21+Nana dan Raven terpaksa harus menikah karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi diadalam kamar Nana. Padahal mereka tidak saling mengenal dan tidak pernah bertemu sebelumnya. Posisi Raven yang merupakan seorang CEO dari perusahaan besar, sementara Nana hanyalah gadis polos yang baru saja lulus SMA membuat pernikahan ini tidak mudah terutama untuk Nana. Apalagi ketika sebuah Rahasia yang menjadi alasan sesungguhnya dari pernikahan terpaksa itu akhirnya terungkap dan menghadirkan sosok Adit diantara mereka.Siapakah yang akan Nana pilih pada akhirnya? Raven yang terpaksa harus menjadi suaminya atau Adit yang sudah Nana kenal sejak lama?
View MoreKehidupan adalah hal yang penuh rencana, penuh mimpi dan penuh usaha. Seperti itulah pandangan Nana seorang gadis berumur delapan belas tahun yang baru saja menyelesaikan masa putih abu-abunya.
Di dalam benak Nana sudah terisi penuh dengan rencana-rencana kuliah, dimana dia akan masuk ke Universitas impiannya kemudian dia akan mendapatkan banyak teman yang akan menyertainya tumbuh dewasa. Tapi, siapa yang sangka bahwa kehidupan juga penuh rahasia dan hal-hal tidak terduga.
Malam ini terasa seperti biasanya. Nana duduk di meja belajar sambil mempelajari beberapa hal tentang perkuliahan. Nana merasa bahwa sebelum masuk ke dunia dewasa, dirinya memerlukan berbagai pengetahuan yang tidak dia dapati di materi pelajaran sekolah.
Nana adalah gadis manis biasa saja yang tergolong anak baik dan penurut. Tidak pernah melakukan hal-hal di luar peraturan sekolah dan tidak pernah sekalipun membangkang keluarga. Dia bukan jenis siswa yang pandai di sekolah, tapi dia jenis anak baik yang taat peraturan. Nana tidak terlalu memiliki banyak teman, tapi dia juga bukan anak cupu yang tidak memiliki teman sama sekali. Dapat disimpulkan bahwa pemilik nama lengkap Kirana Anjani Sudibyo itu adalah gadis biasa saja, dengan kehidupan biasa saja, memiliki nilai biasa saja dan keseharian yang juga biasa saja. Nilai lebih yang dimiliki Nana hanyalah wajahnya yang cantik dan senyumnya yang manis sekali. Tapi Nana sendiri terlalu takut untuk dekat dengan lawan jenis ataupun di dekati lawan jenis, sehingga dia menghindari segala hal yang akan menjurus pada perkenalannya dengan lawan jenis melebihi seorang teman.
Hal itu di dasari karena ayahnya sangat religius dan menekankan pada Nana bahwa diumurnya sekarang berdekatan dengan laki-laki lebih dari seorang teman, akan mendatangkan kehancuran untuk masa depannya. Sementara Nana tidak ingin mengecewakan mereka, sehingga dia memilih untuk tidak melakukan hal-hal semacam itu walaupun tidak sedikit laki-laki yang berusaha mendekatinya.
Setiap malam Nana akan lebih suka berdiam diri di dalam kamar, menjelajah dunia maya dan mencari tahu banyak hal tentang negara-negara yang ingin di kunjunginya kelak jika sudah bekerja. Tapi malam ini, Nana fokuskan untuk mempelajari tentang kuliah. Nana sedikit mengernyit mendengar suara gerombolan orang berlari di samping rumahnya. Walaupun kamar Nana ada di lantai dua, tapi gerombolan itu terdengar berisik. Menjelaskan bahwa mereka mungkin sedang mengejar sesuatu yang gawat. Nana tidak mau peduli, dia masih terus fokus pada komputer hingga kemudian dia merasa suhu mulai naik di dalam kamarnya. Sudah lebih dari dua hari Ac di kamar Nana mati. Sudah memanggil teknisi tapi belum datang juga. Mungkin besok Nana akan melakukan panggilan ulang lagi.
