Semua Bab Boneka Tawanan Sang Penguasa: Bab 51 - Bab 60

94 Bab

51. Pesta Penyambutan

Victor pulang lebih larut dari biasanya, tapi begitu ia memasuki rumah, rasa lelahnya seakan menghilang dalam sekejap. Camila berdiri di depan pintu dengan senyum lembut di wajahnya, menyambutnya seperti seorang istri yang telah menantinya sepanjang hari. Melihat senyum itu, Victor merasa ada sesuatu yang hangat menyebar di dadanya. Dulu, Camila tidak pernah menyambutnya seperti ini. Dulu, yang ada di wajah Camila hanyalah ketegangan dan ketakutan. Tapi sekarang—sekarang ia bisa melihat kebahagiaan yang nyata dalam mata istrinya. Tanpa ragu, Victor melangkah mendekat dan menarik Camila dalam pelukannya. Ia mencium istrinya dengan segenap hati, mencurahkan semua perasaan yang selama ini tumbuh perlahan dalam dirinya. "Kau terlihat bahagia bersamaku sekarang," ujar Victor pelan, menatap dalam mata Camila. Camila tersenyum lebih lebar, mengangguk kecil. "Itu semua karena kau memperlakukanku dengan baik, Victor."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

52. Kesalahan Seperti Dulu

Malam itu, mansion keluarga Aryasena tampak lebih megah dari biasanya. Lampu-lampu kristal menggantung di langit-langit, menciptakan kilauan yang menambah kemewahan suasana pesta. Musik lembut mengalun di latar, menciptakan atmosfer elegan yang dipenuhi tamu-tamu penting. Para penguasa, kolega bisnis, dan kerabat berkumpul, berbincang satu sama lain sambil menikmati hidangan yang disajikan oleh para pelayan. Di tengah-tengah kemeriahan itu, Victor berdiri di atas podium, menarik perhatian seluruh tamu yang hadir. Dengan setelan jas hitam yang membuat sosoknya semakin berwibawa, ia menatap sekeliling dengan ekspresi penuh kebanggaan. "Selamat malam, semuanya." Suaranya menggema di seluruh aula, membuat semua orang terdiam dan menoleh kepadanya. "Pesta ini digelar bukan hanya untuk mempererat hubungan kita, tetapi juga untuk menyambut kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Dalam beberapa bulan ke depan, keluarga Aryasena akan memiliki penerus baru. Camila, i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

53. Sebuah Pistol

Victor menggenggam jemari Camila dengan erat, membimbingnya keluar dari pesta yang masih berlangsung di aula utama mansion. Langkahnya tegap, tapi sedikit lebih lambat dari biasanya—seolah pikirannya tengah dipenuhi oleh sesuatu yang berat. Camila hanya diam, mengikuti Victor menuju ruang istirahat yang lebih tenang. Begitu sampai, Victor menutup pintu di belakang mereka, membiarkan keheningan menyelimuti ruangan. Camila duduk di sofa, matanya terus mengamati Victor yang berdiri dengan kedua tangan bersedekap, ekspresinya lebih serius dari sebelumnya. Camila menghela napas pelan sebelum akhirnya bertanya. "Kenapa tadi Evelyn berkata seperti itu?" Victor tidak segera menjawab. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, lalu berjalan ke arah Camila dan duduk di sampingnya. Matanya menatap lurus ke depan, bukan ke arah Camila—seperti sedang mencoba mengumpulkan keberanian untuk menjawab. "Ada banyak hal yang ingin kutanyakan, Vi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

54. Hanya Disuruh

Sekelebat saja, tetapi cukup untuk membuat Julian bergerak. Ia melangkah dengan cepat, menembus kerumunan tamu yang tertawa dan berbincang, memastikan tidak ada yang menyadari apa yang sedang terjadi. Tangannya sudah bersiap meraih senjatanya sendiri, tapi ia tetap tenang, tidak ingin menimbulkan kepanikan sebelum waktunya. Pria itu mulai bergerak. Julian semakin mempercepat langkahnya. Dan dalam hitungan detik, ia sudah tepat di belakang pria itu. Dengan satu gerakan cepat dan terlatih, Julian menangkap pergelangan tangan pria itu sebelum sempat menarik pistolnya. Tamu-tamu di sekitar mereka tersentak kaget. Beberapa orang yang memperhatikan langsung terdiam, menyadari ada sesuatu yang terjadi. Julian meremas lebih keras, membungkukkan tubuh pria itu sedikit untuk mencegahnya bergerak lebih jauh. "Siapa yang menyuruhmu?" bisik Julian dingin di telinga pria itu. Pr
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

55. Sebelum Hancur

Victor melangkah kembali ke ruangan utama pesta dengan ekspresi dingin, sorot matanya tajam saat melihat para tamu yang masih berbincang setelah sedikit kekacauan tadi. Meskipun suasana sudah kembali tenang, ia tahu bahwa insiden tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja. Begitu ia menaiki panggung kecil yang sejak tadi digunakan untuk memberikan pidato, perhatian semua tamu langsung tertuju padanya. Camila, yang masih duduk di tempatnya, ikut menatapnya dengan sedikit khawatir. Victor menarik napas, lalu berbicara dengan nada tenang tetapi penuh otoritas. “Saya ingin menyampaikan permintaan maaf atas sedikit gangguan yang terjadi malam ini.” Para tamu mulai saling berbisik, penasaran dengan kelanjutan ucapannya. “Saya pastikan bahwa situasi telah terkendali dan tidak ada ancaman lagi. Namun, ada satu hal yang perlu saya sampaikan kepada kalian semua.” Victor berhenti sejenak, membiarkan ketegangan menggantun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

56. Camila Kecewa

Di dalam ruang kerja Victor yang megah dan bernuansa gelap, cahaya dari lampu kristal menggantung di langit-langit memberikan suasana yang tenang, tetapi ada ketegangan yang mengendap di antara dua pria yang tengah berdiri di sana. Raphael duduk di kursi seberang meja kerja Victor, sementara Victor sendiri bersandar di sandaran kursinya, jemarinya saling bertaut di depan wajahnya yang penuh pemikiran. "Kita tidak perlu lagi terlibat lebih dalam dengan masalah Nathan," kata Victor dengan suara yang dalam dan tegas. "Aku sudah mencapai tujuanku—opini para penguasa sudah berpihak pada kita dan sekarang mereka melihat Nathan sebagai ancaman." Raphael menyimak dengan cermat, lalu mengangguk. "Berarti kita berhenti menyerang?" "Ya, tapi jangan melonggarkan penjagaan," Victor menambahkan. "Nathan itu licik. Aku tidak akan terkejut jika semua ini hanyalah bagian dari strateginya untuk membuat kita lengah." Raphael menghembuskan nap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

57. Milikku

Camila duduk di tepi tempat tidur, tangannya terlipat di atas perutnya yang mulai membesar. Pikirannya terus berputar, mengulang kembali percakapan yang dia dengar tadi di depan pintu ruang kerja Victor. Victor masih mencari Selena. Pikiran itu membuat hatinya nyeri, seolah ada duri yang menancap di sana. Dia menggigit bibirnya, berusaha menahan emosinya. Tidak. Dia tidak boleh membiarkan rasa sakit ini menguasainya. Beberapa saat kemudian, pintu kamar terbuka. Victor melangkah masuk, melepaskan jasnya, dan berjalan mendekati Camila dengan ekspresi lembut. “Aku sudah selesai dengan urusanku. Apa kau ingin sesuatu?” tanya Victor sambil berlutut di hadapannya. Tangannya mengusap pelan punggung tangan Camila, mencoba memberikan kenyamanan. Camila mengangkat wajahnya, menatap mata suaminya yang tajam namun hangat. Ada sesuatu dalam tatapan itu—sesuatu yang ingin dia percayai, tapi hatinya masih ragu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

58. Perubahan Sikap

Victor mengusap pelan pipi Camila yang tertidur pulas di sampingnya. Napas istrinya terdengar teratur, bibirnya sedikit membengkak akibat ciuman panjang yang mereka bagi malam ini. Wajah Camila terlihat damai, tidak seperti tadi ketika ia begitu dominan dan berani. Victor terkekeh kecil, mengingat bagaimana Camila kini semakin agresif. Ia tidak menyangka istrinya bisa seberani itu, begitu menginginkannya. Jemarinya menyelusup ke dalam rambut Camila, membelainya dengan lembut. “Jika saja kau tidak sedang hamil, Sayang … mungkin aku tidak akan membiarkanmu tidur semudah ini,” gumamnya pelan, bibirnya melengkung nakal. Namun, meski keinginannya untuk tetap di sini besar, dia harus pergi. Raphael sudah menunggunya. Dengan hati-hati, Victor duduk di tepi ranjang, mengenakan kemejanya tanpa suara. Ia memastikan setiap kancing terpasang rapi sebelum melangkah ke pintu. Tangannya menggenggam kenop pintu, lalu memutarnya perlahan, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

59. Selena dan Masa Lalu

Victor mendorong pintu kamar dengan perlahan, berharap istrinya sudah tertidur atau setidaknya tidak lagi marah padanya. Namun, begitu matanya menangkap sosok Camila yang duduk di ranjang dengan wajah masam, harapannya pupus. Camila sama sekali tidak menoleh saat dia masuk. Tatapannya hanya tertuju pada dinding di depannya, bibirnya terkatup rapat, dan bahunya sedikit tegang—pertanda bahwa emosinya masih menguasai dirinya. Victor menghela napas sebelum melangkah mendekat dan duduk di sampingnya di tepi ranjang. Tangannya bertumpu di kedua lututnya saat dia menatap Camila dengan lembut. "Apa kau masih marah padaku?" tanyanya dengan nada pelan. Camila tidak langsung menjawab. Dia hanya diam, bahkan tidak melirik ke arah Victor. Victor tersenyum kecil, meskipun ada sedikit rasa khawatir di dalamnya. “Kau tidak ingin bicara denganku?” Camila akhirnya menghela napas panjang. "Aku ingin kau berpikir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

60. Keluhan Calon Ayah

Di sebuah ruangan dengan dinding kaca besar yang memperlihatkan pemandangan taman belakang mansion Aryasena, Victor duduk di kursi kulit berwarna hitam dengan lengan terlipat. Di hadapannya, Liam, dokter pribadi keluarga Aryasena, sedang menuangkan teh ke dalam cangkirnya dengan ekspresi santai. “Aku tidak mengerti.” Victor membuka percakapan dengan nada frustrasi. “Camila sekarang tidak seperti dulu. Dia berubah menjadi sangat manja.” Liam mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan nada suara Victor yang jarang sekali mengeluh seperti ini. “Manja seperti apa?” tanyanya dengan nada tertarik. Victor menghela napas panjang. “Dia tidak akan membiarkanku pergi terlalu lama. Setiap kali aku pulang terlambat, dia akan marah dan merajuk. Dan yang paling sulit adalah ketika aku membuat kesalahan kecil, dia bisa mendiamkanku selama berjam-jam.” Liam terkekeh, meletakkan cangkir tehnya ke atas meja. “Dan aku yakin, setelah itu dia s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status