas selama ini.""Halah nggak usah ngerayu, Mas. Nggak mempan. Aku cuma mau tanya, apa Om Jaya punya nomor lain selain yang sering digunakan?""Untuk apa kamu tanya nomor Papa yang lain, Lan?""Ya, pokoknya punya nggak? Kalau punya aku m
"SURAT PERJANJIAN" Tulis Yolan pada bagian atas kertas.[Pada hari ini telah terjadi perjanjian suci mulia, resmi, transparan dan jujur apa adanya antara Yolan Pertiwi Wistara dengan Sabda Perkasa Kumara.Perjanjian ini ditulis dengan sadar oleh kedua belah pihak dengan saksi mobil tahun tua yang minta diganti dengan keluaran terbaru.]"Eh ... Yolan kenapa gitu nulisnya? Kayak becanda," timbrung Sabda saat membaca tulisan Yolan."Mas ... surat perjanjian itu harus ditulis apa adanya. Emang ada yang salah dengan tulisanku?" tanya Yolan."Ya, sudah teruskan," sahut Sabda pasrah."Pokoknya surat perjanjian ini tidak akan merugikan kita. Nanti Mas baca semuanya setelah aku selesai," kata Yolan lalu melanjutkan menulis.[ 1. Setelah menerima nomor kontak Om Jaya, maka Sabda akan menunaikan tugas mendekati Yoni, membuatnya jatuh cinta lalu menjadikannya pacar.2. Setelah Sabda dan Yoni saling jatuh cinta lalu berpacaran baik resmi maupun backstreet, Sabda akan menerima perjodohan yang dita
"Bowo, Sayang. Aku kangen ...." bisik Yolan."Kok Bowo, Sayang. Aku Jaya Kumara ...." sergahnya di ujung ponsel."Ha ... Ha!" Yolan ngakak tanpa suara!Target berhasil diringkus tanpa harus Yolan melakukan banyak tak tik dan perjuangan."Lho, berarti saya dari tadi kirim chat buat pacar saya salah sambung ke Bapak, ya? Maaf, ya, Pak. Eum, Pak siapa ya tadi namanya? Lupa saya." Yolan berakting seolah-olah salah sambung."Kok Bapak? Panggil Mas saja. Mas Jaya Kumara. Mungkin pacarnya sedang sibuk dengan wanita lain. Tapi tenang saja cantik, ada Mas Jaya," sahutnya.Memang dasar g4njen. Jaya Kumara malah mengg0da Yolan.Goda4n yang lantas menerbitkan ide cemerlang di kepala Yolan. Seperti bola lampu yang dinyalakan. Triiing. Terang."Ah, Mas Jaya, bisa aja manas-manasin saya. Tapi emang akhir-akhir ini pacar saya kalau di telepon jarang ngangkat. Apalagi dikirimin pesan. Dibaca juga enggak!""Pasti sudah punya yang baru itu. Mas kan juga lelaki, tahulah gelagat laki-laki yang bers3lingk
"Ha ha!" Yolan puas membuat Jaya ter-Sisil-Sisil padanya.Membayangkan malam itu Istri Jaya di kamar tidur sendiri karena Suaminya menghilang meladeni misi yang dibuat Sisil."Pokoknya Sisil mau dikirimi foto Mas Jaya dengan berbagai p0se n4ked yang super seksi dan ....""Aduh Sisil Cantik kamu benar-benar membuat mas Jaya merasa kembali ke masa 25 tahun yang lalu. Kenapa, ya, kita baru ketemu sekarang?' ucap Jaya kemudian.Papa Sabda itu masih belum sadar sudah jauh terper0sok kedalam j3bakan yang dibuat Yolan."Sisil juga sudah tidak tahan untuk segera ketemuan sama Mas. Tapi sementara nggak papalah melihat 4nunya Mas dulu," goda Sisil lagi dengan b4r-bar dan brut4l"Bagaimana kalau besok sore kita ketemuan. Mas nunggu Sisil di hotel. Mau, 'kan?" balas Jaya seperti mendapat angin segar."Jangan besok, ya, mas. Sisil lagi datang bulan," jawab Yolan dengan alasan basa-basi bu5uknya.Malam itu berakhir dengan pengakuan Jaya Kutu Kupret yang mengaku cr0t dan terpuaskan dengan ph0nes3x m
"Ada apa sih? Berisik amat?" gumam Yolan sambil menjejakkan langkah satu persatu menuruni tangga.Yolan tidak sengaja membulatkan mulutnya melihat Yoni dan Rose sudah ada di ruang tamu dengan beberapa koper besar.Begitu juga dengan Yoka Abang Tertuanya yang ada diantara Rose, Yoni dan Mamanya.Gadis bungsu dalam keluarga itu mempercepat langkah sampai lantai dasar rumah."Yolaaan ...." teriak Yoni sambil merentangkan tangan.Dan Yolan menghambur dalam pelukan Yoni."Kok bisa bareng Bang Yoka?" tanya Yolan setelah melepaskan pelukan dan tersenyum untuk Rose sebagai sapaan.Rose mengulurkan tangan dan disambut dingin oleh Yolan."Yang pulang dari luar negeri, banyak banget pasti oleh-olehnya ....!" Mama masih histeris dengan pancar bahagia di wajahnya.Secara anak kesayangannya telah kembali."Yoni nelepon abang. Jadi abang jemput Yoni dan Rose di bandara, sekalian pulang. Kamu apa kabar?" kata Yoka saat memeluk Yolan."Im fine!" balas Yolan sambil memeluk erat Yoka."Papa mana?" tanya