Tanpa pikir panjang Nana melepas baju atasannya sehingga hanya mengenakan pakaian dalam dan celana pendek ketat, setelah itu kembali berkutat dengan komputer di hadapannya. Hingga suara jendela dibuka diiringi suara berdebam membuatnya terlonjak kaget dan menoleh ke arah datangnya suara.
Mata Nana membola dan mulutnya menganga melihat ada laki-laki asing masuk ke dalam kamarnya. Pakaiannya sedikit sobek dan sepertinya ada luka di samping perutnya. Nana sudah ingin berteriak dan segera mengambil guling yang dekat dengan jangkauannya untuk memukul. Tapi laki-laki itu menempelkan telunjuknya di bibir sambil meringis kesakitan sehingga Nana tidak tega. Nana sangat ketakutan, terlebih lagi karena dia hanya mengenakan pakaian dalam.
"Kamu siapa?" Tanya Nana bergetar. Laki-laki itu kembali menempelkan telunjuknya di bibir, menyuruh Nana jangan berisik. Nana ingin menangis terlebih ketika laki-laki itu membuka bajunya yang sobek. Nana tidak peduli lagi dan akan berteriak tapi suara teriakannya teredam oleh tangan laki-laki itu yang secepat kilat menubruk Nana hingga mereka terjatuh di atas tempat tidur dengan posisi yang intim.
"Jangan berisik! aku hanya numpang bersembunyi sebentar." Bisiknya dekat sekali. Jantung Nana berdebar kencang, ini adalah pertama kali baginya berada sedekat ini dengan laki-laki. Kemudian telinga Nana mendengar lagi suara orang lari-lari bergerombol di luar rumahnya yang membuat otak Nana berkesimpulan laki-laki asing di hadapannya ini, mungkin saja sedang terlibat tawuran.
Di samping rumah Nana merupakan gang kecil yang sering di jadikan lahan tawuran oleh anak-anak SMA. Tapi laki-laki dihadapannya terlihat dewasa, mana mungkin dia masih anak SMA. Pikiran Nana berkelana kemana-mana hingga tidak menyadari ada langkah kaki yang mendekati pintu kamarnya. Kemudian suara pintu di buka dan sebuah bentakan keras membuat kedua orang yang sedang berada dalam posisi intim itu menoleh kaget sambil membulatkan matanya.
"Bangun dari atas tubuh anak saya! Kenakan pakaian kalian dan saya tunggu di ruang keluarga." Ucap Haryo Sudibyo ayah Nana. Nana ingin menangis kala itu, ayahnya pasti berpikir yang tidak-tidak. Laki-laki di atasnya pun segera melepaskan cekalannya dari mulut Nana dan bangkit sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Ini gara-gara kamu." Ucap Nana sambil terisak. Laki-laki itu menatap gadis di hadapannya dengan ekspresi menyesal. "Ayah pasti berpikir yang tidak-tidak." Ucap Nana lagi sambil menangis. Laki-laki itu diam saja, menggingit bibirnya dan mengusap wajahnya frustasi. Tapi kemudian turun dari ranjang dan mengambil kausnya yang sedikit sobek, hendak memakainya tapi tidak pantas.
"Punya baju besar yang bisa aku pakai?" Tanyanya tanpa merasa bersalah. Nana tambah menangis, dia takut. Laki-laki itu mendengus dan memutuskan untuk membuka saja lemari Nana dan menemukan sebuah kaus yang terlihat seperti kaus laki-laki kemudian memakainya. Mengambil selembar baju lagi dan melemparnya ke arah Nana. "Pakai bajunya dan ayok kita turun!" Perintahnya. Nana makin menangis takut.
"Aku pasti di bunuh ayah dan bunda. Apalagi kalau ada kak Miko, aku pasti mati." Isaknya.
"Aku yang akan dibunuh keluargamu, sudah jangan menangis begitu! Ayo bangun." Ujarnya. Kali ini terdengar lembut. Kemudian berbalik badan ketika Nana hendak memakai bajunya dan menggandeng gadis itu untuk turun ke ruang keluarga. Nana bersembunyi di balik punggung laki-laki itu ketika melihat keluarganya sudah menunggu disana dengan wajah merah padam.
