Persaingan antara Fila dan Sasha semakin memanas kala anak baru pindahan dari Bandung mengacaukan semuanya. Saingan semakin sengit, saat keduanya jatuh pada lelaki yang sama. Lelaki yang merebut gelar mereka sebagai yang pertama dan kedua. Lalu, tembok yang dibangun oleh Sasha untuk tidak memikirkan lelaki, dan hanya fokus dengan deretan rumus yang memenuhi masa remajanya, harus hancur karena perhatian kecil lelaki itu. Fila yang bodo amat dengan perasaan. Mengorbankan hatinya untuk kesenangan kedua orang tuanya yang selalu ingin menomorsatukan dirinya untuk dipamerkan kepada tetangganya. Dan tidak memikirkan perasaannya. Rasa lelah semakin memuncak, dan menyerah adalah kata akhirnya. Bagaimana dengan kisah mereka?
View MoreHeru mengangguk. Alasan yang bagus."Masuk ke kamar kamu sana. Besok sekolah, dan Papa nggak mau kamu absen di bulan pertama. Kalau bulan kedua mah, nggak papa," suruh Heru yang dibalas anggukan oleh Raja.Setelahnya, Heru pergi menuju kamarnya sendiri. Namun, mendengar suara Raja lagi, dirinya mengurungkan niatnya."Pa," panggil Raja. Dengan cepat, Heru membalikkan tubuhnya."Kenapa?" Raja menatap Papa nya dengan ragu."Apa yang mau kamu katakan? Jangan ragu, katakan saja. Daripada mengganggu pikiran kamu, dan kamu tidak bisa tidur dengan nyenyak." Suara Heru kembali mengudara."Papa.... tau rumah Ayah, tidak?"Heru menatap anaknya bingung. Kenapa mendadak bertanya tentang Ayahnya?"Memangnya kenapa?""Kamu rindu dengan Ayah kamu yang brengsek itu?"Kalimat itu sangat menusuk di hati Raja."Bukan. Raja cuma mau ambil foto Bunda aja. Kata Tante Alifah, Papa ng
"Maafkan saya, pak. Saya terpaksa melakukan itu karena istri anda yang keracunan makanan. Penyakit pasien yang mendadak kambuh, juga hantaman keras itu membuat istri anda tidak bisa bertahan dengan lama. Tadi, pasien sempat sadar sebentar, dan meminta kami untuk menyelamatkan anaknya, dibanding dirinya. Sedangkan bapak tadi mengatakan harus menyelamatkan istri bapak dibanding anaknya. Dan kami memutuskan untuk menyelamatkan anak anda, karena salah satu pembunuh darah istri anda yang bocor. Sekali lagi, saya dan tim saya minta maaf, pak."Dari penjelasan dokter tadi, satupun tidak ada yang bisa Rizal terima. Di satu sisi, dirinya sangat senang anak yang sejak lama ia tunggu, akhirnya lahir, namun dalam keadaan prematur. Sedangkan di sisi lain, dirinya sangat kecewa lantaran istrinya yang meninggalkan dirinya seorang diri, dengan bayi hasil dari pernikahannya dengan Widya.Kenapa takdir sangat kejam dengannya? Mengapa salah satu diantaranya harus pergi, sedangkan d
"Nggak tahu. Tadi gue ke kamar mandi sebentar. Pas gue balik, di sini cuma ada Rizal doang. Pas gue tanya Widya sama Jia ke mana. Katanya mereka mau ke kamar mandi. Tapi, setengah jam kita berdua nunggu, mereka nggak balik-balik." Heru menjelaskan dengan detail. "Gimana? Widya udah ketemu?" tanya Rizal dengan napas tidak beraturan. "Belum. Gue udah cari ke seluruh tempat di taman, tapi nggak ada." Heru menjawab. "WOI! JANGAN DIAM AJA, ITU DI TOLONGIN MBAK-MBAK NYA. KASIHAN DIA. SEBENTAR LAGI AMBULANS DATANG!" Teriakan dari arah jalan mengalihkan pandangan mereka. "Itu ada apa?" tanya Alifah ketika melihat banyaknya orang yang berlarian menuju jalan raya. Tidak menjawab pertanyaan Alifah, para lelaki itu berlari kencang, menerobos kerumunan massa yang mengumpul. "WIDYA!" teriak Ri
"Maksudnya apa? Jangan sembunyiin semuanya dari aku, aku bingung harus kayak mana." Raja menunduk dalam."Kamu memang orang yang sudah membuat Bunda kamu pergi, karena saat itu, Bunda kamu berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kamu."Raja tertegun mendengar itu. Jadi, benar. Dirinya adalah orang yang sudah membuat Bunda nya pergi?"Tapi, semua itu tidak akan terjadi jika Mama kamu bertindak segila itu. Saat itu...."Flashback09 Juni 2006Alifah, Widya, Jia dan para lelaki lainnya, berjalan menemani Widya yang katanya tengah ngidam. Menginginkan jalan-jalan di sekitaran taman bersama-sama."Kalau nanti anak aku udah lahir, pasti kita nggak akan bisa kumpul kayak gini lagi. Pastinya aku bakal sibuk urus anak aku." Widya membuka suara."Nggak papa kali, Wid. Lagian, kita kan bisa datang ke rumah lo. Nggak usah sedih gitu, ah," hibur Alifah."Nah, benar yang di katakan Alifah. Nggak usah merasa
