"Bowo, Sayang. Aku kangen ...." bisik Yolan."Kok Bowo, Sayang. Aku Jaya Kumara ...." sergahnya di ujung ponsel."Ha ... Ha!" Yolan ngakak tanpa suara!Target berhasil diringkus tanpa harus Yolan melakukan banyak tak tik dan perjuangan."Lho, berarti saya dari tadi kirim chat buat pacar saya salah sambung ke Bapak, ya? Maaf, ya, Pak. Eum, Pak siapa ya tadi namanya? Lupa saya." Yolan berakting seolah-olah salah sambung."Kok Bapak? Panggil Mas saja. Mas Jaya Kumara. Mungkin pacarnya sedang sibuk dengan wanita lain. Tapi tenang saja cantik, ada Mas Jaya," sahutnya.Memang dasar g4njen. Jaya Kumara malah mengg0da Yolan.Goda4n yang lantas menerbitkan ide cemerlang di kepala Yolan. Seperti bola lampu yang dinyalakan. Triiing. Terang."Ah, Mas Jaya, bisa aja manas-manasin saya. Tapi emang akhir-akhir ini pacar saya kalau di telepon jarang ngangkat. Apalagi dikirimin pesan. Dibaca juga enggak!""Pasti sudah punya yang baru itu. Mas kan juga lelaki, tahulah gelagat laki-laki yang bers3lingk
"Ha ha!" Yolan puas membuat Jaya ter-Sisil-Sisil padanya.Membayangkan malam itu Istri Jaya di kamar tidur sendiri karena Suaminya menghilang meladeni misi yang dibuat Sisil."Pokoknya Sisil mau dikirimi foto Mas Jaya dengan berbagai p0se n4ked yang super seksi dan ....""Aduh Sisil Cantik kamu benar-benar membuat mas Jaya merasa kembali ke masa 25 tahun yang lalu. Kenapa, ya, kita baru ketemu sekarang?' ucap Jaya kemudian.Papa Sabda itu masih belum sadar sudah jauh terper0sok kedalam j3bakan yang dibuat Yolan."Sisil juga sudah tidak tahan untuk segera ketemuan sama Mas. Tapi sementara nggak papalah melihat 4nunya Mas dulu," goda Sisil lagi dengan b4r-bar dan brut4l"Bagaimana kalau besok sore kita ketemuan. Mas nunggu Sisil di hotel. Mau, 'kan?" balas Jaya seperti mendapat angin segar."Jangan besok, ya, mas. Sisil lagi datang bulan," jawab Yolan dengan alasan basa-basi bu5uknya.Malam itu berakhir dengan pengakuan Jaya Kutu Kupret yang mengaku cr0t dan terpuaskan dengan ph0nes3x m
"Ada apa sih? Berisik amat?" gumam Yolan sambil menjejakkan langkah satu persatu menuruni tangga.Yolan tidak sengaja membulatkan mulutnya melihat Yoni dan Rose sudah ada di ruang tamu dengan beberapa koper besar.Begitu juga dengan Yoka Abang Tertuanya yang ada diantara Rose, Yoni dan Mamanya.Gadis bungsu dalam keluarga itu mempercepat langkah sampai lantai dasar rumah."Yolaaan ...." teriak Yoni sambil merentangkan tangan.Dan Yolan menghambur dalam pelukan Yoni."Kok bisa bareng Bang Yoka?" tanya Yolan setelah melepaskan pelukan dan tersenyum untuk Rose sebagai sapaan.Rose mengulurkan tangan dan disambut dingin oleh Yolan."Yang pulang dari luar negeri, banyak banget pasti oleh-olehnya ....!" Mama masih histeris dengan pancar bahagia di wajahnya.Secara anak kesayangannya telah kembali."Yoni nelepon abang. Jadi abang jemput Yoni dan Rose di bandara, sekalian pulang. Kamu apa kabar?" kata Yoka saat memeluk Yolan."Im fine!" balas Yolan sambil memeluk erat Yoka."Papa mana?" tanya
"Bagiku kamu termasuk orang spesial dalam hidupku, Rose!" ucap Yoni tiga tahun lalu kepada sahabat karibnya itu.Beberapa waktu kemudian ....Yoni menyesali kalimat yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya untuk Rose.Kalimat yang kemudian maknanya menjadi sangat dalam untuk Rose.Sementara, Yoni sebenarnya tidak sepenuhnya sadar mengatakan hal itu dan Yoni anggap sebagai angin lalu saja.Tapi ... Rose ternyata mengartikan ucapan Yoni sebagai ungkapan perasaan lebih dari persahabatan.Hal inilah yang Yoni ceritakan kepada Yolan adiknya saat mereka we time hari itu tanpa Hananti- Mama mereka yang urung bergabung dengan kedua gadisnya pergi hang out."Wah rumit juga ya, Yon?" Yolan mengetuk dahinya dengan telunjuk beberapa kali mendengar cerita Kakaknya."Emang kamu nggak punya cowok, Yon?" tanya Yolan yang memang tidak pernah terlihat di apeli cowok ke rumah.Yoni belum menjawab pertanyaan adiknya. Karena kemudian waiter datang dan Yoni memesan makanan untuk mereka berdua.Sej
