Yolan dan Yoni mendekat."Selamat ya, Sabda untuk graduationya?" Sambil menyalami Sabda lalu duduk mengapit Hananti."Terima kasih. Tadi ngomong 'perasaan' apa ya, Lan? Aku sempat dengar tuh," kata Sabda."Yoni bilang, Sabda pasti berubah setelah wisuda. Aku bilang itu perasaannya saja."Yolan menerangkan dan Sabda menghembuskan napas lega."Jadi Sabda dinas di mana setelah ini?" tanya Hananti. Ia ikut merasa bangga anak selingkuhannya sudah berhasil lulus dari pendidikannya."Ikatan dinas selama 10 tahun, Tante.""Di mana?""Sebenarnya penempatan itu berdasar ranking juga. Semakin tinggi ranking, penempatan juga semakin enak, di kota-kota besar. Yang kasihan kalau ranking kita di bawah, biasanya ditempatkan di kota yang bahkan sebelumnya kita tidak pernah dengar namanya dan tidak tahu bahwa ada kota itu di Indonesia ...."Sabda tertawa sendiri dengan penjelasanya untuk Hananti."Kamu dapat di mana, Sab?" tanya Yoni ingin tahu juga."Allhamdulilah untuk tahun pertama ikatan dinas ak
Untuk menerjemahkan arti senyum sang Mama, mungkin Yolan butuh waktu sampai 1000 tahun kalau tak sembahyang apa gunanya."Sekte apa itu, Lan?""Itu sekte pengurai senyum kedangkalan nalar semesta menuju tatanan sedalam inti bumi!""Astaghfirullah!"Hananti memegangi dadanya."Sudah malam, Ma. Yolan tidur dulu, ya? Tadi ke sini cuma mau ngasih tahu kalau Sabda dan Yoni udah jadian. Dan Sabda sudah pulang. Silahkan Mama dan Papa bubu manis," celoteh Yolan sambil melihat sekilas ke arah Wistara yang sudah lelap dibuai mimpi."Oh, iya hampir lupa. Malam minggu besok, aku dan Yoni diundang ke acara syukuran Wisuda Sabda. Eits ... tapi acara ini khusus muda-mudi. Orang tua tidak diundang. Sekian pemberitahuan dan penutup dari Yolan. Nice sleep dan mimpi indah, Mamaku. Emuach ...."Tanpa menunggu respon Hananti, Yolan segera keluar dari kamar.Hananti hanya menggeleng melihat kelakuan Putri bungsunya itu.***Malam minggu yang cerah penuh bintang di langit. Yolan dan Yoni datang sebagai unda
Dan ….Kemudian Sandi menerima tanda merah di pipi kiri dan kanannya dari perempuan itu.Yolan memejamkan mata melihat adegan di depannya."Pasti perempuan itu pasti pacarnya Sandi."Sambil mengayun berjalan ke sana kemari Yolan mencoba mendiamkan sang bayi yang tangisannya makin kencang.Yolan juga melihat ke arah Sandi sedang memegangi pipinya. Pipi yang baru saja terkena tamparan dari Melody! Bukan civman.Belum hilang rasa kaget dan bingung Sandi tiba-tiba Melody--wanita yang tadi menamparnya menangis. "Lah, aku yang dit4mpar, kenapa dia yang menangis?"Lalu perempuan itu pergi berlari meninggalkan Sandi dan Yolan."Mel ... Melody ....!" panggil Sandi sambil menarik tangan Melody."Kemaren lo ke mana? Dan siapa perempuan itu? Aku tadi ke rumahmu. Katanya kamu nggak dinas dan ada di acara syukuran Sabda. Kenapa sekarang malah di sini?” kata Melody sambil menghapus air matanya.“Kemarin? Aku nggak kemana-mana. Aku salah lihat jadwal Mel. Kukira hari ini libur. Ternyata besok. Oh iy
"Sebenarnya bisa saja aku___"Sabda menjadi kesal dengan penjelasan Yoni yang muter-muter lalu memanggil Yolan."Laaan ...."Yolan yang sedang makan dan duduk di meja sebelah dengan beberapa teman Sabda menoleh."Kok kamu nggak bilang kalau besok pagi Yoni wisuda.""Dia nggak datang, Sab. Aku yang mewakili," sahut Yolan lalu nyengir kuda.Dan kembali asik mengobrol dengan beberapa lulusan akpol teman-teman Sabda."Tidak datang ke acara wisuda, tanggal kembar, bisa nggak kamu jelasin ke aku Yon?" kata Sabda."Acara wisudaku bentrok dengan kesibukanku, Sab. Tanggal kembar 2.2 itu tanggal ramai untuk leader bisnis online sepertiku. Banyak promo dari marketplace.""Lho, kamu kan leadernya, Sayang. Kamu pasti punya karyawan. Dan mereka kan bisa menghandle dulu semuanya.""Aku juga bisa meliburkan toko, tapi aku nggak mau. Karena aku lebih cinta uang dari pada foto-foto saat wisuda," jelas Yoni membuat Sabda tertawa.Yoni juga tertawa."Alasanmu sebenarnya tidak bisa aku maklumi. Aku pikir
"Acaranya kita akhiri sampai di sini. Toh teman-temanku juga mengerti. Kami biasa disiplin saat di Asrama Akpol. Tuh ... hampir jam dua belas malam. Memang waktunya harus selesai. Bubar .... " kata Sabda. Rupanya teman-teman Sabda juga mengerti gelagat Sabda. Dan mereka pun satu persatu berpamitan sambil terus bercanda. Bahagia. Semua terpancar dari wajah-wajah 'polisi baru jadi,' itu .... Acara sederhana namun khidmat malam itu selesai. Sabda juga mengundang pemuka agama untuk memimpin acara doa bersama. Ada juga qira'ah yang mengaji ayat suci Al-Quran. Yang paling menenangkan, Yolan tidak bertemu Jaya Kumara malam itu. Lega rasanya, meski harus mengalami insiden di klinik bersama Sandi dengan melody dan Ibu bayi pasien Sandi. ***Sampai rumah, orang tua Yoni dan Yolan sudah tidur karena mereka tiba hampir pukul satu dini hari. "Sudahlah hadiri saja acaranya. Aku bisa mengatur agar MUA datang ke sini subuh nanti. Baju dan semua keperluan wisuda dia yang sediakan. Kamu hanya b
Usai wisuda papa mama Yoni mengajak yoni ke studio foto. "Kenapa nggak besok aja sih, Ma. Aku pingin tiduran dan istirahat. Cape, nih," keluh Yoni. Gadis itu memang tidak terlalu senang dengan acara keramaian dan hiruk pikuk manusia. Beda dengan Yolan yang akan selalu bersemangat saat membaur dengan banyak orang. "Tanggung dong, Yon. Mama sama Papa izin lho dari kantor untuk bisa foto dengan baju wisudamu. Mumpung masih cantik penampilanmu," kata Hananti. Sepulang dari studio foto Yoni langsung ditodong makan-makan oleh anak buah bisnis Onlinenya.Pacar Sabda itu lngsung mengganti baju tanpa menghapus makeup dan meluncur lagi menuju lokasi restoran untuk syukuran wisuda. "Okey deh biar sekalian kelar hari ini. Besok aku bisa beristirahat seharian," kata Yoni. Sabda yang setia menemani mengunggah foto mereka berdua dengan caption manis di akun media sosialnya. "Kamu nggak unggah juga, Sayang?" tanya Sabda. Pacar Yoni itu heran, di saat gadis lain pamer brutal foto wisuda S1 mer
Asap mengepul yang dikira Yoni hanya asap rokok biasa itu, ternyata asap yang berasal dari .... "Yoni ...." Sabda mendekat sambil menunjukkan gelagat mengajak mesum. Yoni pura-pura bego dan culun tidak mengerti. Andai Yoni tipe perempuan yang agresif, mungkin Kakak Yolan itu sudah tercemar oleh Sabda. Namun rupanya, Yoni masih memikirkan dosa dan azab yang bakal dia terima jika mengikuti kemauan Sabda."Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu nggak bakal melampiaskan nafsv sesatmu sebelum kita resmi menikah!" bisik Yoni saat tangan Sabda sudah grape-grepe ke sana kemari.Sekuat hati Yoni berusaha mencegah Sabda yang makin beringas. Membentengi diri dengan rasa takut pada Tuhan meski keadaan dan situasi memungkinkan Yoni dan Sabda bisa bebas melakukan apa pun. "Yuk ... nyobain," ucap Sabda akhirnya yang terlihat kesal dengan penolakan Yoni. Ia mengeluarkan sesuatu dari laci meja. Yoni tidak bodoh-bodoh amat untuk tahu kalau itu narkoba jenis sabu. "Tenang aja. Nggak bikin keta
"Engaklah, Lan. Nggak pernah aku ngapa-ngapain Yolan. Terus tanggung jawab apa, Lan?""Yoni sekarang ada di RSJ!""Hah?! RSJ?""Tenang aja. Dia nggak gila, kok. Cuma kecanduan narkoba dan aku bawa ke sana untuk rehab di klinik nafza," jelas Yoni. "Kamu serius, Lan?""Aku serius. Saking seriusnya, aku bahkan tidak memberi tahu Mama, Papa dan Yoka.""Lalu kamu bilang apa ke mereka?""Aku bilang Yoni pergi keluar negeri menyusul Rose teman akrabnya dan teman bisnisnya karena ada pekerjaan.""Mama papamu percaya?""Mereka percaya sekali kalau sudah menyangkut Rose.""Maafkan aku Lan, kapan kamu mau menjenguk Yoni lagi? Ajak aku, ya? Nanti kukirimkan jadwal offku agar kita bisa menyesuaikan waktu.""Emang kamu tidak sadar kalau Yoni sudah sampai kecanduan?" tanya Yolan. "Aku tahu dia masih makai tapi nggak tahu kalau sampai separah itu. Aku dan Yoni udah sebulan nggak ketemu kan?" jawab Sabda dengan raut penyesalan. "Yang agak mengerikan lagi, ternyata Yoni sudah mulai kenal bandar nark