"Duduk!" Perintah Haryo tegas. Terdengar marah sekali. Nana ketakutan sampai gemetar.
"Saya bisa jelaskan om, kejadiannya tidak seperti yang om bayangkan." Ujar laki-laki asing itu terdengar tenang. Membuat Nana heran, bagaimana laki-laki itu bisa setenang ini di situasi yang mencekam?
"Saya tidak mau tahu pokoknya kamu harus menikahi anak saya. Bagi saya berduaan di kamar dengan keadaan baju kalian yang terbuka sudah merupakan perbuatan yang tidak bisa saya tolerir. Nana ayah kecewa sama kamu." Ucap Haryo kembali membuat Nana terisak. Laki-laki itu merasa sangat tidak enak.
"Baiklah saya akan menikahi putri om." Ucap laki-laki itu membuat Nana kaget. Kenapa dia tidak melakukan pembelaan sedikitpun? apa yang dia pikirkan?
"Siapa nama kamu?"
"Raven om."
"Telpon keluarga kamu dan suruh mereka datang ke sini sekarang!" Ucap Haryo lagi dengan tegas. Raven mengangguk, merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel dari sana. Kemdian pintu terbuka dan secepat kilat Raven tersungkur jatuh ke lantai karena di hantam tepat di wajahnya.
"Brengsek! lo apain adek gue." Geram seorang laki-laki yang masih mengenakan setelan kerja rapih dan tampak sangat marah. Raven tetap tenang dan diam. Haryo segera melerai dan menenangkan kemudian mengambilkan ponsel Raven yang terlempar karena pukulan tadi.
"Miko, tahan emosi kamu. Bukan seperti ini menyelesaikan masalah." Ujar Haryo mengingatkan. Miko terpaksa diam dan kemudian duduk di samping Nana lalu memeluknya. Gadis itu terisak.
***
Sejak kehadiran Vena di rumah, semua orang harus rela mengucapkan selamat tinggal pada ketentraman dan kedamaian. Pertama karena anak kecil itu sangat cengeng dan kedua karena anak itu tidak suka jika tidak digendong. Selain itu orang favoritnya adalah Jayden. Dia terpaksa menjadi korban hingga tangannya pegal dan punggungnya sakit setiap hari karena Vena akan menangis jika lepas dari gendongannya ketika sudah nyaman. Sebenarnya Jayden bisa saja tidak menggendong Vena agar tidak terjebak dalam kelelahan, Tapi dia juga tidak tahan jika sehari saja tidak menggendong keponakan lucunya itu.Lalu setelah umurnya genap setahun, yang menjadi favoritnya gantian Raven. Vena benar-benar tidak bisa ditinggal oleh Raven pergi jika ketahuan. Karena itu Nana akan mengajak Vena jalan-jalan sebentar ke luar agar Raven bisa berangkat kerja. Anggi benar-benar menghentikan segala kegiatannya di luar kecuali Rumah Sakit semenjak kehadiran Vena di rumah. Nana sendiri tetap melanjutkan kuliahnya s
Menjelang minggu-minggu terakhir kehamilan Nana, Raven mulai mempersiapkan pekerjaanya agar bisa segera di kerjakan di rumah saja. Raven tidak ingin kehilangan moment paling penting sebagai seorang ayah dan seorang suami hanya gara-gara pekerjaan saja. Raven ingin berada di samping Nana ketika istri kecilnya itu melahirkan nanti.Anggi dan Raka juga sudah mewanti-wanti kepada Raven agar lebih siaga di rumah. Raka bahkan sudah mengomel karena sampai sekarang Raven masih saja berangkat ke kantor padahal kehamilan Nana sudah besar. Raven bukan bermaksud kejam, dia hanya berusa untuk bertanggung jawab baik itu usrusan kantor maupun urusan keluarga. Hari ini Raven benar-benar mengerjakan semua pekerjaan yang harus di selesaikannya sampai tuntas, dia juga menyerahkan beberapa hal penting pada Fitri dan sebagian lagi di pegang oleh Raka sehingga besok dia sudah bisa bekerja dari rumah dan menemani Nana hingga melahirkan kelak.Dokter bilang, sekitar tiga minggu lagi Nana akan
