Share

4. Benefit

Author: Cherry Blossom
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ketukan lembut di pintu membuat Leonel mendongakkan kepalanya. Sekretarisnya, Mario berdiri di ambang pintu. Pria dengan tampang serius itu tidak seserius tampangnya, di samping sering mengejek Leonel ia juga sering membuat Leonel marah karena sering menyangkal dan membantah pendapat yang Leonel lontarkan. Tetapi, anehnya Leonel sendiri tidak bisa marah apa lagi berpikir untuk memecatnya. Mario bisa diandalkan dalam segi apa pun meski kadang ia melakukan hal di luar perintah Leonel.

“Violeta Hubert ingin bertemu denganmu,” kata Mario sambil menyerahkan sebuah map.

“Abaikan saja, katakan kepadanya jika aku sedang tidak bisa ditemui,” ucap Leonel, ia menerima map yang disodorkan oleh Mario.

Perlahan ia membuka map yang berada di tangannya. “Sialan!” geramnya.

“Sepertinya kau harus segera meminta bantuan keluargamu atau tagihan-tagihan itu menjadi hutang perusahaan,” kata Mario.

Leonel menutup map di tangannya. “Aku akan mencari jalan keluarnya,” ujarnya dengan nada sangat santai.

“Kita masih bisa aman selama masih bisa menggaji pegawai. Tapi, aku tidak yakin kita bisa bertahan hingga tiga bulan ke depan.” Mario mengedikkan bahunya.

“Hei, jaga ucapanmu, Mario.” Leonel menyipitkan matanya. “Dari pada kau sibuk meragukan kemampuanku lebih baik kau instruksikan kepada bagian pemasaran untuk membuat beberapa penawaran kerja sama.”

Mario tidak mengindahkan ucapan Leonel, pria itu membalikkan badannya lalu melangkah meninggalkan ruang kerja bosnya. Leonel hanya mampu memicingkan kedua matanya menatap Mario yang selalu meragukan kemampuannya, sekretarisnya itu memang sedikit kurang ajar, tetapi bisa di andalkan.

Honor para model dan artis yang bernaung di bawah Glamour Entertainment telah di bayarkan oleh perusahaan yang menyewa mereka dan uang itu telah di selewengkan oleh kepala bagian keuangan. Setelah di selidiki, uang itu dihabiskan untuk bersenang-senang, membayar wanita dan bergaya hidup seperti kaum jetset. Hanya ada rumah dan dua buah mobil yang bisa di sita sebagai ganti rugi. Mantan kepala bagian keuangan itu bahkan memilih mendekam di penjara ketimbang mengganti rugi uang perusahaan karena menyadari jika seumur hidupnya ia tidak akan mampu melunasinya.

Leonel menimang-nimang pena di tangannya, pikirannya teringat Violeta. Sudah dua hari gadis itu ingin menemuinya tetapi selalu Leonel tolak, gadis itu benar-benar menghancurkan harga dirinya. Bagaimana mungkin ia bersedia untuk menjadi suami dari seorang gadis hanya karena ia di ujung kebangkrutan?

Leonel tidak mampu untuk tidak tertawa saat ia mendengar violet menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi istrinya. Pria bahkan tertawa terpingkal-pingkal karena ucapan Violeta.

Leonel Johanson, di dalam hidupnya, ia belum

pernah memikirkan masalah asmara apa lagi pernikahan. Di dalam hidup Leonel hanya ada tidur, bermain game, sedikit bekerja, ia bisa meniduri artis atau model di Glamour Entertainment yang tidak terhitung jumlahnya mengantre untuk naik ke atas ranjangnya tanpa repot-repot berkomitmen. Bagi Leonel pernikahan dan hubungan asmara itu merepotkan karena akan menyita waktunya bersantai dan bermalas-malasan. Santai itu perlu, malas itu wajib. Leonel Johanson, sang dewa pemalas.

Benar kata Mario, ia bisa dengan mudah mengembalikan keuangan perusahaan miliknya semudah menjentikkan jarinya karena ia adalah seorang Johanson. Sayangnya, ia enggan untuk melakukan itu karena bisa di pastikan jika William Johanson kakak laki-lakinya akan menceramahinya hingga telinganya panas. Kemudian ayah dan ibunya, sudah pasti mereka juga akan menceramahinya. Mereka akan mengatakan jika semua yang menimpanya adalah imbas dari kemalasannya, tidak bekerja dengan benar, tidak teliti, tidak waspada, dan mungkin ia akan kehilangan hari-hari santainya meski sebenarnya sejak indikasi kebangkrutan di perusahaannya terendus ia memang telah kehilangan hari-hari santainya. Ia mulai menenggelamkan diri ke dalam tumpukan dokumen yang penuh dengan huruf dan angka yang menyebalkan setiap hari.

Leonel mengakui, bekerja setiap hati tidak buruk. Tetapi, lebih baik lagi jika ia bisa bersantai di dalam kamar, bermain game lalu bercinta dengan gadis-gadis di Glamour Entertainment jika ia ingin. Dunia adalah surga baginya karena semuanya begitu mudah.

***

Ini adalah hari ketiga Violeta mengejar pria yang dianggap bangkrut itu. Tiga hari pula ia merasakan diusir oleh petugas keamanan di Glamour Entertainment. Demi Hubert Corporation ya g ingin ia kuasai, ia telah membuang harga dirinya. Dalam hidup Violeta belum pernah ia menemui penghinaan seperti ini. Oke, ia memang pernah tertipu oleh Liam, tetapi itu tertipu bukan dihina. Karena sudah terlanjur membuang harga dirinya, Violeta akhirnya memilih untuk melanjutkan perjuangannya.

Hari keempat Violeta memilih untuk menghentikan perburuannya, ia memilih mendatangi sebuah agensi bodyguard. Dan hari kelima gadis itu melancarkan aksinya itu menggunakan jasa bodyguard yang telah ia sewa.

Sore itu saat Leonel hendak kembali dari bekerja, saat ia sedang menarik gagang pintu mobilnya tubuhnya di sergap, mulutnya di bekap, ia di ringkus oleh dua orang bodyguard yang langsung melemparkan tubuh Leonel ke dalam sebuah Limousine di mana di dalam mobil itu, Violeta duduk dengan cara yang teramat angkuh seperti seorang ratu yang telah memenangkan sebuah pertempuran.

Leonel mengira, jika gadis itu telah menyerah karena dua hari ia tidak mendapatkan laporan pengusiran Violeta. Nyatanya gadis itu seperti seekor rubah yang licik.

Menarik.

Ia akan mengikuti permainan Violeta lalu mempermainkan gadis itu seperti seekor predator yang bermain-main dengan mangsanya sebelum melahapnya.

“Caramu kasar sekali, Nona Kecil,” ucap Leonel sambil mengangkat bokongnya sedikit untuk membenarkan posisi duduknya.

Violeta menyentuh ikatan rambutnya kemudian dengan gerakan sombong, ia mengelus rambutnya yang panjang diikat ekor kuda hingga ke ujungnya. Ia juga menggeser sedikit posisinya agar bisa menatap wajah Leonel yang duduk di sampingnya. “Asal kau tahu, usiaku dua puluh empat tahun,” ujarnya.

Leonel menyilangkan kakinya kemudian merapikan lengan pakaiannya yang sedikit berantakan, setelah itu ia menatap Violeta dan bertanya, “Jadi, apa maumu, Violeta?”

Violeta tersenyum penuh kemenangan. “Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku menawarkan diri untuk menjadi istrimu. ISTRIMU.”

Leonel tertawa tertahan. “Kau mengatakan aku sedang bangkrut tapi kau menawarkan diri untuk menjadi istri dari si pria bangkrut. Kedengarannya sangat aneh.”

“Bantuanku tidak gratis,” ucap Violeta dengan nada sombong. Ia juga menatap Leonel dengan cara yang sangat angkuh.

“Oh, ya?" Leonel menaikkan sebelah alisnya. "Jadi, aku harus membayar bantuan yang sedang kau tawarkan?”

“Tidak ada yang gratis di muka bumi ini.”

Leonel tersenyum miring. “Apa kau tahu apa yang kau tawarkan itu? Jika aku membayar itu namanya bukan bantuan tapi kerja sama,” ucapnya dengan nada geli.

Violeta mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Kau yang akan menerima keuntungan di sini, bukan aku.”

Leonel mengamati ekspresi wajah gadis di depannya, bibirnya tersenyum sinis. “Baiklah, coba katakan rencanamu.”

“Dengar, aku hanya perlu surat nikah, membawamu ke depan kakekku dan pengacaranya sialan itu lalu aku mendapatkan warisanku, setelah itu kita bercerai,” katanya tanpa ragu-ragu.

Leonel menumpukan sikunya di sandaran tangan kursi mobil, ia bertopang dagu sambil menatap gadis manis yang sedang berusaha mengajaknya bermain-main. Memang ia mengalami kebangkrutan, tetapi tidak mengerikan seperti itu. Tidak sampai harus menjual diri kepada gadis kecil. Sudut bibir Leonel berkedut.

“Jadi, hanya menikahimu satu hari?” tanyanya dengan nada menggoda.

Violeta mengerjapkan matanya. “Jadi, kau bersedia?”

Related chapters

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   5. A Hug

    “Hmmm... aku tidak mengatakan jika aku bersedia,” jawab Leonel.“Kita akan menikah tiga bulan. Ya, tiga bulan. Kau tahu jika hanya sehari lalu kita bercerai itu akan terlihat jika kita hanya bersandiwara, akan tampak aneh. Setelah kita beretmu kakekku dan aku mendapatkan perusahaanku, aku akan mentransfer berapa pun uang yang kau minta dan setelah itu surat cerai akan kukirim tiga bulan setelahnya.” Violeta menjelaskan dengan panjang lebar.“Hanya itu yang kudapatkan?” Leonel menaikkan sebelah alisnya. Samudra matanya masih me

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   6. Alone

    Semua yang Violeta rencanakan berjalan mulus, seperti yang ia inginkan. Tetapi, ada yang tidak di sangka dan di duga. Takdir mengambil kakeknya begitu cepat. Di dalam perjalanan kembali dari kantor notaris, Violeta mendapat kabar dari pihak rumah sakit jika kakeknya mengembuskan napas terakhir, Violeta nyaris tidak mampu berdiri, ia mencengkeram jaket yang Leonel kenakan sambil menangis sejadi-jadinya di dada Leonel, pria yang belum genap satu hari menjadi suaminya. Ia kini benar-benar menjadi sebatang kara di Paris. Ia masih memiliki beberapa keluarga di Swiss, negara asal ibunya tetapi Violeta tidak menginginkan tinggal di sana. Tempat itu asing baginya.Rencana tinggal di Paris yang semula hanya unt

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   7. Prayer

    Mereka tiba di sebuah cafe bernama Cafe Procope, cafe itu adalah salah satu gerai kopi paling tua di Perancis yang masih berjaya hingga sekarang. Cafe itu didirikan oleh seorang chef bernama Francesco Procopio Dei Coltelli pada tahun 1688. Di tengah banyaknya gerai kopi baru yang menghadirkan berbagai kopi dengan varian baru, cafe ini tetap mempertahankan keaslian kopi buatannya. Interiornya pun juga masih sangat klasik tetapi suasana klasik itu justru membuat daya tarik sendiri. Selain berbagai kopi berkualitas seperti Lavazza Espresso, Cappucino, Irish Coffee yang dijajakan, ada juga berbagai menu khas Prancis seperti as coq au vin, escargots, tartare du boeuf and crème brûlée.

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   8. Not Serious

    "Selamat ulang tahun, Nona."Seluruh pelayan di tempat tinggal Violeta berbaris tepat di depan pintu saat pintu terbuka, di tangan mereka memegangi satu tangkai bunga mawar berwarna merah menyala.Demi Tuhan. Leonel akan membalas Grace nanti, ia meminta tolong kepada Grace untuk menyiapkan kejutan kecil. Tetapi, bukan dengan membawa mawar merah seperti itu. Leonel meminta ide kepada Grace untuk memberi kejutan untuk Violeta yang tentu saja pelaksanaan kejutan itu dibantu oleh kepala pelayan di rumah itu karena mustahil Grace ada di Paris dalam waktu sekejap mata

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   9. Bonus

    "Kau sudah menyerahkan dirimu padaku, maka tidak ada jalan untuk kau kembali, Violeta." Leonel mendaratkan bibirnya di bibir Violeta, hanya kecupan kecil. "Meski kau menangis dan memohon untuk kulepaskan, aku tidak akan melepaskanmu." Bibir Violeta bergetar. Tetapi, ia tidak mengucapkan apa pun. Gadis itu perlahan meletakkan telapak tangannya di lengan Leonel, meraba kulit pria itu dengan gerakan yang sangat pelan. Leonel mendaratkan bibirnya di bibir Violeta, mengecupnya beberapa kali dengan kecupan-kecupan kecil yang menggoda. "Apa kau tahu cara berciuman?"

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   10. Johanson

    Violeta bermaksud meninggalkan Leonel yang tampaknya telah terlelap. Tetapi, saat ia mencoba beringsut, lengan kekar Leonel yang melingkar di pinggangnya menahannya. “Mau ke mana?” “A-aku ingin tidur di kamarku,” jawab Violeta setengah bergumam.“Tidurlah di sini,” ujar Leonel, lengannya semakin erat mengungkung pinggang Violeta.

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   11. My Wife

    "Leonel, apa kau tahu apa yang kau lakukan tadi?"Violeta mencubit batang hidung di antara ke dua alisnya, ia terduduk di tepi ranjangnya. Leonel dengan terang-terangan mengumumkan hubungan mereka padalah sudah bisa dipastikan tiga bulan yang akan datang mereka akan bercerai. Tidak mudah meyakinkan para investor, mereka meminta bukti dari pernikahan Leonel dan Violeta karena mustahil seorang Johanson menikahi seorang Hubert tanpa terendus oleh siapa pun.Pria itu dengan entengnya menjawab akan mengunggah akta nikah mereka di halaman media sosial Violeta dan juga

  • A Bankrupt Billionaire (Indonesia)   12. I'll Try

    “Suamimu memerintahkan audit mendadak di departemen keuangan,” ujar Xaniah, wanita berkaca mata itu memberi tahu apa yang dilakukan Leonel.Violeta mengedikkan bahunya. “Dia mengatakan akan menggantikan posisi sementara CEO. Tapi, ia sendiri masih tidur saat aku berangkat bekerja.” “Tidur?” “Ya. Di kamarku.”

Latest chapter

DMCA.com Protection Status