Saat sedang asik menikmati makannya, Yoni berbisik ke Yolan, "Semalam mama ke kamarku. Dan tanya, kapan aku mau nikah.""Terus kamu jawab apa? Pacarmu yang katanya sekampus waktu itu gimana?""Putus, Lan."Yolan tidak ingin bertanya apa penyebab Yoni putus dengan pacarnya. Sebab dia sedang lapar.Tidak juga mengatakan kepada Yoni kalau dia pernah dijodohkann dengan Sabda anak selingkuhan Mamanya.*"Aw ... uhhh ... Aduh!" teriak Yolan sambil berdiri dari duduknya."Aduh maaf_maaf ... tidak sengaja ... maaf ya?" Terdengar suara bariton Pria mendekati Yolan dengan wajah memelas dan panik.Rupanya pria itu menumpahkan minumannya ke baju Yolan saat melintas di kursi tempat mereka duduk.Yolan hampir meledakkan amarahnya melihat pria bertopi itu ternyata calon polisi anak selingkuhan mama. Sabda!"Ehm ... kok bisa kamu menumpahkan air ke baju saya," bentak Yolan dengan garang sambil berdiri dan berkacak pinggang."Iya mohon maaf sekali saya tidak sengaja. Tadi pas lewat sini kok lantainya
Yolan mengajak Yoni menghampiri."Ngapain, Mas?" tanya sekuriti sangar itu dengan tatapan tajam pada Sabda."Ma_ma_mau ambil motor, Pak," jawab Sabda yang masih mengotak-atik berusaha membuka penutup kunci motor yang termasuk keren itu.Motor yang kalau di kunci stangnya, lubang kuncinya akan otomatis tertutup itu memang harus dibuka pakai tangkai kunci motor.Seperti yang dilihat Yoni, Sabda kesulitan membukanya."Kenapa susah dibuka? Kuncinya sudah aus, atau karena ini motor pinjaman?" keluh Sabda panik."Ikut saya Mas!" kata sekuriti dengan menggenggam lengan Sabda erat dan mantab."Yoni, kita harus ikutin satpam itu. Ngapain coba, Sabda dibawa?" kata Yolan."Biarin aja, Lan. Ngapain ikut-ikut urusan orang," tolak Yoni."Lihat KTP dan STNK motornya Mas?" kata sekuriti di pos satpam.Sabda yang sadar sedang diintrogari pun menunjukkan apa yang diminta Sekuriti."Ini stnk siapa?" tanya sekuriti."Ini punya Abang saya, Pak. Maksud saya saya pinjam motor Abang saya.""Bener nama Abangm
"Eh .. terus kamu pacaran sama siapa sekarang?" tanya Yoni."Sekarang? Emang dulu kamu pernah lihat aku punya pacar?" balas Yolan."Lah, itu yang ....""Yang gonta-ganti itu?" potong Yolan."Mereka cuma penggemar, nggak ada yang aku ladenin. Yakali main ke rumah aku usir.""Oh!" decak Yoni takjub menatap Yoni."Aneh, ya, aku yang sering diapelin cowok tapi nggak pacaran. Kamu yang punya pacar malah nggak pernah diajak ke rumah," kata Yolan."Wikan pernah sekali ke rumah. Yah, kamu pasti tahu alasannya kenapa aku tidak sering mengajak Wikan ke rumah," balas Yoni."Pasti Rose?" tebak Yolan.Yoni mengangguk, "Aku menjaga perasaannya dan memang Rose marah kalau Wikan datang ke rumah.""Dasar toxic!" umpat Yolan untuk Rose."Sekarang antara aku, Rose dan Wikan sudah tidak ada kepentingan buat mikirin atau mengurus satu sama lain. Im free," ucap Yoni."Of course, Anda buang umur percuma kalau masih mikirin dua orang itu," balas Yolan. Gunakan sisa hidup Anda untuk fokus mengurus diri sendi
"Oh, iya Lan ...." ucap Hananti. "Kok Mama lupa. Ada titipan buat kamu.""Titipan apa, Ma?""Nggak tahu. Di dus besar, kayaknya yang ngantar ekspedisi sekitar tiga puluh menit sebelum kamu datang.""Oh, ya? Yuk, Ma ... kita lihat."Yolan mengikuti Hananti dan Yoni.Sebuah dus ukuran besar di meja makan tergeletak. Yolan dan Yoni saling pandang."Kalau gitu aku bawa masuk, ya, Ma?" kata Yolan membawa dus ke kamar diikuti Hananti dan Yoni."Tapi aku mau mandi dulu," ucap Yolan saat Mama dan Adiknya ikut masuk ke kamar.Hananti keluar dari kamar anak keduanya itu. Yoni menghempaskan diri di spring bed bersprei kuning dalam kamar Kakaknya."Apa isinya, Yon?" tanya Yolan."Mama sudah keluar, 'kan?" tanya Yoni."Sudah," jawab Yolan lalu Yoni mengunci kamarnya."Aku akan membukanya. Kamu bisa menebak apa isinya?" kata Yoni melihat nama pengirim, Rose di atas kardus."Bisa, sih," sahut Yolan yang juga tahu Rose-lah si pengirim dus besar itu."Apa coba?""Yah ... kalau menurut tebakanku setela