Raven tidak pernah menyangka bahwa akan memiliki seorang anak membuat hari-harinya berubah drastis. Pertama dia jadi tidak betah berada di kantor lama-lama. Lebih tidak betah dibanding ketika dia menikahi Nana. Kedua dia jadi merasa selalu was-was, sehingga menambah jumlah orang yang dia suruh mengawasi Nana. Dan yang paling berubah adalah dia jadi sangat sensitif dengan berbagai macam wewangian. Untuk hal yang satu ini, Raven bahkan sampai membuat peraturan bahwa karyawannya tidak boleh memakai parfum ketika meeting dengannya.Anggi dan Raka saja selalu dia protes jika pagi-pagi sudah wangi sekali. Awalnya kedua orang tua Raven itu merasa sedikit aneh dengan sifat Raven itu tapi sekarang sudah paham dan malah tertawa geli. Rupanya bayi yang di kandung Nana sangat adil, tidak hanya membuat ibunya merasakan penderitaan mual muntah saja tapi juga menyiksa ayahnya agar tidak tahan mencium berbagai wewangian. Raven akan mual dan muntah jika mencium wangi yang tidak dia sukai. Dan
Semenjak Nana hamil, Raven mulai tidak tenang berada di kantor. Hampir setiap sepuluh menit sekali dia akan mengirim pesan pada istrinya itu atau sedikit menyusahkan Laras jika Nana sedang di kampus. Raven merasa jam di kantor setiap hari jadi lebih panjang padahal sebenarnya sama saja.Sejauh ini belum ada permintaan aneh dari istrinya yang membuat Raven kesulitab. Nana hanya lebih sensitif kadang menangis tanpa sebab yang jelas. Atau kadang suka marah-marah dengan menggemaskan. Sejauh ini hanya tentang mood Nana saja yang berubah.Tapi sehari yang lalu, Laras melaporkan sesuatu yang mengejutkan. Dia bilang Nana mendorong kakak kelas yang mengganggu hingga terjatuh dengan keras ke tembok dan dia tidak merasa bersalah. Nana bukan orang yang seperti itu, apa kehamilan mempengaruhi hal itu? Raven sendiri sejujurnya masih belum mau percaya tapi Laras untuk apa berbohong bukan?“Ven, ngalamun aja? Nih berkas yang papa pengen kamu lihat.” Raka tiba-tiba s
Raven tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya ketika mengetahui bahwa istrinya yang kini sudah tumbuh dewasa itu sedang mengandung anaknya. Seisi rumah langsung bersuka cita membuat ruang gerak Nana seketika berkurang. Nana tidak boleh ke dapur, tidak boleh mngerjakan hal berat pokoknya tidak boleh mngerjakan pekerjaan rumah apapun. Dan ketika berita itu sampai ke telinga keluarga Nana pun mereka langsung bergembira sekali. Haryo, Yuli dan Miko datang dan menginap beberapa hari untuk menemani Nana dan membuat gadis itu merasa senang sekali karena keluarganya berkumpul.Dan Nana mulai menyadari bahwa kehamilan ternyata tidak mudah. Nana mual dan muntah hebat pada awalnya sampai tidak bisa makan apapun dan membuat Raven panik sekali. Untung saja Anggi adalah seorang dokter yang bisa menenangkan keluarganya megenai kondisi Nana.Tapi Raven berubah jadi lebih romantis menurut Nana. Seperti sekarang ketika Nana bangun, maka secangkir teh mint dan biskuit per
Hallo teman-teman pembaca. Kenalkan saya Desti penulis kisah manis ini yang semoga saja mampu menghibur kalian semua. Kisah ini saya akhiri di bab 54 setelah mengantarkan Nana dan Raven pada kebahagiaan yang mereka harapkan. Tapi semua belum benar-benar berakhir karena akan ada beberapa ekstra part bonus berisi keseruan pasangan gemas ini dalam menantikan buah hati. Terimakasih pada teman-teman yang bersedia menunggu cerita ini setiap hari sedikit demi sedikit hingga akhirnya selesai. Terimakasih untuk setiap komentar kalian baik di review maupun di setiap bab yang membuatku seperti merasa lebih bersemangat ketika membacanya. Terimakasih buat kalian yang mencintai Raven dan Nana dengan tulus. Terimakasih karena mau memaklumi segala kekuranganku yang masih banyak ini. Tidak ada kisah yang sempurna, layaknya sebuah kehidupan. Tapi terimakasih banyak karena cinta kalian pada karya ini, menyempurnakan kebahagiaanku. Aku bukan penulis hebat, kesalahanku masih ribuan atau
Semua lebih Ringan untuk Nana lewati setelah langkah baru yang berhasil dia mulai. Kehidupan kampusnya menjadi sangat menyenangkan dan kehidupannya menjadi istri seorang CEO juga tidak kalah menyenangkan. Raven mulai berani mengajak Nana menemaninya pada acara-acara penting di kantor maupun acara penting di tempat kolega-koleganya. Seluruh staf kantor Raven juga sudah mengenal Nana sebagai istri boss yang baik hati dan sangat lembut.Anggi dan Raka lega sekali karena akhirnya Nana terlihat tidak lagi tertekan berada di samping Raven. Haryo, Yuli dan Miko merasa bersyukur sekali karena princess mereka yang polos dan masih belum mengerti banyak hal kini lebih terlihat bahagia dalam menjalani perannya sebagai istri dan mahasiswa. Seminggu sekali, Nana dan Raven akan menginap di rumah Haryo mengobati rindu Nana. Kerja sama Miko dan Raven juga berjalan dengan sangat lancar. Perusahaan Miko kini sudah berkembang semakin pesat dan memiliki banyak cabang atas dukungan Raven. Begitupu
"Kita nggak pulang ke rumah mas?” Tanya Nana melihat bahwa jalan yang Raven lalui berbeda.“Temenin mas Meeting dulu yah Na, nggak formal banget kok Cuma sama temen-temen mas aja. Sekalian mas kenalin kamu kan, walaupun beberapa diantara mereka ada yang datang di pernikahan.” Ucap Raven membuat Nana terdiam sambil merasakan gemuruh di dadanya. Tapi bukankah ini saatnya dia mempraktekan semua wejangan Laras? Jika Nana terus takut maka sampai kapan dia bisa berbaur dengan teman-teman Raven?Gadis itu menghembuskan napas kemudian tersenyum. “Oke mas, tapi baju Nana nggak jadi masalah kan?” Tanya gadis itu terlihat Ringan membuat Raven sedikit kaget karena dia pikir Nana akan sedikit mengeluarkan drama ketakutan.“Nggak masalah kok, mas aja santai kan?” Tutur Raven sambil mengeluarkan senyuman yang menurut Nana selalu yang paling indah.“Oke deh, nanti Nana ikut meetingnya juga apa Nana nunggu dimana gitu?&rdquo
Raven makin uring-uringan karena memakai baju apapun Nana terlihat begitu cantik. Bahkan memakai kemeja kebesaran dan celana jins saja Nana malah terlihat seperti artis Korea. Sudah seminggu istrinya itu kuliah dan setiap hari selalu terjadi perdebatan mengenai pemilihan baju.Anggi tersenyum geli melihat putranya mulai terusik karena tidak mau membagikan kecantikan istrinya itu. “Udah dong Ven, Nana itu anak yang baik. Dia nggak mungkin macam-macam di kampus. Kamu tuh jangan cemburuan kelewatan gitu dong.” Tegur Anggi di ruang keluarga. Hari ini Raven libur ke kantor tapi Nana harus tetap kulian. Raven hanya ada meeting saja nanti siang sambil menjemput Nana pulang kuliah.“Mama nggak tahu aja sih, baru hari pertama aja udah ada cowok yang nempel. Raven pengen ajakin ribut jadinya.” Jawab Raven kesal. Anggi malah ketawa.“Ya kan Nana memang cantik, wajar saja kalau ada cowok yang deketin. Yang penting kan Nana tidak merespon Ven. M
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments