Semua Bab Boneka Tawanan Sang Penguasa: Bab 11 - Bab 20

94 Bab

11. Tidak Penting

Matahari semakin naik ketika Victor mengenakan jas hitam kebanggaannya. Sepatu kulitnya yang mengkilap terdengar berderap di atas lantai marmer ruang tamu. Para pelayan telah bersiap sejak dini hari, mengantar kepergian pria itu dengan penuh rasa hormat. Camila berdiri di ambang pintu, mengenakan gaun putih sederhana yang membuat kulitnya terlihat sehalus porselen. Ia tidak berkata apa-apa, hanya memandang Victor dengan tatapan datar yang sulit ditebak.Victor berjalan mendekat, berhenti tepat di hadapan istrinya. Ia menundukkan tubuhnya sedikit, wajahnya mendekat ke telinga Camila. Bisikannya nyaris tak terdengar, namun setiap kata membawa ancaman yang tajam.“Jangan pernah membuat ibuku dalam bahaya, Camila. Jika itu terjadi, kau tahu apa yang akan terjadi padamu.” Suaranya dingin, seperti bilah pisau yang menusuk langsung ke inti.Camila menatapnya tanpa gentar. Bibirnya melengkung membentuk senyum samar, tapi senyum itu penuh arti.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

12. Melepaskan Diri

Air mata mulai mengalir di pipi Camila, meski ia mencoba menahannya. Ia benci terlihat lemah di hadapan Nathan, tetapi situasi itu benar-benar membuatnya merasa kecil dan tak berdaya.Nathan menurunkan cengkramannya sedikit, lalu mengangkat wajah Camila dengan jarinya. Matanya yang gelap memandang wajahnya dengan intens. “Tapi kau cukup cantik,” katanya pelan, nadanya berubah menjadi menggoda. “Jika Victor memutuskan untuk membuangmu, aku mungkin akan mengambilmu.”Camila membelalakkan matanya, terkejut dengan pernyataan itu. “Kau gila,” bisiknya dengan suara yang hampir tak terdengar.Nathan hanya tersenyum, lalu dengan santai males pipi Camila. Tiba-tiba saja rasa menginginkan Camila jadi bersemayam di hati Nathan yang melihat wanita itu ketakutan.“Camila, aku hanya datang untuk mengingatkanmu sesuatu,” katanya sebelum berbalik menuju pintu. “Dunia ini tidak adil. Jadi, sebaiknya kau belajar untuk bertahan.” Nathan mengerask
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

13. Mansion Aryasena

Hujan deras menghantam kaca-kaca besar di mansion megah kediaman Aryasena. Di bawah cahaya remang lampu kristal yang tergantung di langit-langit aula utama, Camila berlari panik menyusuri lorong-lorong panjang. Nafasnya terengah-engah, jantungnya berdegup kencang seiring ketakutan yang menggema di dalam dadanya.“Camila! Jangan berpikir kau bisa kabur!” suara Nathan bergema keras, memantul di dinding-dinding besar mansion itu.Camila menoleh sekilas, melihat sosok Nathan yang semakin dekat dengan tatapan penuh amarah. Kakinya semakin cepat melangkah, melewati koridor berhias lukisan-lukisan keluarga Aryasena. Namun, pelariannya terhenti mendadak saat lututnya menghantam keras kaki meja marmer besar di sudut aula.Ia hampir jatuh, tapi berhasil menahan tubuhnya dengan tangan. Sebuah vas bunga kristal berisi bunga mawar putih yang ada di atas meja bergoyang-goyang, nyaris jatuh. Dengan reflek, Camila menangkap vas itu. Napasnya terengah, tubuhnya gemetar, ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

14. Kemarahan Julian

Para pelayan dan penjaga langsung bergerak tanpa berani membantah. Dua penjaga memegangi Nathan yang masih mencoba melawan, namun tenaganya sudah habis. Mereka menariknya keluar dengan paksa, tubuh Nathan diseret tanpa belas kasihan melewati pintu utama.Saat Nathan akhirnya lenyap dari pandangan, Julian mengalihkan perhatiannya ke sudut aula. Di sana, Camila terduduk di lantai, tubuhnya lemas, pakaian robek, dan air matanya terus mengalir. Julian tertegun sejenak, rasa bersalah dan perlindungan bercampur di dalam hatinya.Ia berjalan mendekati menantunya, lalu melepas jaket hitam panjang yang ia kenakan. Dengan lembut, ia memakaikan jaket itu ke tubuh Camila yang gemetar. “Camila, kau aman sekarang,” ucap Julian, suaranya lebih lembut namun masih penuh otoritas.Camila mengangguk pelan, namun tidak berkata apa-apa. Matanya terus menatap lantai, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.Julian berdiri kembali, kali ini menatap para pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

15. Kembali ke Rumah

Evelyn menatap Victor dengan ekspresi terluka, tapi Victor tidak peduli. Ia meraih jasnya dan berjalan cepat keluar dari ruangan, meninggalkan Evelyn yang masih terduduk di lantai.Saat melangkah menuju parkiran, Victor mengeluarkan ponselnya dan segera menelpon Julian. Setelah beberapa dering, suara berat ayahnya terdengar di ujung telepon.“Ayah, apa yang sebenarnya terjadi di rumah? Kenapa aku harus segera pulang?” tanya Victor tanpa basa-basi.“Victor.” Suara Julian terdengar dingin, berbeda dari biasanya. “Kau akan tahu semuanya saat sampai di sini. Aku sudah terlalu lama membiarkanmu bertindak sesuka hati. Sekarang, waktunya aku memberimu pelajaran.” Nada bicara Julian membuat Victor terdiam sejenak. Ia tahu betul ayahnya adalah orang yang tenang dan jarang marah. Namun, kali ini, suaranya penuh amarah yang terkontrol, seperti badai yang siap meledak.“Ayah, pelajaran apa? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Victor lagi, suaranya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

16. Hukuman untuk Seorang Suami

Victor baru saja melangkahkan kakinya ke ruang tamu mansion keluarga Aryasena ketika sebuah pukulan keras menghantam wajahnya. Ia tersentak mundur, hampir kehilangan keseimbangan."Ayah!" serunya, memegangi rahangnya yang mulai memerah. Ia menatap Julian, dengan tatapan bingung dan marah. "Apa-apaan ini? Kenapa Ayah memukulku?"Julian berdiri tegak di hadapannya, wajahnya tegang dan penuh amarah. “Itu untuk kehormatan keluarga ini yang kau injak-injak, Victor,” katanya dingin.Victor mengerutkan kening, masih belum mengerti. “Aku bahkan tidak tahu apa yang Ayah bicarakan. Apa yang sebenarnya terjadi?”Julian mendekat, menunjuk tepat ke dada Victor dengan telunjuknya yang tegas. “Nathan, teman yang begitu kau percayai, datang ke rumah ini saat kau tidak ada dan mencoba melecehkan Camila. Kalau aku tidak datang tepat waktu, kau tahu apa yang mungkin terjadi?”Victor tertegun. “Nathan? Melecehkan Camila? Itu tidak mungkin!”“Tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

17. Hukuman Cambuk

“Kau sudah mengatakan sendiri, Victor. Menikah denganmu akan membuat hidupku seperti di neraka. Jadi kenapa aku harus menghubungimu?”Jawaban itu membuat Victor terdiam, seperti dihantam oleh kebenaran yang tidak bisa ia sangkal. Ia memang pernah mengatakan hal itu, di hari-hari awal pernikahan mereka. Pernikahan yang tidak pernah ia inginkan, yang dipaksakan oleh keluarganya. Dan sekarang, kata-katanya kembali pada dirinya sendiri.Victor menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. “Kalau kau sakit, aku bisa mengantarmu ke dokter. Atau aku bisa memanggilkan dokter pribadi untuk datang ke sini.”Camila menggeleng pelan. “Aku tidak butuh dokter, Victor. Aku hanya ingin sendiri.”Victor menatap Camila yang berbaring dengan lemah di depannya. Wajahnya terlihat begitu lelah dan tertekan, seolah-olah seluruh energi dan semangat hidupnya telah terkuras habis.Untuk pertama kalinya, Victor merasa tidak berdaya. Ia tidak tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

18. Kehormatan Keluarga

Victor duduk di kursi kerjanya, memandangi layar ponsel dengan tatapan dingin. Amarahnya masih membara, bukan hanya kepada Nathan yang telah berbuat lancang, tetapi juga kepada dirinya sendiri karena membiarkan situasi itu terjadi. Dengan tangan yang mantap, ia menekan nomor Lucas, ayah Nathan. Panggilan itu hanya berbunyi dua kali sebelum suara Lucas yang berat dan tegas terdengar. “Victor,” sapa Lucas, meskipun nada suaranya tidak terdengar ramah. “Ada apa kau menelepon begini? Sebenarnya aku juga ingin mengatakan sesuatu.” Victor menarik napas dalam, berusaha menjaga ketenangannya. “Aku ingin bicara tentang putramu. Nathan,” katanya langsung to the point. Lucas tertawa kecil, nada suaranya penuh sindiran. “Oh? Apa yang dia lakukan kali ini? Atau lebih tepatnya, apa yang menurutmu dia lakukan?” “Jangan pura-pura tidak tahu, Tuan Lucas,” balas Victor dingin. “Nathan tadi datang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

19. Kemungkinan Hamil

Mata Nathan membelalak, begitu juga Lucas. Keduanya saling pandang, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. "Dicambuk?" tanya Lucas, nadanya setengah berbisik namun penuh kejutan. "Ya, Tuan," jawab pelayan itu dengan kepala tertunduk. "Hukuman itu langsung diperintahkan oleh Victor Aryasena. Mereka dianggap lalai dalam menjalankan tugas." Nathan tidak tahu harus merasa apa. Jika Victor benar-benar tidak mencintai Camila, mengapa dia menghukum orang-orang itu? "Ayah." Suara Nathan akhirnya keluar, lemah tapi penuh kebencian. "Apa sebenarnya yang direncanakan Victor? Kenapa dia bertindak seperti ini? Apa dia sudah lupa dia berada di pihak mana?" Lucas memegang bahu Nathan dengan erat, mencoba menenangkan putranya. "Aku tidak tahu pasti, Nathan. Tapi satu hal yang jelas, Victor tidak akan bertindak tanpa alasan. Kita hanya perlu bersabar. Kita akan menemukan jawabannya, dan saat itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

20. Penerus Aryasena

Camila membuka matanya perlahan. Dunia tampak berputar sejenak sebelum akhirnya fokus. Ruangan itu dingin, sunyi, dan asing, tetapi wajah di sampingnya langsung membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Victor, suaminya, duduk dengan tenang di kursi kayu di dekat tempat tidur, memandangnya dengan mata dingin yang sulit diterjemahkan. Tatapan itu membuat tubuhnya menggigil, bukan karena udara ruangan, melainkan karena dinginnya suasana di antara mereka. “Kau sudah bangun?” Suara Victor terdengar datar, namun mengandung ketegasan yang sulit diabaikan. “Kenapa kau tidak makan sesuai jadwal?” lanjutnya tanpa basa-basi, membuat Camila sedikit terkejut. Camila terkekeh pelan, hampir seperti gumaman penuh ironi. "Sekarang kau peduli, Victor? Atau ini hanya basa-basi agar aku bisa hidup lebih lama untuk kau siksa?" jawabnya dengan nada yang tajam, namun tidak meninggalkan sisa-sisa kelemahan di suaranya. Victor mengangkat alis, bib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status