"Fisika adalah suatu pelajaran yang terdiri dari enam huruf.""Fisika adalah suatu pelajaran yang memahami arti emosi, pusing, dan sabar dalam waktu yang bersamaan."Jawaban ngawur lainnya masih terdengar, membuat guru itu bungkam."Kenapa diam, pak? Jawaban kami salah?" tanya Afri."Nggak. Jawaban kalian nggak ada yang salah, dan juga nggak ada yang benar," jawab pak Dewan."Terus, kenapa diam?" Kali ini Dafa yang bertanya."Saya diam karena saya bingung dengan jawaban kalian yang kelewat benar."Tawa mulai terdengar, hingga guru itu kembali bersuara."Baiklah. Saya akan menjelaskan apa itu fisika. Fisika sains atau ilmu alam yang mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang berkaitan seperti energi dan gaya. Sebagai salah satu ilmu sains paling dasar, tujuan utama fisika adalah memahami bagaimana alam semesta berkerja," jelas pak Dewan."Karena selam
"Thanks udah mau bantuin," ucap Raja."Nggak masalah kali. Lagian, kita kan teman," sahut Mervi."Mau mampir?" tawar Raja. Mereka menggeleng."Lain kali aja. Gua mau ke masjid dulu. Lo nggak ke masjid?" tanya Bian."Gue non-muslim," jawab Raja."Oh, sorry. Gua nggak tahu soal itu." Raut wajah Bian menjadi pias."Nggak masalah.""Kalau gitu kita duluan ya," ujar Marva. Raja mengangguk."Ntar malem jan lupa kumpul di warung tadi. Anggap aja perkenalan diri lo." Suara Ojal."Kalau nggak sibuk, gue ngumpul kok."***Makan malam telah tiba. Balak dan anak itu tampaknya tengah menikmati makan malam."Bagaimana keseharian kamu selama Papa nggak ada di rumah?" tanya Heru membuka percakapan.Raja terdiam cukup lama. "Nothing special, and very boring. But,
"Jalan, woi!"Perempuan itu menepuk pundak Raja. Di balas anggukan pelan, Raja mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang."Nggak pernah lihat cowok seganteng kamu. Baru pindah ya?" tanya perempuan itu berpegangan pada pundak Raja."Hm," sahut Raja tidak terlalu menanggapi ucapan perempuan yang tidak ia kenal."Pantes aja sih. Awas aja, aku kasih tahu ke kamu. Di daerah sini, pantang lihat cowok ganteng dikit. Pasti langsung kayak cacing kepanasan. Mau yang muda atau yang tua, sama aja. Jadi, jangan pernah risih sama warga di sini, karena dengan mereka melalukan itu, artinya mereka suka sama kamu," ujar perempuan itu panjang lebar.Raja mengangguk saja, dia sedikit tidak paham dengan apa yang di ucapkan oleh perempuan di belakangnya itu."Eh, woi! Warung belok kanan lah, bukan lurus. Kentara kali kalau nggak pernah ke warung, ya?"Suara perempuan itu kembali terdengar. Raja memutar stang sepedanya ke arah kanan. Dan
"Aku nggak izinkan kamu bawa Raja pergi, Mas," ujar Jia."Aku nggak butuh izin dari kamu untuk membawa Raja kemanapun aku pergi," balas Heru yang telah memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi mobil."Di mana Raja?" tanya Heru pada bodyguard nya."Masih di atas, Tuan," jawab salah satu di antara bodyguard Heru."Sudah siap semuanya?" tanya Heru sesaat setelah dia melihat Raja yang tengah berjalan ke arahnya dan membawa sebuah kardus besar, yang tidak ia ketahui isinya apa. Raja mengangguk pelan."Masukkan semua barang-barang milik Raja ke bagasi mobil."Heru memerintahkan bodyguard nya untuk memasukkan semua barang-barang Raja yang jumlahnya tidak sedikit."Baik, Tuan."Beberapa pria berbaju hitam memasukkan barang-barang milik Raja ke mobil belakang."Raja, kamu beneran mau tinggalin Mama? Kamu udah ngg
Heru menanyakan pertanyaan yang sama.Raja diam. Tidak tahu harus menjawab pertanyaan itu."Jujur aja. Papa nggak akan marah."Raja mengangguk pelan, sebagai jawaban."Apa yang kamu simpulkan?"Raja menatap Papa nya tidak paham."Maksudnya apa?""Apa yang kamu pikirkan setelah mendengar obrolan Papa sama Mama kamu tadi?""Aku nggak tahu, Pa. Nggak ngerti apa yang Papa bilang tadi. Kenapa Papa bilang kalau Mama adalah orang yang udah bikin Bunda pergi? Apa, ini saling berkaitan?"Heru dapat melihat dengan jelas, kerutan kebingungan di wajah Raja.Dia menghela napas panjang.Apakah dirinya harus membongkar semua ini? Apakah Raja akan bisa menerimanya?"Pa, kenapa diam? Ada yang Papa sembunyikan dari Raja?"Suara Raja membuyarkan lamunan Heru.
Keinginanku hanya satu dan terlihat sangat mudah. Aku hanya ingin bahagia. Tapi, kenapa Tuhan sangat sulit untuk mewujudkannya? Apakah aku tidak diperbolehkan untuk bahagia? Apakah aku harus merasakan sakit dan menderita seumur hidupku? Katanya, Tuhan itu adil. Dia adil terhadap hamba nya. Skenarionya terlalu indah dan sangat sulit ditebak. Namun, tidak untukku. Skenarionya buruk dan mudah ditebak. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah bahagia. Mungkin. Dalam cahaya yang minim dan tertutup. Sudah dapat dipastikan jika seseorang yang berada di dalamnya akan tercekik karena pengap, minim udara. Dia meringkuk dalam kedinginan dan juga ketakutan. Bibirnya bergetar hebat, wajah pucat pasi, bahkan suhu tubuhnya yang meninggi. Perlahan, air matanya kembali menetes, seiring rasa sakit di seluruh tubuhnya bercampur menjadi satu. "Bunda.... Aku mau ikut Bunda." ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments